Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO

Nama: Dimastya Andy Setiawan


Kelas: S1 Keperawatan Lintas Jalur
NIM: 1130123001
Jurnal 1
A. Judul Penelitian
“Analisis Hubungan Tertawa Terhadap Kadar Endorfin Berkaitan dengan Fungsi Imunitas Tubuh.’
B. Peneliti
Farah Nur Adiba
C. Ringkasan Jurnal
Diketahui bahwa humor atau sesuatu yang lucu dan lucu dapat meningkatkan sekresi hormon
endorfin yang juga merupakan hormon yang memberikan rasa bahagia pada tubuh. Ketika
hormon endorfin dikeluarkan, perasaan kebahagiaan dan kebahagiaan akan melepaskan stres.
Pada penelitian terakhir, ditemukan bahwa derajat kebahagiaan dan derajat stres dapat
mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Jadi, penelitian ini dilakukan untuk menguji tingkat
hipotesis yang ada. Hasil penelitian penjelasan umum humor dalam sekresi hormon endorfin dan
bagaimana hormon tersebut bekerja untuk melepaskan stres.Selanjutnya,penelitian ini secara liar
membahas apakah hormon endorphin atau tidak berfungsi secara imun. Diketahui bahwa humor
atau sesuatu yang lucu dan lucu dapat meningkatkan sekresi endorphinhormone yang
juga merupakan hormon yang memberikan rasa bahagia pada tubuh. Ketika hormon endorfin
dikeluarkan, perasaan kebahagiaan dan kebahagiaan akan melepaskan stres. Pada penelitian
terakhir, ditemukan bahwa derajat kebahagiaan dan derajat stres dapat mempengaruhi fungsi
kekebalan tubuh. Jadi, penelitian ini dilakukan untuk menguji tingkat hipotesis yang ada. Hasil
penelitian penjelasan umum humor dalam sekresi hormon endorfin dan bagaimana hormon
tersebut bekerja untuk melepaskan stres. Selanjutnya, penelitian ini akan membahas apakah
endorphinshormon dan fungsi kekebalan tubuh.(Adiba, 2019)
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin membuktikan bagaimana hubungan tertawa dalam humor terhadap kadar
Endorfin berkaiatan dengan imunitas tubuh.
E. Analisis PICO
1. Problem
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa deskripti
fanalitik. Penelitian ini ingin membuktikan bagaimana hubungan tertawa dalam humor
terhadap kadar Endorfin berkaiatan dengan imunitas tubuh.
2. Intervention
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa deskripti
fanalitik. Penelitian dilaksanakan dengan cara wawancara kepada psikolog mengenai
hubungan tertawa,hormone endorphin dengan fungsi imunitas.Wawancara direkam
kemudian hasil dari wawancara tersebut dianalisis dan dipaparkan pada pembahasan
3. Comparation
Jurnal: Analisis Hubungan Tertawa terhadap kadar Endorfin berkaitan dengan fungsi
imunitas.
Peneliti Finlandia dan Inggris telah mengungkapkan bagaimana tawa melepaskan
endorphin dalam otak manusia. Semakin banyak reseptor opioid yang dimiliki partisipan
diotak mereka,semakin banyak mereka tertawa selama percobaan.
Hasil terbaru yang diperoleh oleh para peneliti dari Turku PETCenter,University of
Oxford dan Aalto University telah mengungkapkan bagaimana tawa social mengarah
pada pelepasan endorphin di otak,kemungkinan mempromosikan pembentukan ikatan
social.
Opioid, seperti ndicator, berkomunikasi dengan sistem kekebalan tubuh, sehingga ketika
ada deficit ndicator- akibat paparan alcohol janin ,alkoholis medan penyalahgunaan obat,
kecemasan, depresi dan stress psikologis kronis –tubuh mengalami guncangan stress dan,
seperti Sarkar menunjukkan,menyebabkan"ketidakmampuan kekebalan tubuh."
4. Outcome
Hasil penelitian tentang tertawa atau humordan peningkatan fungsi imunitas tubuh
sejauh ini agak ndicator, dan lebih banyak penelitian yang diperlukan sebelum klaim luas
dapat dibuat mengenai efek humor pada hasil kesehatan.Setelah dilakukan pendekatanan
alisis hubungan tertawa terhadap hormone eendorphin berkaitan dengan fungsi imunitas
tubuh didapatkan bahwasannya tertawater bukti dapat meningkatkan sekresi endorphin
yang dilakukan oleh hipotalamus dan hipofisis.Kemudian, meski bersifat ndicator,
hormone endorphin diduga mampu untuk meningkatkan system imun karena banyaknya
reseptor endorphin yang aktif setelah kegiatan tertawa atau humor.

