Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI TERHADAP

TINGKAT INSOMNIA LANSIA

OLEH:

KELOMPOK: 4

LUH DE NOVITARIANI (203213205)

NI MADE RATNIAWATI (203213207)

NI MADE ARISKA (203213209)

NI KADEK DEVI ARIYANTI (203213218)

KOMANG IRA YUNITA APSARI (203213224)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI 2022


ANALISIS JURNAL INSOMNIA
JUDUL PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT INSOMNIA LANSIA
PENYUSUN Novita Damayanti, Titis Hadiati
DIPUBLIKASIKAN JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019

1. Ringkasan Jurnal
Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan fisioligis. Salah satu kebutuhan fisiologis utaman tersebut adalah tidur.
Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, yang bermanfaat
mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi
segar kembali. (Damayanti & Hadiati, 2019). Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk
melakukannya. Lansia rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur yang biasanya menyerang tidur tahap 4
NREM. Keluhan insomnia mencakup ketidakmampuan untuk tertidur, seringkali terbangun, ketidakmampuan untuk
melanjutkan tidur, serta terbangun lebih awal. Proses tidur individu di pengaruhi Sistem Aktivasi Retikuler (RAS) yang
terletak di batang otak bagian atas. Fungsi dari bagian ini adalah mempengaruhi proses tidur seperti kewaspadaan atau
keterjagaan. Fungsi tersebut di pengaruhi oleh stimulus sensori, taktil, auditorius, dan aktivitas korteks serebri seperti proses
emosi, kecemasan dan ketakutan juga ikut menstimulasi fungsi dari RAS, apabila adanya stimulasi tersebut dapat
menyebabkan terjaga sampai pada gangguan tidurCara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur terdiri
dari terapi farmakologi dan non farmakologi.
Terapi non farmakologi untuk mengatasi gangguan tidur yaitu terapi pengaturan tidur, terapi psikologi dan terapi relaksasi.
Terapi relaksasi dapat dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, terapi music
dan aromaterapi. Aromaterapi bekerja dengan merangsang sel-sel saraf penciuman dan mempengaruhi kerja system limbik
dengan meningkatkan perasaan positif dan rileks, karena perasaan rileks itulah, tingkat stress atau depresi seseorang akan
menurun dan tingkat insomnia pun akan menurun. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa insomnia lebih banyak di alami oleh
lansia dengan rentang usia 61-70 tahun. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin bertambahnya usia
seseorang semakin berkurang jam tidurnya.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat insomnia pada
lansia.
3. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
1) Teknik aromaterapi yang mudah dilakukan secara mandiri
2) Aromaterapi termasuk ke dalam pengobatan non-farmakologi sehingga tidak menimbulkan efek ketergantungan
3) Alat yang diperlukan mudah didapatkan

Kekurangan

1) Pada jurnal ini tidak dijelaskan secara rinci berapa kali dalam sehari intervensi ini harus diterapkan dan waktu berapa
menit harus dilakukan sehingga pembaca perlu mencari reverensi lain untuk mengetahuinya.
2) Jika memiliki gangguan penciuman teknik ini tidak efektif dilakukan
Pada analisis jurnal ini akan dibahas analisis bagian demi bagian dalam publikasi di jurnal tersebut menggunakan metode
analisis jurnal : PICOT, sebagai berikut:

P I C O T
(Popolasi) (Intervensi) (Comparison) (Outcome) (Time)
Populasi penelitian ini Penelitian ini melihat Metode Penelitian ini Hasil penelitian Penelitian ini
adalah lansia yang bagaimana pengaruh merupakan penelitian menunjukan bahwa dilaksanakan di Unit
memenuhi kriteria aromaterapi dapat eksperimental dengan dijumpai adanya Rehabilitasi Sosial
yaitu, lansia dengan menurunkan tingkan rancangan quasi eksperimental penurunan derajat Pucang Gading
insomnia, tidak insomnia yang dialami pre and post test without insomnia yang Semarang pada bulan
memiliki gangguan oleh lansia dengan control. bermakna pada Mei 2018 selama 3
penciuman, tidak intervensi yang Populasi penelitian ini adalah subjek penelitian minggu. penelitian
menggunakan obat tidur dilakukan yaitu lansia yang mengalami sesudah pemberian dilakukan pada lansia
atau obat penenang, pemberian aroma wangi gangguan tidur/insomnia di aromaterapi selama yang memenuhi
serta bersedia dilibatkan yang ditimbulkan Unit Rehabilitasi Sosial Pucang 3 minggu. Pada kriteria yaitu, lansia
dalam penelitian ini. dipercaya mempunyai Gading Semarang. Dalam penelitian di dengan insomnia,
Penelitian ini dilakukan efek yang sensitive jurnal ini terdapat jurnal dapatkan perbedaan tidak memiliki
di Unit Rehabilitasi terhadap sistem limbik pembanding diantaranya: yang bermakna gangguan penciuman,
Sosial Pucang Gading di otak. Dimana bagian 1. Penelitian yang dilakukan sebelum dan tidak menggunakan
Semarang pada bulan tersebut berhubungan oleh Elvida Junita1, Gusman sesudah penelitian obat tidur atau obat
Mei 2018. Sampel dengan emosional dan Virgo, Ade Dita Putri. Yang yaitu p=0,001. penenang, serta
diambil berdasarkan memori pada manusia. meneliti pengaruh pemberian Terdapat perbedaan bersedia dilibatkan
total Molekul yang di aroma terapi lavender terhadap yang dalam penelitian ini.
sampling. Dalam lepaskan ke udara insomnia pada lansia di desa bermakna antara
penelitian ini peneliti adalah sebagai uap air. koto tuo wilayah kerja tingkat insomnia
menggunakan sampel Ketika uap air yang puskesmas 2 xiii koto Kampar. sebelum pemberian
30 orang sesuai jumlah mengandung komponen Penelitian ini menggunakan aromaterapi dan
lansia insomnia yang kimia tersebut di hirup, rencangan penelitian kuantitatif sesudah pemberian
berada di tempat akan diserap tubuh dengan pendekatan Quasi aromaterapi pada
penelitian. melalui hidung dan Experiment dengan One Group subjek penelitian.
paru-paru yang Pretest-Posttest. Populasi dalam
kemudian masuk ke penelitian ini adalah seluruh
aliran darah. Uap Lansia di Desa Koto Tuo
aromaterapi dihirup, Wilayah Kerja Puskesmas 2
molekul uap tersebut XIII Koto Kampar yang
akan berjalan usianya ≥ 60 tahun berjumlah
mempengaruhi sistem 155 lansia. Jumlah sampel
limbik otak yang dalam penelitian ini yaitu 24
bertanggung jawab orang. Teknik pengambilan
dalam sistem integrasi sampel dalam penelitian ini
dan eksresi perasaan, menggunakan rumus Slovin.
belajar, ingatan, emosi Data di analisis menggunakan
rangsangan fisik serta Paired Sample T-test. Hasil
memberikan perangsang penelitian ini menunjukkan
fisik sehingga terjadi penurunan insomnia
memberikan lingkungan dengan hasil statistik uji t test
tidur yang nyaman. diperoleh nilai p= 0,00, dimana
Aromaterapi bekerja terdapat pengaruh terapi
dengan lavender terhadap kualitas tidur
merangsang sel-sel saraf lansia di Desa Koto Tuo
penciuman dan Wilayah Kerja Puskesmas 2 XII
mempengaruhi kerja Koto kampar. (Junita et al.,
system limbik dengan 2020). Kesimpulan rata-rata
meningkatkan perasaan penderita insomnia sebelum
positif dan rileks, pemberian aroma terapi
karena perasaan rileks lavender adalah 47,78 dengan
itulah, tingkat stress standar deviasi 7.55, dan rata-
atau depresi seseorang rata penderita insomnia sesudah
akan menurun dan pemberian aroma terapi
tingkat insomnia pun lavender adalah 43,00 dengan
akan menurun. standar deviasi 8,714, dan
diperoleh p value sebesar 0,00
(p<0,05). Dalam
pelaksanaannya aroma terapi
lavender diberikan kepada
subjek penelitian sebelum tidur
dan diberikan setiap hari selama
tujuh hari. didapatkan hasil
penelitian penurunan imsomnia.
2. Sedangkan jurnal
pembanding yang kedua diteliti
oleh I Gusti Ayu Diah Sasmitha
Dewi1, I Nyoman Asdiwinata, I
Made Arisusana. Yang meneliti
pengaruh aroma terapi lavender
(Lavandula Angustifolia)
terhadap insomnia pada lansia
