Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

HOME VISIT
“DIABETES MELITUS TIPE 2”

OLEH :

Khemal Mubaraq (2008320012)

PEMBIMBING :

dr. Pinta Pudiyanti Siregar, M.Sc, PhD

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022

1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

1. Definisi

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada


seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat penurunan sekresi insulin progresif dilatar belakangi oleh resistensi
insulin. Pernyataan ini selaras dengan IDF (2017) yang menyatakan bahwa
diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar
glukosa dalam darah karena tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin
atau kurangnya efektifitas fungsi insulin.1

Diabetes militus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolisme yang


ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat gangguan dalam produksi insulin,
dan atau gangguan fungsi insulin yang terjadi pada tubuh manusia.2

2. Klasifikasi

American Diabetes Association (ADA) telah membagi jenis Diabetes


Melitus berdasarkan penyebabnya. PERKENI sebagai organisasi yang sama di
Indonesia menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama. Klasifikasi Diabetes
Melitus berdasarkan etiologi menurut Perkeni adalah sebagai berikut :
a. Diabetes melitus (DM) tipe 1 Diabetes Melitus yang terjadi karena kerusakan
atau destruksi sel beta di pancreas kerusakan ini berakibat pada keadaan
defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta
antara lain autoimun dan idiopatik.
b. Diabetes melitus (DM) tipe 2 Penyebab Diabetes Melitus tipe 2 seperti
yang diketahui adalah resistensi insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi
tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi
di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada penderita
Diabetes Melitus tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi insulin
absolut.
c. Diabetes melitus (DM) tipe lain Penyebab Diabetes Melitus tipe lain sangat
bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, efek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati pankreas, obat,

2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan Diabetes Melitus.
d. Diabetes melitus Gestasional adalah diabetes yang muncul pada saat hamil.
Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada ibu hamil yang
menyebabkan resistensi insulin.3

3. Etiologi
Etiologi atau penyebab Diabetes Melitus (DM) adalah yaitu genetik atau
faktor keturunan, yang mana penderita Diabetes Melitus yang sudah dewasa lebih
dari 50% berasal dari keluarga yang menderita Diabetes Melitus dengan begitu
dapat dikatakan bahwa Diabetes Melitus cenderung diturunkan, bukan ditularkan.
Faktor lainnya yaitu nutrisi, nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan
faktor risiko pertama yang diketahui menyebabkan Diabetes Melitus, semakin
lama dan berat obesitas akibat nutrisi berlebihan, semakin
besar kemungkinan terjangkitnya Diabetes Melitus. Sering mengalami stress dan
kecanduan merokok juga merupakan faktor penyebab Diabetes Melitus.4

4. Patofisiologi

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah hasil dari gabungan resistensi insulin dan
sekresi insulin yang tidak adekuat hal tersebut menyebabkan predominan
resistensi insulin sampai dengan predominan kerusakan sel beta. Kerusakan sel
beta yang ada bukan suatu autoimun mediated. Pada Diabetes Mellitus tipe 2
tidak ditemukan pertanda auto antibody.Pada resistensi insulin, konsentrasi
insulin yang beredar mungkin tinggi tetapi pada keadaan gangguan fungsi sel beta
yang berat kondisinya dapat rendah.5

Pada dasarnya resistensi insulin dapat terjadi akibat perubahan-


perubahanyang mencegah insulin untuk mencapai reseptor (praresptor),
perubahan dalam pengikatan insulin atau transduksi sinyal oleh resptor, atau
perubahan dalam salahsatu tahap kerja insulin pascareseptor. Semua kelainan
yang menyebab kangangguan transport glukosa dan resistensi insulin akan
menyebabkan hiperglikemia sehingga menimbulkan manifestasi Diabetes
Mellitus.5
3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

5. Gejala klinis

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa


gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal
yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air
kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar),
penurunan berat badan.10
Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak
anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal
yang seringkali sangat mengganggu (pruritus).5

6. Diagnosis

Jika ada keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus.Hasil pemeriksaan
glukosa darah puasa ≥126mg/dl juga dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis diabetes melitus.6

Untuk kelompok tanpa keluhan khas diabetes melitus, hasil pemeriksaan


glukosa darah yang baru sekali saja abnormal, belum cukup kuat untuk
menegakkan diagnosis diabetes melitus. Diperlukan pemastian lebih lanjut untuk
mendapat satu kali lagi angka abnormal.7

4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Gambar 1: Langkah langkah diagnostik DM dan gangguan tolerasi


glukosa

Gambar 2: kriteria diagnostik diabetes militus

7. Tatalaksana

Terapi diabetes melitus dibagi menjadi terapi nonfarmakologis dan


farmakologis merupakan bagian dari penatalaksanaan komprehensif diabetes.
Terapi yang diberikan menyangkut perubahan gaya hidup, diet, dan penanganan
obesitas. Sedangkan terapi farmakologi terdapat beberapa pilihan golongan
pengobatan untuk diabetes mellitus tipe 2, yaitu Biguanida Sulfonilurea, Derivat
meglitinide, Thiazolidinediones, Glucagonlike peptide-1 (GLP-1) agonists
Dipeptidyl peptidase IV (DPP-4) inhibitors, Selective sodium-glucose transporter-
2 (SGLT-2) inhibitors, Insulin, Agonis dopamin.8

