DISUSUN OLEH :
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi
primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi jenis ini tidak
diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat pula hipertensi sekunder akibat adanya
suatu penyakit atau kelainan yang mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya.(Endang
Triyanto,2014)
C. Pathofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermulajaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusatvasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui systemsaraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskanasetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluhdarah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
responpembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi
sangatsensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa haltersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsangpembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
D. Pathways
(Sukarno,2016)
E. Komplikasi
Tekanan darah tinggo(Hipertensi) bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani hipertensi dapat menyebabkan komplikasi
seperti :
- Penyakit jantung
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Retinopati (Kerusakan retina)
- Penyakit pembuluh darah tepi
- Gangguan syaraf
- Sindrom metabolik
- Aneurisma otak
- Demensi saskuler
(Mubarak,2015)
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan
kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Nurarif A.H & Kusuma H.,2016)
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
Pemeriksaan penunjang seperti:
a) Darah rutin hemoglobin:untuk mengkaji hubungan dari sel sel tehadap volume
cairan dan dapat dapat mengindikasikan factor resiko:anemia
b) Blood unit nitrogen memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal
c) Kalsium serum:hiplokemia dapat mengindikasikan adanya aldostren utama
menjadi efek deruatik
d) Kolstrol dan trigliserid serum yaitu peningkatan kadar dapat mengidentifikasi
pencetus untuk adanya plak ateromatosa
e) Urinalisa
f) Steroid urin
g) Ekg
h) Foto dada
Pemeriksan lanjutan tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama:
a) IVP:dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit perenkim
ginjal,batu ginjal/ureter.
b) CT scan:mengkaji adanya tumor cerebral
c) IUP:mengidentifikasi penyebab hipertensi
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi:spinal tab,CAT scan
J. Asuhan Keperawatan Menurut Teori
a) Aktivitas/istirahat
Gejala :kelemahan,letih,nafas pendek,gaya hidup monoton
Tanda:frekuensi jantung meningkat,perubahan irama jantung takipnea
b) Sirkulasi
Gejala:riwayat hipertensi,ateroskerosis,penyakit jantung koroner/penyakit serbavaskuler.
Tanda:kenaikan TD,nadi denyutan jelas,frekuensi/irama takikardai,bunyi jantung
murmur,ekstermitas,perubahan warna kulit.suhu dingin
c) Integritas ego
Gejala:riwayat perubahan kepribadian,ansietas,depresi,euphoria,marah
Tanda:letupan suasana hati,gelisah,factor stress multiple
d) Eliminasi
Gejala:gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan atau cairan
Gejala:makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam,lemak dan
kolestrol,mual, munth.
Tanda:BB normal,edema,konjungvena,peningkatan JVP.
f) Neusensori
Gejala:keluhan pusing/pening,sakit kepala,kelemahan pada sisi tubuh,gangguan
pengeliatan kabur
Tanda:perubahan orientasi,pola nafas,isi bicara efek,roses piker atau memori,respon
monitorik penurunan kekuatan genggaman,prosespikir atau memori.
g) Nyeri atau ketidaknyamanan
h) Pernapasan
Gejala:dispenea yang berkaitan dengan aktifitas,takpinea,ortopnea,dispnea
Tanda:penggunaaan otot aksesoris,bunyi nafas tambahan sianosis
i) Keamanan
Gejala:gangguan koordinasi,cara jalan
Tanda:episode parestesia unilateral transien
j) Pembelajaran/penyuluhan
Gejala: factor resiko keluarga hiperteni,penyakit jantun g,penyakit serebralvasculer.
