Anda di halaman 1dari 5

Nama : Windi Junianda

NIM : 21031104
Tugas minggu ke empat Pembelajaran Berbasiskan ESQ

Contoh Kasus-Kasus dalam Intuisi, Kepercayaan Diri, dan Sumber Motivasi

1. Intuisi
a. Penerapan intuisi dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui dalam berbagai
situasi. Misalnya, saat kita bertemu orang baru, seringkali kita merasakan
apakah orang tersebut bisa dipercaya atau tidak hanya dalam hitungan detik.
Itu adalah contoh bagaimana intuisi bekerja dengan cepat dalam pertemuan
sosial. Intuisi juga berperan dalam pengambilan keputusan dalam bisnis,
seperti saat seorang pengusaha merasa yakin dengan partner bisnis baru
setelah beberapa pertemuan singkat. Salah satu contoh nyata yang menarik
adalah bagaimana intuisi berperan dalam dunia medis. Para dokter seringkali
menghadapi keadaan darurat yang memerlukan keputusan cepat. Studi
menunjukkan bahwa para ahli bedah yang memiliki pengalaman luas mampu
membuat keputusan yang akurat dengan cepat. Intuisi mereka yang terasah
melalui pengalaman bertahun-tahun memainkan peran vital dalam
keberhasilan operasi yang kritis. Namun, di sisi lain, intuisi juga bisa
menyesatkan. Beberapa diagnosis awal yang dibuat hanya berdasarkan intuisi
tanpa pengecekan menyeluruh terhadap gejala bisa menyebabkan kesalahan
yang fatal.
b. Pengambilan Keputusan Intuitif oleh Perawat Pasien COVID-19 Iran: Studi
Kualitatif
Dalam penelitian ini 16 perawat yang memiliki pengalaman memberikan
perawatan pada pasien yang didiagnosis COVID-19 dipilih melalui purposive
sampling dan berpartisipasi dalam wawancara semi terstruktur. Dimana
hasilnya 62,5% peserta adalah perempuan dan rata-rata (SD) usia dan
pengalaman kerja peserta masing-masing adalah 36,56 (6,58) dan 12,62 (5,59)
tahun. Tiga tema utama muncul dari pengalaman para perawat, termasuk (a)
revolusi batin, (b) kesadaran holistik dan (c) kebijaksanaan klinis.
Kesimpulan: Perawat perawatan kritis menggunakan intuisi dalam situasi baru
dan kompleks di mana mereka sering kali harus membuat keputusan yang
cepat dan independen. Memahami fenomena intuisi dalam pengambilan
keputusan klinis meningkatkan praktik profesional keperawatan dan mengarah
pada kualitas perawatan yang lebih baik bagi pasien, terutama dalam situasi
akut, kritis, dan penyakit pandemi.

2. Kepercayaan Diri
a. Kasus Tentang Gambaran Proses Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Anak
Tunarungu
Tunarungu merupakan kondisi di mana indera pendengaran seseorang
melemah atau mengalami kerusakan sehingga menyebabkan hambatan pada
pemrosesan informasi bunyi dan bahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan proses pengembangan kepercayaan diri pada seorang
penyandang tunarungu. Kepercayaan diri merupakan sikap positif pada diri
sendiri untuk dapat menerima Kenyataan, meningkatkan kemampuan diri serta
mampu mewujudkan keinginan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, dan studi dokumen. Subjek dalam penelitian ini
adalah anak tunarungu, ibu kandung, pelatih modeling, guru kelas, dan guru
les. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak tunarungu yang
mendapatkan perhatian sejak kecil, akan dapat mengembangkan rasa percaya
dan dapat melalui tahap perkembangan berikutnya, yaitu pembentukan
otonomi, inisiatif, serta produktivitas yang diperoleh dari dukungan keluarga,
penerimaan sekolah luar biasa, penerimaan dari sekolah modeling, serta
adanya dukungan dari teman. Lingkungan yang saling mendukung akan
menjadi sumber kepercayaan diri anak tunarungu dan membuat seorang anak
tunarungu memiliki kesempatan untuk beraktualisasi diri. Hambatan dalam
proses pengembangan kepercayaan diri anak tunarungu ialah adanya
penolakan dari lingkungan, Perubahan penyesuaian diri, serta kurangnya sikap
tanggung jawab yang dimiliki anak tunarungu.
b. Studi Kasus Rasa Kurang Percaya Diri Siswa Kelas Tinggi SDN 3
Tanjungtani Pada Saat Menyampaikan Argumennya Di Kelas
Dari hasil wawancara guru kelas 4 yang diperoleh permasalahan mengacu
pada kurangnya kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan pendapatnya
dikelas, Hal tersebut dikarenakan siswa merasa takut jika pendapatnya tidak
dihargai atau tidak diterima oleh temannya. Observasi tertuju pada 3 siswa
yang memiliki permasalahan kurangnya kepercayaan diri, pengumpulan data
tersebut didapat dari wawancara guru dan observasi secara langsung dikelas.
Dari pembicaraan dengan guru kelas mengungkapkan siswa yang memiliki
permasalahan tersebut lebih terlihat diam, sering menghela nafas panjang jika
namanya terpanggil, prestasi menurun dan terlihat lebih ketakutan.
Disebabkan karena siswa tersebut merasa bahwa dirinya tidak mampu
dibanding teman-temannya. Dari hasil pengakuan siswa tersebut mereka sudah
belajar dengan baik dirumah tetapi tidak yakin dengan dirinya sendiri sehingga
mengakibatkan tidak percaya diri jika ditanya atau disuruh mengungkapkan
pendapat, mereka takut jika jawaban atau pendapat mereka salah akan menjadi
bahan tertawa teman-temannya. Perilaku tersebut biasanya terjadi karena sejak
kecil siswa tidak dilatih untuk percaya diri, sering ditakut-takuti dan tidak
mendapat dorongan dari orang tua serta orang terdekatnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kurang rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi: konsep diri, harga diri, pengalaman hidup
sedangkan faktor eksternal berupa pendidikan, pekerjaan dan lingkungan
keluarga.
c. Studi kasus pola asuh orang tua tunggal terhadap sikap percaya diri anak tk a
di TK Surabaya
Subjek dari penelitian ini adalah anak usia dini di salah satu tk di Surabaya.
Penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai
metode pengumpulan data. Hasil dari observasi dan wawancara dengan
menggunakan teknik triangulasi data menunjukan bahwa pola asuh orang tua
tunggal sangat berpengaruh terhadap rendahnya tingkat percaya diri pada anak
yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan emosional yang sementara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwasannya ibu yang menjalai peran pola asuh
orang tua tunggal lebih banyak bersikap demokratis dalam pola asuhnya.
Namun bukan serta merta anak diberi kebebasan sebebas-bebasnya, namun ibu
menekankan bahwasannya apapun keputusan yang diambil hasruslah
berdampak positif bagi dirinya maupun orang-orang terdekatnya. Pola asuh
tersebut dirasa cukup baik untuk perkembangan anak, penulis berdasar bahwa
dengan menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, dan
memberikan anak kesempatan untuk berpendapat akan cukup banyak
mempengaruhi pertumbuhan anak nantinya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di TK “X” Surabaya dilakukan selama 1 minggu (6 hari). Yang
setiap harinya di mulai dari pukul 07.00 – 10.00 dari mulai masuk sekolah
sampai waktu pulang sekolah. Dari hasil pertemuan selama seminggu
diperoleh adanya pola asuh orang tua tunggal yang kakek dan nenek ikut serta
berperan terhadap pola asuh anak tersebut. Dari permasalahan yang ada di atas
dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua tunggal yang di bantu kakek dan
nenek dalam keseharian tidak membuat anak menjadi tidak percaya diri dan
anak tetap berkembang sesuai tahapan anak usia dini.

