Anda di halaman 1dari 21

HIPERTENSI

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140
mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder.


Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah
tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. [1] Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal,
arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi
sekunder).

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan
jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri
perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Dewasa

Tekanan
Tekanan sistolik
diastolik
Klasifikasi (JNC7)[2]

mmHg kPa mmHg kPa

Normal 90–119 12–15,9 60–79 8,0–10,5

Pra-hipertensi 120–139 16,0–18,5 80–89 10,7–11,9

Hipertensi Derajat 1 140–159 18,7–21,2 90–99 12,0–13,2

Hipertensi Derajat 2 ≥160 ≥21,3 ≥100 ≥13,3


Hipertensi sistolik
≥140 ≥18,7 <90 <12,0
tersendiri

Dewasa

Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran


tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi nilai normal
yang dapat diterima (saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg: lihat tabel —
Klasifikasi (JNC7)). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan ambulatori 24 jam
atau pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih rendah (sistolik 135 mmHg
atau diastolik 85 mmHg). Beberapa pedoman internasional terbaru tentang hipertensi
juga telah membuat kategori di bawah kisaran hipertensi untuk menunjukkan risiko
yang berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih tinggi dari kisaran normal. JNC7
(2003) menggunakan istilah pra-hipertensi untuk tekanan darah dalam kisaran
sistolik 120–139 mmHg dan/atau diastolik 80–89 mmHg, sedangkan Pedoman ESH-
ESC (2007) dan BHS IV (2004) menggunakan kategori optimal, normal, dan normal
tinggi untuk membagi tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan diastolik di bawah
90 mmHg. Hipertensi juga digolongkan lagi sebagai berikut: JNC7 membedakan
hipertensi derajat I, hipertensi derajat II, dan hipertensi sistolik terisolasi. Hipertensi
sistolik terisolasi mengacu pada peningkatan tekanan sistolik dengan tekanan
diastolik normal dan umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut Pedoman ESH-
ESC (2007) dan BHS IV (2004), mendefinisikan hipertensi derajat ketiga (derajat III)
untuk orang dengan tekanan darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan diastolik
di atas 109 mmHg. Hipertensi tergolong “resisten” bila [[Obat farmasi|obat-obatan]
tidak mengurangi tekanan darah menjadi normal.

Neonatus dan bayi

Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan hanya terjadi pada sekitar 0,2 sampai 3%
neonatus. Tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi baru lahir yang sehat.
Hipertensi lebih umum terjadi pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai faktor,
seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat badan lahir perlu dipertimbangkan
ketika memutuskan apakah tekanan darah termasuk normal pada neonatus.

Anak dan remaja

Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9% bergantung pada usia,
jenis kelamin, dan etnisitas) dan dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami
kesehatan yang buruk. Rekomendasi saat ini adalah agar anak di atas usia tiga tahun
diperiksa tekanan darahnya kapanpun mereka melakukan kunjungan atau
pemeriksaan rutin. Tekanan darah tinggi baru dipastikan setelah kunjungan berulang
sebelum menyatakan seorang anak mengalami hipertensi. Tekanan darah meningkat
seiring usia pada masa kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi didefinisikan sebagai
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang pada tiga atau lebih waktu yang
berbeda, sama dengan atau lebih tinggi dari persentil ke-95 yang sesuai untuk jenis
kelamin, usia, dan tinggi badan anak. Pra-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih besar atau sama dengan
persentil ke-90, tapi lebih kecil dari persentil ke-95. Pada remaja, diusulkan bahwa
hipertensi dan pra-hipertensi didiagnosis dan digolongkan dengan menggunakan
kriteria dewasa.

Tanda dan Gejala


Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui skrining,
atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan.
Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di
bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung
atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.

Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati
hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan menggunakan
oftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-
IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan
lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang
telah mengalami hipertensi.

Hipertensi sekunder

Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat menunjukkan hipertensi sekunder, yaitu
hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau penyakit endokrin.
Contohnya, obesitas pada dada dan perut, intoleransi glukosa, wajah bulat seperti
bulan (moon facies), "punuk kerbau" (buffalo hump), dan striae ungu menandakan
Sindrom Cushing. Penyakit tiroid dan akromegali juga dapat menyebabkan hipertensi
dan mempunyai gejala dan tanda yang khas.[11] Bising perut mungkin
mengindikasikan stenosis arteri renalis (penyempitan arteri yang mengedarkan darah
ke ginjal). Berkurangnya tekanan darah di kaki atau lambatnya atau hilangnya denyut
arteri femoralis mungkin menandakan koarktasio aorta (penyempitan aorta sesaat
setelah meninggalkan jantung). Hipertensi yang sangat bervariasi dengan sakit
kepala, palpitasi, pucat, dan berkeringat harus segera menimbulkan kecurigaan ke
arah feokromositoma.

Krisis hipertensi

Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih atau sama dengan 180
atau diastolik lebih atau sama dengan 110, kadang disebut hipertensi maligna atau
akselerasi) sering disebut sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat
ini memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan
darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih cenderung
melaporkan sakit kepala (22% dari kasus dan pusing dibandingkan dengan populasi
umum. Gejala lain krisis hipertensi mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak
napas karena gagal jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal. Kebanyakan orang
dengan krisis hipertensi diketahui memiliki tekanan darah tinggi, tetapi pemicu
tambahan mungkin menyebabkan peningkatan secara tiba-tiba.

"Hipertensi emergensi", sebelumnya disebut sebagai "hipertensi maligna", terjadi


saat terdapat bukti kerusakan langsung pada satu organ atau lebih sebagai akibat
meningkatnya tekanan darah. Kerusakan ini bisa mencakup ensefalopati hipertensi,
disebabkan oleh pembengkakan dan gangguan fungsi otak, dan ditandai oleh sakit
kepala dan gangguan kesadaran (kebingungan atau rasa kantuk). Papiledema retina
dan perdarahan fundus serta eksudat adalah tanda lain kerusakan organ target. Nyeri
dada dapat merupakan tanda kerusakan otot jantung (yang bisa berlanjut menjadi
serangan jantung) atau kadang diseksi aorta, robeknya dinding dalam aorta. Sesak
napas, batuk, dan ekspektorasi dahak bernoda darah adalah ciri khas edema paru.
Kondisi ini adalah pembengkakan jaringan paru akibat gagal ventrikel kiri,
ketidakmampuan ventrikel kiri jantung untuk memompa cukup darah dari paru-paru
ke sistem arteri.[13] Penurunan fungsi ginjal secara cepat (cedera ginjal akut/acute
kidney injury) dan anemia hemolitik mikroangiopati (penghancuran sel-sel darah)
juga mungkin terjadi.[13] Pada situasi ini, harus dilakukan penurunan tekanan darah
secara cepat untuk menghentikan kerusakan organ yang sedang terjadi. Sebaliknya,
tidak ada bukti bahwa tekanan darah perlu diturunkan secara cepat dalam keadaan
hipertensi emergensi bila tidak ada bukti kerusakan organ target. Penurunan tekanan
darah yang terlalu agresif bukan berarti tidak ada risiko. Penggunaan obat-obatan
oral untuk menurunkan tekanan darah secara bertahap selama 24 sampai 48 jam
dianjurkan dalam kedaruratan hipertensi.

