Anda di halaman 1dari 25

HOME VISITE

“HIPERTENSI & HYPERURICEMIA ”

OLEH :

Raychan Fahira (2008320016)

PEMBIMBING :

dr. Pinta Pudiyanti Siregar,M.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022

1
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu penyebab terbesar morbiditas di dunia, sering


disebut sebagai pembunuh diam-diam. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi
tekanan darah sistolik >130 mmHg atau diastolik >80 mmHg. Sekitar 80- 95%
merupakan hipertensi esensial yang berarti tidak mempunyai penyebab spesifik.
Kondisi seperti ini umumnya jarang menimbulkan gejala dan sering tidak
disadari, sehingga dapat menimbulkan morbiditas lain seperti gagal jantung
kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, stroke, gagal ginjal stadium akhir, atau
bahkankematian.1Berdasarkan Konsensus PERHI 2021 diagnosis hipertensi
ditegakkan bila TDS ≥140mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg pada pengukurandi
klinik atau fasilitas layanan kesehatan.2
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 71

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120 – 139 80 – 90

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

Klasifikasi Hipertensi pada Dewasa(ACC/AHA)3

Sistolik Diastolik

Normal <120 mmHg < 80 mmHg

Meningkat (Elevated) 120-129 mmHg <80 mmHg

Hipertensi stadium I 130-139 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi stadium II >140 mmHg >90 mmHg

2
Defenisi Hyperuricemia

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum
di atas normal. Pada sebagian besar penelitian epidemiologi, disebut sebagai
hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7,0 mg/dl dan
lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan.6,9

2.Epidemiologi Hipertensi

Data World Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan bahwa


prevalensi hipertensi di duniamencapai sekitar 1,13 miliar individu, artinya 1 dari
3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.Jumlah penderita hipertensi diperkirakan
akan terus meningkat mencapai 1,5 miliar individupada tahun 2025, dengan
kematian mencapai9,4 juta individu.1 Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) 2013
menghasilkan prevalensihipertensi pada usia >18 tahun di Indonesiamencapai
25,8%, yang terdiagnosis olehtenaga kesehatan dan/atau memiliki riwayatminum
obat hanya 9,5%, menunjukkan bahwasebagian besar kasus hipertensi di
masyarakatbelum terdiagnosis dan terjangkau oleh timpelayanan
kesehatan.4Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.3

3. Patogenesis Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin


II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.Selanjutnya oleh hormon,
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama.

3
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks


adrenal.Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.1

Penyebab Hiperurisemia

Hiperurisemia di sebabkan oleh dua faktor utama yaitu meningkatnya


produksi asam urat dalam tubuh, hal ini di sebabkan karena sintesis atau
pembentukan asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat yang berlebihan
dapat di sebabkan karena leukimia atau kanker darah yang mendapat terapi
sitostatika.

Faktor yang kedua adalah pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang
(gout renal), gout renal primer di sebabkan karena ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat, dan gout renal sekunder di sebabkan ginjal yang rusak,
misalnya pada glomerulonefritis kronis.6

4
4. Faktor Resiko Hipertensi

Beberapa faktor resiko yang pernah dikemukan yang relevan dengan


mekanisme timbulnya peningkatan tekanan darah antara lain :5

- Genetik : Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di Negara barat lebih
banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat morbiditas atau
mortalitasnya. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen
angitensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik.
- Jenis Kelamin : Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi
dibandingkan dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan pria lebih
banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi stress,
kelelahan, dan makan tidak terkontrol.
- Umur :Pada umumnya, hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah masa
menopause).
- Janin : Factor ini dapat memberikan pengaruh karena berat lahir rendah
tampaknya merupakan predisposisi hipertensi di kemudian hari, karena
sedikitnya jumlah nefron dan lebih rendahnya kemampuan mengeluarkan
natrium pada bayi dengan berat lahir rendah.
- Natrium : asupan garam berlebih menyebabkan retensi natrium di ginjal
sehingga volume cairan meningkat.
- System renin-angiotensin : Renin memicu produksi angiotensin (zat
penekan) dan aldosteron (yang memacu natrium dan terjadinya retensi
sebagai akibat). Beberapa studi menunjukan sebagian pasien hipertensi
primr mempunyai kadar renin meningkat.
- Hiperaktivitas simpatis : dapat terlihat pada hipertensi umur muda.
Katekolamin akan memacu produksi rennin, menyebabkan konstriksi
arteriol dan vena dan meningkatkan curah jantung.
- Hiperinsulinemia : insulin merupakan zat penekan, karena meningkatkan
kadar katekolamin dan reabsorpsi natrium.

