Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140
mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan
jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri
perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Dewasa
Tekanan
Tekanan sistolik
diastolik
Klasifikasi (JNC7)[2]
Dewasa
Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan hanya terjadi pada sekitar 0,2 sampai 3%
neonatus. Tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi baru lahir yang sehat.
Hipertensi lebih umum terjadi pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai faktor,
seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat badan lahir perlu dipertimbangkan
ketika memutuskan apakah tekanan darah termasuk normal pada neonatus.
Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9% bergantung pada usia,
jenis kelamin, dan etnisitas) dan dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami
kesehatan yang buruk. Rekomendasi saat ini adalah agar anak di atas usia tiga tahun
diperiksa tekanan darahnya kapanpun mereka melakukan kunjungan atau
pemeriksaan rutin. Tekanan darah tinggi baru dipastikan setelah kunjungan berulang
sebelum menyatakan seorang anak mengalami hipertensi. Tekanan darah meningkat
seiring usia pada masa kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi didefinisikan sebagai
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang pada tiga atau lebih waktu yang
berbeda, sama dengan atau lebih tinggi dari persentil ke-95 yang sesuai untuk jenis
kelamin, usia, dan tinggi badan anak. Pra-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih besar atau sama dengan
persentil ke-90, tapi lebih kecil dari persentil ke-95. Pada remaja, diusulkan bahwa
hipertensi dan pra-hipertensi didiagnosis dan digolongkan dengan menggunakan
kriteria dewasa.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati
hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan menggunakan
oftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-
IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan
lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang
telah mengalami hipertensi.
Hipertensi sekunder
Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat menunjukkan hipertensi sekunder, yaitu
hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau penyakit endokrin.
Contohnya, obesitas pada dada dan perut, intoleransi glukosa, wajah bulat seperti
bulan (moon facies), "punuk kerbau" (buffalo hump), dan striae ungu menandakan
Sindrom Cushing. Penyakit tiroid dan akromegali juga dapat menyebabkan hipertensi
dan mempunyai gejala dan tanda yang khas.[11] Bising perut mungkin
mengindikasikan stenosis arteri renalis (penyempitan arteri yang mengedarkan darah
ke ginjal). Berkurangnya tekanan darah di kaki atau lambatnya atau hilangnya denyut
arteri femoralis mungkin menandakan koarktasio aorta (penyempitan aorta sesaat
setelah meninggalkan jantung). Hipertensi yang sangat bervariasi dengan sakit
kepala, palpitasi, pucat, dan berkeringat harus segera menimbulkan kecurigaan ke
arah feokromositoma.
Krisis hipertensi
Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih atau sama dengan 180
atau diastolik lebih atau sama dengan 110, kadang disebut hipertensi maligna atau
akselerasi) sering disebut sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat
ini memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan
darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih cenderung
melaporkan sakit kepala (22% dari kasus dan pusing dibandingkan dengan populasi
umum. Gejala lain krisis hipertensi mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak
napas karena gagal jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal. Kebanyakan orang
dengan krisis hipertensi diketahui memiliki tekanan darah tinggi, tetapi pemicu
tambahan mungkin menyebabkan peningkatan secara tiba-tiba.
Kehamilan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10% kehamilan,
Kebanyakan wanita hamil yang mengalami hipertensi memiliki kondisi hipertensi
primer yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat
merupakan tanda awal dari pre-eklampsia, suatu kondisi serius yang muncul setelah
melewati pertengahan masa kehamilan, dan dalam beberapa minggu setelah
melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah dan adanya
protein di dalam urin. Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan
bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian ibu secara global.
Preeklampsia juga menyebabkan risiko kematian bayi meningkat hingga dua kali
lipat. Biasanya preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan keadaan ini terdeteksi
pada pemeriksaan rutin. Bila terjadi preeklampsia, gejala yang paling umum adalah
sakit kepala, gangguan penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”), muntah,
nyeri epigastrium, dan edema (bengkak). Terkadang preeklampsia bisa berkembang
menjadi kondisi yang mengancam nyawa yang disebut eklampsia. Eklampsia adalah
suatu hipertensi emergensi dan menyebabkan beberapa komplikasi berat, seperti
hilangnya penglihatan, pembengkakan otak, kejang tonik-klonik atau konvulsi, gagal
ginjal, edema paru, dan koagulasi intravaskular diseminata (gangguan pembekuan
darah).