Kehamilan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10% kehamilan,
Kebanyakan wanita hamil yang mengalami hipertensi memiliki kondisi hipertensi
primer yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat
merupakan tanda awal dari pre-eklampsia, suatu kondisi serius yang muncul setelah
melewati pertengahan masa kehamilan, dan dalam beberapa minggu setelah
melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah dan adanya
protein di dalam urin. Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan
bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian ibu secara global.
Preeklampsia juga menyebabkan risiko kematian bayi meningkat hingga dua kali
lipat. Biasanya preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan keadaan ini terdeteksi
pada pemeriksaan rutin. Bila terjadi preeklampsia, gejala yang paling umum adalah
sakit kepala, gangguan penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”), muntah,
nyeri epigastrium, dan edema (bengkak). Terkadang preeklampsia bisa berkembang
menjadi kondisi yang mengancam nyawa yang disebut eklampsia. Eklampsia adalah
suatu hipertensi emergensi dan menyebabkan beberapa komplikasi berat, seperti
hilangnya penglihatan, pembengkakan otak, kejang tonik-klonik atau konvulsi, gagal
ginjal, edema paru, dan koagulasi intravaskular diseminata (gangguan pembekuan
darah).

Bayi dan anak

Gagal tumbuh, kejang, iritabilitas, kurang energi, dan kesulitan bernafas bisa
dikaitkan dengan hipertensi pada bayi baru lahir dan bayi usia muda. Pada bayi yang
lebih besar dan anak, hipertensi bisa menyebabkan sakit kepala, iritabilitas tanpa
penyebab yang jelas, lesu, gagal tumbuh, pandangan kabur, mimisan, dan
kelumpuhan wajah.

Komplikasi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Complications of hypertension
Diagram menggambarkan komplikasi utama tekanan darah tinggi persisten.

Hipertensi adalah faktor risiko yang bisa dicegah yang terpenting bagi kematian
prematur di seluruh dunia.. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik]
strokes, penyakit periferal vaskular, dan penyakit kardiovaskular lain, termasuk gagal
jantung, aneurisma aorta, aterosklerosis difus, dan emboli paru. Hipertensi juga
merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kognitif, demensia, dan penyakit ginjal
kronik. Komplikasi lain di antaranya:

Penyebab
Hipertensi primer

Hipertensi primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, meliputi
sebanyak 90–95% dari seluruh kasus hipertensi. Dalam hampir semua masyarakat
kontemporer, tekanan darah meningkat seiring penuaan dan risiko untuk menjadi
hipertensi di kemudian hari cukup tinggi. Hipertensi diakibatkan oleh interaksi gen
yang kompleks dan faktor lingkungan. Berbagai gen yang sering ditemukan sedikit
berpengaruh pada tekanan darah, sudah diidentifikasi, demikian juga beberapa gen
yang jarang yang berpengaruh besar pada tekanan darah tetapi dasar genetik dari
hipertensi masih belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa faktor lingkungan
mempengaruhi tekanan darah. Faktor gaya hidup yang menurunkan tekanan darah di
antaranya mengurangi asupan garam dalam makanan, meningkatkan konsumsi buah-
buahan dan produk rendah lemak (Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi
(diet DASH)). Olah Raga, penurunan berat badan dan menurunkan asupan alkohol
juga membantu menurunkan tekanan darah. Kemungkinan peranan faktor lain seperti
stres, konsumsi kafein, dan defisiensi Vitamin D kurang begitu jelas. Resistensi
insulin, yang umum ditemukan pada obesitas dan merupakan komponen dari sindrom
X (atau sindrom metabolik), juga diduga ikut berperan dalam mengakibatkan
hipertensi. Studi terbaru juga memasukkan kejadian-kejadian pada awal kehidupan
(contohnya, berat lahir rendah, ibu merokok, dan kurangnya air susu ibu) sebagai
faktor risiko bagi hipertensi esensial dewasa. Namun, mekanisme yang
menghubungkan paparan ini dengan hipertensi dewasa tetap tidak jelas.

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat suatu penyebab yang diketahui. Penyakit ginjal
adalah penyebab sekunder tersering dari hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan
oleh kondisi endokrin, seperti sindrom Cushing, hipertiroidisme, hipotiroidisme,
akromegali, sindrom Conn atau hiperaldosteronisme, hiperparatiroidisme, dan
feokromositoma. Penyebab lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas, henti
nafas saat tidur, kehamilan, koarktasio aorta, konsumsi akar manis (licorice) yang
berlebihan, serta obat resep, obat herbal, dan obat-obat terlarang.

Patofisiologi

Suatu diagram yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan arteri

Bagi kebanyakan orang dengan hipertensi esensial (primer), peningkatan resistensi


terhadap aliran darah (resistensi perifer total) bertanggung jawab atas tekanan yang
tinggi itu sementara curah jantung tetap normal. Ada bukti bahwa beberapa orang
muda yang menderita prahipertensi atau “hipertensi perbatasan” memiliki curah
jantung yang tinggi, denyut jantung meningkat, dan resistensi perifer yang normal.
Kondisi ini disebut sebagai hipertensi perbatasan hiperkinetik . Para penderita ini
mengembangkan fitur yang khas dari hipertensi esensial tetap di kemudian hari saat
curah jantung menurun dan resistensi perifer meningkat seiring bertambahnya usia.
Masih diperdebatkan apakah pola ini biasa dialami oleh semua orang yang pada
akhirnya mengalami hipertensi. Peningkatan resistensi perifer pada hipertensi tetap
terutama disebabkan oleh penyempitan struktur arteri dan arteriol kecil. Penurunan
jumlah atau kepadatan pembuluh kapiler juga bisa ikut berperan dalam resistensi
perifer. Hipertensi juga dikaitkan dengan penurunan kelenturan vena perifer, yang
bisa meningkatkan venous return (volume darah yang kembali ke jantung),
meningkatkan preload jantung, dan akhirnya menyebabkan disfungsi diastolik. Masih
belum jelas apakah peningkatan konstriksi aktif pembuluh darah memegang peranan
dalam hipertensi esensial.

Tekanan nadi (perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik) sering
meningkat pada orang lanjut usia dengan hipertensi. Pada keadaan ini dapat terjadi
tekanan sistolik sangat tinggi di atas normal, tetapi tekanan diastolik mungkin normal
atau rendah. Kondisi ini disebut hipertensi sistolik terisolasi. Tekanan nadi yang
tinggi pada orang lanjut usia dengan hipertensi atau hipertensi sistolik terisolasi
disebabkan karena peningkatan kekakuan arteri, yang biasanya menyertai penuaan
dan dapat diperberat oleh tekanan darah tinggi.

Banyak mekanisme yang sudah diajukan sebagai penyebab peningkatan resistensi


yang ditemukan dalam sistem arteri pada hipertensi. Sebagian besar bukti
menunjukkan keterlibatan salah satu atau kedua penyebab beriku:

Gangguan dalam penanganan garam dan air pada ginjal, khususnya gangguan
sistem renin-angiotensin intrarenal
Abnormalitas sistem saraf simpatis

Mekanisme tersebut tidak berdiri sendiri dan tampaknya keduanya ikut berperan
sampai batas tertentu dalam kebanyakan kasus hipertensi esensial. Juga diduga
bahwa disfungsi endotel (gangguan fungsi dinding pembuluh darah) dan peradangan
vaskular juga ikut berperan dalam meningkatkan resistensi perifer dan kerusakan
pembuluh darah pada hipertensi.
Diagnosis

Pemeriksaan yang dilakukan pada hipertensi

Sistem Pemeriksaan

Urinalisis mikroskopik, proteinuria, darah BUN (ureum) dan/atau


Renal
kreatinin

Endokrin Darah natrium, kalium, kalsium, TSH (thyroid-stimulating hormone).