5
- Disfungsi endotel : Penderita hipertensi mengalami penurunan respons
vasodilatasi terhadap nitrit oksida, dan endotel mengandung vasodilator
seperti endotelin-I, meskipun kaitannya dengan hipertensi tidak jelas.

Faktor yang dapat terkontrol

- Obesitas : orang yang obesitas lebih mudah terkena hipertensi. Wanita yang
sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang hipertensi 7
kali lipat dibandingkan wanita langsing pada usia yang sama. Selain itu,
dikatakan bahwa lebih dari 50% hipertensi, baik pada pria maupun wanita,
berhubungan dengan obesitas.
- Merokok atau konsumsi alkohol : merokok dapat menaikkan tekanan darah.
Nikotin yang yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan.
Selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah,
nikotin juga dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh
darah. Alkohol dapat meningkatkan sintesis katekholamin. Adanya
katekholamin dalam jumlah besar akan memicu kenaikan tekanan darah.

Pasien dengan prehipertensi beresiko mengalami peningkatan tekanan


darah menjadi hipertensi, mereka yang tekanan darahnya berkisar antara 130-
139/80-89 mmHg dalam sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali resiko
menjadi hipertensi dan mengalami penyakit kardiovaskuler dari pada yang
tekanan darahnya rendah.1,4

6
Factor Resiko Hiperurisemia

Faktor yang mempengaruhi seseorang menderita Hiperurisemia selain dari


faktor makanan yang banyak mengandung purin juga tergantung pada usia.
Penyakit Hierurisemia lebih sering menyerang laki-laki diatas umur 40 tahun,
karena kadar asam urat pada pria cenderung meningkat dengan bertambahnya
usia. Pada usia ini, pria mengalami penurunan kemampuan yaitu tak seenergik
pria yang berusia 20 tahun karena mempunyai masalah dengan otot atau
persendian. Namun angka kejadian Hiperurisemia menjadi sama antara kedua
jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi Hiperurisemia pada pria meningkat
dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun.6

5. Kriteria Diagnosa

Tanda Dan Gejala Hiperurisemia

Gangguan hiperurisemia ditandai dengan suatu serangan mendadak atau tiba-tiba


didaerah persendian. Saat bangun tidur misalnya, ibu jari kaki dan pergelangan
kaki terasa sakit seperti terbakar atau bengkak.

Gejala hiperurisemia adalah serangan akut biasanya sering menyerang pada satu
sendi dengan gejala bengkak, kemerahan nyeri hebat, panas, dan gangguan gerak
dari sendi yang terserang terjadi mendadak yang mencapai puncak nya kurang
lebih dari 24jam. Lokasi yang sering pertama diserang adalah sendi pangkal ibu
jari kaki. Berikut ini rincian gejala penyakit asam urat :

• Kesemutan dan linu.


• Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
• Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan
nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

7
Gejala Klinis Hipertensi

Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.


Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri
kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk mengetahui penyebab.
Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat badan,
faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan
makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia
tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar
mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur,
prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi
panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral,
wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder.5

Anamnesis meliputi :

1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah


2. Indikasi adanya hipertensi sekunder

a. Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)


b. Adanya penyakit ginjal, ISK, hematuri, pemakaian obat-obatan
analgetik dan obat lain
c. Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi
(feokromositoma)
d. Episode lemah ototdan tetani (aldosteronisme)
3. Faktor-faktor resiko4,5

8
• riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi
dan dikeluarga
• riwayat factor resiko hiperkolestrolemia familial
• riwayat merokok
• riwayat diet dan konsumsi garam
• konsumsi alcohol
• kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif
• riwayat disfungsi ereksi
• riwayat sleep apnoea
• riwayat pre eklamsi
4. Riwayat dan Gejala Hypertension Mediated Organ Damage (HMOD),
Penyakit kardiovaskuler, Stroke, Penyakit Ginjal :5
• Otak dan mata: Nyeri kepala, vertigo, sinkop, gangguan penglihatan,
transient ischemic attact (TIA), defisit motorik atausensorik, stroke,
revaskulerisasi karotis, gangguan kognisi, demensia (pada lanjut usia)
• Jantung: Nyeri dada, sesak napas, edema, infark miokard, revaskulerisasi
koroner, sinkop, riwayat berdebar-debar, aritmia(terutama AF), gagal
jantung
• Ginjal: Haus, poliuria, nokturia, hematuria, infeksi traktus urinarius
• Arteri perifer: Ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten, jarak berjalan
bebas nyeri, nyeri saat istirahat, revaskulerisasi perifer
• Riwayat Penyakit Ginjal Kronis (contoh: penyakit ginjal polikistik) pribadi
atau keluarga
5. Pengobatan anti hipertensi sebelumnya
6. Faktor-faktor pribadi dan lingkungan