banjar tangtu puskesmas ii
denpasar timur. Penelitian
lakukan pada bulan Januari
2017
di Puskesmas II
Denpasar Timur,
gangguan yang paling
banyak dikeluhkan oleh
lansia dan sudah
terdiagnosa pada tahun
2016 adalah insomnia
sebanyak 65 orang,
Menurut data, dari 6
desa yang berada
wilayah kerja di
Puskesmas II Denpasar
Timur, bahwa
kunjungan lansia
dengan insomnia yang
paling banyak berasal
dari Banjar Tangtu
sebanyak 38 orang.
Berdasarkan survei awal
yang dilakukan peneliti
pada bulan Januari 2017
di
Banjar Tangtu dengan
melakukan wawancara
terhadap 5 orang lansia
yang sudah terdiagnosa
mengalami insomnia.
Lansia yang terindikasi
mengalami insomnia
semuanya mengatakan
bahwa susah memulai
tidur dan sering
terbangun pada malam
hari. Jenis penelitian ini
adalah Quasi
Experiment yang
bertujuan untuk
mengungkapkan
hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan
kelompok kontrol
disamping kelompok
eksperimen (Nursalam,
2013). Rancangan yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
pre-post test with
control group design.
Pengambilan data
dilakukan di Banjar
Tangtu Puskesmas II
Denpasar Timur
pada tanggal 21 Juni
sampai 8 Juli tahun
2017.. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan
berdasarkan kriteria
inklusi. Jumlah sampel
sebanyak 22 orang
sampel, dengan 11
orang sampel sebagai
kelompok perlakuan dan
11 orang sebagai
kelompok kontrol,
tehnik sampling yang
digunakan adalah
Purposive sampling”
Variabel independen
dalam penelitian ini
aroma terapi lavender
(lavandula angustifolia).
Pada umumnya lansia
mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor.
Faktor yang mempengaruhi
perubahan mental yaitu:
perubahan fisik, kesehatah
umum, tingkat pendidikan,
keturunan, lingkungan. Dari
segi mental emosional lansia
sering muncul perasaan
pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya
kekacauan mental akut, merasa
terancam akan timbulnya suatu
penyakit atau takut di
terlantarkan karena tidak
berguna lagi. Dengan adanya
hal tersebut maka lansia akan
menjadi lebih banyak
mementingkan kehidupan
akhirat daripada kehidupan
duniawi, selain itu lansia
biasanya sering mengingat atau
merenungi setiap perbuatan
yang dilakukannya selama masa
mudanya sebagai bekal ansia
kelak di akhirat. Dengan adanya
hal tersebut maka lansia
menjadi susah untuk memulai
tidurnya. (S. Chandrasekhar &
Laily Noor Ikhsanto, 2020).
Hasil penelitan menunjukkan
rata-rata skor tingkat insomnia
pada kelompok perlakuan pre
test 13,73, pada kelompok
kontrol 13.45. Rata-rata skor
tingkat insomnia pada
kelompok perlakuan post test
6,36 pada kelompok kontrol
post test adalah 6,91. Hasil uji
statistik Paired t Test kelompok
perlakuan didapatkan p value =
0,000 < α 0,05 pada kelompok
kontrol didapatkan nilai p value
= 0,000 > α 0,05.. Hasil uji
Independen T test didapatkan
nilai p value = 0,443 < 0,05
menunjukkan ada perbedaan
tingkat insomnia pada lansia
pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol.

KESIMPULAN
Dari analisi jurnal dengan judul ”Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat Insomnia Lansia”. Menyatakan bahwa
aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan tingkat insomnia yang dialami oleh lansia. Aromaterapi bekerja dengan merangsang
sel-sel saraf penciuman dan mempengaruhi kerja system limbik dengan meningkatkan perasaan positif dan rileks, karena perasaan
rileks itulah, tingkat stress atau depresi seseorang akan menurun dan tingkat insomnia pun akan menurun. Dari 2 jurnal pembanding
yang kami buat juga menyatakan bahwa aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia yang dialami oleh lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, N., & Hadiati, T. (2019). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat Insomnia Lansia. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 8(4), 1210–1216.
Junita, E., Virgo, G., & Putri, A. D. (2020). Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Insomnia Pada Lansia Di Desa
Koto Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 Xiii Koto Kampar. Jurnal Ners, 4(2), 116–121.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/view/1128/908
S. Chandrasekhar, F. R. S., & Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin. (2020). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者にお
ける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Liquid Crystals, 21(1), 1–17.

Anda mungkin juga menyukai