Glukosa darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL dan LDL,


Metabolik
trigliserida

Lain-lain Hematokrit, elektrokardiogram, dan foto Röntgen dada

Sources: Harrison's principles of internal medicine[46] others[47][48][49][50][51]

Diagnosis hipertensi ditegakkan saat pasien menderita tekanan darah tinggi secara
persisten. Biasanya, untuk menegakkan diagnosis diperlukan tiga kali pengukuran
sfigmomanometer yang berbeda dengan interval satu bulan. Pemeriksaan awal pasien
dengan hipertensi mencakup anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap. Dengan
tersedianya pemantauan tekanan darah ambulatori 24 jam dan alat pengukur tekanan
darah di rumah, demi menghindari kekeliruan diagnosis pada pasien dengan
hipertensi white coat (jenis hipertensi yang disebabkan oleh stres saat bertemu dokter
atau berada dalam suasana medis) telah dihasilkan suatu perubahan protokol. Di
Inggris, praktik terbaik yang dianjurkan saat ini adalah dengan melakukan follow-up
satu kali hasil pengukuran tekanan darah yang tinggi di klinik dengan pengukuran
ambulatori. Follow-up juga dapat dilakukan, walaupun kurang ideal, dengan
memonitor tekanan darah di rumah selama kurun waktu tujuh hari.

Sekali diagnosis telah ditegakkan, dokter berusaha mengindentifikasi penyebabnya


berdasarkan faktor risiko dan gejala lainnya, bila ada. Hipertensi sekunder lebih
sering ditemukan pada anak usia prapubertas dan sebagian besar kasus disebabkan
oleh penyakit ginjal. Hipertensi primer atau esensial lebih umum pada orang dewasa
dan memiliki berbagai faktor risiko, di antaranya obesitas dan riwayat hipertensi
dalam keluarga. Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebab hipertensi sekunder, dan untuk menentukan
apakah hipertensi menyebabkan kerusakan pada jantung, mata, dan ginjal.
Pemeriksaan tambahan untuk diabetes dan kadar kolesterol tinggi dilakukan karena
kondisi ini merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan mungkin
memerlukan penanganan.
Kadar kreatinin darah diukur untuk menilai adanya gangguan ginjal, yang mungkin
merupakan penyebab atau akibat dari hipertensi. Kadar kreatinin darah saja dapat
memberikan dugaan yang terlalu tinggi untuk laju filtrasi glomerulus. Panduan
terkini menganjurkan penggunaan rumus prediktif seperti formula Modification of
Diet in Renal Disease (MDRD) untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus
(eGFR). eGFR juga dapat memberikan nilai awal/dasar fungsi ginjal yang dapat
digunakan untuk memonitor efek samping obat antihipertensi tertentu pada fungsi
ginjal. Pemeriksaan protein pada sampel urin digunakan juga sebagai indikator
sekunder penyakit ginjal. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG/ECG) dilakukan
untuk memeriksa tanda-tanda adanya beban yang berlebihan pada jantung akibat
tekanan darah tinggi. Pemeriksaan ini juga dapat menunjukkan adanya penebalan
dinding jantung (hipertrofi ventrikel kiri) atau tanda bahwa jantung pernah
mengalami gangguan ringan seperti serangan jantung tanpa gejala (silent heart
attack). Pemeriksaan foto Röntgen dada atau ekokardiogram juga dapat dilakukan
untuk melihat tanda pembesaran atau kerusakan pada jantung.

Pencegahan
Cukup banyak orang yang mengalami hipertensi tetapi tidak menyadarinya.
Diperlukan tindakan yang mencakup seluruh populasi untuk mengurangi akibat
tekanan darah tinggi dan meminimalkan kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi.
Dianjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum
memulai terapi obat. Pedoman British Hypertension Society 2004 mengajukan
perubahan gaya hidup yang konsisten dengan pedoman dari US National High BP
Education Program tahun 2002 untuk pencegahan utama bagi hipertensi sebagai
berikut:

Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).
Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari
(<6 g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari).
Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30
menit per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).
Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak
lebih dari 2 unit/hari pada perempuan.
Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya
lima porsi per hari).

Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan
masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya
hidup dapat memberikan hasil lebih baik.

Manajemen
Perubahan Gaya Hidup

Penanganan tipe pertama untuk hipertensi identik dengan menganjurkan perubahan


gaya hidup yang bersifat pencegahan dan meliputi perubahan diet, olah raga, dan
penurunan berat badan. Semua perubahan ini telah terbukti menurunkan tekanan
darah secara bermakna pada orang dengan hipertensi. Jika hipertensi cukup tinggi
dan memerlukan pemberian obat segera, perubahan gaya hidup tetap disarankan.
Berbagai program diiklankan dapat mengurangi hipertensi dan dirancang untuk
mengurangi tekanan psikologis misalnya biofeedback, relaksasi, atau meditasi.
Namun, secara umum belum ada penelitian yang secara ilmiah mendukung
efektivitas program ini, karena penelitian yang ada masih berkualitas rendah.

Perubahan asupan diet seperti diet rendah natrium sangat bermanfaat. Diet rendah
natrium jangka panjang (lebih dari 4 minggu) pada Kaukasia efektif menurunkan
tekanan darah, baik pada penderita hipertensi maupun pada orang dengan tekanan
darah normal. Selain itu, diet DASH, suatu diet kaya kacang-kacangan, biji-bijian,
ikan, unggas, buah, dan sayuran, yang dipromosikan oleh National Heart, Lung, and
Blood Institute, menurunkan tekanan darah. Keistimewaan utama dari program ini
adalah membatasi asupan natrium, namun demikian diet ini kaya [kalium]],
magnesium, kalsium, dan protein.

Pengobatan

Saat ini tersedia beberapa golongan obat yang secara keseluruhan disebut obat
antihipertensi, untuk pengobatan hipertensi. Risiko kardiovaskuler (termasuk risiko
infark miokard dan stroke) dan hasil pemeriksaan tekanan darah menjadi
pertimbangan ketika meresepkan obat. Jika pengobatan dimulai, Seventh Joint
National Committee on High Blood Pressure (JNC-7) dari National Heart, Lung, and
Blood Institute menyarankan agar dokter memonitor respons pasien terhadap
pengobatan serta menilai apakah terjadi efek samping akibat obat yang digunakan.
Penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg dapat mengurangi risiko stroke sebesar
34% dan risiko penyakit jantung iskemik hingga 21%. Penurunan tekanan darah juga
dapat mengurangi kemungkinan demensia, gagal jantung, dan mortalitas yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Pengobatan harus ditujukan untuk
mengurangi tekanan darah hingga kurang dari 140/90 mmHg untuk sebagian besar
orang, dan lebih rendah lagi untuk mereka yang memiliki diabetes atau penyakit
ginjal. Sejumlah praktisi medis menyarankan agar tekanan darah dijaga pada level di
bawah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah yang diharapkan tidak tercapai, maka
diperlukan pengobatan lebih lanjut.

Pedoman mengenai pilihan obat dan cara terbaik untuk menentukan pengobatan
untuk berbagai sub-kelompok pun berubah seiring berjalannya waktu dan berbeda-
beda di berbagai negara. Para ahli berbeda pendapat mengenai pengobatan terbaik
untuk hipertensi. Pedoman Kolaborasi Cochrane, World Health Organization, dan
Amerika Serikat mendukung diuretik golongan tiazid dosis rendah sebagai terapi
pilihan untuk lini pertama. Pedoman di Inggris menekankan penghambat kanal
kalsium (calcium channel blocker/CCB) untuk orang yang berusia di atas 55 tahun
atau yang berdarah Afrika atau Karibia. Pedoman ini menyarankan penghambat
enzim konversi angiotensin (angiotensin-converting enzyme inhibitor/ACEI) yang
merupakan obat pilihan yang dianjurkan untuk pengobatan lini pertama pasien
berusia muda. Di Jepang, pengobatan dianggap wajar apabila dimulai dengan satu
dari 6 golongan obat termasuk: CCB, ACEI/ARB, diuretik tiazid, penghambat
reseptor beta, dan penghambat reseptor alfa. Di Kanada semua obat ini, kecuali
penghambat reseptor alfa, dianjurkan sebagai lini pertama yang dapat digunakan.