5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Algoritma tatalaksana DM Tipe 2

8. Komplikasi

Pada DM tipe 2 terdapat Komplikasi akut meliputi koma hipoglikemia,


ketoasidosis, koma hipersmolar non ketotik dan komplikasi kronik berupa
makroangiopati, mikroangiopati, neuropati diabetika, Infeksi, dan kaki
diabetik.10

6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

1. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

Berikut ini adalah daftar anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien
(Abdullah Jamil)

NO NAMA Kedudukan Jenis Tanggal Status Agama Keterangan


Dalam Kelamin Lahir Perkawinan
Keluarga
1 Abdullah Ayah Laki-laki 15-06-1960 Menikah Islam Penderita
Jamil

2 Siti Abidah Ibu Perempuan 12-12-1965 Menikah Islam

3 Fauziah Nur Anak Perempuan 18-09-1992 Menikah Islam


Arifa

4 Sidiq Zulfikar Anak Laki-laki 26-11-1996 Belum Islam


Menikah
5 Masyitah Nur Anak Perempuan 11-05-2006 Belum Islam
Arifa
menikah
6 Hendra Menantu Laki-laki 03-09-1992 Menikah Islam
Kurniawan

7 Zakia Ayesha Cucu Perempuan 30-04-2021 Belum Islam


Syakila
Menikah

7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2. BENTUK KELUARGA

Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk keluarga pasien adalah Extended Family.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa extended family adalah
keluarga yang terdiri dari keluarga inti, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis
vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, menantu, cucu, cicit), maupun menurut garis
horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak istri.

3. GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :

: Penderita

: Perempuan Sehat

: Laki-laki sehat

8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

STATUS PENDERITA

Identitas Pasien :

Nama : Abdullah Jamil


Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Aceh
Alamat : Jln. Karya Abadi No.11
Status : Menikah

Tanggal Home Visite 1 : 01 April 2022

Tanggal Home Visite 2 : 05 April 2022

Checklist Home Visite (Berdasarkan Anamnesis dan Pengamatan)

1. Kecacatan/Gangguan
- Activities of daily living (ADL) YA ( ) TIDAK (V)
- Penggunaan alat bantu YA ( ) TIDAK (V)
- Gangguan keseimbangan YA ( ) TIDAK (V)
- Gangguan sensoris YA ( ) TIDAK (V)
2. Nutrisi
Pasien makan 3x sehari dengan lauk pauk berupa ikan, telur, konsumsi
sayur dan buah jarang. Diantara makan besar kadang disisipi dengan
makan snack atau cemilan lain.

Variasi dan Kualitas Makanan


a. Dapur
1. Beras : Merk Ramos
2. Ikan : Ikan mujahir, ikan tongkol, udang, ikan gembung, cumi-cumi dll.
3. Daging: Daging ayam, daging sapi

9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

4. Sayur : Kangkung, bayam, ubi, sawi, dan wortel, dll.


5. Buah : Pir, apel, pisang, pepaya, anggur, mangga
b. Kulkas
Terdapat bahan bahan makanan seperti ikan dan sayuran yang
disimpan di dalam kulkas.

Konsumsi Alkohol YA ( ) TIDAK (V)

3. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : baik
Eksterior rumah
a. Atap : Seng
b. Pintu Rumah : Kayu
c. Dinding Rumah : Tembok
d. Jendela : Kaca + kayu.
e. Ventilasi : Hanya dari jendela dan pintu
f. Halaman : (-)

Interior Rumah

a. Kepadatan : Sedang
b. Kebersihan : Baik
c. Kenyamanan : Baik
d. Privasi : Baik
e. Hewan peliharaan : Terdapat hewan peliharaan berupa ikan dan kucing
f. Buku-buku : Ada
g. Televisi : Ada
h. Pernak-pernik : Ada

Keselamatan dan Kesehatan Spiritual

a. Kamar mandi : Bersih


b. Dapur : Bersih
c. Lantai : Bersih

10
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

d. Pencahayaan : Baik
e. Listrik : Baik
f. Tangga : Ada
g. Perabotan : Ada
h. Sumber air : PDAM
i. Kesehatan spiritual: Beribadah di Masjid dan di Rumah
j. Pelayanan kesehatan di rumah: Tidak ada

4. Orang Lain

Dukungan Sosial YA (V) TIDAK ( )

Semangat Hidup YA (V) TIDAK ( )

Sumber Penghasilan : PNS

Sikap Pasien : Menyambut dengan ramah dan baik.