Jurnal 2
A. Judul Penelitian
"Membaca Al Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan Depresi dan
Meningkatkan Imunitas.'
B. Peneliti
Very Julianto1, Subandi2
C. Ringkasan Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan depresi dan meningkatkan imunitas melalui
pelatihan membaca Al Fatihah reflektif intuitif. Peneliti menggunakan metode eksperimen
dengan pretest-posttest control group design. Kelompok eksperimen dan kelompok ndicat
masing-masing terdiri dari 10 siswa pondok pesantren. Pengukuran tingkat ndica
menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan pengukuran imunitas
menggunakan alat hematology analyzer dengan metode slide mikroskopis. Analisis
kuantitatif menggunakan mixed design anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
membaca Al Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan depresi .(Julianto & Subandi, 2015)
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan depresi dan meningkatkan imunitas melalui
pelatihan membaca Al Fatihah reflektif intuitif.
E. Analisis PICOT
A. Problem/ population
Membaca Al Fatihah reflektifintuitif dapat menurunkan depresi dan meningkatkan status
imunitas.
Subjek penelitian ini berjumlah 20 orang dengan kriteria sebagai berikut: (1) Skor ndica
sedang, tinggi dan sangat tinggi; (2) Jenis kelamin wanita; (3) Umur 16-18 tahun dan
berpendidikan SMA; (4) Status ekonomi menengah kebawah; (5) Rutin membaca Al
Quran minimal 1 hari 1 halaman; (6) Memiliki kemampuan memahami arti ayat Al
Quran, dan (7) Kesamaan fase menstruasi.
B. Intervention
Penelitian ini menggunakan rancangan Pretest-Postest Control Group Design. Rancangan
tersebut akan menguji efek suatu perlakuan terhadap ndicato dependen dengan cara
membandingkan keadaan ndicato dependen pada kelompok eksperimen sebelum dan
setelah perlakuan.
Subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan jumlah masing-masing
kelompok 10 orang. Pengelompokan menggunakan random assignement dengan cara
pengundian. Subjek yang sudah ditempatkan pada dua kelompok yang setara diberikan
pretest untuk mengetahui kondisi ndica dan imunitas pada masing-masing kelompok
sebelum proses ekseperimen dimulai.
Penelitian ini akan mengambil ndicator imunitas berupa jumlah neutrofil. Neutrofil
dikenal sebagai sel mediator inflamasi yang utama dalam sistem imun. Neutrofil
memiliki mekanisme regulasi untuk mengontrol daerah inflamasi. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa neutrofil berperan terhadap stress oksidatif dan inflamasi pada
perokok.
C. Comapation
Studi terbaru menunjukkan bahwa turunnya kemampuan imunitas diakibatkan adanya
gangguan psikologis yang dapat ditinjau dari aspek religiusitas (Mustamir, 2007; Ong,
2006; Rezaei, 2008; Kiyani, 2011).
Belzen (dalam Chizanah 2011) menyatakan bahwa religiusitas berkaitan dengan kekuatan
yang lebih tinggi (Tuhan), kegiatan-kegiatan keagamaan dan keyakinan yang
mendasarinya. Religiusitas memberikan pengaruh positif dalam masa penyembuhan dan
rehabilitasi.
Penelitian Khan (2010) menunjukkan bahwa membaca Al Quran dengan menggunakan
visualisasi dan sistem multimedia dapat memberikan relaksasi, menghilangkan
kebosanan, kelelahan, depresi dan ndica. Efek pembacaan Al Quran tersebut akan bersifat
permanen dan bertahan lama ketika dilakukan setiap hari secara rutin dan terus-menerus.
Craik dan Lochart (dalam Matlin, 1998) menyatakan bahwa informasi akan cenderung
diingat apabila level pemrosesannya bersifat dalam, dibandingkan dengan jika diproses
secara dangkal. Hal ini menunjukkan bahwa Surat Al Fatihah akan lebih diingat apabila
pembacaanya tidak hanya membaca ayatnya tapi juga mengetahui kandungan makna
didalamnya.
D. Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan Membaca Al Quran reflektif intuitif dapat
menurunkan depresi secara signifikan dan meningkatkan imunitas melalui ndicator
jumlah Neutrofil. Perubahan signifikan depresi dan imunitas tidak terlepas adanya
perubahan dalam persepsi subjek dalam memandang kejadian dalam hidupnya. Subjek
mulai memandang apa yang terjadi dalam hidupnya dari sudut pandang anchor Allah.
Subjek eksperimen yang berhasil meluruskan anchor-nya maka mengalami penurunan
depresi dan peningkatan imunitas secara signifikan. Perubahan tersebut tidak terlepas
adanya perasaan tenang setelah membaca Al Quran.