Kombinasi obat

Banyak orang memerlukan lebih dari satu obat untuk mengendalikan hipertensi
mereka. Pedoman JNC7 dan ESH-ESC menyarankan untuk memulai pengobatan
dengan dua macam obat apabila tekanan darah lebih dari 20 mmHg di atas target
tekanan darah sistolik atau lebih dari 10 mmHg di atas target diastolik. Kombinasi
yang lebih dipilih adalah penghambat sistem renin–angiotensin dengan antagonis
kalsium, atau penghambat sistem renin–angiotensin dengan diuretik. Kombinasi yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Penghambat kanal kalsium dengan diuretik


Penghambat beta dengan diuretik
Penghambat kanal kalsium dihidropiridin dengan penghambat reseptor beta
Penghambat kanal kalsium dihidropiridin dengan verapamil atau diltiazem

Kombinasi yang tidak boleh digunakan adalah sebagai berikut:

Penghambat kanal kalsium non-dihidropiridin (seperti verapamil atau


diltiazem) dengan penghambat reseptor beta
Dua jenis penghambat sistem renin–angiotensin (contohnya, penghambat
enzim konversi angiotensin + penghambat reseptor angiotensin)
Penghambat sistem renin–angiotensin dan penghambat reseptor beta
Penghambat reseptor beta dan obat anti-adrenergik.

Hindari kombinasi penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II, diuretik,
dan OAINS (termasuk penghambat COX-2 selektif dan obat bebas tanpa resep
seperti ibuprofen) jika tidak mendesak, karena tingginya risiko gagal ginjal akut.
Istilah awam dari kombinasi ini adalah "triple whammy" dalam literatur kesehatan
Australia. Tersedia tablet yang mengandung kombinasi tetap dari dua golongan obat
tersebut. Meskipun nyaman dikonsumsi, obat-obatan tersebut sebaiknya tidak
diberikan untuk pasien yang biasa menjalani terapi dengan komponen obat tunggal.

Pasien Usia Lanjut

Pengobatan hipertensi pada hipertensi sedang hingga berat menurunkan tingkat


kematian dan efek samping kardiovaskuler pada pasien usia 60 tahun ke atas. Pada
pasien yang berusia lebih dari 80 tahun pengobatan tampaknya tidak mengurangi
tingkat kematian secara bermakna namun mengurangi risiko penyakit jantung. Target
tekanan darah yang direkomendasikan adalah kurang dari 140/90 mm Hg dengan
diuretik tiazid sebagai obat pilihan di Amerika Serikat. Pada versi revisi pedoman
Inggris, penghambat kanal kalsium merupakan obat pilihan dengan target hasil
pemeriksaan secara klinis kurang dari 150/90 mmHg, atau kurang dari 145/85 mmHg
pada pemantauan dengan tekanan darah ambulatori atau di rumah.

Hipertensi resisten

Hipertensi resisten adalah hipertensi yang terus berada di atas target tekanan darah,
meskipun telah digunakan tiga obat antihipertensi sekaligus dari golongan obat
antihipertensi yang berbeda. Pedoman pengobatan hipertensi resisten telah
dipublikasikan di Inggris and the US.

Kemungkinan terkena penyakit ini


Per tahun 2000, hampir satu milyar orang atau kira-kira 26% dari populasi dewasa
dunia mengalami hipertensi. Ini biasa terjadi baik di negara maju (333 juta) maupun
negara berkembang (639 juta). Namun, angka ini sangat bervariasi di beberapa
wilayah dengan angka terendah 3,4% (laki-laki) dan 6,8% (perempuan) di pedalaman
India dan tertinggi 68,9% (laki-laki) dan 72,5% (perempuan) di Polandia.
Pada 1995 diperkirakan 43 juta orang di Amerika Serikat mengalami hipertensi atau
menjalani terapi antihipertensi. Angka ini mewakili hampir 24% dari populasi
dewasa di AS. Jumlah hipertensi di Amerika Serikat meningkat dan mencapai 29%
pada 2004. Per tahun 2006 hipertensi menyerang 76 juta orang dewasa di Amerika
Serikat (34% dari populasi) dan kasus terbanyak terjadi pada orang dewasa ras
Afrika-Amerika yakni sebesar 44%.Penyakit ini lebih banyak dialami oleh penduduk
asli Amerika dan lebih sedikit dialami oleh kelompok kulit putih dan ras Meksiko-
Amerika. Jumlah ini meningkat seiring bertambahnya usia, dan lebih banyak
ditemukan pada Amerika Serikat bagian tenggara. Hipertensi lebih banyak
ditemukan pada laki-laki daripada perempuan (meskipun selisih tersebut cenderung
menurun pada perempuan menopause) dan pada kelompok dengan status
sosioekonomi rendah.

Anak

Jumlah tekanan darah tinggi pada anak semakin meningkat. Sebagian besar
hipertensi pada anak, terutama pada usia pra-remaja, merupakan hipertensi sekunder
akibat penyakit yang mendasarinya. Selain obesitas, penyakit ginjal menjadi
penyebab hipertensi yang tersering (60–70%) pada anak. Remaja biasanya
mengalami hipertensi primer atau esensial (tidak diketahui penyebabnya), yakni
mencapai 85–95% dari seluruh kasus.

Sejarah

Gambar pembuluh vena dari Exercitatio anatomica de motu cordis et sanguinis in


animalibus karya Harvey (“Suatu Praktik Anatomi mengenai Pergerakan Jantung dan
Darah pada Makhluk Hidup”)

Pemikiran modern tentang sistem kardiovaskuler dimulai dengan karya dokter


William Harvey (1578–1657). Harvey menjelaskan tentang sirkulasi darah di dalam
bukunya yang berjudul De otu ordis ("Pergerakan Jantung dan Darah"). Seorang
pendeta Inggris Stephen Hales membuat publikasi pertama mengenai pengukuran
tekanan darah pada tahun 1733. Deskripsi hipertensi sebagai suatu penyakit datang
dari, di antaranya, Thomas Young pada tahun 1808 dan Richard Bright pada tahun
1836. Laporan pertama tentang tekanan darah yang meningkat pada seseorang tanpa
bukti adanya penyakit ginjal dibuat oleh Frederick Akbar Mahomed (1849–1884).
Namun, hipertensi sebagai sebuah entitas klinis baru muncul pada 1896 dengan
ditemukannya sfigmomanometer menggunakan manset oleh Scipione Riva-Rocci
pada 1896. Dengan penemuan ini, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan di
klinik. Pada 1905, Nikolai Korotkoff mengembangkan teknik tersebut dengan
mendeskripsikan bunyi Korotkoff yang terdengar saat arteri diauskultasi dengan
stetoskop pada saat manset sfigmomanometer dikempiskan.