Diagnosa Keperawatan
- Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
- .Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dengan intake yang tidak adekuat
b.Posisikan pasien Semi-fowler atau fowler dengan kaki bawah atau posisi
nyaman
f) Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum :
Kesadaran : CM (Compos metis)
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah: 236/146 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 107x/menit
Respirasi : 23x/menit
3. BB/TB
berat badan : 70 kg
tinggi badan : 160 cm
g) Pemeriksaan sistematis : head to toe
1. Kepala : bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
2. Rambut : banyak teedapat rambut warna putih (uban)
3. Mata : konjungtiva normal, idak ada edema
4. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan pada tulang hidung
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Mulut : tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, tidak
ada pembesaran tonsil.
7. Dada : bentuk simetris, suara jantung regular, suara paru vesikular.
8. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan
9. Kulit : Bersih, turgor kulit <2 detik
10. thorak :
Inspeksi : Bentuk simetris, bergerak dengan mudah saat respirasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal
Aukultasi : Bronchial
11. Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Aukultasi : Bising Usus
22x/menit Palpasi : ada nyeri
tekan
Perkusi : Timpani
12. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis, pulsasi pada dinding thoraks
lemah Palpasi : dinding thoraks teraba
Perkusi : Tidak ada pembesaran disekeliling
jantung Aukultasi : Terdengar lup
13. Ekstermitas :
Atas : tidak ada odema, terpasang infus RL 20 Tpm
Bawah : tidak ada odema
h. Pemeriksaan penunjang : hasil lab
Hematologi
Darah Lengkap
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 1 %
1–4
L 10 % 20 – 40
Limfosit
2– 8
Monosit 4 %
2 % 2-6
Neutrofil Batang
Neutrofil segmen H 82 %
50-70
MCH 27.3 Pg
22.0-34.0
MCHC 34.0 g/dL
82.0-36.0
MCV 80.4 fL
< 3.13
Rasio N/L H 7.45
i. Terapi Obat
- pasien mengatakan
nyeri perut
Sifat Nyeri :
P : penyakit hipertensi
Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot
R : Bagian perut
S : Skala nyeri 5
T : hilang timbul
DO :
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
2. Sabtu,18 Juni 2022 DS : Resiko penurunan Vasokontriksi
- Pasien mengatakan curah jantung
09.30
batuk selama 3 hari
- Pasien mengatakan
lemas
DO :
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
Do :
-Pasien tampak bertanya
-tanya tentang penyakit
hipertensi
-Pasien tampak pucat
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan Resusitensi pembuluh darah otak
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
4. RENCANA KEPERAWATAN
N HARI/TG DIAGNOS TUJUAN DAN INTERVEN RASIONAL NAM
o L A KRITERIA SI A
HASIL
/JAM
1. Sabtu , 18 O : 1. untuk Katon
Nyeri akut Setelah dilakukan
Juni 2022 identifikasi mengetahui
b.d tindakan selama
lokasi, lokasi,
10.00 Resusitensi 3x7jam diharapkan
karakteristik, karakteristik,
pembuluh tingkat nyeri
durasi, durasi,
darah otak berkurang dengan
frekuensi, frekuensi,
kriteria hasil :
kualitas, kualitas, dan
1. keluhan nyeri intensitas intensitas nyeri
menurun nyeri
2. Untuk
N : Berikan
2. pasien meringis mengurangi
teknik non
kesakitan menurun rasa nyeri
farmakologi
yang timbul
3. gelisah menurun.
E : Ajarkan kembali
teknik non
3. Untuk
farmakologi
mengajarka
K: n tehnik
yang dapat
Kolaborasika
mengurangi
n dengan
nyeri
dokter
pemberian 4. Pemberian
obat analgetic
dapat
mengurangi
nyeri
2. Sabtu, 18 Penurunan Setelah dilakukan O : 1. untuk Katon
Juni 2022
curah tindakan identifikasi mengetahui
11.00
jantung keperawatan tanda dan tanda dan
selama 3x7 jam gejala gejala primer
diharapkan primer penuruan
perubahan penurunan curah jantung.
frekuensi jantung curah
menurun. Dengan jantung.
kriteria hasil : N: 2. untuk
1. lelah menurun posisikan meningkatkan
2. batuk pasien semi- dorongan pada
berkurang fowler diafragma
3. pucat menurun. dengan kaki sehingga
ke bawah meningkatkan
atau posisi ekspansi dada
nyaman dan ventilasi
paru.
