OLEH :
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
1
1. Definisi Hipertensi
Sistolik Diastolik
2
Defenisi Hyperuricemia
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum
di atas normal. Pada sebagian besar penelitian epidemiologi, disebut sebagai
hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7,0 mg/dl dan
lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan.6,9
2.Epidemiologi Hipertensi
3. Patogenesis Hipertensi
3
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Penyebab Hiperurisemia
Faktor yang kedua adalah pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang
(gout renal), gout renal primer di sebabkan karena ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat, dan gout renal sekunder di sebabkan ginjal yang rusak,
misalnya pada glomerulonefritis kronis.6
4
4. Faktor Resiko Hipertensi
- Genetik : Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di Negara barat lebih
banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat morbiditas atau
mortalitasnya. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen
angitensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik.
- Jenis Kelamin : Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi
dibandingkan dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan pria lebih
banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi stress,
kelelahan, dan makan tidak terkontrol.
- Umur :Pada umumnya, hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah masa
menopause).
- Janin : Factor ini dapat memberikan pengaruh karena berat lahir rendah
tampaknya merupakan predisposisi hipertensi di kemudian hari, karena
sedikitnya jumlah nefron dan lebih rendahnya kemampuan mengeluarkan
natrium pada bayi dengan berat lahir rendah.
- Natrium : asupan garam berlebih menyebabkan retensi natrium di ginjal
sehingga volume cairan meningkat.
- System renin-angiotensin : Renin memicu produksi angiotensin (zat
penekan) dan aldosteron (yang memacu natrium dan terjadinya retensi
sebagai akibat). Beberapa studi menunjukan sebagian pasien hipertensi
primr mempunyai kadar renin meningkat.
- Hiperaktivitas simpatis : dapat terlihat pada hipertensi umur muda.
Katekolamin akan memacu produksi rennin, menyebabkan konstriksi
arteriol dan vena dan meningkatkan curah jantung.
- Hiperinsulinemia : insulin merupakan zat penekan, karena meningkatkan
kadar katekolamin dan reabsorpsi natrium.
5
- Disfungsi endotel : Penderita hipertensi mengalami penurunan respons
vasodilatasi terhadap nitrit oksida, dan endotel mengandung vasodilator
seperti endotelin-I, meskipun kaitannya dengan hipertensi tidak jelas.
- Obesitas : orang yang obesitas lebih mudah terkena hipertensi. Wanita yang
sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang hipertensi 7
kali lipat dibandingkan wanita langsing pada usia yang sama. Selain itu,
dikatakan bahwa lebih dari 50% hipertensi, baik pada pria maupun wanita,
berhubungan dengan obesitas.
- Merokok atau konsumsi alkohol : merokok dapat menaikkan tekanan darah.
Nikotin yang yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan.
Selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah,
nikotin juga dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh
darah. Alkohol dapat meningkatkan sintesis katekholamin. Adanya
katekholamin dalam jumlah besar akan memicu kenaikan tekanan darah.
6
Factor Resiko Hiperurisemia
5. Kriteria Diagnosa
Gejala hiperurisemia adalah serangan akut biasanya sering menyerang pada satu
sendi dengan gejala bengkak, kemerahan nyeri hebat, panas, dan gangguan gerak
dari sendi yang terserang terjadi mendadak yang mencapai puncak nya kurang
lebih dari 24jam. Lokasi yang sering pertama diserang adalah sendi pangkal ibu
jari kaki. Berikut ini rincian gejala penyakit asam urat :
7
Gejala Klinis Hipertensi
Anamnesis meliputi :
8
• riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi
dan dikeluarga
• riwayat factor resiko hiperkolestrolemia familial
• riwayat merokok
• riwayat diet dan konsumsi garam
• konsumsi alcohol
• kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif
• riwayat disfungsi ereksi
• riwayat sleep apnoea
• riwayat pre eklamsi
4. Riwayat dan Gejala Hypertension Mediated Organ Damage (HMOD),
Penyakit kardiovaskuler, Stroke, Penyakit Ginjal :5
• Otak dan mata: Nyeri kepala, vertigo, sinkop, gangguan penglihatan,
transient ischemic attact (TIA), defisit motorik atausensorik, stroke,
revaskulerisasi karotis, gangguan kognisi, demensia (pada lanjut usia)
• Jantung: Nyeri dada, sesak napas, edema, infark miokard, revaskulerisasi
koroner, sinkop, riwayat berdebar-debar, aritmia(terutama AF), gagal
jantung
• Ginjal: Haus, poliuria, nokturia, hematuria, infeksi traktus urinarius
• Arteri perifer: Ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten, jarak berjalan
bebas nyeri, nyeri saat istirahat, revaskulerisasi perifer
• Riwayat Penyakit Ginjal Kronis (contoh: penyakit ginjal polikistik) pribadi
atau keluarga
5. Pengobatan anti hipertensi sebelumnya
6. Faktor-faktor pribadi dan lingkungan
9
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
Non Farmakologis
10
Gambar 1. Intervensi non-farmakologis dalam tatalaksana hipertensi.3
Farmakologi
11
Tatalaksana Hiperurisemia
• Non Farmakologi
dapat direkomendasikan untuk semua pasien hiperurisemia dengan
penurunan berat badan, menghindari kelebihan asupan makanan kaya purin,
hindari minuman beralkohol dan kaya fruktosa.