Menurut sejarah, pengobatan untuk apa yang disebut dengan "penyakit nadi keras
(hard pulse disease)" terdiri dari penurunan jumlah darah melalui pengeluaran darah
atau penggunaan lintah.[86] Yellow Emperor dari Cina, Cornelius Celsus, Galen, dan
Hippocrates menyarankan pengeluaran darah. Pada abad ke-19 dan ke-20, sebelum
adanya terapi farmakologi yang efektif untuk hipertensi, digunakan tiga modalitas
pengobatan, semuanya dengan berbagai efek samping. Modalitas ini mencakup
pembatasan ketat konsumsi natrium (contohnya, diet nasi), simpatektomi (ablasi
bedah pada bagian sistem saraf simpatis), dan terapi pirogen (penyuntikan zat yang
menyebabkan demam, secara tidak langsung menurunkan tekanan darah). Zat kimia
pertama untuk hipertensi, natrium tiosianat, digunakan pada 1900 namun memiliki
banyak efek samping dan kurang disukai. Beberapa jenis obat lainnya dikembangkan
setelah Perang Dunia Kedua. Yang paling disukai dan cukup efektif adalah
tetrametilamonium klorida dan turunannya heksametonium, hidralazin, dan reserpin
(turunan dari tumbuhan obat Rauwolfia serpentina). Terobosan besar dicapai dengan
penemuan obat oral pertama yang dapat ditoleransi dengan baik. Yang pertama
klorotiazid, diuretik tiazid pertama, yang dikembangkan dari antibiotik sulfanilamid
dan mulai tersedia pada 1958. Obat ini meningkatkan ekskresi garam dan mencegah
akumulasi cairan. Uji klinik acak terkontrol yang disponsori oleh Veterans
Administration membandingkan hidroklorotiazid plus reserpin plus hidralazin versus
plasebo. Penelitian ini dihentikan lebih awal karena pada kelompok tekanan darah
tinggi yang tidak mendapatkan pengobatan terjadi lebih banyak komplikasi
dibandingkan pasien yang diobati, dan dirasakan tidak etis untuk tidak memberikan
pengobatan kepada mereka. Penelitian tersebut dilanjutkan pada kelompok pasien
dengan tekanan darah yang lebih rendah dan menunjukkan bahwa bahkan pada
pasien dengan hipertensi ringan, pengobatan dapat mengurangi hampir lebih dari
setengah risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Pada 1975, Lasker Special
Public Health Award diberikan kepada tim yang telah mengembangkan klorotiazid.
Hasil penelitian ini mendorong kampanye kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran terhadap hipertensi dan mempromosikan pengukuran dan pengobatan
tekanan darah tinggi. Pengukuran ini tampaknya telah memegang sebagian peranan
dalam penurunan angka stroke dan penyakit jantung iskemik sebesar 50% antara
1972 dan 1994.

Masyarakat dan budaya


Kesadaran

Grafik menunjukkan perbandingan prevalensi kesadaran, pengobatan dan


pengendalian hipertensi antara empat penelitian NHANES

World Health Organization telah mengidentifikasi hipertensi, atau tekanan darah


tinggi, sebagai penyebab utama mortalitas kardiovaskuler. World Hypertension
League (WHL), sebuah organisasi yang menaungi 85 organisasi masyarakat dan liga
hipertensi nasional, menyatakan bahwa lebih dari 50% orang yang terkena hipertensi
di seluruh dunia tidak menyadari kondisi mereka. Untuk mengatasi masalah ini,
WHL merintis suatu kampanye hipertensi di seluruh dunia pada 2005 dan
menetapkan tanggal 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Dunia (WHD). Selama tiga
tahun terakhir, semakin banyak organisasi masyarakat dari berbagai negara yang
terlibat dalam WHD dan mulai melakukan kegiatan inovatif untuk menyampaikan
pesan mereka kepada masyarakat. Pada 2007, tercatat ada 47 negara anggota WHL
yang berpartisipasi. Selama pekan WHD, semua negara ini bermitra dengan
pemerintah setempat, organisasi profesi, organisasi non-pemerintah, dan industri
swasta untuk mempromosikan kesadaran mengenai hipertensi tersebut melalui
beberapa media dan kampanye masyarakat. Dengan menggunakan media massa
seperti Internet dan televisi, pesan tersebut menjangkau lebih dari 250 juta orang.
Dengan semakin meningkatnya momentum ini dari tahun ke tahun, WHL yakin
bahwa hampir semua dari sekitar 1,5 milyar orang yang terkena tekanan darah tinggi
dapat dijangkau.

Segi ekonomi

Tekanan darah tinggi adalah masalah medis kronis tersering yang membawa orang
berobat ke tempat pelayanan kesehatan primer di Amerika Serikat. American Heart
Association memperkirakan biaya kesehatan langsung dan tidak langsung dari
tekanan darah tinggi sebesar $76,6 milyar pada 2010. Di Amerika Serikat, 80% orang
yang mengalami hipertensi menyadari kondisi mereka dan 71% mengonsumsi obat
antihipertensi. Namun, hanya 48% orang yang mengetahui bahwa mereka mengalami
hipertensi, melakukan pengendalian hipertensi secara adekuat. Diagnosis,
pengobatan, atau kontrol tekanan darah tinggi yang tidak cukup dapat mengganggu
tata laksana hipertensi. Penyedia layanan kesehatan menghadapi banyak kendala
dalam mencapai pengendalian tekanan darah, termasuk penolakan terhadap
penggunaan beberapa obat untuk mencapai target tekanan darah yang diharapkan.
Pasien juga mengalami kesulitan mematuhi jadwal minum obat dan mengubah gaya
hidup. Meskipun demikian, target tekanan darah sangat mungkin dapat dicapai.
Menurunkan tekanan darah berarti mengurangi biaya untuk perawatan medis yang
lebih lanjut.

Kesadaran

Grafik menunjukkan perbandingan prevalensi kesadaran, pengobatan dan


pengendalian hipertensi antara empat penelitian NHANES

World Health Organization telah mengidentifikasi hipertensi, atau tekanan darah


tinggi, sebagai penyebab utama mortalitas kardiovaskuler. World Hypertension
League (WHL), sebuah organisasi yang menaungi 85 organisasi masyarakat dan liga
hipertensi nasional, menyatakan bahwa lebih dari 50% orang yang terkena hipertensi
di seluruh dunia tidak menyadari kondisi mereka. Untuk mengatasi masalah ini,
WHL merintis suatu kampanye hipertensi di seluruh dunia pada 2005 dan
menetapkan tanggal 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Dunia (WHD). Selama tiga
tahun terakhir, semakin banyak organisasi masyarakat dari berbagai negara yang
terlibat dalam WHD dan mulai melakukan kegiatan inovatif untuk menyampaikan
pesan mereka kepada masyarakat. Pada 2007, tercatat ada 47 negara anggota WHL
yang berpartisipasi. Selama pekan WHD, semua negara ini bermitra dengan
pemerintah setempat, organisasi profesi, organisasi non-pemerintah, dan industri
swasta untuk mempromosikan kesadaran mengenai hipertensi tersebut melalui
beberapa media dan kampanye masyarakat. Dengan menggunakan media massa
seperti Internet dan televisi, pesan tersebut menjangkau lebih dari 250 juta orang.
Dengan semakin meningkatnya momentum ini dari tahun ke tahun, WHL yakin
bahwa hampir semua dari sekitar 1,5 milyar orang yang terkena tekanan darah tinggi
dapat dijangkau.

Referensi
1. Carretero OA, Oparil S (January 2000). "Essential hypertension. Part I: Definition
and etiology". Circulation 101 (3): 329–35. doi:10.1161/01.CIR.101.3.329. PMID
10645931. http://circ.ahajournals.org/content/101/3/329.long.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. (December 2003). "Seventh report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure". Hypertension 42 (6): 1206–52.
doi:10.1161/01.HYP.0000107251.49515.c2. PMID 14656957.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/1206.long.

3. National Clinical Guidance Centre (August 2011). "7 Diagnosis of Hypertension, 7.5
Link from evidence to recommendations". Hypertension (NICE CG 127). National
Institute for Health and Clinical Excellence. hlm. 102.
http://www.nice.org.uk/nicemedia/live/13561/56007/56007.pdf. Diakses pada 22
Desember 2011.

4. Mancia G, De Backer G, Dominiczak A, et al. (September 2007). "2007 ESH-ESC


Practice Guidelines for the Management of Arterial Hypertension: ESH-ESC Task
Force on the Management of Arterial Hypertension". J. Hypertens. 25 (9): 1751–62.
doi:10.1097/HJH.0b013e3282f0580f. PMID 17762635.