E: 3. untuk
Anjurkan melatih pasien
beraktivitas beraktivitas
secara ketika sudah
bertahap. sembuh
K : kolaborasi 4. untuk
pemberian menormalka
antiaritmia. n ritme
(jika perlu) jantung
3. Sabtu, 18 Defisit Setelah dilakukan O : 1. Mengetahui Katon
Juni 2022
12.30 pengetahua tindakan Observasi seberapa
n b.d keperawatan tingkat paham pasien
kurang selama 3x7 pengetahua dengan
terpapar jam n penyakitnya
informasi Pasien mengerti
2. Supaya
apa itu penyakit tentang
pasien
hipertensi. penyakit
paham akan
hipertensi
dengan Kriterial pentingnya
Hail : T: Jelaskan penyakit
1. Pasien paham Patofisiolo Hipertensi
akan pentingnya gi penyakit
3.Mengetahui
penyakit dengan
berapa persen
hipertensi cara yang
pasien paham
tepa
2. Pasien mampu Melakukan
melaksanakan E : Berikan tindakan
prosedur yang penilaian selanjutnya
dijelaskan secara tentang
benar tingkat
pengetahua
3. pasien mampu
n pasien
menjelaskan
mengenai
kembali apa yang
proses
di jelaskan
penyakit
perawata
pasien bisa tidur K
:kolaborasi
dengan nyenyak
dengan
dokter
untuk
tindakan
selanjutnya
5. IMPLEMENTASI
No Hari/tgl/jam DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON Paraf
1. Sabtu, 18 Nyeri akut Mengidentifikasi Skala S: Katon
Juni 2022 Nyeri
berhubungan - Pasien
07.00
dengan mengatakan
resusitensi pusing kepala
pembuluh - Pasien
darah otak mengatakan
nyeri perut
O:
Sifat Nyeri :
P
:penyakit
hipertensi
Q : Seperti
ditusuk-tusuk
dan cekot –
cekot
R : Bagian
perut
S : Skala nyeri 5
T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S:Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa nyeri . belum tau cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien
tampak terbaring
di tempat tidur
menahan nyeri
perut.
08.00 Mengajarkan teknik non S:Pasien Katon
farmakologi mengatakan
belum
megetahui
teknik non
farmakologi
O : pasien
tampak bingung
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Sabtu, 18 Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 Curah gejala primer mengatakan
Jantung b.d penurunan curah pusing kepala
Vasokontriksi jantung. O : pasien tampak
lemas dan pucat
Sifat Nyeri :
P : penyakit
hipertensi
Q : Seperti
cekot – cekot
R : Bagian
perut
S : Skala nyeri 4
T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa sudah mulai
nyeri . paham cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien
tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S:Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
mulai paham
megetahui teknik
non farmakologi
O: pasien tampak
mulai paham
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Minggu, Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
19 Juni
2022 curah jantung gejala primer mengatakan
09.00 b.d penurunan curah pusing kepala
vasokontriksi jantung. hilang timbul
O : pasien tampak
lemas dan pucat
mulai berkurang
09.30 posisikan pasien S: Pasien Katon
semi-fowler dengan mengatakan
kaki ke bawah atau nyaman dengan
posisi nyaman semi- fowler
O : pasien tampak
rileks
10.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien Katon
secara bertahap. mengatakan mulai
mencoba
beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas duduk
dan berlatih
aktivitas
10.30 kolaborasi pemberian S : Pasien Katon
antiaritmia. (jika mengatakan
perlu) bersedia diberikan
obat
O : memasukkan
obat melalui IV
Minggu, Defisit Mengobservasi S : Pasien Katon
19 Juni
2022 pengetahuan tingkat pengetahuan mengatakan
11.00 berhubungan tentang penyakit paham apa itu
dengan hipertensi hipertensi
kurang O : Pasien
terpapar tampak
informasi memahami
dengan
penyakitnya
11.30 Menjelaskan S:Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang memahami yang
tepat. dijelaskan
perawat.
