Anda di halaman 1dari 9

EFEK PENYAKIT EPILEPSI TERHADAP RASA PERCAYA

DIRI DAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH PADA


REMAJA YANG MENDERITA EPILEPSY

Di buat oleh : dr. Armando Vengo Subito Lewi Maranatha


Dibuat dalam rangka kuliah penelitian kualitatif
KSM Neurologi Universitas Sam Ratulangi
Manado
BAB I

A. Latar Belakang
Epilepsi adalah kelainan otak yang dapat menyerang orang di
seluruh dunia, cenderung terus-menerus menimbulkan bangkitan
epileptik, minimal 1 kali bangkitan epileptik. Di negara-negara maju,
kejadian epilepsI tahunan diperkirakan sekitar 50 per 100.000
penduduk dan prevalensinya diperkirakan sekitar 700 per 100.000
penduduk. Di negara berkembang, jumlahnya diperkirakan lebih
tinggi. Insiden epilepsi umumnya tinggi pada kelompok usia kanak-
kanak dan lanjut usia, cenderung lebih tinggi pada pria daripada
wanita. Rerata usia kasus baru adalah 25,6 ± 16,9 tahun. Sedangkan
rerata usia pada kasus lama adalah 29,2 ± 16,5 tahun. Sebanyak
77,9% pasien berobat pertama kali ke dokter spesialis saraf, 6,8%
berobat ke dokter umum, sedangkan sisanya ke dukun dan tidak
berobat.(1)
Klasifikasi epilepsi yang baru adalah klasifikasi bertingkat,
yang dirancang untuk memenuhi klasifikasi epilepsi dalam
lingkungan klinis yang berbeda. Klasifikasi International League
Against Epilepsy (ILAE) 2017 membagi menjadi tipe bangkitan, tipe
epilepsi, sindrom epilepsy.(2)

B. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi adanya keterkaitanantara rasa percaya diri
dengan penyakit epilepsi pada remaja yang menderita penyakit
epilepsi.
2. Mengetahuiefek yang ditimbulkan dari penyakit epilepsi
terhadap prestasi belajar pada remaja yang menderita penyakit
epilepsi.
C. Manfaat penelitian
1. Mengetahui adanya hubungan dari dampak yang diakibatkan dari
penyakit epilepsi terhadap rasa percaya diri remaja yang
menderita epilepsi.
2. Mengetahui gambaran pengaruh penyakit epilepsi terhadap
Prestasi belajar pada remaja penderita epilepsi.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh dari penyakit epilepsi terhadap rasa
percaya diri remaja penderita epilepsi?
2. Bagaimana penyakit epilepsi dapat mempengaruhi prestasi
belajar pada remaja penderita epilepsi?
3. Mengapa penyakit Epilepsi dapat mempengaruhi rasa percaya
diri pada remaja yang menderita epilepsi?
4. Mengapa penyakit epilepsi dapat mempengaruhi prestasi belajar
pada remaja penderita epilepsi?
BAB II

A. DASAR TEORI

Epilepsi adalah kejang berulang tanpa pencetus (provokasi) ≥ 2


dengan interval > 24 jam antara kejang pertama dan berikutnya. Manifestasi
klinis epilepsi dapat berupa gangguan kesadaran, motorik, sensoris,
autonom atau psikis.(3)

Klasifikasi epilepsi yang saat ini dianut adalah klasifikasi epilepsi


berdasarkan ILAE 2017. Klasifikasi ini terdiri dari 3 tingkatan (tabel 2.1)
dimana tingkatan ini dirancang untuk melayani pengelompokan epilepsi
dilingkungan klinis yang berbeda. Klasifikasi ini memungkinan penentuan
etiologi penyebab epilepsi sudah mulai dipikirkan pada saat pertama kali
kejang epilepsi didiagnosis.(4)

Kepercayaan diri adalah kesadaran individu akan kekuatan dan


kemampuan yang dimilikinya, menyakini adanya rasa percaya dalam
dirinya, merasa puas terhadap dirinya baik bersifat batiniah maupun
jasmaniah, dapat bertindak sesuai dengan kepastian serta mampu
mengendalikannya dalam mencapai tujuan yang diharapkannya.
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian individu dalam
meraih kesuksesan melalui hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya untuk berperilaku sesuai dengan yang di harapkan, bekerja
secara efektif serta dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung
jawab.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang


menurut Ghufron & Risnawati (2017), yaitu :

1. Konsep diri terbentuk kepercayaan diri pada diri individu diawali


dengan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulannya dalam suatu
kelompok. Hasil interaksi ysng terjadi akan menghasilkan konsep
diri.