Pada 70-80 % kasus hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi


dalam keluarga meskipun belum dapat memastikan diagnosis.Jika didapatkan
riwayat hipertensi pada kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer kuat.

9
Pemeriksaan Fisik :

Penderita dapat terlihat sakit ringan hingga berat jika terjadi


komplikasi.Tekanan darah meningkat. Pemeriksaan fisik selain memeriksa
tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ
target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder. Pemeriksaan lain seperti
status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung.1

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari :

- Glukosa darah (untuk menyingkirkan diabetes mellitus)


- Kolesterol total serum, LDL dan HDL serum (untuk memperkirakan resiko
penyakit kardiovaskular)
- Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin (dapat
menunjukan penyakit ginjal sebagai penyebab atau disebabkan hipertensi.
- EKG (untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri).1

Pada pasien hipertensi, beberapa pemeriksaan untuk menentukkan adanya


kerusakan organ target dapat dilakukan secara rutin, sedang pemeriksaan lainnya
hanya dilakukan bila ada kecurigaan yang didukung oleh keluhan dan gejala
pasien. 1

7. Penatalaksanaan

Non Farmakologis

Intervensi non-farmakologis merupakansalah satu cara efektif untuk


menurunkan tekanan darah; yang telah terbukti dengan uji klinis adalah
penurunan berat badan, DietaryApproaches to Stop Hypertension (DASH), diet
rendah garam, suplemen kalium, peningkatan aktivitas fisik, dan pengurangan
konsumsi alkohol. Intervensi lain berupa konsumsi probiotik, diet tinggi protein,
serat, minyak ikan, suplemen kalsium atau magnesium, terapi perilaku dan
kognitif, belum banyak didukung data dan penelitian yang kuat.3

10
Gambar 1. Intervensi non-farmakologis dalam tatalaksana hipertensi.3

Farmakologi

Salah satu pertimbangan untuk memulai terapimedikamentosa adalah nilai


atau ambang tekanan darah. Pada Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021 ini,
disepakati target tekanan darah seperti tercantum pada diagram berikut ini:2

Strategi pengobatan yang dianjurkan padapanduan penatalaksanaan


hipertensi saat ini adalahdengan menggunakan terapi obat kombinasi pada
sebagian besar pasien, untuk mencapai tekanan darah sesuai target. Bila tersedia
luas dan memungkinkan, maka dapat diberikan dalam bentuk pil tunggal
berkombinasi (single pill combination), dengan tujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan.Lima golongan obat antihipertensi utama
yang rutin direkomendasikan yaitu: ACEi, ARB, beta bloker, CCB dan diuretik.2

11
Tatalaksana Hiperurisemia
• Non Farmakologi
dapat direkomendasikan untuk semua pasien hiperurisemia dengan
penurunan berat badan, menghindari kelebihan asupan makanan kaya purin,
hindari minuman beralkohol dan kaya fruktosa.
• Farmakologi
pemberian obat penurun asam urat pada pasien hiperurisemia
asimptomatik dengan kadar urat serum >9 atau kadar asam urat serum >8 dengan
faktor risiko kardiovaskular (gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus, dan
penyakit jantung iskemik).
Bermacam-macam obat penurun asam urat dapat dikelompokkan sebagai
xanthine oxidase inhibitor (allopurinol, febuxostat), uricosuric agents
(benzbromarone, lesinurad, probenecid, sulfinpyrazone), recombinant uricase
(pegloticase).8
Algoritma Terapi Obat UntukHipertensi
Algoritma farmakoterapi telah dikembangkan untuk memberikan rekomendasi
praktis pengobatan hipertensi. Beberapa rekomendasi utama, yaitu:
1. Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasiendengan kombinasi dua obat.
Bila memungkinkandalam bentuk SPC, untuk meningkatkankepatuhan
pasien.
2. Kombinasi dua obat yang sering digunakanadalah RAS blocker (Renin-
angiotensin systemblocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB
ataudiuretik.
3. Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupunobat golongan lain
dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA,
gagaljantung dan untuk kontrol denyut jantung.
4. Pertimbangkan monoterapi bagi pasienhipertensi derajat 1 dengan risiko
rendah (TDS<150mmHg), pasien dengan tekanan darahnormal-tinggi dan
berisiko sangat tinggi, pasienusia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih.