Gagal tumbuh, kejang, iritabilitas, kurang energi, dan kesulitan bernafas bisa
dikaitkan dengan hipertensi pada bayi baru lahir dan bayi usia muda. Pada bayi yang
lebih besar dan anak, hipertensi bisa menyebabkan sakit kepala, iritabilitas tanpa
penyebab yang jelas, lesu, gagal tumbuh, pandangan kabur, mimisan, dan
kelumpuhan wajah.
Komplikasi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Complications of hypertension
Diagram menggambarkan komplikasi utama tekanan darah tinggi persisten.
Hipertensi adalah faktor risiko yang bisa dicegah yang terpenting bagi kematian
prematur di seluruh dunia.. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik]
strokes, penyakit periferal vaskular, dan penyakit kardiovaskular lain, termasuk gagal
jantung, aneurisma aorta, aterosklerosis difus, dan emboli paru. Hipertensi juga
merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kognitif, demensia, dan penyakit ginjal
kronik. Komplikasi lain di antaranya:
Penyebab
Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, meliputi
sebanyak 90–95% dari seluruh kasus hipertensi. Dalam hampir semua masyarakat
kontemporer, tekanan darah meningkat seiring penuaan dan risiko untuk menjadi
hipertensi di kemudian hari cukup tinggi. Hipertensi diakibatkan oleh interaksi gen
yang kompleks dan faktor lingkungan. Berbagai gen yang sering ditemukan sedikit
berpengaruh pada tekanan darah, sudah diidentifikasi, demikian juga beberapa gen
yang jarang yang berpengaruh besar pada tekanan darah tetapi dasar genetik dari
hipertensi masih belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa faktor lingkungan
mempengaruhi tekanan darah. Faktor gaya hidup yang menurunkan tekanan darah di
antaranya mengurangi asupan garam dalam makanan, meningkatkan konsumsi buah-
buahan dan produk rendah lemak (Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi
(diet DASH)). Olah Raga, penurunan berat badan dan menurunkan asupan alkohol
juga membantu menurunkan tekanan darah. Kemungkinan peranan faktor lain seperti
stres, konsumsi kafein, dan defisiensi Vitamin D kurang begitu jelas. Resistensi
insulin, yang umum ditemukan pada obesitas dan merupakan komponen dari sindrom
X (atau sindrom metabolik), juga diduga ikut berperan dalam mengakibatkan
hipertensi. Studi terbaru juga memasukkan kejadian-kejadian pada awal kehidupan
(contohnya, berat lahir rendah, ibu merokok, dan kurangnya air susu ibu) sebagai
faktor risiko bagi hipertensi esensial dewasa. Namun, mekanisme yang
menghubungkan paparan ini dengan hipertensi dewasa tetap tidak jelas.
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat suatu penyebab yang diketahui. Penyakit ginjal
adalah penyebab sekunder tersering dari hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan
oleh kondisi endokrin, seperti sindrom Cushing, hipertiroidisme, hipotiroidisme,
akromegali, sindrom Conn atau hiperaldosteronisme, hiperparatiroidisme, dan
feokromositoma. Penyebab lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas, henti
nafas saat tidur, kehamilan, koarktasio aorta, konsumsi akar manis (licorice) yang
berlebihan, serta obat resep, obat herbal, dan obat-obat terlarang.
Patofisiologi
Tekanan nadi (perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik) sering
meningkat pada orang lanjut usia dengan hipertensi. Pada keadaan ini dapat terjadi
tekanan sistolik sangat tinggi di atas normal, tetapi tekanan diastolik mungkin normal
atau rendah. Kondisi ini disebut hipertensi sistolik terisolasi. Tekanan nadi yang
tinggi pada orang lanjut usia dengan hipertensi atau hipertensi sistolik terisolasi
disebabkan karena peningkatan kekakuan arteri, yang biasanya menyertai penuaan
dan dapat diperberat oleh tekanan darah tinggi.
Gangguan dalam penanganan garam dan air pada ginjal, khususnya gangguan
sistem renin-angiotensin intrarenal
Abnormalitas sistem saraf simpatis
Mekanisme tersebut tidak berdiri sendiri dan tampaknya keduanya ikut berperan
sampai batas tertentu dalam kebanyakan kasus hipertensi esensial. Juga diduga
bahwa disfungsi endotel (gangguan fungsi dinding pembuluh darah) dan peradangan
vaskular juga ikut berperan dalam meningkatkan resistensi perifer dan kerusakan
pembuluh darah pada hipertensi.