O : pasien
tampak mulai
memahami
yang dijelaskan
perawat
Sifat Nyeri :
P : penyakit
hipertensi
Q : Seperti
cekot – cekot
R : Bagian
perut
S : Skala nyeri 2
T:-
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa sudah paham
nyeri . non
farmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
O : Pasien
tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S : Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
paham
megetahui
teknik non
farmakologi
O : pasien
tampak paham
teknik non
farmakologi
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Senin, 20 Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 curah jantung gejala primer mengatakan
b.d penurunan curah pusing kepala
Vasokontriksi jantung. hilang
O : pasien tampak
lebih sehat
09.30 posisikan pasien S: Pasien Katon
semi-fowler dengan mengatakan
kaki ke bawah atau nyaman dengan
posisi nyaman semi- fowler
O : pasien tampak
rileks
10.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien Katon
secara bertahap. mengatakan sudah
beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas
10.30 kolaborasi pemberian S : Pasien Katon
antiaritmia. (jika mengatakan
perlu) bersedia diberikan
obat
O : memasukkan
obat melalui IV
Senin, 20 Defisit Mengobservasi S : Pasien Katon
Juni 2022
11.00 pengetahuan tingkat pengetahuan mengatakan
berhubungan tentang penyakit paham apa itu
dengan hipertensi hipertensi
kurang
O : Pasien
terpapar
tampak
informasi
memahami
dengan
penyakitnya
11.30 Menjelaskan S:Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang memahami yang
tepat. dijelaskan
perawat.
O : pasien
tampak
memahami
yang dijelaskan
perawat
Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot
R : bagian perut
S : Skala nyeri 5
T : hilang timbul
O:
TTV:
TD:232/146 mmHg
S : 36°C
N : 107x/menit
R : 23x/menit
- konjungtiva anemis
- mukosa bibir kering
A : Intervensi 1, 2, dan
3,4 dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Penurunan curah S: Katon
jantung - Pasien mengatakan batuk
berhubungan selama 3 hari
dengan - Pasien mengatakan lemas
vasokontriksi O:
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
12.00 Defisit S: Katon
pengetahuan - Pasien mengatakan tidak
berhubungan tau apa itu hipertensi
dengan kurang - Pasien mengatakan
terpapar belum paham yang
informasi dijelaskan perawat
O:
P : penyakit hipertensi
Q : cekot – cekot
R : bagian perut
S : Skala nyeri 4
T : hilang timbul
O:
TTV:
TD:180/100 mmHg
S : 36°C
N : 100x/menit
R : 23x/menit
- konjungtiva anemis
- mukosa bibir kering
A : Intervensi 1, 2, dan
3,4 dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Penurunan curah S: Katon
jantung - Pasien mengatakan batuk
berhubungan sudah mulai berkurang
dengan - Pasien mengatakan lemas
vasokontriksi sudah berkurang
O:
- Pasien tampak lebih sehat
- TTV:
TD : 180/100 mmhg
N : 100 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
12.00 Defisit S: Katon
pengetahuan - Pasien mengatakan
berhubungan sedang memahami
dengan kurang penyakit hipertensi
terpapar - Pasien mengatakan
informasi mulai paham yang
dijelaskan perawat
O:
- Pasien tampak
memahami dengan
penyakitnya
- pasien tampak mulai
paham yang dijelaskan
perawat
A : Intervensi 1, 2, dan
3,4 dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
7. EVALUASI SUMATIF
N HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI
O
1. Senin, 20 Juni Nyeri akut S:
2022 07.00 - pasien mengatakan pusing kepala sudah
berhubungan
hilang
dengan
- pasien mengatakan nyeri perut sudah
resusitansi
tidak terasa
pembuluh darah
Sifat Nyeri :
otak
P : penyakit hipertensi
Q : cekot – cekot
R : bagian perut
S : Skala nyeri 0
T : hilang timbul
O:
TTV:
TD:120/80 mmHg
S : 36°C
N : 800x/menit
R : 23x/menit
DISUSUN OLEH:
NIM : 202012036
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi
atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan
(Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja
mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga
mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
B. ETIOLOGI
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti:
a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
b. Virus: virus influenza, dll
c. Micoplasma pneumonia
d. Jamur: candida albicans
e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit
menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan
antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
C. TANDA GEJALA
Menurut Kaswandani.N (2017). Banyak orang tua yang tidak mengenali gejala
atau tanda pneumonia pada bayi. Hal ini menyebabkan penyakit ini sering kali
terlambat ditangani. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala pneumonia pada
bayi:
