Oleh :
Nama : Arfian Eri Armanda
Nim: 2007111
Definisi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh
angka bagian atas (systolic) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik berupa cuff air raksa (Spygmomanometer)
ataupun alat digital lainnya (Herlambang, 2013).
Tensi (tekanan darah) adalah banyaknya darah yang dipompakan jantung dikalikan
tahanan di pembuluh darah perifer. Adapun hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah
keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau
tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Wijoyo, 2011).
Klasifikasi hipertensi
Menurut Herlambang (2013) penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan 2 jenis
klasifikasi, diantaranya hipertensi primary dan hipetensi secondary.
Hipertensi primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai
akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola
makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan
obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu
pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat
mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang
olahraga pun mengalami tekanan darah tinggi.
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah
tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal
jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil
tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama
pada wanita yang berat badannya diatas normal atau gemuk (obesitas). Hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia,
hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-
60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Pre-
120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
hipertensi
ETIOLOGI/PREDISPOSISI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan
pada :
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
Ciri perseorangan
4.Kebiasaan hidup
8.Stress
9.Merokok
10.Minum alcohol
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada
system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Rahmawati, 2012).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan
arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2010).
4. PATHWAYS
5. MANIFESTASI KLINIS
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut (Kristanti, 2013):
1.Sakit kepala
2.Kelelahan
3.Mual
4.Muntah
5.Sesak nafas
6.Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Tanda dan gejala pada
hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 2013).
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1.Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
4.Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
8.Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
7. KOMPLIKASI
Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu
terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat alias mematikan. Laporan Komite Nasional
Pencegahan, Deteksi, Evaluasi dan Penanganan Hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah
yang tinggi dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal
(Wahdah, 2011)
1.Pengkajian
A.Aktivitas
B.Sirkulasi
2.Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisian kapiler mungkin lambat/ tertunda.
C.Integritas Ego
2.Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak,otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D.Eliminasi
1.Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal padamasa
yang lalu).
E.Makanan/cairan
1.Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak sertakolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun), Riwayat penggunaan diuretic
F.Neurosensori
1.Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital (terjadi
saatbangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam), Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
G.Nyeri/ ketidaknyaman
Pernafasan
H.Keamanan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan NANDA
2011)
4.Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan
vena.
3. INTERVENSI
3. Kaji tindakan yang sudah pernah dilakukan klien untuk mengurangi nyeri
6. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk manajemen nyeri dengan terapi modalitas.
"senam hipertensi"
1. Kaji lingkungan fisik dan pengetahuan klien tentang lingkungan rumah yang aman
4. Anjurkn untuk mengganti lampu kamar mandi dengan lampu yang lebih terang dan
menggunakan sandal ketika akan ke kamar mandi dan selama di kamar mandi
5. Beri motivasi dan reinforcement
4. PENATALAKSANAAN
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan (Ni
Kadek, et al, 2014):
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah
dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b.Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan
sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
c.Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu:
6.Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat - obatan yang diberikan pada
klien dengan hipertensi seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
DAFTAR PUSTAKA
FKUI.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Fauzi. I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat, Diabetes dan
Hipertensi. Yogyakarta: Araska.
Kristanti, H. 2013. Mencegah dan Mengobati 11 Penyakit Kronis. Citra Pustaka: Yogyakarta.
Ni Kadek, et al. 2014. Pengaruh Kombinasi Jus Seledri, Wortel dan Madu Terhadap Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Artikel Penelitian, Stikes Bina Husada
Rahmawati, R. 2012. Pengaruh Jus Seledri Kombinasi Wortel dan Madu Terhadap Penurunan
Tingkat Hipertensi Pada Pasien Hipertensi. Gresik (skripsi) from: http://www.google.com ,
diakses 11 September 2015.
Rusdi, Nurlaela Isnawati. 2009. Awas Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta: Powerbooks publishing.
Ritu Jain. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.