Jurnal 3
A. Judul Penelitian
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENDAPATAN TERHADAP KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU
B. Peneliti
Isma Yuniar1 , Sarwono1, Susi Dwi Lestari1
C. Ringkasan Jurnal
Diperkirakan sekitar 2,7 juta jiwa meninggal karena tuberkolusis paru. Setiap tahunnya di
seluruh dunia masalah kesehatan dimana Indonesia cukup memberikan kontribusi ke
tingkat dunia. Dibuktikan dengan saat ini berada pada peringkat empat dengan beban
tuberkolusis tertinggi dunia, yaitu setelah China, India, dan Afrika Selatan.Status gizi
adalah salah satu faktor terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi tuberkolusis.
Pada keadaan gizi yang buruk, maka reaksi kekebalan tubuh akan melemah sehingga
kemampuan dalam mempertahankan diri terhadap infeksi menjadi menurun. Faktor lain
yang mempengaruhi statu sgizi seseorang adalah status sosial ekonomi. Pendapatan per
kapita pasien Tuberkulosis Paru menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan
status gizi pada pasien Tuberkulosis Paru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan antara pendapatan, status nutrisi terhadap kejadian tuberkolusis paru. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survei analitik dengan
pendekatan case control. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara
status gizi dengan kejadian Tuberkulosis paru dengan nilai OR= 3,484 (CI= 1,246 – 9,
747) yang berarti status gizi kurang beresiko menderita Tuberkulosis paru sebesar 3,4 kali
dibandingkan dengan status gizi cukup. Terdapat hubungan yang bermakna antara
pendapatan dengan kejadian Tuberkulosis paru dengan nilai OR= 4,421 (CI= 1,638 – 11,
930) yang berarti responden dengan pendapatan rendah beresiko menderita Tuberkulosis
paru sebesar 4,4 kali dibandingkan dengan responden yang pendapatannya tinggi.(Yuniar
& Lestari, 2017)
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pendapatan, status nutrisi
terhadap kejadian tuberkolusis paru
E. Analisis PICO
1. Problem/ Population
Peneliti ingin mengidentifikasi Faktorfaktor yang beresiko terhadap kejadian
Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1, Kabupaten Kebumen.
Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua penderita Tuberkulosis paru BTA
positif di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1, pada tahun 2015 – 2016sebanyak 40
orang.Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah semua orang yang bukan penderita
Tuberkulosis paru BTA positif atau belum dinyatakan menderita penyakit Tuberkulosis
paru di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1.
2. Intervension
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survei analitik
dengan pendekatan case control.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik total sampling
sejumlah 40 responden. Teknik total sampling digunakan karena jumlah responden kasus
adalah 40 responden.
3. Comparation
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1 Kabupaten Kebumen
di dapatkan hasil bahwa mayoritas responden mempunyai pendapatan rendah yaitu
sebesar 51 (63,75%) dari 80 responden yang terdiri dari 32 responden kasus (penderita
Tuberkulosis paru) dan 19 responden kontrol (bukan penderita Tuberkulosis paru).
Ristyo Sari P, dkk (2012) menyatakan tingkat social ekonomi yang rendah
mengakibatkan rendahnya pengetahuan mengenai penyakit Tuberkulosis paru serta
sulitnya mendapat akses pelayanan kesehatan yang baik.
Pendapatan per kapita pasien Tuberkulosis Paru menjadi salah satu faktor yang
berhubungan dengan status gizi pada pasien Tuberkulosis Paru (Patiung, 2014)
4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara pendapatan dengan kejadian Tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas
Sempor 1, Kabupaten Kebumen (p= 0,005). Dan juga didapatkan nilai OR= 4,421 (CI=
1,638 – 11, 930) yang berarti pendapatan rendah berisiko menderita Tuberkulosis paru
sebesar 4,4 kali dibandingkan dengan pendapatan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Adiba, F. N. (2019). Analisis Hubungan Tertawa Terhadap Kadar Endorfin Berkaitan dengan
Fungsi Imunitas Tubuh. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 1, 1–2.
Julianto, V., & Subandi, -. (2015). Membaca Al Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan
Depresi dan Meningkatkan Imunitas. Jurnal Psikologi, 42(1), 34.
https://doi.org/10.22146/jpsi.6941
Yuniar, I., & Lestari, S. D. (2017). Hubungan Status Gizi Dan Pendapatan Terhadap Kejadian
Tuberkulosis Paru. Jurnal Perawat Indonesia, 1(1), 18. https://doi.org/10.32584/jpi.v1i1.5

Anda mungkin juga menyukai