1. Demam tinggi.
2. Sesak napas atau bayi tampak kesulitan saat bernapas.
3. Hidung bayi kembang kempis saat bernapas.
4. Napas bayi berbunyi.
5. Batuk pilek.
6. Bayi tidak mau menyusu atau makan.
7. Nyeri dada atau perut.
8. Bayi tampak gelisah dan lemas.
9. Bibir dan kuku tampak membiru.
10. Bayi yang terserang pneumonia akibat infeksi virus terkadang juga bisa
mengalami muntah dan diare.
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan
berlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti;
pasien harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk
memaksimalkan kemampuan ventilator.
4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk
mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G
untuk infeksi pneumonia staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi
pneumonia virus. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi
pneumonia.
E. PATHWAYS
F. KOMPLIKASI
Komplikasi pneumonia meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumothoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta. 11
Empiema torasis merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia
bakteri. Ilten F dkk, melaporkan mengenai komplikasi miokarditis (tekanan
sistolik ventrikel kanan meningkat, kreatinin kinase meningkat, dan gagal
jantung) yang cukup tinggi pada seri pneumonia anak berusia 2-24 bulan. Oleh
karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal, maka di anjurkan untuk
melakukan deteksi dengan teknik noninvasif seperti EKG, ekokardiografi, dan
pemerikasaan enzim. (Said M, 2015)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan tampak
pada rontgen dada mencakup area berbercak atau keseluruhan lobus (pneumonia
lobaris). Pada pemeriksaan fisik, temuan tersebut dapat mencakup bunyi napas
bronkovesikular atau bronchial, krekles, peningkatan fremitus, egofani, dan pekak
pada perkusi. Pengobatan pneumonia termasuk pemberian antibiotik yang sesuai
seperti yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan gram. Selain itu untuk pengobatan
pneumonia yaitu eritromisin, derivat tetrasiklin, amantadine, rimantadine,
trimetoprim-sulfametoksazol, dapsone, pentamidin, ketokonazol. (Brunner &
Suddarth, 2012).:
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
3) Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
4) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
5) Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal 14 dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
I. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa
dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi).
Menurut Nurarif (2015), pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak produktif,
tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan
mukus purulen kekuning-kuningan, kehijauhiajuan, kecokelatan atau
kemerahan, dan serring kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh
mengalami demam tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan
berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas,
peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni
seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa oba, makanan, udara, debu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
- TD: biasanya normal
- Nadi: takikardi
- RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
4) Suhu: hipertermi Kepala:
tidak ada kelainan Mata:
konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
Paru:
- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan
otot bantu napas
- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.
- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a). Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis 11 pneumonia.
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air
bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kavitas.
b). Laboratorium Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul,
Leukosit polimorfonuklear dengan banyak bentuk. Meskipun dapat pula
ditemukan leukopenia.
c). Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur
darah untuk mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi
antigen polisakarida pneumokokkus.
d). Analisa Gas Darah Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa
kasus, tekanan parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.
(Wahyudi, 2020)
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
anak dengan masalah pneumonia:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus
berlebihan yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang
berlebihan, dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi).