Diagnosis
Sistem Pemeriksaan
Diagnosis hipertensi ditegakkan saat pasien menderita tekanan darah tinggi secara
persisten. Biasanya, untuk menegakkan diagnosis diperlukan tiga kali pengukuran
sfigmomanometer yang berbeda dengan interval satu bulan. Pemeriksaan awal pasien
dengan hipertensi mencakup anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap. Dengan
tersedianya pemantauan tekanan darah ambulatori 24 jam dan alat pengukur tekanan
darah di rumah, demi menghindari kekeliruan diagnosis pada pasien dengan
hipertensi white coat (jenis hipertensi yang disebabkan oleh stres saat bertemu dokter
atau berada dalam suasana medis) telah dihasilkan suatu perubahan protokol. Di
Inggris, praktik terbaik yang dianjurkan saat ini adalah dengan melakukan follow-up
satu kali hasil pengukuran tekanan darah yang tinggi di klinik dengan pengukuran
ambulatori. Follow-up juga dapat dilakukan, walaupun kurang ideal, dengan
memonitor tekanan darah di rumah selama kurun waktu tujuh hari.
Pencegahan
Cukup banyak orang yang mengalami hipertensi tetapi tidak menyadarinya.
Diperlukan tindakan yang mencakup seluruh populasi untuk mengurangi akibat
tekanan darah tinggi dan meminimalkan kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi.
Dianjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum
memulai terapi obat. Pedoman British Hypertension Society 2004 mengajukan
perubahan gaya hidup yang konsisten dengan pedoman dari US National High BP
Education Program tahun 2002 untuk pencegahan utama bagi hipertensi sebagai
berikut:
Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).
Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari
(<6 g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari).
Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30
menit per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).
Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak
lebih dari 2 unit/hari pada perempuan.
Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya
lima porsi per hari).
Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan
masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya
hidup dapat memberikan hasil lebih baik.
Manajemen
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan asupan diet seperti diet rendah natrium sangat bermanfaat. Diet rendah
natrium jangka panjang (lebih dari 4 minggu) pada Kaukasia efektif menurunkan
tekanan darah, baik pada penderita hipertensi maupun pada orang dengan tekanan
darah normal. Selain itu, diet DASH, suatu diet kaya kacang-kacangan, biji-bijian,
ikan, unggas, buah, dan sayuran, yang dipromosikan oleh National Heart, Lung, and
Blood Institute, menurunkan tekanan darah. Keistimewaan utama dari program ini
adalah membatasi asupan natrium, namun demikian diet ini kaya [kalium]],
magnesium, kalsium, dan protein.
Pengobatan
Saat ini tersedia beberapa golongan obat yang secara keseluruhan disebut obat
antihipertensi, untuk pengobatan hipertensi. Risiko kardiovaskuler (termasuk risiko
infark miokard dan stroke) dan hasil pemeriksaan tekanan darah menjadi
pertimbangan ketika meresepkan obat. Jika pengobatan dimulai, Seventh Joint
National Committee on High Blood Pressure (JNC-7) dari National Heart, Lung, and
Blood Institute menyarankan agar dokter memonitor respons pasien terhadap
pengobatan serta menilai apakah terjadi efek samping akibat obat yang digunakan.
Penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg dapat mengurangi risiko stroke sebesar
34% dan risiko penyakit jantung iskemik hingga 21%. Penurunan tekanan darah juga
dapat mengurangi kemungkinan demensia, gagal jantung, dan mortalitas yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Pengobatan harus ditujukan untuk
mengurangi tekanan darah hingga kurang dari 140/90 mmHg untuk sebagian besar
orang, dan lebih rendah lagi untuk mereka yang memiliki diabetes atau penyakit
ginjal. Sejumlah praktisi medis menyarankan agar tekanan darah dijaga pada level di
bawah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah yang diharapkan tidak tercapai, maka
diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Pedoman mengenai pilihan obat dan cara terbaik untuk menentukan pengobatan
untuk berbagai sub-kelompok pun berubah seiring berjalannya waktu dan berbeda-
beda di berbagai negara. Para ahli berbeda pendapat mengenai pengobatan terbaik
untuk hipertensi. Pedoman Kolaborasi Cochrane, World Health Organization, dan
Amerika Serikat mendukung diuretik golongan tiazid dosis rendah sebagai terapi
pilihan untuk lini pertama. Pedoman di Inggris menekankan penghambat kanal
kalsium (calcium channel blocker/CCB) untuk orang yang berusia di atas 55 tahun
atau yang berdarah Afrika atau Karibia. Pedoman ini menyarankan penghambat
enzim konversi angiotensin (angiotensin-converting enzyme inhibitor/ACEI) yang
merupakan obat pilihan yang dianjurkan untuk pengobatan lini pertama pasien
berusia muda. Di Jepang, pengobatan dianggap wajar apabila dimulai dengan satu
dari 6 golongan obat termasuk: CCB, ACEI/ARB, diuretik tiazid, penghambat
reseptor beta, dan penghambat reseptor alfa. Di Kanada semua obat ini, kecuali
penghambat reseptor alfa, dianjurkan sebagai lini pertama yang dapat digunakan.