Wahdah, N. 2011. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta: Multipress
Wijoyo, P. M. 2011. Rahasia Penyembuhan Hipertensi Secara Alami. Bee Media Agro: Jakarta
Wilkinson, Judith. (2011). Buku saku diagnosa keperawatan: diagnose NANDA, intervensi NIC,
Kriteria hasil NOC, ed.9. Alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi bahasa Indonesia, Dwi
Widiarti. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN HIPERTENSI LANSIA DI
PANTI WERDA HARAPAN IBU SEMARANG
Nim ; 2007111
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Klien
Nama : Ny. S
Alamat :Kutoharjo, Purworejo
Telp. :-
Tempat, tangal lahir/umur : Purworejo,10 Oktober 1944
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Mati hidup
Pendidikan : SMP
Orang yang paling dekat dihubungi : Tn.S (saudara laki laki)
Alamat : Purworejo
2. Riwayat Keluarga
Genogram
1. Genogram
Keterangan :
: meninggal dunia
: laki-laki
: perempuan
------- : serumah
: pasien
3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Tidak Bekerja
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Sumber – sumber : Saudara laki laki
Pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : Rumah
Jumlah kamar :4
Jumlah orang yang tinggal dirumah :4
5. Riwayat Rekreasi
Hobi/minat : Memasak
Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan : Jakarta,Palembang,Medan
6. Sumber/Sistem Pendukung Yang Digunakan
Dokter : Dr Sarono Pranowo
Rumah sakit : RS.karyadi
Pelayanan Kesehatan dirumah :-
Makanan yang dihantarkan :-
7. Deskripsi Harian Khusus
Kebiasaan waktu tidur : Tidur habis isya,Bangun jam 03:00 pagi/
sebelum subuh
8. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan Kesehatan utama : Klien mengatakan tekanan darahnya sering
tinggi
Status Kesehatan umum : Klien mengatakan cemas saat tekanan darahnya
naik, klien pernah operasi katarak
Selama 1 tahun yang lalu : Operasi katarak
Selama 5 tahun yang lalu : Hipertensi
9. Obat – Obatan
Dosis : 1x5 mg
10. Alegi
Hemopatik
Perdarahan/Memar:Tidak
Abnoormal: Tidak
Limfa : Tidak
Anemia : Tidak
3) Kepala
Sakit kepala : Tidak
Trauma masa lalu : Tidak
Pusing : Tidak
Gatal pada kepala : Ya
4) Mata
Perubahan pengelihatan : Tidak
Kaca mata/kontak lensa : Ya
Nyeri : Tidak
Air mata berlebihan : Ya
Pruritus : Ya
Kabur : TIdak
Fotofobia : Tidak
Konjungtuva : Tidak
Sklera : Tidak
Telinga
Vertigo : Tidak
Rinorea: Tidak
Epistaksis: Tidak
Obstruksi : Tidak
Nyeri pada sinus : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
7) Mulut dan Tenggorokan
Sakit tenggorokan : Tidak
Lesi /ulkus : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Perdarahan gusi : Tidak
Karies : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Pola menggosok gigi : Ya
8) Leher
Kekakuan : Tidak
Neyeri tekan : Tidak
Benjolan/masa : Tidak
Keterbatasan gerak : Tidak
9) Pernafasan
Batuk : Tidak
Hemoptisis : Tidak
Sputum : Tidak
10) Kardiovaskuler
Palpitasai : Tidak
11) Gastrointestinal
Mual/muntah : Tidak
Hematemesis : Tidak
Benjolan/masa : Tidak
Diare : Tidak
Konatipasi : Tidak
Melena :Tidak
Hemoroid : Tidak
Perkemihan
Frekuensi: Tidak
Menetes: Tidak
Hematuria: Tidak
Poliuria: Tidak
Nokturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
13) Muskuluskeletal
Kekakuan : Tidak
Kram : Tidak
Paralysis : Tidak
Tic/Temor/Spasme : Tidak
Parastesia : Tidak
Goiter : Tidak
Polifagia : Tidak
Poliuria : Tidak
Status Fungsional
1. Mandi MANDIRI
Mandiri : Bantuan hanya pada satu bagian
mandi (seperti punggung atau
ekstermitas yang tidak mampu) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung : Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan
keluar dari bak mandi, setra tidak
mandi sendiri
2. Berpakaian MANDIRI
Mandiri : Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan pakaian
mengancingi.mengikat pakaian
Tergantung : Tidak dapat memakai baju
sendiri atau hanya Sebagian
4. Berpindah MANDIRI
Mandiri : Berpindah ke dan dari tempat
tidur untuk duduk, bangkit dari kursi
sendiri
Bergantung : Bantuan dalam naik atau
turun dari tempat tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih perpindahan
5. Kontinen MANDIRI
Mandiri : BAK dan BAB seluruhnya
dikontrol sendiri
Tergantung : Inkonensia parsial atau
total,penggunaan kateter, pispot,
enema, dan pembaliut (pampers)
6. Makanan MANDIRI
Mandiri : mengambil makan dari piring
dan menyuapinya sendiri
Bergantung : Bantuan dalam hal
mengambil makanan dari piring dadn
10 Jumlah
Hasil: 10 (FUNGSI INTELEKTUAL MASIH UTUH)
30 28
Hasil: 28 (Normal)
INVENTARIS DEPRESI BACK
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
C RASA KEGAGALAN
1
3
0
2
Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