5. Williams B, Poulter NR, Brown MJ, et al. (March 2004). "Guidelines for
management of hypertension: report of the fourth working party of the British
Hypertension Society, 2004-BHS IV". J Hum Hypertens 18 (3): 139–85.
doi:10.1038/sj.jhh.1001683. PMID 14973512.

6. Dionne JM, Abitbol CL, Flynn JT (January 2012). "Hypertension in infancy:


diagnosis, management and outcome". Pediatr. Nephrol. 27 (1): 17–32.
doi:10.1007/s00467-010-1755-z. PMID 21258818.

7. Din-Dzietham R, Liu Y, Bielo MV, Shamsa F (September 2007). "High blood


pressure trends in children and adolescents in national surveys, 1963 to 2002".
Circulation 116 (13): 1488–96. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.106.683243.
PMID 17846287.

8. The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescents". Pediatrics 114 (2 Suppl 4th Report): 555–76. 1
Agustus 2004. PMID 15286277.

9. Fisher ND, Williams GH (2005). "Hypertensive vascular disease". di dalam Kasper


DL, Braunwald E, Fauci AS, et al.. Harrison's Principles of Internal Medicine (edisi
ke-16th). New York, NY: McGraw-Hill. hlm. 1463–81. ISBN 0-07-139140-1.

10. Wong T, Mitchell P (February 2007). "The eye in hypertension". Lancet 369 (9559):
425–35. doi:10.1016/S0140-6736(07)60198-6. PMID 17276782.

11. O'Brien, Eoin; Beevers, D. G.; Lip, Gregory Y. H. (2007). ABC of hypertension.
London: BMJ Books. ISBN 1-4051-3061-X.

12. Papadopoulos DP, Mourouzis I, Thomopoulos C, Makris T, Papademetriou V


(December 2010). "Hypertension crisis". Blood Press. 19 (6): 328–36.
doi:10.3109/08037051.2010.488052. PMID 20504242.
13. Marik PE, Varon J (June 2007). "Hypertensive crises: challenges and management".
Chest 131 (6): 1949–62. doi:10.1378/chest.06-2490. PMID 17565029.
http://chestjournal.chestpubs.org/content/131/6/1949.long.

14. Gibson, Paul (July 30, 2009). "Hypertension and Pregnancy". eMedicine Obstetrics
and Gynecology. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/261435-
overview. Diakses pada 16 Juni 2009.

15. Rodriguez-Cruz, Edwin (April 6, 2010). "Hypertension". eMedicine Pediatrics:


Cardiac Disease and Critical Care Medicine. Medscape.
http://emedicine.medscape.com/article/889877-overview. Diakses pada 16 Juni
2009.

16. "Global health risks: mortality and burden of disease attributable to selected major
risks.". World Health Organization. 13 Maret 2009.
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_report_ful
l.pdf. Diakses pada 10 Februari 2012.

17. Lewington S, Clarke R, Qizilbash N, Peto R, Collins R (December 2002). "Age-


specific relevance of usual blood pressure to vascular mortality: a meta-analysis of
individual data for one million adults in 61 prospective studies". Lancet 360 (9349):
1903–13. doi:10.1016/S0140-6736(02)11911-8. PMID 12493255.

18. Singer DR, Kite A (June 2008). "Management of hypertension in peripheral arterial
disease: does the choice of drugs matter?". European Journal of Vascular and
Endovascular Surgery 35 (6): 701–8. doi:10.1016/j.ejvs.2008.01.007. PMID
18375152.

19. Zeng C, Villar VA, Yu P, Zhou L, Jose PA (April 2009). "Reactive oxygen species
and dopamine receptor function in essential hypertension". Clinical and
Experimental Hypertension 31 (2): 156–78. doi:10.1080/10641960802621283.
PMID 19330604.

20. Vasan, RS (2002 Feb 27). "Residual lifetime risk for developing hypertension in
middle-aged women and men: The Framingham Heart Study.". JAMA: the journal of
the American Medical Association 287 (8): 1003-10. PMID 11866648.

21. The International Consortium for Blood Pressure Genome-Wide Association


Studies. Genetic variants in novel pathways influence blood pressure and
cardiovascular disease risk. Nature 2011; 478: 103–109 doi:10.1038/nature10405

22. Lifton, RP (2001 Feb 23). "Molecular mechanisms of human hypertension.". Cell
104 (4): 545-56. PMID 11239411.

23. He, FJ (2009 Jun). "A comprehensive review on salt and health and current
experience of worldwide salt reduction programmes.". Journal of human
hypertension 23 (6): 363-84. PMID 19110538.

24. Dickinson HO, Mason JM, Nicolson DJ, Campbell F, Beyer FR, Cook JV, Williams
B, Ford GA. Lifestyle interventions to reduce raised blood pressure: a systematic
review of randomized controlled trials. J Hypertens. 2006;24:215-33.

25. Haslam DW, James WP (2005). "Obesity". Lancet 366 (9492): 1197–209.
doi:10.1016/S0140-6736(05)67483-1. PMID 16198769.

26. Whelton PK, He J, Appel LJ, Cutler JA, Havas S, Kotchen TA et al. (2002).
"Primary prevention of hypertension: Clinical and public health advisory from The
National High Blood Pressure Education Program". JAMA 288 (15): 1882–8.
doi:10.1001/jama.288.15.1882. PMID 12377087.

27. Mesas AE, Leon-Muñoz LM, Rodriguez-Artalejo F, Lopez-Garcia E. The effect of


coffee on blood pressure and cardiovascular disease in hypertensive individuals: A
systematic review and meta-analysis. Am J Clin Nutr. 2011;94:1113–26.
28. Vaidya A, Forman JP (November 2010). "Vitamin D and hypertension: current
evidence and future directions". Hypertension 56 (5): 774–9.
doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.109.140160. PMID 20937970.

29. Sorof J, Daniels S (October 2002). "Obesity hypertension in children: a problem of


epidemic proportions". Hypertension 40 (4): 441–447.
doi:10.1161/01.HYP.0000032940.33466.12. PMID 12364344.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=12364344. Diakses
pada 3 Juni 2009.

30. Lawlor, DA (2005 May). "Early life determinants of adult blood pressure.". Current
opinion in nephrology and hypertension 14 (3): 259-64. PMID 15821420.

31. Dluhy RG, Williams GH. Endocrine hypertension. In: Wilson JD, Foster DW,
Kronenberg HM, eds. Williams Textbook of Endocrinology. 9th ed. Philadelphia,
Pa: WB Saunders; 1998:729-49.

32. Grossman E, Messerli FH (January 2012). "Drug-induced Hypertension: An


Unappreciated Cause of Secondary Hypertension". Am. J. Med. 125 (1): 14–22.
doi:10.1016/j.amjmed.2011.05.024. PMID 22195528.

33. Conway J (April 1984). "Hemodynamic aspects of essential hypertension in


humans". Physiol. Rev. 64 (2): 617–60. PMID 6369352.

34. Palatini P, Julius S (June 2009). "The role of cardiac autonomic function in
hypertension and cardiovascular disease". Curr. Hypertens. Rep. 11 (3): 199–205.
PMID 19442329.

35. Andersson OK, Lingman M, Himmelmann A, Sivertsson R, Widgren BR (2004).


"Prediction of future hypertension by casual blood pressure or invasive
hemodynamics? A 30-year follow-up study". Blood Press. 13 (6): 350–4. PMID
15771219.

36. Folkow B (April 1982). "Physiological aspects of primary hypertension". Physiol.


Rev. 62 (2): 347–504. PMID 6461865.

37. Struijker Boudier HA, le Noble JL, Messing MW, Huijberts MS, le Noble FA, van
Essen H (December 1992). "The microcirculation and hypertension". J Hypertens
Suppl 10 (7): S147–56. PMID 1291649.