Kombinasi obat
Banyak orang memerlukan lebih dari satu obat untuk mengendalikan hipertensi
mereka. Pedoman JNC7 dan ESH-ESC menyarankan untuk memulai pengobatan
dengan dua macam obat apabila tekanan darah lebih dari 20 mmHg di atas target
tekanan darah sistolik atau lebih dari 10 mmHg di atas target diastolik. Kombinasi
yang lebih dipilih adalah penghambat sistem renin–angiotensin dengan antagonis
kalsium, atau penghambat sistem renin–angiotensin dengan diuretik. Kombinasi yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Hindari kombinasi penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II, diuretik,
dan OAINS (termasuk penghambat COX-2 selektif dan obat bebas tanpa resep
seperti ibuprofen) jika tidak mendesak, karena tingginya risiko gagal ginjal akut.
Istilah awam dari kombinasi ini adalah "triple whammy" dalam literatur kesehatan
Australia. Tersedia tablet yang mengandung kombinasi tetap dari dua golongan obat
tersebut. Meskipun nyaman dikonsumsi, obat-obatan tersebut sebaiknya tidak
diberikan untuk pasien yang biasa menjalani terapi dengan komponen obat tunggal.
Hipertensi resisten
Hipertensi resisten adalah hipertensi yang terus berada di atas target tekanan darah,
meskipun telah digunakan tiga obat antihipertensi sekaligus dari golongan obat
antihipertensi yang berbeda. Pedoman pengobatan hipertensi resisten telah
dipublikasikan di Inggris and the US.
Anak
Jumlah tekanan darah tinggi pada anak semakin meningkat. Sebagian besar
hipertensi pada anak, terutama pada usia pra-remaja, merupakan hipertensi sekunder
akibat penyakit yang mendasarinya. Selain obesitas, penyakit ginjal menjadi
penyebab hipertensi yang tersering (60–70%) pada anak. Remaja biasanya
mengalami hipertensi primer atau esensial (tidak diketahui penyebabnya), yakni
mencapai 85–95% dari seluruh kasus.
Sejarah
Menurut sejarah, pengobatan untuk apa yang disebut dengan "penyakit nadi keras
(hard pulse disease)" terdiri dari penurunan jumlah darah melalui pengeluaran darah
atau penggunaan lintah.[86] Yellow Emperor dari Cina, Cornelius Celsus, Galen, dan
Hippocrates menyarankan pengeluaran darah. Pada abad ke-19 dan ke-20, sebelum
adanya terapi farmakologi yang efektif untuk hipertensi, digunakan tiga modalitas
pengobatan, semuanya dengan berbagai efek samping. Modalitas ini mencakup
pembatasan ketat konsumsi natrium (contohnya, diet nasi), simpatektomi (ablasi
bedah pada bagian sistem saraf simpatis), dan terapi pirogen (penyuntikan zat yang
menyebabkan demam, secara tidak langsung menurunkan tekanan darah). Zat kimia
pertama untuk hipertensi, natrium tiosianat, digunakan pada 1900 namun memiliki
banyak efek samping dan kurang disukai. Beberapa jenis obat lainnya dikembangkan
setelah Perang Dunia Kedua. Yang paling disukai dan cukup efektif adalah
tetrametilamonium klorida dan turunannya heksametonium, hidralazin, dan reserpin
(turunan dari tumbuhan obat Rauwolfia serpentina). Terobosan besar dicapai dengan
penemuan obat oral pertama yang dapat ditoleransi dengan baik. Yang pertama
klorotiazid, diuretik tiazid pertama, yang dikembangkan dari antibiotik sulfanilamid
dan mulai tersedia pada 1958. Obat ini meningkatkan ekskresi garam dan mencegah
akumulasi cairan. Uji klinik acak terkontrol yang disponsori oleh Veterans
Administration membandingkan hidroklorotiazid plus reserpin plus hidralazin versus
plasebo. Penelitian ini dihentikan lebih awal karena pada kelompok tekanan darah
tinggi yang tidak mendapatkan pengobatan terjadi lebih banyak komplikasi
dibandingkan pasien yang diobati, dan dirasakan tidak etis untuk tidak memberikan
pengobatan kepada mereka. Penelitian tersebut dilanjutkan pada kelompok pasien
dengan tekanan darah yang lebih rendah dan menunjukkan bahwa bahkan pada
pasien dengan hipertensi ringan, pengobatan dapat mengurangi hampir lebih dari
setengah risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Pada 1975, Lasker Special
Public Health Award diberikan kepada tim yang telah mengembangkan klorotiazid.