5. Medikasi

Obat Resep YA (V) TIDAK ( )

Obat nonresep YA (V) TIDAK ( )

Suplemen diet YA ( ) TIDAK (V)

Obat tertata rapih YA (V) TIDAK ( )

Kepatuhan minum obat YA (V) TIDAK ( )

6. Pemeriksaan

Kunjungan 01 April 2022


Berat Badan : 76 Kg
Tinggi Badan : 172 Cm
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
KGD : 316 mg/dL
HR : 80 x/menit

11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Kunjungan 05 April 2022


Berat Badan : 76 Kg
Tinggi Badan : 172 Cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
KGD : 210 mg/dL
HR : 78 x/menit

12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Laporan Kasus Pasien Home Visite

Nama : Abdullah Jamil


Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Aceh
Alamat : Jln. Karya Abadi No.11
Status : Menikah

1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Lemas
b. Telaah : Hal ini dirasakan oleh pasien 3 minggu terakhir. Lemas dirasakan
pasien saat aktivitas dan saat istirahat . Keluhan dirasakan terus menerus. Pasien
menderita DM sejak 6 tahun terakhir, gejala awal pasien merasakan banyak
BAK, banyak minum, banyak makan, sering haus dan berat badan menurun.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : -
d. Riwayat pemakaian obat : Pasien mengkonsumsi obat Glibenclamide
dengan rutin.
e. Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien juga penderita DM
f. Riwayat Kebiasaan : Merokok (-) Minum beralkohol (-)
g. Riwayat Gizi : Pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
normal dan lauk pauk bervariasi.
h. Riwayat Lingkungan : Lingkungan pasien tergolong bersih

13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
1. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
2. Frek Nadi 80x/i
3. Frek Napas 20x/i
4. Suhu 36,5
b. Status Generalisata
1. Kesadaran Compos Mentis
2. Mata Konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), pupil iosokor,
diameter 2-3 mm, Refleks Cahaya (+).
3. Leher Pembesaran KGB (-).
4. Thoraks
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama,
o Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru,
o Auskultasi : Versikuler pada kedua lapangan paru
5. Abdomen
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
6. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

7. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Status lokalisata
Regio genu : bengkak (-), hangat (-), nyeri tekan (-), nyeri gerak(+).

14
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

3. Pemeriksaan Penunjang
KGD : 316 mg/dL

15
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

4. Tatalaksana dan Edukasi

Terapi Medikamentosa
R/ Glibenclamide Tab 5 mg No.X

S 1 dd Tab 1

R/ B comp Tab No. X


S 1 dd Tab 1

Edukasi:

1. Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita oleh pasien dan
komplikasinya
2. Menjelaskan kepada pasien latihan jasmani yang untuk menjaga kebugaran dan menurunkan
berat badan.
3. Meningkatkan motivasi pasien untuk minum obat secara teratur dengan mengajarkan minum
obat tepat waktu.
4. Edukasi pasien untuk kontrol teratur dalam memeriksa kadar gula darah ke Puskesmas.

5. Pembahasan Kasus
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolisme yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat gangguan dalam produksi insulin,
dan atau gangguan fungsi insulin yang terjadi pada tubuh. penyebab Diabetes
Melitus (DM) adalah yaitu genetik atau faktor keturunan, yang mana penderita
Diabetes Melitus yang sudah dewasa lebih dari 50% berasal dari keluarga yang
menderita Diabetes Melitus dengan begitu dapat dikatakan bahwa Diabetes Melitus
cenderung diturunkan, bukan ditularkan

16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Gejala DM yang harus diwaspadai berupa gejala tipikal yang sering


dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil),
polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar), penurunan
berat badan. Jika ada keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200
mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus.Hasil pemeriksaan
glukosa darah puasa ≥126mg/dl juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus.

Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan Terapi non farmakologi seperti


modifikasi gaya gidup, diet diabetes melitus Terapi farmakologi seperti pemberian
Metformin, sulfoniurea, penghambat alfa glukosidase, penghambat DPP-4,
Glinid,Thiazolidinedione

17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

DOKUMENTASI

18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

1. Cumatunaro A, Marlia S, Dephinto Y. Konseling Kalori Terhadap Kadar


Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Andalas Padang.
J Kesehat Med Saintika. 2020;11(2):282-289.
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/858.
2. Yogiantoro, M. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV.
Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
3. Graber, M. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga Universitas IOWA. Edisi
3 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Susalit, Kapojos, Lubis. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
Edisi III. Jakarta : Departement Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
5. Setiawati, A. (2005). Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta. Balai
Penerbit FKUI.
6. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care Vol 34, 2011; S62-S69.
7. American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes 2010.
Diabetes Care 2010 ; 33 : s11-s61
8. Bandeira SM, Fonseca LJS, Guedes GS, Rabelo LA, Goulart MOF, Vasconcelos
SM. Oxidative stress as an underlying contributor in the development of
chronic complications in diabetes mellitus. Int J Mol Sci 2013 ; 14 : 3265-
3284
9. Beckman J, Creager M. Vascular Complications of Diabetes. Lebanon:
Vanderbilt University School of Medicine. 2016;118:1771−85.
10. Bramlage, P; Gitt, AK; Binz, C; Krekler, M; Deeg,E; and Tschope, D. Oral
antidiabetic treatment in type-2 diabetes in the elderly: balancing the need
for glucose control and the risk of hypoglycemia.

18

Anda mungkin juga menyukai