• Farmakologi
pemberian obat penurun asam urat pada pasien hiperurisemia
asimptomatik dengan kadar urat serum >9 atau kadar asam urat serum >8 dengan
faktor risiko kardiovaskular (gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus, dan
penyakit jantung iskemik).
Bermacam-macam obat penurun asam urat dapat dikelompokkan sebagai
xanthine oxidase inhibitor (allopurinol, febuxostat), uricosuric agents
(benzbromarone, lesinurad, probenecid, sulfinpyrazone), recombinant uricase
(pegloticase).8
Algoritma Terapi Obat UntukHipertensi
Algoritma farmakoterapi telah dikembangkan untuk memberikan rekomendasi
praktis pengobatan hipertensi. Beberapa rekomendasi utama, yaitu:
1. Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasiendengan kombinasi dua obat.
Bila memungkinkandalam bentuk SPC, untuk meningkatkankepatuhan
pasien.
2. Kombinasi dua obat yang sering digunakanadalah RAS blocker (Renin-
angiotensin systemblocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB
ataudiuretik.
3. Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupunobat golongan lain
dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA,
gagaljantung dan untuk kontrol denyut jantung.
4. Pertimbangkan monoterapi bagi pasienhipertensi derajat 1 dengan risiko
rendah (TDS<150mmHg), pasien dengan tekanan darahnormal-tinggi dan
berisiko sangat tinggi, pasienusia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih.
12
5. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dariRAS blocker (ACEi atau
ARB), CCB, dan diuretikjika TD tidak terkontrol oleh kombinasi duaobat.
6. Penambahan spironolakton untuk pengobatanhipertensi resisten, kecuali
ada kontraindikasi.
7. Penambahan obat golongan lain pada kasustertentu bila TD belum
terkendali dengankombinasi obat golongan di atas.
Kombinasi dua penghambat RAS tidakdirekomendasikan.2
8. Komplikasi Hipertensi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika TDS ≥ 130
mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi mendadak dan tinggi.
Hipertensi akan menimbulkan komplikasi atau kerusakan organ target yaitu pada
mata, jantung, pembuluh darah otak, dan ginjal. Ada 2 jenis komplikasi
hipertensi:
9. Prognosis
Kematian akibat hipertensi yang tidak diobati terutama berupa (1) stroke
pada penderita dengan hipertensi berat dan resisten, (2) gagal ginjal pada
retinopati lanjut dn kerusakan ginjal, (3) penyakit jantung (gagal jantung dan PJK)
pada sebagian penderita hipertensi sedang. Penyakit jantung merupakan penyebab
13
kematian utama. Kematian akibat infark miokard 2-3 kali lipat kematian akibat
stroke.5
Edukasi hiperurisemia
14
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Berikut ini adalah daftar anggota keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien (Rohani )
2. BENTUK KELUARGA
15
3. GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
: Perempuan Sehat
: Penderita
16
STATUS PENDERITA
Identitas Pasien :
Nama :Rohani
Umur :59 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa :Padang
Alamat :Jl. Karya jaya gg karya III, medan johor
Status : Menikah
1. Kecacatan/Gangguan
- Activities of daily living (ADL) YA ( ) TIDAK (√)
- Penggunaan alat bantu YA ( ) TIDAK (√)
- Gangguan keseimbangan YA ( ) TIDAK (√)
- Gangguan sensoris YA ( ) TIDAK (√)
2. Nutrisi
Pasien makan 3x sehari dengan lauk pauk berupa ikan, telur, konsumsi
sayur danbuah ada. Terkadang os makan 2x sehari karena tidak selera Os
mengaku sering kali mengkonsumsi makanan yang asin karena os suami
os suka makanan yang ber asin.
17
Variasi dan Kualitas Makanan
a. Dapur
1. Beras : membeli sendiri
2. Ikan : ikan nila,ikan mujahir, ikan gembung, dencis dll.
3. Daging: Ayam,sapi (dikonsumsi tidak menentu waktunya).
4. Sayur : Kangkung, bayam, tauge, sawi pahit, kacang panjang, dll.
5. Buah : Pir, pisang, papaya, Apel, semangka ( tergantung apa yg
dibelikan anaknya )
b. Kulkas
Terdapat bahan bahan makanan seperti ikan dan sayuran yang
disimpan di dalam kulkas.