Hasil penelitian ini mendorong kampanye kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran terhadap hipertensi dan mempromosikan pengukuran dan pengobatan
tekanan darah tinggi. Pengukuran ini tampaknya telah memegang sebagian peranan
dalam penurunan angka stroke dan penyakit jantung iskemik sebesar 50% antara
1972 dan 1994.
Segi ekonomi
Tekanan darah tinggi adalah masalah medis kronis tersering yang membawa orang
berobat ke tempat pelayanan kesehatan primer di Amerika Serikat. American Heart
Association memperkirakan biaya kesehatan langsung dan tidak langsung dari
tekanan darah tinggi sebesar $76,6 milyar pada 2010. Di Amerika Serikat, 80% orang
yang mengalami hipertensi menyadari kondisi mereka dan 71% mengonsumsi obat
antihipertensi. Namun, hanya 48% orang yang mengetahui bahwa mereka mengalami
hipertensi, melakukan pengendalian hipertensi secara adekuat. Diagnosis,
pengobatan, atau kontrol tekanan darah tinggi yang tidak cukup dapat mengganggu
tata laksana hipertensi. Penyedia layanan kesehatan menghadapi banyak kendala
dalam mencapai pengendalian tekanan darah, termasuk penolakan terhadap
penggunaan beberapa obat untuk mencapai target tekanan darah yang diharapkan.
Pasien juga mengalami kesulitan mematuhi jadwal minum obat dan mengubah gaya
hidup. Meskipun demikian, target tekanan darah sangat mungkin dapat dicapai.
Menurunkan tekanan darah berarti mengurangi biaya untuk perawatan medis yang
lebih lanjut.
Kesadaran
Referensi
1. Carretero OA, Oparil S (January 2000). "Essential hypertension. Part I: Definition
and etiology". Circulation 101 (3): 329–35. doi:10.1161/01.CIR.101.3.329. PMID
10645931. http://circ.ahajournals.org/content/101/3/329.long.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. (December 2003). "Seventh report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure". Hypertension 42 (6): 1206–52.
doi:10.1161/01.HYP.0000107251.49515.c2. PMID 14656957.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/1206.long.
3. National Clinical Guidance Centre (August 2011). "7 Diagnosis of Hypertension, 7.5
Link from evidence to recommendations". Hypertension (NICE CG 127). National
Institute for Health and Clinical Excellence. hlm. 102.
http://www.nice.org.uk/nicemedia/live/13561/56007/56007.pdf. Diakses pada 22
Desember 2011.
5. Williams B, Poulter NR, Brown MJ, et al. (March 2004). "Guidelines for
management of hypertension: report of the fourth working party of the British
Hypertension Society, 2004-BHS IV". J Hum Hypertens 18 (3): 139–85.
doi:10.1038/sj.jhh.1001683. PMID 14973512.
8. The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescents". Pediatrics 114 (2 Suppl 4th Report): 555–76. 1
Agustus 2004. PMID 15286277.
10. Wong T, Mitchell P (February 2007). "The eye in hypertension". Lancet 369 (9559):
425–35. doi:10.1016/S0140-6736(07)60198-6. PMID 17276782.
11. O'Brien, Eoin; Beevers, D. G.; Lip, Gregory Y. H. (2007). ABC of hypertension.
London: BMJ Books. ISBN 1-4051-3061-X.
14. Gibson, Paul (July 30, 2009). "Hypertension and Pregnancy". eMedicine Obstetrics
and Gynecology. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/261435-
overview. Diakses pada 16 Juni 2009.
16. "Global health risks: mortality and burden of disease attributable to selected major
risks.". World Health Organization. 13 Maret 2009.
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_report_ful
l.pdf. Diakses pada 10 Februari 2012.