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
yang ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan cuping hidung.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Asupan diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan
makanan,membran mukosa pucat, penurunan berat badan selama dalam
perawatan.
Nurarif A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit Mediaction
Teery & Sharon. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik ed 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M
DENGAN PNEUMONIA
DI RUANG DAHLIA RSUD SURAKAERTA
DISUSUN OLEH:
NIM : 202012036
2022
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 20 Juni 2022
1) Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Umur : 70 tahun
Alamat : Perum Gedongan I rt:07/06, Colomadu, Karanganyar
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
DX Medis : Pneumonia
2) Penanggung Jawab
Nama : Gunawan
Umur : 40 Tahun
Alamat : Perum Gedongan I rt:07/06, Colomadu, Karanganyar
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
B. Keluhan Utama
Sesak nafas
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk ke UGD dengan keluhan sesak nafas pada tanggal 20 Juni 2022
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun yang diderita
F. Pola Kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting jika ada salah satu keluarga
yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari pagi, siang, sore selalu
habis
Saat sakit : Pasien mengatakan susah makan. Makannya sedikit-sedikit tetapi dalam 1
porsi selalu habis
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1-2 kali sehari, dengan wama feses kuning,
dengan konsistensi lunak, warna urine kuning jernih dan berbau amoniac.
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB dan BAK popok, feses kekuningan, dengan
konsistensi cair, warna urine kuning pekat dan berbau amoniac.
Hematologi
Darah Lengkap
Hitung Jenis
Leukosit
Basofil 4 % 0–1
1–4
Eosinofil 30 %
Limfosit 5 % 20 – 40
2– 8
Monosit 2 %
2-6
Neutrofil Batang 59 %
50-70
Neutrofil segmen 29,2 %
J. Terapi Obat
Golongan Obat Fungsi
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional TTD
Keperawatan krietrua hasil keperawatan
1. Senin, 20 Pola nafas tidak Setelah O: Katon
Juni 2022 efektif berhubungan dilakukan - Monitor pola Untuk mengetahui
08.00 dengan hambatan tindakan nafas pola nafas dan
upaya nafas keperawatan frekuensi nafas
selama 1x7 pasien
jam
diharapkan N:
pola nafas - Untuk membantu
- Berikan
tidak efektif otos pernafasan
oksigen 3 lpm
dapat teratasi pasien
via nasal kanul
dengan kriteria
E:
hasil : - Untuk
- Tidak - Anjurkan posisi memperlancar
menggunak
pasien semi- pernafasan
an alat
bantu nafas fowler pasiein
- Frekuensi
nafas K:
normal - Untuk
- Kolaborasi
membantuk
dengan dokter
mengurangi
untuk
sesak nafas
pemberian obat
cefotaxim
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
O:
TTV :
TD : 130/80 mmhg
N : 88 x/menit
SpO2 : 98%
RR : 30x/menit
S : 36 oC
09.45 Memberikan oksigen 3 S: Katon
Pasien mengatakan
lpm via nasal kanul mau dipasang nasal
kanul
O:
Pasien tampak
menggunakan alat
bantu nafas
11.30 Memberikan posisi S: Katon
semi-fowler atau Pasien
fowler mengatakan mau
di posisikan semi
fowler dan sesak
nafas menurun
O:
Pasien tampak lebih