D KETIDAK PUASAN
E RASA BERSALAH
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada
mereka semuanya
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit
2
perasaan pada mereka
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
K KESULITAN KERJA
L KELETIHAN
M ANOREKSIA
Hasil: 6 (Normal)
3 Sayapuasdengancarakeluarga
(temanteman) saya menerima& GROWTH
mendukung Keinginansaya untuk
melakukan aktivitas / arah baru 2
4 Sayapuasdengancarakeluarga
(temanteman) saya mengekspresikan afek AFFECTION
& berespons terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih / mencintai. 1
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya &
saya menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 1
PENILAIAN : 8
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab : TOTAL
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir Tidak Pernah : Skore 0
Hasil : Didapatkan hasil total nilai 8 menandakan tidak ada disfungsi keluarga
DATA PENUNJANG
Tidak ada
ANALISA DATA
WIB DO:
Klien tampak kooperatif
TD: 140/70 mmHg
N: 99 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,0ºC
WIB DO:
Klien menunjukkan persepsi yang
salah
No Tgl/Jam Data focus Problem Etiologie TTD
WIB DO:
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang saat dilakukan
pemeriksaan tekanan darah
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D.0015 Resiko perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah
E. INTERVENSI
prosedur
pemantauan
1. Pertanyaan penyakit
tentang masalah 2. Gambarkan
yang dihadapi tandagejala yang
menurun muncul pada
2. Persepsi yang penyakit dengan
keliru terhadap cara yang tepat
masalah 3. Melakukan
menurun pendidikan
Kesehatan
(makanan yang
boleh dan tidak
boleh dikonsumsi)
Selasa, 12 D.0080 Ansietas Setelah dilakukan Terapi relaksasi (I.09326) Arfian
Desember tindakan keperawatan 1. Periksa ketegangan
2023 1x8 jam diharapkan
otot, frekuensi nadi,
10.00 WIB tingkat ansietas
tekanan darah dan
menurun dengan
kriteria hasil: suhu sebelum dan
sesudah Latihan
Perilaku gelisah
menurun
2. Jelaskan tujuan,
(napas dalam)
Anjurkan mengambil
posisi nyaman
Anjurkansering
mengulangi atau
melatih Teknik yang
dipilih
Demontrasikan dan
latihTeknik
relaksasi (napas
dalam)
F. IMPLEMENTASI
tubuh N: 99 x/menit
5. Menjelaskan tujuan RR: 20 x/menit
S: 36,5ºC
dan prosedur
pemantauan
DO:
Klien tampak tegang saat akan di periksa
TD: 140/80 mmHg
Tanggal / No Dx. Implementasi Respon pasien TTD
Jam Kep
N: 99 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36ºC
kemarin diberikan
DO:
Klien mampu mengulangi materi yang
sudah diberikan
G. EVALUASI
Tanggal / No Dx. Catatan Perkembangan Tanda
Jam Keperawatan Tangan
Senin, 11 1 S: Arfian
Desember Klien mengatakan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan TTV
2023 ulang
13.00 WIB O:
Klien tampak kooperatif
TD: 140/80 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36ºC
A: Resiko perfusi perifer tidak efektif
P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Arfian
Klien mengatakan besok bersedia untuk diberikan materi tentang
tanda gejaladan pantangan hipertensi
O:
Klien tampak kooperatif
A: Defisit pengetahuan
P: Intervensi dilanjutkan
Selasa, 12 1 S: Arfian
Desember Klien mengatakan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan TTV
2023 ulang
12.30 WIB O:
TD: 140/80 mmHg
N: 99 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36ºC
A: Resiko perfusi perifer tidak efektif
P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Arfian
Klien mengatakan sudah paham tentang tanda gelaja dan
pantangan hipertensi
O:
Klien mampu menjawab pertanyaan tentang tanda gejala dan
pantangan hipertensi
A: Defisit pengetahuan
P: Intervensi dilanjutkan
3 S: Arfian
Tanggal / No Dx. Catatan Perkembangan Tanda
Jam Keperawatan Tangan
Rabu, 13 1 S: Arfian
Desember Klien mengatakan leher belakangnya masih sedikit sakit, klien
2023 bersedia untuk dilakukan pemeriksaan TTV ulang
12.00 WIB O:
Klien tampak kooperatif
TD: 140/70 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5ºC
A: Resiko perfusi perifer tidak efektif
P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Arfian
Klien mengatakan masih mengingat materi yang sudah diajarkan
kemarin
O:
Klien mampu mengulangi tanda gejala dan pantangan hipertensi
dengan baik dan benar
A: Defisit nutrisi
P: Intervensi dihentikan
3 S: Arfian
Klien mengatakan sedikit tegang saat akan diperiksa ulang
O:
Klien tampak sedikit gelisah
TD: 140/70 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Tanggal / No Dx. Catatan Perkembangan
Jam Keperawatan
S: 36,5ºC
A: Ansietas
P: Intervensi dilanjutkan
Tanda
Tangan
SENAM HIPERTENSI