18. Singer DR, Kite A (June 2008). "Management of hypertension in peripheral arterial
disease: does the choice of drugs matter?". European Journal of Vascular and
Endovascular Surgery 35 (6): 701–8. doi:10.1016/j.ejvs.2008.01.007. PMID
18375152.
19. Zeng C, Villar VA, Yu P, Zhou L, Jose PA (April 2009). "Reactive oxygen species
and dopamine receptor function in essential hypertension". Clinical and
Experimental Hypertension 31 (2): 156–78. doi:10.1080/10641960802621283.
PMID 19330604.
20. Vasan, RS (2002 Feb 27). "Residual lifetime risk for developing hypertension in
middle-aged women and men: The Framingham Heart Study.". JAMA: the journal of
the American Medical Association 287 (8): 1003-10. PMID 11866648.
22. Lifton, RP (2001 Feb 23). "Molecular mechanisms of human hypertension.". Cell
104 (4): 545-56. PMID 11239411.
23. He, FJ (2009 Jun). "A comprehensive review on salt and health and current
experience of worldwide salt reduction programmes.". Journal of human
hypertension 23 (6): 363-84. PMID 19110538.
24. Dickinson HO, Mason JM, Nicolson DJ, Campbell F, Beyer FR, Cook JV, Williams
B, Ford GA. Lifestyle interventions to reduce raised blood pressure: a systematic
review of randomized controlled trials. J Hypertens. 2006;24:215-33.
25. Haslam DW, James WP (2005). "Obesity". Lancet 366 (9492): 1197–209.
doi:10.1016/S0140-6736(05)67483-1. PMID 16198769.
26. Whelton PK, He J, Appel LJ, Cutler JA, Havas S, Kotchen TA et al. (2002).
"Primary prevention of hypertension: Clinical and public health advisory from The
National High Blood Pressure Education Program". JAMA 288 (15): 1882–8.
doi:10.1001/jama.288.15.1882. PMID 12377087.
30. Lawlor, DA (2005 May). "Early life determinants of adult blood pressure.". Current
opinion in nephrology and hypertension 14 (3): 259-64. PMID 15821420.
31. Dluhy RG, Williams GH. Endocrine hypertension. In: Wilson JD, Foster DW,
Kronenberg HM, eds. Williams Textbook of Endocrinology. 9th ed. Philadelphia,
Pa: WB Saunders; 1998:729-49.
34. Palatini P, Julius S (June 2009). "The role of cardiac autonomic function in
hypertension and cardiovascular disease". Curr. Hypertens. Rep. 11 (3): 199–205.
PMID 19442329.
37. Struijker Boudier HA, le Noble JL, Messing MW, Huijberts MS, le Noble FA, van
Essen H (December 1992). "The microcirculation and hypertension". J Hypertens
Suppl 10 (7): S147–56. PMID 1291649.
38. Safar ME, London GM (August 1987). "Arterial and venous compliance in sustained
essential hypertension". Hypertension 10 (2): 133–9. PMID 3301662.
43. Esler M, Lambert E, Schlaich M (December 2010). "Point: Chronic activation of the
sympathetic nervous system is the dominant contributor to systemic hypertension".
J. Appl. Physiol. 109 (6): 1996–8; discussion 2016.
doi:10.1152/japplphysiol.00182.2010. PMID 20185633.
46. Loscalzo, Joseph; Fauci, Anthony S.; Braunwald, Eugene; Dennis L. Kasper;
Hauser, Stephen L; Longo, Dan L. (2008). Harrison's principles of internal
medicine. McGraw-Hill Medical. ISBN 0-07-147691-1.
47. Padwal RS, Hemmelgarn BR, Khan NA et al. (May 2009). "The 2009 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 25 (5): 279–86. doi:10.1016/S0828-
282X(09)70491-X. PMID 19417858.
48. Padwal RJ, Hemmelgarn BR, Khan NA et al. (June 2008). "The 2008 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 24 (6): 455–63. doi:10.1016/S0828-
282X(08)70619-6. PMID 18548142.
49. Padwal RS, Hemmelgarn BR, McAlister FA et al. (May 2007). "The 2007 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part 1 – blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 23 (7): 529–38. doi:10.1016/S0828-
282X(07)70797-3. PMID 17534459.
50. Hemmelgarn BR, McAlister FA, Grover S et al. (May 2006). "The 2006 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: Part I – Blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 22 (7): 573–81. doi:10.1016/S0828-
282X(06)70279-3. PMID 16755312.