38. Safar ME, London GM (August 1987). "Arterial and venous compliance in sustained
essential hypertension". Hypertension 10 (2): 133–9. PMID 3301662.

39. Schiffrin EL (February 1992). "Reactivity of small blood vessels in hypertension:


relation with structural changes. State of the art lecture". Hypertension 19 (2 Suppl):
II1–9. PMID 1735561.

40. Chobanian AV (August 2007). "Clinical practice. Isolated systolic hypertension in


the elderly". N. Engl. J. Med. 357 (8): 789–96. doi:10.1056/NEJMcp071137. PMID
17715411.

41. Zieman SJ, Melenovsky V, Kass DA (May 2005). "Mechanisms, pathophysiology,


and therapy of arterial stiffness". Arterioscler. Thromb. Vasc. Biol. 25 (5): 932–43.
doi:10.1161/01.ATV.0000160548.78317.29. PMID 15731494.

42. Navar LG (December 2010). "Counterpoint: Activation of the intrarenal renin-


angiotensin system is the dominant contributor to systemic hypertension". J. Appl.
Physiol. 109 (6): 1998–2000; discussion 2015.
doi:10.1152/japplphysiol.00182.2010a. PMID 21148349.

43. Esler M, Lambert E, Schlaich M (December 2010). "Point: Chronic activation of the
sympathetic nervous system is the dominant contributor to systemic hypertension".
J. Appl. Physiol. 109 (6): 1996–8; discussion 2016.
doi:10.1152/japplphysiol.00182.2010. PMID 20185633.

44. Versari D, Daghini E, Virdis A, Ghiadoni L, Taddei S (June 2009). "Endothelium-


dependent contractions and endothelial dysfunction in human hypertension". Br. J.
Pharmacol. 157 (4): 527–36. doi:10.1111/j.1476-5381.2009.00240.x. PMID
19630832.

45. Marchesi C, Paradis P, Schiffrin EL (July 2008). "Role of the renin-angiotensin


system in vascular inflammation". Trends Pharmacol. Sci. 29 (7): 367–74.
doi:10.1016/j.tips.2008.05.003. PMID 18579222.

46. Loscalzo, Joseph; Fauci, Anthony S.; Braunwald, Eugene; Dennis L. Kasper;
Hauser, Stephen L; Longo, Dan L. (2008). Harrison's principles of internal
medicine. McGraw-Hill Medical. ISBN 0-07-147691-1.

47. Padwal RS, Hemmelgarn BR, Khan NA et al. (May 2009). "The 2009 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 25 (5): 279–86. doi:10.1016/S0828-
282X(09)70491-X. PMID 19417858.

48. Padwal RJ, Hemmelgarn BR, Khan NA et al. (June 2008). "The 2008 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 24 (6): 455–63. doi:10.1016/S0828-
282X(08)70619-6. PMID 18548142.

49. Padwal RS, Hemmelgarn BR, McAlister FA et al. (May 2007). "The 2007 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 23 (7): 529–38. doi:10.1016/S0828-
282X(07)70797-3. PMID 17534459.

50. Hemmelgarn BR, McAlister FA, Grover S et al. (May 2006). "The 2006 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part I – Blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 22 (7): 573–81. doi:10.1016/S0828-
282X(06)70279-3. PMID 16755312.

51. Hemmelgarn BR, McAllister FA, Myers MG et al. (June 2005). "The 2005 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: part 1- blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 21 (8): 645–56. PMID 16003448.

52. ^ North of England Hypertension Guideline Development Group (1 August 2004).


"Frequency of measurements". Essential hypertension (NICE CG18). National
Institute for Health and Clinical Excellence. hlm. 53.
http://guidance.nice.org.uk/index.jsp?action=download&o=48384. Diakses pada 22
Desember 2011.

53. Luma GB, Spiotta RT (may 2006). "Hypertension in children and adolescents". Am
Fam Physician 73 (9): 1558–68. PMID 16719248.

54. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. (December 2003). "Seventh report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure". Hypertension 42 (6): 1206–52.
doi:10.1161/01.HYP.0000107251.49515.c2. PMID 14656957.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/1206.long.

55. Williams, B (2004 Mar). "Guidelines for management of hypertension: report of the
fourth working party of the British Hypertension Society, 2004-BHS IV.". Journal of
human hypertension 18 (3): 139-85. PMID 14973512.
56. Whelton PK et al. (2002). "Primary prevention of hypertension. Clinical and public
health advisory from the National High Blood Pressure Education Program". JAMA
288 (15): 1882–1888. doi:10.1001/jama.288.15.1882. PMID 12377087.

57. "NPS Prescribing Practice Review 52: Treating hypertension" . NPS Medicines Wise.
1 September 2010.
http://www.nps.org.au/health_professionals/publications/prescribing_practice_revie
w/current/prescribing_practice_review_52. Diakses pada 5 November 2010.

58. Siebenhofer, A (2011-09-07). Siebenhofer, Andrea. ed. "Long-term effects of


weight-reducing diets in hypertensive patients". Cochrane database of systematic
reviews (Online) 9: CD008274. doi:10.1002/14651858.CD008274.pub2. PMID
21901719.

59. Blumenthal JA, Babyak MA, Hinderliter A et al. (January 2010). "Effects of the
DASH diet alone and in combination with exercise and weight loss on blood
pressure and cardiovascular biomarkers in men and women with high blood
pressure: the ENCORE study". Arch. Intern. Med. 170 (2): 126–35.
doi:10.1001/archinternmed.2009.470. PMID 20101007.

60. Greenhalgh J, Dickson R, Dundar Y (October 2009). "The effects of biofeedback for
the treatment of essential hypertension: a systematic review". Health Technol Assess
13 (46): 1–104. doi:10.3310/hta13460 (2010-08-21 nonaktif). PMID 19822104.

61. Rainforth MV, Schneider RH, Nidich SI, Gaylord-King C, Salerno JW, Anderson
JW (December 2007). "Stress Reduction Programs in Patients with Elevated Blood
Pressure: A Systematic Review and Meta-analysis". Curr. Hypertens. Rep. 9 (6):
520–8. doi:10.1007/s11906-007-0094-3. PMID 18350109.

62. Ospina MB, Bond K, Karkhaneh M et al. (June 2007). "Meditation practices for
health: state of the research". Evid Rep Technol Assess (Full Rep) (155): 1–263.
PMID 17764203.

63. He, FJ (2004). "Effect of longer-term modest salt reduction on blood pressure.".
Cochrane database of systematic reviews (Online) (3): CD004937. PMID 15266549.
http://onlinelibrary.wiley.com/o/cochrane/clsysrev/articles/CD004937/frame.html.

64. "Your Guide To Lowering Your Blood Pressure With DASH" (PDF).
http://www.nhlbi.nih.gov/health/public/heart/hbp/dash/new_dash.pdf. Diakses pada
8 Juni 2009.

65. Nelson, Mark. "Drug treatment of elevated blood pressure". Australian Prescriber
(33): 108–112. http://www.australianprescriber.com/magazine/33/4/108/12. Diakses
pada 11 Agustus 2010.

66. Law M, Wald N, Morris J (2003). "Lowering blood pressure to prevent myocardial
infarction and stroke: a new preventive strategy". Health Technol Assess 7 (31): 1–
94. PMID 14604498. http://www.hta.ac.uk/fullmono/mon731.pdf.

67. Shaw, Gina (2009-03-07). "Prehypertension: Early-stage High Blood Pressure".


WebMD. http://www.webmd.com/content/article/73/88927.htm. Diakses pada 3 Juli
2009.