12
5. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dariRAS blocker (ACEi atau
ARB), CCB, dan diuretikjika TD tidak terkontrol oleh kombinasi duaobat.
6. Penambahan spironolakton untuk pengobatanhipertensi resisten, kecuali
ada kontraindikasi.
7. Penambahan obat golongan lain pada kasustertentu bila TD belum
terkendali dengankombinasi obat golongan di atas.
Kombinasi dua penghambat RAS tidakdirekomendasikan.2

8. Komplikasi Hipertensi

Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika TDS ≥ 130
mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi mendadak dan tinggi.
Hipertensi akan menimbulkan komplikasi atau kerusakan organ target yaitu pada
mata, jantung, pembuluh darah otak, dan ginjal. Ada 2 jenis komplikasi
hipertensi:

1. Komplikasi hipertensif yaitu komplikasi langsung yang disebabkan oleh


hipertensi itu sendiri, misalnya perdarahan otak, ensefalopati hipertensi,
hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, retinopati
hipertensi
2. Komplikasi aterosklerotik yaitu komplikasi akibat proses atelosklerosis, yang
tidak hanya disebabkan oleh hipertensi itu sendiri tapi oleh factor lain
misalnya peningkatan kolesterol, merokok, DM, dll. Komplikasi ini berupa
PJK, infark mikard, thrombosis serebral.5

9. Prognosis

Kematian akibat hipertensi yang tidak diobati terutama berupa (1) stroke
pada penderita dengan hipertensi berat dan resisten, (2) gagal ginjal pada
retinopati lanjut dn kerusakan ginjal, (3) penyakit jantung (gagal jantung dan PJK)
pada sebagian penderita hipertensi sedang. Penyakit jantung merupakan penyebab

13
kematian utama. Kematian akibat infark miokard 2-3 kali lipat kematian akibat
stroke.5

Edukasi hiperurisemia

Setiap pasien hiperurisemia harus diberi nasehat mengenai modifikasi


gaya hidup seperti menurunkan berat badan hingga ideal, menghindari alkohol,
minuman yang mengandung gula pemanis buatan, makanan berkalori tinggi serta
daging merah dan seafood berlebihan, serta dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan rendah lemak.7

14
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

1. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

Berikut ini adalah daftar anggota keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien (Rohani )

NO NAMA Kedudukan Jenis Tanggal Status Agama Keterangan


Dalam Kelamin Lahir Perkawinan
Keluarga
1 Agus salim Kepala Laki-laki 10-04-1966 Menikah Islam
nasution Keluarga
2 Rohani Istri Perempuan 25-09-1963 Menikah Islam Penderita
3 Hendriksyah Anak Laki- laki 06-10- 2003 Belum Islam
menikah
NO NAMA Kedudukan Jenis Tanggal Status Agama Keterangan
Dalam Kelamin Lahir Perkawinan
Keluarga
1 Ari Kepala Laki-laki 01-07-1999 Menikah Islam
kurniawan Keluarga
2 Lailan syafitri Istri Perempuan 25-03-1993 Menikah Islam
3 Rapipa asila Anak Perempuan 25-03- 2016 Belum Islam
putri menikah

2. BENTUK KELUARGA

Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk keluarga pasien adalahkeluarga


extended. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa keluarga
extended adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain, baik menurut garis
vertical (ibu,bapak,kakek,nenek,mantu,cucu,cicit).

15
3. GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :

: Laki- Laki sehat

: Perempuan Sehat

: Penderita

16
STATUS PENDERITA

Identitas Pasien :

Nama :Rohani
Umur :59 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa :Padang
Alamat :Jl. Karya jaya gg karya III, medan johor
Status : Menikah

Tanggal Home Visite: 05 April 2022

Checklist Home Visite (Berdasarkan Anamnesis dan Pengamatan)

1. Kecacatan/Gangguan
- Activities of daily living (ADL) YA ( ) TIDAK (√)
- Penggunaan alat bantu YA ( ) TIDAK (√)
- Gangguan keseimbangan YA ( ) TIDAK (√)
- Gangguan sensoris YA ( ) TIDAK (√)
2. Nutrisi
Pasien makan 3x sehari dengan lauk pauk berupa ikan, telur, konsumsi
sayur danbuah ada. Terkadang os makan 2x sehari karena tidak selera Os
mengaku sering kali mengkonsumsi makanan yang asin karena os suami
os suka makanan yang ber asin.

