Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PROLAKTINOMA

A. Definisi
Prolaktinoma adalah tumor jinak dari kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon
yang disebut hormon prolaktin. Ini adalah jenis yang paling umum dari tumor
hipofisis.Gejala prolaktinoma disebabkan oleh terlalu banyak prolaktin dalam darah
(hiperprolaktinemia) atau karena tekanan tumor pada jaringan sekitarnya.
Prolaktinoma adalah suatu kondisi dimana noncancerous tumor (adenoma) dari
kelenjar hipofisis di otak mengalami over produksi hormon prolaktin. Prolaktinoma adalah
salah satu beberapa jenis tumor yang bisa berkembang dalam kelenjar hipofisis.
B. Etiologi
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor hipofisis hasil
dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan
tumor hipofisis. Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor
hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker
situs lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker
yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang menyebar
kekelenjar pituitari termasuk kanker ginjal, kanker prostat, melanoma, dan kanker
pencernaan.

C. Tanda dan Gejala


Pada wanita :
Menstruasi tidak teratur (oligomenorrhea)
Kurangnya menstruasi (amenore)
Susu keluar dari payudara (galaktorea) ketika tidak hamil atau menyusui
Persetubuhan menyakitkan karena kekeringan vagina
Tulang rapuh (osteoporosis)
Pada laki-laki :

Disfungsi ereksi
Pembesaran payudara
Tanda dan gejala yang lain :
Kekurangan dorongan seksual
Menderita sakit kepala
Gangguan penglihatan
D. Patofisiologi
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari monoklonal, yang
timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal. Neoplasia hipofisis merupakan
proses multi-step yang meliputi disregulasi pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi
dan produksi hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktifasi fungsi onkogen setelah inaktifasi
gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi onkogen merupakan hal yang dominan,
karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan perubahan fungsi sel.
Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen allel harus terlibat
untuk mempengaruhi fungsi seluler. Heterogenitas defek genetik ditemukan pada adenoma
hipofisis sesuai dengan proses neoplastik multi step. Abnormalitas protein G, penurunan
ekspresi protein nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc
onkogen yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar hipofisis.

E. Pathway
Genetika

Monoklonal atau
perubahan
molekul

Mutasi sel
tunggal

Diferensiasi
hormon

Perubahan
fungsi sel

Inaktifasi tumor
supresor

Penurunan
imunology

Mual ,
muntah

Infalamasi

Hipertermia

Nyeri akut

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

F. Penatalaksanaan
1) Medis
a) Pengobatan :
Pengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit disfungsidan
penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah spesimen darah diagnostic
telah terkirim. Penggantian hormon tiroid atau adrenal adalah sangat penting.
Steroid penggantian harus cukup untuk situasi stres, termasuk periode perioperatif.

Tujuan perawatan berbeda sesuai dengan aktivitas fungsional tumor. Untuk tumor
endokrinaktif, pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat
penting sekaligus mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat
dicapai dengan bedaheksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik dikontrol secara
medis.Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan bedah pengurangan efek
massa bertanggung jawab atas gejala, dengan tetap menjaga fungsi hipofisis.
Meskipun bedahreseksi lengkap diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini
mengundang subtotal debulkingdiikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi
risiko kekambuhan atau keganasan.Adenomas asimtomatik insidentil tidak
memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan pemeriksaan secara berkala
bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI dokumentasi pertumbuhan
indikasi untuk perawatan.
b) Pembedahan :
Keberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal membuat prosedur
pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan tumor lunak dan gembur,dan
transsphenoidal akses, meskipun terbatas, memungkinkan untuk penghapusan
lengkap bahkan jika ada suprasellar signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar.
Tingkat kematian kurang dari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan
penglihatan, meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%. Diabetes
insipidus permanen muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari pasien dan
diperlakukan oleh penggantinya

2) Keperawatan
Mengembalikan produksi prolaktin dalam kadar yang normal
Memulihkan fungsi normal kelenjar pituitari
Menghilangkan galaktorea
Mengurangi ukuran tumor hipofisis
Menghilangkan tanda dan gejala yang disebabkan oleh tekanan tumor, seperti sakit
kepala dan gangguan penglihatan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium

Untuk mengetahui kadar prolaktin dalam darah


2) MRI atau CT scan
Untuk melihat apakah ada terdapat tumor pada kelenjar hipofisis. Bila tumor tersebut
membesar dapat menyebabkan penekanan saraf sehingga menyebabkan sakit kepala,
bahkan gengguan penglihatan.
3) Uji Penglihatan
Untuk mengetahui dan memastikan apakah ada komplikasi terhadap gangguan
penglihatan.
H. Komplikasi
1) Adenoma akan bermetastasi pada organ lain yang akan menimbulkan kanker dan organ
yang terdekat dapat diserang adalah otak yang mengakibatkan menjadi tumor ataupun
kanker otak.
2) Hypotiroidism.
3) Hypoadrenalism.
4) Hypogonadism.
5) Hyperprolactenemia.

I. Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identitas Klien
Nama

Umur

Jenis Kelamin

Status Perkawinan

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

Alamat

No.Medical Record

Tanggal Masuk

Tanggal Pengkajian

Diagnosa Medis

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

Hubungan dengan klien

Alamat

c) Status Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Pada pasien dengan ovari sindrom polikistik mengeluh belum pernah haid atau
siklus haid terganggu dan tidak bisa hamil.
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ):
Pasien mengatakan siklus menstruasinya terganggu dari 3 bulan yang lalu, dan
mengeluh sakit pada bagian bawah perut.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit serupa sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada memiliki penyakit herediter.
5. Pola pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang penyakit
yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga adanya
perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.
b) Pola nutrisi dan metabolik

Pada umumnya klien dengan ovari sindrom polikistik tidak mengalami


perubahan.Pada pola nutrisi dan metabolismenya.Walaupun begitu perlu dikaji
pola makan dan komposisi, berapa banyak / dalam porsi, jenis minum dan
berapa banyak jumlahnya.
c) Pola eliminasi
Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi tetap
dikaji konsestansi, banyaknya warna dan baunya.
d) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena
nyeri / sakit pada bagian bawah abdomen.

e) Pola aktivitas
Dalam aktivitas klien mengalami gangguan.
f)

Pola persepsi konsep diri


Klien merasa cemas terhadap penyakitnya, dampak psikologis klien terjadi
perubahan konsep diri.

g) Pola sensori dan kognitif


Pada klien ovari sindrom polikistik ini tidak mengalami gangguan penglihatan
h) Pola hubungan dan peran
Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit yang
dideritanya.
i)

Pola reproduksi
Pada pola reproduksi terjadi kelainan system hormon yang mengakibatkan
siklus menstruasi terganggu bahkan dapat menyebabkan wanita tidak bisa
hamil.

j)

Pola koping
Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya serta koping
mekanisme yang ditempuh klien bisa tidak efektif.

k) Pola tata nilai dan kepercayaan


Biasanya klien tidak mengalami gangguan.
6. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum: Baik
b) Tanda Vital (TD, RR, N, T)
c) Kesadaran : Composmentis
d) Pemeriksaan
e) Pemeriksaan Integumen
f) Pemeriksaan Sistem Respirasi
g) Pemeriksaan Kardiovaskular
h) Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
i) Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
j) Pemeriksaan Sistem Endokrin
k) Pemeriksaan Genitouria
l) Pemeriksaan Sistem Pernafasan
Analisa Data
NO
1

DATA
DS :
Klien mengeluh sakit kepala.
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan

ETIOLOGI

MASALAH

Agen injury biologi

Nyeri akut

Penyakit atau taruma

Hipertermia

DS :
Klien mengatakan mual, muntah
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan

Ketidakmampunan

Perubahan nutrisi

pemasukan dan

kurang dari

mengabsorpsi zat-zat

kebutuhan

membran mukosa dan konjungtiva

gizi

didapatkan tumor atau benjolan di


kelenjar hipofisis.
2

DS :
Klien mengatakan tubuhnya terasa
demam
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan
didapatkan TD 130/90 mmHg, T 39 C

pucat.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen injury biologi

2. Hipertermia b/d penyakit atau trauma


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d Ketidakmampunan pemasukan dan
mengabsorpsi zat-zat gizi
Intervensi Keperawatan
NO
1

Dx
Nyeri akut b/d
agen injury
biologi

NIC

NOC

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2x24
jam, diharapkan nyeri
teratasi.
Kriteria Hasil
Indikator

IR

ER

Melaporkan
adanya nyeri
ekspresi
wajah
posisi tubuh
protektif

3
3

4
4

PAIN MANAGEMENT
(Manajemen Nyeri)
Lakukan pengkajian nyeri secara
kotnprehensif termasuk lokasi
,karakteristik,durasi,frekuensi,kual
itas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien

Keterangan :
1.kuat
2.berat
3.sedang
4.ringan
5.tidak ada
2

Hipertermia b/d
penyakit atau
trauma

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2x24
jam, diharapkan suhu klien
dalam rentang normal.
Kriteria hasil
Indikator

IR ER

Temperatur
kulit sesuai
yang
diharapkan
Temperatur
tubuh sesuai
yang
diharapkan

Monitor suhu sesering mungkin


Monitor suhu dan warna kulit
Monitor TD, nada dan RR.

Tidak ada
sakit kepala
Keterangan :
1.kuat
2.berat
3.sedang
4.ringan
5.tidak ada

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan b/d
Ketidakmampunan
pemasukan dan
mengabsorpsi zatzat gizi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2x24
jam, diharapkan klien dapat
mengontrol kebutuhan
nutrisinya.
Kriteria hasil :
Indikator

IR

ER

Energi
Massa tubuh
Berat badan

3
3
3

4
4
4

Keterangan :
1.kuat
2.berat
3.sedang
4.ringan
5.tidak ada

Kaji adanya alergi makanan


Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi

DAFTAR PUSTAKA
http://cattatan-kecil.blogspot.com
http://www.doktergaul.com/blog/prolactinoma-adalah-tumor-jinak-mengganggupenglihatan/1862.html#
http://bungajail.blogspot.com/2010/06/prolactinoma.html
http://dwihandra089.blogspot.com/2012/11/askep-tumor-hipofisis.html

Anda mungkin juga menyukai