51. Hemmelgarn BR, McAllister FA, Myers MG et al. (June 2005). "The 2005 Canadian
Hypertension Education Program recommendations for the management of
hypertension: part 1- blood pressure measurement, diagnosis and assessment of
risk". Canadian Journal of Cardiology 21 (8): 645–56. PMID 16003448.
53. Luma GB, Spiotta RT (may 2006). "Hypertension in children and adolescents". Am
Fam Physician 73 (9): 1558–68. PMID 16719248.
54. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. (December 2003). "Seventh report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure". Hypertension 42 (6): 1206–52.
doi:10.1161/01.HYP.0000107251.49515.c2. PMID 14656957.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/1206.long.
55. Williams, B (2004 Mar). "Guidelines for management of hypertension: report of the
fourth working party of the British Hypertension Society, 2004-BHS IV.". Journal of
human hypertension 18 (3): 139-85. PMID 14973512.
56. Whelton PK et al. (2002). "Primary prevention of hypertension. Clinical and public
health advisory from the National High Blood Pressure Education Program". JAMA
288 (15): 1882–1888. doi:10.1001/jama.288.15.1882. PMID 12377087.
57. "NPS Prescribing Practice Review 52: Treating hypertension" . NPS Medicines Wise.
1 September 2010.
http://www.nps.org.au/health_professionals/publications/prescribing_practice_revie
w/current/prescribing_practice_review_52. Diakses pada 5 November 2010.
59. Blumenthal JA, Babyak MA, Hinderliter A et al. (January 2010). "Effects of the
DASH diet alone and in combination with exercise and weight loss on blood
pressure and cardiovascular biomarkers in men and women with high blood
pressure: the ENCORE study". Arch. Intern. Med. 170 (2): 126–35.
doi:10.1001/archinternmed.2009.470. PMID 20101007.
60. Greenhalgh J, Dickson R, Dundar Y (October 2009). "The effects of biofeedback for
the treatment of essential hypertension: a systematic review". Health Technol Assess
13 (46): 1–104. doi:10.3310/hta13460 (2010-08-21 nonaktif). PMID 19822104.
61. Rainforth MV, Schneider RH, Nidich SI, Gaylord-King C, Salerno JW, Anderson
JW (December 2007). "Stress Reduction Programs in Patients with Elevated Blood
Pressure: A Systematic Review and Meta-analysis". Curr. Hypertens. Rep. 9 (6):
520–8. doi:10.1007/s11906-007-0094-3. PMID 18350109.
62. Ospina MB, Bond K, Karkhaneh M et al. (June 2007). "Meditation practices for
health: state of the research". Evid Rep Technol Assess (Full Rep) (155): 1–263.
PMID 17764203.
63. He, FJ (2004). "Effect of longer-term modest salt reduction on blood pressure.".
Cochrane database of systematic reviews (Online) (3): CD004937. PMID 15266549.
http://onlinelibrary.wiley.com/o/cochrane/clsysrev/articles/CD004937/frame.html.
64. "Your Guide To Lowering Your Blood Pressure With DASH" (PDF).
http://www.nhlbi.nih.gov/health/public/heart/hbp/dash/new_dash.pdf. Diakses pada
8 Juni 2009.
65. Nelson, Mark. "Drug treatment of elevated blood pressure". Australian Prescriber
(33): 108–112. http://www.australianprescriber.com/magazine/33/4/108/12. Diakses
pada 11 Agustus 2010.
66. Law M, Wald N, Morris J (2003). "Lowering blood pressure to prevent myocardial
infarction and stroke: a new preventive strategy". Health Technol Assess 7 (31): 1–
94. PMID 14604498. http://www.hta.ac.uk/fullmono/mon731.pdf.
68. Eni C. Okonofua; Kit N. Simpson; Ammar Jesri; Shakaib U. Rehman; Valerie L.
Durkalski; Brent M. Egan (January 23, 2006). "Therapeutic Inertia Is an Impediment
to Achieving the Healthy People 2010 Blood Pressure Control Goals". Hypertension
47 (2006;47:345): 345–51. doi:10.1161/01.HYP.0000200702.76436.4b. PMID
16432045. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/abstract/47/3/345. Diakses pada
22 November 2009.
71. National Institute Clinical Excellence (August 2011). "1.5 Initiating and monitoring
antihypertensive drug treatment, including blood pressure targets". GC127
Hypertension: Clinical management of primary hypertension in adults.
http://publications.nice.org.uk/hypertension-cg127/guidance#initiating-and-
monitoring-antihypertensive-drug-treatment-including-blood-pressure-targets-2.
Diakses pada 23 Desember 2011.