17
Variasi dan Kualitas Makanan

a. Dapur
1. Beras : membeli sendiri
2. Ikan : ikan nila,ikan mujahir, ikan gembung, dencis dll.
3. Daging: Ayam,sapi (dikonsumsi tidak menentu waktunya).
4. Sayur : Kangkung, bayam, tauge, sawi pahit, kacang panjang, dll.
5. Buah : Pir, pisang, papaya, Apel, semangka ( tergantung apa yg
dibelikan anaknya )
b. Kulkas
Terdapat bahan bahan makanan seperti ikan dan sayuran yang
disimpan di dalam kulkas.

Status Nutrisi

a. Berat badan : 62kg


b. Tinggi badan : 149cm
c. IMT : 27,9
d. Kesan : Obesitas

Konsumsi Alkohol YA ( ) TIDAK (√)

3. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : baik
Eksterior rumah
a. Atap : Seng dan asbes
b. Pintu Rumah : Kayu
c. Dinding Rumah : Kayu & tembok
d. Jendela : Besi + kayu. Jendela ditutup dengan gorden
e. Ventilasi : Hanya dari jendela dan pintu
f. Halaman : lumayan tidak terlalu luas dan sebagai tempat
berjualan

18
Interior Rumah

a. Kepadatan : lumayan padat


b. Kebersihan : sedang
c. Kenyamanan : sedang
d. Privasi : baik
e. Hewan peliharaan : memelihara ayam
f. Buku-buku : ada
g. Televisi : ada
h. Pernak-pernik : ada

Keselamatan dan Kesehatan Spiritual

a. Kamar mandi : sedang


b. Dapur : sedang
c. Lantai : sedang, terbuat dari keramik
d. Pencahayaan : sedang
e. Listrik : baik
f. Tangga : tidak ada
g. Perabotan : ada
h. Sumber air : PDAM
i. Kesehatan spiritual: beribadah di rumah
j. Pelayanan kesehatan di rumah: tidak ada

4. Orang Lain

Dukungan Sosial YA (√) TIDAK ( )

Semangat Hidup YA (√) TIDAK ( )

Sumber Penghasilan : dari suami dan berjualan

Sikap Pasien : Menyambut dengan ramah dan baik.

19
5. Medikasi

Obat Resep YA () TIDAK ( √)

Obat nonresep YA (√ ) TIDAK ( )

Suplemen diet YA ( ) TIDAK (√)

Obat tertata rapih YA (√) TIDAK ( )

Kepatuhan minum obat YA (√) TIDAK ( )

6. Pemeriksaan
Berat Badan : 62kg
Tinggi Badan : 149cm
Tekanan Darah : 160/ 90mmHg (05April 2022)
140/80 mmHg (09April 2022)

20
Laporan Kasus Pasien Home Visite

Nama : Rohani
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Padang
Alamat : Jl. Karya jaya gg karya III, medan johor
Status : Menikah

1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Nyeri kepala, dan sering mengantuk
b. Telaah : Hal ini dirasakan oleh pasien kurang lebih 2tahun
selama pasien sudah berhenti halangan. Dan dalam beberapa bulan ini pasien
sering merasakan kelelahan dan mudah mengantuk.Keluhan ini diakui hilang
timbul, hilang saat istirahat namun memberat saat pasien sedang stress atau
saat menghadapi masalah. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada
bagian belakang leher tetapi jarang dirasakan, rasa pegal-pegal pada
punggung serta kaki dan merasa kelelahan. Pasien juga sering merasa
sempoyongan. Kesemutan di tangan dan kaki di jumpai. Sendi lutut
terkadang terasa nyeri. Pasien mengaku terkadang merasa mual atau sampai
muntah pada saat asam lambung naik. BAK dan BAB normal.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu :Riwayat penyakit jantung (-) Hipertensi (+),
DM (-), asma (-), riwayat operasi (-).
d. Riwayat pemakaian obat : Os mengonsumsi obat herbal cina kalau
kolestrol atau asam urat naik.
e. Riwayat penyakit keluarga : dari keluarga ibu hampir semua terkena
darah tinggi
f. Riwayat Kebiasaan : Merokok (-) Minum beralkohol (-)