nyaman dan tenang
11.45 berkolaborasi S: Katon
pemberian obat Pasien mengatakan
inj.santagesik tidak ada alergi
dengan obat dan sesak
nafas berkurang
O:
EVALUASI SUMATIF
TD : 130/80 mmhg
N : 88 x/menit
SpO2 : 98%
RR : 30x/menit
S : 36 oC
A:
Masalah pola nafas tidak
efektif belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor pola nafas
- Berkolaborasi dengan
pemberian obat
inj.santagesik, inf. Nacl
10 tpm
RESUME EVALUASI
DISUSUN OLEH:
202012036
2022
A. Pengkajian
Tanggal / Jam MRS : 18 Juni 2022
Tanggal/ Jam Pengkajian : 18 Juni 2022
Metode Pengkajian : Langsung
Diagnosa Medis : Hiperglikemia
No Registrasi : 000xxxxx
a. Pengkajian
1. Identitas Klien
o Nama klien : Tn.A
o Jenis kelamin : Laki-laki
o Alamat : Duwet rt:01/10 Ngasem, Karanganyar
o Umur : 62 Tahun
o Agama : Islam
o Status perkawinan : Menikah
o Pendidikan :-
o Pekerjaan : Kepala Keluarga
2. Identitas Penanggung Jawab
o Nama : Ny. N
o Jenis kelamin : Perempuan
o Umur : 33 Tahun
o Pendidikan :-
o Pekerjaan : Swasta
o Alamat : Duwet rt:01/10 Ngasem, Karanganyar
o Hubungan dengan klien : Anak
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan lemas disertai mual muntah dan kaki bengkak
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang mengeluh lemas kaki bengkak karena memiliki
riwayat DM tidak terkontrol
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
DM
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
(sehat)
c. Pengkajian Pola Fungsi Gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Pasien mengatakan menjaga kesehatan dan kebersihan diri
2. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 3 kali sehari hari.
Saat sakit : Pasien mengatakan belum mandi sejak di RS
3. Pola istirahat dan tidur
o Sebelum sakit : tidur selama 6 – 7 jam dimalam hari dengan
nyenyak
o Selama sakit : tidur selama 6 – 7 jam dimalam hari namun sering
terbangun
4. Pola nutrisi metabolik
o Pola nutrisi
Sebelum sakit
Frekuensi : 3 x sehari
Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih
Porsi : 1 porsi habis
Keluhan :-
Selama sakit
Frekuensi : 1 x sehari
Jenis : nasi, lauk, air putih
Porsi : 1 porsi tidak habis, bahkan tidak mau makan
Keluhan : tidak nafsu makan
5. Pola eliminasi
o BAB
Sebelum sakit
Frekuensi BAB : 1 x sehari
Konsistensi : lunak berbentuk
Warna : kuning kecoklatan
Keluhan / kesulitan BAB : -
Penggunaan obat pencahar : -
Selama sakit
Frekuensi BAB : 1 x sehari
Konsistensi : lunak berbentuk
Warna : hitam kecoklatan
Keluhan / kesulitan BAB : BAB tidak lancar
o BAK
Sebelum sakit
Frekuensi BAK : 4 x sehari
Jumlah urin : 200 cc
Warna : kuning jernih
Keluhan / kesulitan BAK : -
Selama sakit
Frekuensi BAK : 6 – 7 x sehari
Jumlah urin : 100 cc
Warna : jernih bening
Keluhan / kesulitan BAK : sering BAK dan keluarnya
banyak
6. Pola kognitif dan perceptual
o Nyeri
Pasien mengatakan nyeri disekitar luka DM
o Fungsi panca indra
Penglihatan : normal
Pendengaran : normal
Pengecapan : normal
Penghidu : normal
Perasa : normal
o Kemampuan bicara : lancar
7. Pola konsep diri
o Harga diri : percaya diri
o Ideal diri :dapat menerima diri
o Gambaran diri : optimis dengan kondisinya saat ini
8. Pola koping
o Masalah utama selama masuk RS (keuangan, dll) : tidak ada
o Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak ada