Status Nutrisi
3. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : baik
Eksterior rumah
a. Atap : Seng dan asbes
b. Pintu Rumah : Kayu
c. Dinding Rumah : Kayu & tembok
d. Jendela : Besi + kayu. Jendela ditutup dengan gorden
e. Ventilasi : Hanya dari jendela dan pintu
f. Halaman : lumayan tidak terlalu luas dan sebagai tempat
berjualan
18
Interior Rumah
4. Orang Lain
19
5. Medikasi
6. Pemeriksaan
Berat Badan : 62kg
Tinggi Badan : 149cm
Tekanan Darah : 160/ 90mmHg (05April 2022)
140/80 mmHg (09April 2022)
20
Laporan Kasus Pasien Home Visite
Nama : Rohani
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Padang
Alamat : Jl. Karya jaya gg karya III, medan johor
Status : Menikah
1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Nyeri kepala, dan sering mengantuk
b. Telaah : Hal ini dirasakan oleh pasien kurang lebih 2tahun
selama pasien sudah berhenti halangan. Dan dalam beberapa bulan ini pasien
sering merasakan kelelahan dan mudah mengantuk.Keluhan ini diakui hilang
timbul, hilang saat istirahat namun memberat saat pasien sedang stress atau
saat menghadapi masalah. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada
bagian belakang leher tetapi jarang dirasakan, rasa pegal-pegal pada
punggung serta kaki dan merasa kelelahan. Pasien juga sering merasa
sempoyongan. Kesemutan di tangan dan kaki di jumpai. Sendi lutut
terkadang terasa nyeri. Pasien mengaku terkadang merasa mual atau sampai
muntah pada saat asam lambung naik. BAK dan BAB normal.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu :Riwayat penyakit jantung (-) Hipertensi (+),
DM (-), asma (-), riwayat operasi (-).
d. Riwayat pemakaian obat : Os mengonsumsi obat herbal cina kalau
kolestrol atau asam urat naik.
e. Riwayat penyakit keluarga : dari keluarga ibu hampir semua terkena
darah tinggi
f. Riwayat Kebiasaan : Merokok (-) Minum beralkohol (-)
21
g. Riwayat Gizi : Pasien makan 3 kali sehari terdakang 2
kali sehari dengan porsi normal dan lauk pauk bervariasi.
h. Riwayat Lingkungan : Lingkungan pasien cukup bersih
2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
1. Tekanan Darah 160/90 mmHg (05-04-2022) ; 140/80 mmHg (09-04-2022)
2. Frek Nadi 78x/i (05-04-2022) ; 83x/i (09-04-2022)
3. Frek Napas 20x/i (05-04-2022) ; 20x/i (09-04-2022)
4. Suhu 36 (05-04-2022) ; 36,1 (09-04-2022)
b. Status Generalisata
1. KU/KP/KG : Ringan/Sedang/Berlebih
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), pupil iosokor,
diameter 2-3 mm, Refleks Cahaya (+).
4. Leher : Pembesaran KGB (-).
5. Thoraks
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama,
o Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru,
o Auskultasi : Versikuler pada kedua lapangan paru
6. Abdomen
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
7. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), bengkak (-), hangat (+),
nyeri tekan (-), nyeri gerak(-).
8. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
22
c. Pemeriksaan Penunjang
• Kgd : 315 (05-04-2022) 138 (09-04-2022)
• Kolestrol : 259 (05-04-2022) 170 (09-04-2022)
• Asam Urat : 11.5 (05-04-2022) 9.6 (09-04-2022)
3. Tatalaksana dan Edukasi
Terapi Medikamentosa
R/ Amlodipine Tab mg 10 No.X
S 1 dd Tab 1
Edukasi:
1. Minum obat teratur
2. Kurangi asupan garam, batasi garam (<1 sendok teh/hari)
3. Batasi makanan berlemak
4. Turunkan berat badan
5. Kelola stress
6. Olahraga teratur
4. Pembahasan Kasus
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah >140/90
mmHg.Hipertensi terdiri dari hipertensi primer (90-95%) dan hipertensi sekunder
(5-10%).Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi, yaitu
faktor perilaku, faktor lingkungan dan faktor genetik.
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri
kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan; 1. Terapi non farmakologi seperti
modifikasi gaya gidup, 2. Terapi farmakologi seperti pemberian obat anti
hipertensi: diuretik, B-blocker, ACE-Inhibitor, Angiotension Reseptor Blocker
(ARB), dan Calcium Channel Blocker.
23
DOKUMENTASI
Leaflet Hipertensi
24
DAFTAR PUSTAKA
25