21
g. Riwayat Gizi : Pasien makan 3 kali sehari terdakang 2
kali sehari dengan porsi normal dan lauk pauk bervariasi.
h. Riwayat Lingkungan : Lingkungan pasien cukup bersih

2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
1. Tekanan Darah 160/90 mmHg (05-04-2022) ; 140/80 mmHg (09-04-2022)
2. Frek Nadi 78x/i (05-04-2022) ; 83x/i (09-04-2022)
3. Frek Napas 20x/i (05-04-2022) ; 20x/i (09-04-2022)
4. Suhu 36 (05-04-2022) ; 36,1 (09-04-2022)
b. Status Generalisata
1. KU/KP/KG : Ringan/Sedang/Berlebih
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), pupil iosokor,
diameter 2-3 mm, Refleks Cahaya (+).
4. Leher : Pembesaran KGB (-).
5. Thoraks
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama,
o Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru,
o Auskultasi : Versikuler pada kedua lapangan paru
6. Abdomen
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
7. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), bengkak (-), hangat (+),
nyeri tekan (-), nyeri gerak(-).
8. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

22
c. Pemeriksaan Penunjang
• Kgd : 315 (05-04-2022) 138 (09-04-2022)
• Kolestrol : 259 (05-04-2022) 170 (09-04-2022)
• Asam Urat : 11.5 (05-04-2022) 9.6 (09-04-2022)
3. Tatalaksana dan Edukasi
Terapi Medikamentosa
R/ Amlodipine Tab mg 10 No.X
S 1 dd Tab 1
Edukasi:
1. Minum obat teratur
2. Kurangi asupan garam, batasi garam (<1 sendok teh/hari)
3. Batasi makanan berlemak
4. Turunkan berat badan
5. Kelola stress
6. Olahraga teratur
4. Pembahasan Kasus
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah >140/90
mmHg.Hipertensi terdiri dari hipertensi primer (90-95%) dan hipertensi sekunder
(5-10%).Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi, yaitu
faktor perilaku, faktor lingkungan dan faktor genetik.
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri
kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan; 1. Terapi non farmakologi seperti
modifikasi gaya gidup, 2. Terapi farmakologi seperti pemberian obat anti
hipertensi: diuretik, B-blocker, ACE-Inhibitor, Angiotension Reseptor Blocker
(ARB), dan Calcium Channel Blocker.

23
DOKUMENTASI

Leaflet Hipertensi

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Adrian ST, Tommy, Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana


Terbaru pada Dewasa, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKI,
Jakarta. CDK 2019;46(3):172-178
2. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2021: Update Konsensus PERHI 2019, Jakarta;2021
3. Carer RM, Whelton PK, for the 2017ACC/AHA Hypertension Guideline
Writing Commite. Prevention, Detection, Evaluation and Management of
High Blood Pressure in Adults: Synopsis of the 2017 American
Collage/American Heart Association hyepertension guideline. Ann Intern
Med;168(5):351
4. Nerenberg AK, Zarnke BK, Leung AA, DasguptaK, Hypertension
Canada’s 2018 guidelines for diagnosis, risk assesment prevention and
treatment of hypertention in adults and children. Can J Cardiol
2018;34(5):506-25
5. Williams B, Marida G, Spiering W, Agabiti Rosei E, ESC/ESH Guidelines
for management of arterial hypertention. Eur Heart J.2018;39(33):3021-
104
6. Firdayandi, Susanti, Setiawan.M.A. 2019. Perbedaan Jenis Kelamin Dan
Usia Terhadap Kadar Asam Urat Pada Penderita Hiperurisemia. Jurnal
Medika Udayana.8(12)6.
7. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. Perhimpunan Reumatologi
Indonesia 2018.7.
8. Alatas H.2021. Penatalaksanaan Hiperurisemia Pada Penyakit Ginjal
Kronik (Ckd). Herb-Medicine Journal.4(8).
9. Firdaus.A.K, Maulana.A.R, Laudira.R.F, Saputri.N.A, Wardah.U.Z,
Makky.W.R.2022. Edukasi penyakit populer untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat Desa Landungsari, Kabupaten Malang. ABDIMAS:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang.7(132)

25

Anda mungkin juga menyukai