o Pandangan terhadap masa depan : klien ingin cepat sembuh agar
bisa melakukan aktivitas sehari – hari
o Koping mekanisme yang digunakan saat terjadinya masalah : klien
mendiskusikan dengan keluarga
9. Pola seksual – reproduksi
o Pasien berjenis kelamin laki-laki
10. Pola peran hubungan
o Peran pasien dalam keluarga dan masyarakat :klien adalah seorang
ibu rumah tangga dan klien selalu mengikuti kegiatan
kemasyarakatan
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Thorax
ukuran dan bentuk jantung normal
Pulmo tak tampak infiltrat dikedua lapang paru, corakan
bronkovaskuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea ditengah Sistema tulang baik
2. Pemeriksaan laboratorium
Darah
Lengkap 10.4 Gr/dl 13.2 – 17.3
Hemoglobin 6.52 10’3/mm’ 3.80 –10.60
Leukosit 3.49 3 4.40 – 5.90
Eritrosit 256 Juta/mm’3 140 – 440
Trombosit 29 Ribu/mm’ 40.0 – 52.0
Hematokrit 3
%
23 juni GDS
Stik 220 mg/dl 70 – 140
2022
pukul
20.00
4. Terapi medis
Do :
Gds : 300 mg/dL
Tekanan darah : 129/76 mmHg
Nadi : 101 x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 37C
C. Diagnosis Keperawatan
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
D. Perencanaan Keperawatan
NO Tgl Dx Tujuan dan kriteria Intervensi Ttd
kep hasil
1 18 Ketidakstabilan Setelah dilakukan O: Katon
kadar glukosa
juni tindakan selama 1 x - Monitor tanda dan
darah b.d
2022 resistensi 7 jam diharapkan gejala Hiperglikemia
insulin
07.30 kestabilan kadar
- Monitor kadar glukosa
glukosa menurun
darah
dengan kriteria
N:
hasil :
- Konsultasi dengan medis
- kadar glukosa
jika tanda dan gejala
dalam darah
hiperglikemia tetap ada
membaik/dalam
E:
rentang normal
- Ajarkan pengelolaan diabetes
- badan lemas hilang
K:
- Kolaborasi pemberian
insulin Apidra 8 ui
E. Implementasi
Tgl Dx Implementasi Respon Ttd
18 juni Ketidakstabil - Monitor tanda dan S: katon
an glukosa - Pasien mengatakan badan lemas
2022 gejala
darah b.d dan mual muntah
07.00 resistensi hiperglikemia O:
insulin - Tekanan darah : 129/76 mmHg
- Nadi : 101 x/mnt
- Pernafasan : 20x/mnt
- Suhu : 37C
- Monitor kadar
S:
glukosa darah
- Pasien mengatakan sebelumnya
mempunyai riwayat DM
O:
GDS : 300 mg/dL
- Konsultasi S:
dengan medis - Pasien mengatakan badan lemas
dan mual muntah
jika tanda dan
O:
gejala
- Pasien tampak lemas di atas
hiperglikemia tempat tidur
- Tekanan darah : 129/76 mmHg
tetap ada - Nadi : 101 x/mnt
- Pernafasan : 20x/mnt
- Suhu : 37C
- GDS : 300 mg/dL
S:
- mengajarkan - Pasien mengatakan mau di
jelaskan tentang makanan diet
pengelolaan DM
DM O:
- Pasien tampak paham tentang
memahami makanan diet DM
dan bisa menerapkan
- Berkolaborasi
S:
dengan dokter
- Pasien mengatakan tidak alergi
untuk obat atau penolakan pemberian
obat
pemberian obat
O:
insulin apidre 8
- Pasien bersedia di lakukan
ui dan
injeksi dan mual muntah mulai
ondansentron berkurang
1A/12 jam
F. Evaluasi Sumatif
Tanggal Tanggal Evaluasi Ttd
18 Juni Ketidakstabilan S:
2022 - pasien mengatakan memiliki riwayat DM
glukosa darah
20.00 - pasien mengatakan rasa lemas berkurang
b.d resistensi
O:
insulin - Tekanan darah : 125/79 mmHg
- Nadi : 98 x/mnt
- Pernafasan : 20x/mnt
- Suhu : 37C
- GDS : 200 mg/dL
A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor kadar glukosa darah
- Pemberian obat ins.novorapid dan
ondansentron