2. Harga diri menggukapkan bahwa tingkat harga diri individu akan


mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.
3. Pengalaman dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri.
Sebaliknya pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya
percaya diri seseorang.

4. Pendidikan seseorang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan


diri seseorang. Tingkat pendidikan rendah akan menjadikan
seseorang tersebut tergantung dan beradadi bawah kekuasaan
seseorang lain yang lebih pandai dari padanya. Sebaliknya,
seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tingkat
kepercayaan diri yang lebih dibandingkan yang berpendidikan
rendah.(5)

Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi


dan belajar, yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi
dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar
yang telah dilakukan.(6)

Prestasi belajar bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran


terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar
adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang
dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang
dinyatakan sesudah hasil penelitian.(6)

Prestasi belajar seorang murid dapat diketahui dengan mengadakan


proses penilaian atau pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi
dalam pengukuran prestasi belajar adalah tes yang telah disusun dengan
baik supaya hasilnya benar-benar dapat mengukur kemampuan seorang
murid. Prestasi belajar yang dimaksudkan ialah hasil (penguasaan) yang
dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses
belajar mengajar di suatu sekolah.(6)
B. Kerangka Teori

General Seizure Remaja usia 12-18 Tahun

Tercatat Kontrol Rutin di


Poliklinik Saraf dan minum
obat teratur

Rasa Percaya Diri

Prestasi Belajar di Sekolah


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah


menggunakan fenomenologi. Peneliti akan menggali informasi mengenai
kepercayaan diri dan prestasi belajar yang ada pada pasien epilepsi di usia
remaja. Penelitian ini bersifat kualitatif, dimana penelitian ini menunjuk
kepada prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa
ungkapan, pandangan, pemikiran dan tindakan individu-individu maupun
keadaan secara holistik.

B. Partisipan

Sampel dan sumber data dalam penelitian ini dipilih secara


purposive sampling. Besaran dari sampel akan diambil hingga data yang
diperoleh ditemukan saturasi data. Pada penelitian ini juga ditentukan
kriteria inklusi dan eksklusi pada sampling, dimana kriterianya sebagai
berikut.

1. Inklusi
- Remaja yang berusia 12-18 Tahun
- Remaja yang menderita General Epilepsi
2. Eksklusi
- Remaja yang menderita epilepsi putus obat
- Remaja yang mengalami diluar general epilepsi

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Rumah sakit Prof DR. R.D
Kandou Manado pada bagian poliklinik Saraf bagian Epilepsi.

D. Instrumen Penelitian
Pada Penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen
penelitian dan juga sebagai pengumpul data. Pada penelitian kali ini
juga digunakan perangkat lain seperti pedoman wawancara sebagai
pendukung penelitian.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data pada penelitian ini dengan
menggunakan waancara terbuka kepada setiap responden. Daftar
pertanyaan terbuka telah disiapkan oleh peneliti dan peneliti
mengajukan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama kepada
semua responden agar menimbulkan tanggapan yang sama sehingga
tidak menimbulkan kesulitan pengolahan karena interpretasi yang
berbeda. Disamping itu peneliti juga melakukan dokumentasi
pelaksanaan kegiatan penelitian melalui rekaman suara sebagai bukti
fisik pelaksanaan penelitian.

F. Proses Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian


kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis,
interpretasi data dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan.Setelah melakukan
pengelompokkan kategori pernyataan dan berusaha membuat
pernyataan dari kategoriyang telah didapatkan, peneliti melakukan
konfirmasi mengenai tema-tema potensial tersebut kepada para
partisipan untuk mengetahui kesesuaian tema yang dihasilkan dari
wawancara dengan apa yang mereka alami. Setelah itu peneliti
melakukan konfirmasi kepada partisipan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusumastuti K, Gunadharma S KE. PEDOMAN TATA LAKSANA


EPILEPSI. 6th ed. Surabaya: Airlangga University Press; 2019.

2. Verche E, San Luis C, Hernández S. Neuropsychology of frontal lobe


epilepsy in children and adults: Systematic review and meta-analysis.
Epilepsy Behav. 2018;88:15–20.

3. Swaiman KF AS and FD. Pediatric Neurology: Principles & Practice.


5th ed. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2012.

4. Regg S. The new classification of epilepsy and seizures of the


International League Against Epilepsy (ILAE) 2017. Swiss Arch
Neurol Psychiatry Psychother. 2019 Sep 13;

5. Ghufron, M. N., & Risnawati RS. Teori-Teori Psikologi. 1st ed.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media; 2010.

6. Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab Mansyur ARA. Prestasi Belajar. satu.


Batu: Literasi Nusantara; 2019.

Anda mungkin juga menyukai