68. Eni C. Okonofua; Kit N. Simpson; Ammar Jesri; Shakaib U. Rehman; Valerie L.
Durkalski; Brent M. Egan (January 23, 2006). "Therapeutic Inertia Is an Impediment
to Achieving the Healthy People 2010 Blood Pressure Control Goals". Hypertension
47 (2006;47:345): 345–51. doi:10.1161/01.HYP.0000200702.76436.4b. PMID
16432045. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/abstract/47/3/345. Diakses pada
22 November 2009.

69. Klarenbach, SW (2010 May). "Identification of factors driving differences in cost


effectiveness of first-line pharmacological therapy for uncomplicated hypertension.".
The Canadian journal of cardiology 26 (5): e158-63. PMID 20485695.
70. Wright JM, Musini VM (2009). Wright, James M. ed. "First-line drugs for
hypertension". Cochrane Database Syst Rev (3): CD001841.
doi:10.1002/14651858.CD001841.pub2. PMID 19588327.

71. National Institute Clinical Excellence (August 2011). "1.5 Initiating and monitoring
antihypertensive drug treatment, including blood pressure targets". GC127
Hypertension: Clinical management of primary hypertension in adults.
http://publications.nice.org.uk/hypertension-cg127/guidance#initiating-and-
monitoring-antihypertensive-drug-treatment-including-blood-pressure-targets-2.
Diakses pada 23 Desember 2011.

72. Sever PS, Messerli FH (October 2011). "Hypertension management 2011: optimal
combination therapy". Eur. Heart J. 32 (20): 2499–506.
doi:10.1093/eurheartj/ehr177. PMID 21697169.

73. "2.5.5.1 Angiotensin-converting enzyme inhibitors". British National Formulary.


No. 62. 1 September 2011. http://bnf.org/bnf/bnf/current/2578.htm. Diakses pada 22
Desember 2011.

74. Musini VM, Tejani AM, Bassett K, Wright JM (2009). Musini, Vijaya M. ed.
"Pharmacotherapy for hypertension in the elderly". Cochrane Database Syst Rev (4):
CD000028. doi:10.1002/14651858.CD000028.pub2. PMID 19821263.

75. Aronow WS, Fleg JL, Pepine CJ, et al. (May 2011). "ACCF/AHA 2011 expert
consensus document on hypertension in the elderly: a report of the American
College of Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus
documents developed in collaboration with the American Academy of Neurology,
American Geriatrics Society, American Society for Preventive Cardiology,
American Society of Hypertension, American Society of Nephrology, Association of
Black Cardiologists, and European Society of Hypertension". J. Am. Coll. Cardiol.
57 (20): 2037–114. doi:10.1016/j.jacc.2011.01.008. PMID 21524875.

76. "CG34 Hypertension - quick reference guide" (PDF). National Institute for Health
and Clinical Excellence. 28 Juni 2006.
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/cg034quickrefguide.pdf. Diakses pada 4
Maret 2009.

77. Calhoun DA, Jones D, Textor S et al. (June 2008). "Resistant hypertension:
diagnosis, evaluation, and treatment. A scientific statement from the American Heart
Association Professional Education Committee of the Council for High Blood
Pressure Research". Hypertension 51 (6): 1403–19.
doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.108.189141. PMID 18391085.

78. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Muntner P, Whelton PK, He J (2005).


"Global burden of hypertension: analysis of worldwide data". Lancet 365 (9455):
217–23. doi:10.1016/S0140-6736(05)17741-1. PMID 15652604.

79. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Whelton PK, He J (January 2004).


"Worldwide prevalence of hypertension: a systematic review". J. Hypertens. 22 (1):
11–9. PMID 15106785.

80. Burt VL, Whelton P, Roccella EJ et al. (March 1995). "Prevalence of hypertension
in the US adult population. Results from the Third National Health and Nutrition
Examination Survey, 1988–1991". Hypertension 25 (3): 305–13. PMID 7875754.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=7875754. Diakses
pada 5 Juni 2009.

81. Burt VL, Cutler JA, Higgins M et al. (July 1995). "Trends in the prevalence,
awareness, treatment, and control of hypertension in the adult US population. Data
from the health examination surveys, 1960 to 1991". Hypertension 26 (1): 60–9.
PMID 7607734. http://hyper.ahajournals.org/cgi/pmidlookup?
view=long&pmid=7607734. Diakses pada 5 Juni 2009.
82. Ostchega Y, Dillon CF, Hughes JP, Carroll M, Yoon S (July 2007). "Trends in
hypertension prevalence, awareness, treatment, and control in older U.S. adults: data
from the National Health and Nutrition Examination Survey 1988 to 2004". Journal
of the American Geriatrics Society 55 (7): 1056–65. doi:10.1111/j.1532-
5415.2007.01215.x. PMID 17608879.

83. Lloyd-Jones D, Adams RJ, Brown TM, et al. (February 2010). "Heart disease and
stroke statistics--2010 update: a report from the American Heart Association".
Circulation 121 (7): e46–e215. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.109.192667.
PMID 20019324.

84. Falkner B (May 2009). "Hypertension in children and adolescents: epidemiology and
natural history". Pediatr. Nephrol. 25 (7): 1219–24. doi:10.1007/s00467-009-1200-
3. PMID 19421783.

85. Luma GB, Spiotta RT (May 2006). "Hypertension in children and adolescents". Am
Fam Physician 73 (9): 1558–68. PMID 16719248.
http://www.aafp.org/afp/20060501/1558.html.

86. Esunge PM (October 1991). "From blood pressure to hypertension: the history of
research". J R Soc Med 84 (10): 621. PMID 1744849.

87. Kotchen TA (October 2011). "Historical trends and milestones in hypertension


research: a model of the process of translational research". Hypertension 58 (4):
522–38. doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.111.177766. PMID 21859967.

88. Swales JD, ed (1995). Manual of hypertension. Oxford: Blackwell Science. hlm. xiii.
ISBN 0-86542-861-1.

89. Postel-Vinay N, ed (1996). A century of arterial hypertension 1896–1996.


Chichester: Wiley. hlm. 213. ISBN 0-471-96788-2.

90. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama Dustan

91. Novello FC, Sprague JM (1957). "Benzothiadiazine dioxides as novel diuretics". J.


Am. Chem. Soc. 79 (8): 2028. doi:10.1021/ja01565a079.

92. Freis ED (1974). "The Veterans Administration Cooperative Study on


Antihypertensive Agents. Implications for Stroke Prevention" (PDF). Stroke 5 (1):
76–77. doi:10.1161/01.STR.5.1.76. PMID 4811316.
http://stroke.ahajournals.org/content/5/1/76.long.

93. Chockalingam A (May 2007). "Impact of World Hypertension Day". Canadian


Journal of Cardiology 23 (7): 517–9. doi:10.1016/S0828-282X(07)70795-X. PMID
17534457.

94. Chockalingam A (June 2008). "World Hypertension Day and global awareness".
Canadian Journal of Cardiology 24 (6): 441–4. doi:10.1016/S0828-282X(08)70617-
2. PMID 18548140.

95. Alcocer L, Cueto L (June 2008). "Hypertension, a health economics perspective".


Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease 2 (3): 147–55.
doi:10.1177/1753944708090572. PMID 19124418.
http://tak.sagepub.com/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=19124418. Diakses pada
20 Juni 2009.

96. William J. Elliott (October 2003). "The Economic Impact of Hypertension". The
Journal of Clinical Hypertension 5 (4): 3–13. doi:10.1111/j.1524-
6175.2003.02463.x. PMID 12826765.
97. Coca A (2008). "Economic benefits of treating high-risk hypertension with
angiotensin II receptor antagonists (blockers)". Clinical Drug Investigation 28 (4):
211–20. doi:10.2165/00044011-200828040-00002. PMID 18345711.

Anda mungkin juga menyukai