72. Sever PS, Messerli FH (October 2011). "Hypertension management 2011: optimal
combination therapy". Eur. Heart J. 32 (20): 2499–506.
doi:10.1093/eurheartj/ehr177. PMID 21697169.
74. Musini VM, Tejani AM, Bassett K, Wright JM (2009). Musini, Vijaya M. ed.
"Pharmacotherapy for hypertension in the elderly". Cochrane Database Syst Rev (4):
CD000028. doi:10.1002/14651858.CD000028.pub2. PMID 19821263.
75. Aronow WS, Fleg JL, Pepine CJ, et al. (May 2011). "ACCF/AHA 2011 expert
consensus document on hypertension in the elderly: a report of the American
College of Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus
documents developed in collaboration with the American Academy of Neurology,
American Geriatrics Society, American Society for Preventive Cardiology,
American Society of Hypertension, American Society of Nephrology, Association of
Black Cardiologists, and European Society of Hypertension". J. Am. Coll. Cardiol.
57 (20): 2037–114. doi:10.1016/j.jacc.2011.01.008. PMID 21524875.
76. "CG34 Hypertension - quick reference guide" (PDF). National Institute for Health
and Clinical Excellence. 28 Juni 2006.
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/cg034quickrefguide.pdf. Diakses pada 4
Maret 2009.
77. Calhoun DA, Jones D, Textor S et al. (June 2008). "Resistant hypertension:
diagnosis, evaluation, and treatment. A scientific statement from the American Heart
Association Professional Education Committee of the Council for High Blood
Pressure Research". Hypertension 51 (6): 1403–19.
doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.108.189141. PMID 18391085.
80. Burt VL, Whelton P, Roccella EJ et al. (March 1995). "Prevalence of hypertension
in the US adult population. Results from the Third National Health and Nutrition
Examination Survey, 1988–1991". Hypertension 25 (3): 305–13. PMID 7875754.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=7875754. Diakses
pada 5 Juni 2009.
81. Burt VL, Cutler JA, Higgins M et al. (July 1995). "Trends in the prevalence,
awareness, treatment, and control of hypertension in the adult US population. Data
from the health examination surveys, 1960 to 1991". Hypertension 26 (1): 60–9.
PMID 7607734. http://hyper.ahajournals.org/cgi/pmidlookup?
view=long&pmid=7607734. Diakses pada 5 Juni 2009.
82. Ostchega Y, Dillon CF, Hughes JP, Carroll M, Yoon S (July 2007). "Trends in
hypertension prevalence, awareness, treatment, and control in older U.S. adults: data
from the National Health and Nutrition Examination Survey 1988 to 2004". Journal
of the American Geriatrics Society 55 (7): 1056–65. doi:10.1111/j.1532-
5415.2007.01215.x. PMID 17608879.
83. Lloyd-Jones D, Adams RJ, Brown TM, et al. (February 2010). "Heart disease and
stroke statistics--2010 update: a report from the American Heart Association".
Circulation 121 (7): e46–e215. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.109.192667.
PMID 20019324.
84. Falkner B (May 2009). "Hypertension in children and adolescents: epidemiology and
natural history". Pediatr. Nephrol. 25 (7): 1219–24. doi:10.1007/s00467-009-1200-
3. PMID 19421783.
85. Luma GB, Spiotta RT (May 2006). "Hypertension in children and adolescents". Am
Fam Physician 73 (9): 1558–68. PMID 16719248.
http://www.aafp.org/afp/20060501/1558.html.
86. Esunge PM (October 1991). "From blood pressure to hypertension: the history of
research". J R Soc Med 84 (10): 621. PMID 1744849.
88. Swales JD, ed (1995). Manual of hypertension. Oxford: Blackwell Science. hlm. xiii.
ISBN 0-86542-861-1.
90. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama Dustan
94. Chockalingam A (June 2008). "World Hypertension Day and global awareness".
Canadian Journal of Cardiology 24 (6): 441–4. doi:10.1016/S0828-282X(08)70617-
2. PMID 18548140.
96. William J. Elliott (October 2003). "The Economic Impact of Hypertension". The
Journal of Clinical Hypertension 5 (4): 3–13. doi:10.1111/j.1524-
6175.2003.02463.x. PMID 12826765.
97. Coca A (2008). "Economic benefits of treating high-risk hypertension with
angiotensin II receptor antagonists (blockers)". Clinical Drug Investigation 28 (4):
211–20. doi:10.2165/00044011-200828040-00002. PMID 18345711.