3. Sumber Motivasi
a. Studi Kasus Tentang Motivasi Belajar Siswa Slow Learner di Kelas III
Motivasi belajar siswa slow learner dilihat dari motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik siswa slow learner yaitu memiliki keinginan
untuk berprestasi, memiliki dorongan untuk belajar dengan cara bertanya
kepada orang lain ketika kesulitan memahami materi, memiliki cita-cita dan
rencana masa depan. Motivasi ekstrinsik siswa slow learner yaitu lebih rajin
belajar ketika ada hadiah, lebih rajin belajar dengan kondisi lingkungan yang
mendukung untuk belajar, dan lebih rajin belajar dengan kegiatan belajar yang
menarik.
b. Kasus Motivasi Kerja
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupaten Mendung Kelabu
dihadapkan pada persoalan tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi.
Pada hari setiap Senin dan Jumat kurang lebih 26% pegawai tidak masuk
kerja. Berdasarkan hasil rapat yang diikuti oleh para pimpinan PAM tersebut,
hal ini sudah membudaya dan sulit diperbaiki sebab banyak karyawan yang
mempunyai pekerjaan tambahan di luar kantor Basuki sebagai Kabag
Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan
sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah
mengikuti pelatihan, Basuki terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam
manajemen kepegawaian. Karena setelah dianlisis secara ekonomi, tingkat
ketidakhadiran pegawai ini dapat merugikan perusahaan 1 juta Rupiah per
minggu. Basuki yakin, dengan perubahan ini akan dapat mengurangi kerugian.
Basuki mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada
atasannya, Kepala Cabang PLN, yang bernama Badjuri. Rencana Basuki
adalah sebagai berikut: Setiap hari Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang
akan ditarik setiap minggu. Kartu absen semua pegawai yang bekerja penuh
mentaati jam kerja pada minggu itu akan dimasukkan ke dalam kotak undian.
Setiap minggu 2 orang pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Voucher
Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan juga akan. Diadakan undian bulanan
dimana pegawai yang tidak pernah absen saja yang akan diikutkan dalam
undian. Undian bulanan menyediakan hadiah bagi satu pemenang berupa
Voucer seharga 1 juta Rupiah.

Setelah menyimak rencana Basuki dan mengadakan kalkulasi keuangan


dengan Kabag keuangan, Badjuri sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana
ini, dan langsung diimplementasikan pada bulan berikutnya. Setelah berjalan
selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran
pegawai. Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per
minggu hanya sekitar 2 persen. Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan.
Beberapa pegawai datang tapi tidak jelas melakukan pekerjaan apa, beberapa
pegawai memaksakan diri untuk datang ke kantor walaupun dalam keadaan
sakit yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap
pekerja yang sehat.

Tanggapan : Dalam kasus ini dapat terlihat bahwa untuk meningkatkan


semangat kerja, pihak. Perusahaan PLN perlu memberikan motivasi yang
menarik agar jumlah kehadiran. Karyawanya meningkat. Yaitu dengan
memberikan hadiah undian bagi mereka yang rajin masuk bekerja. Cara ini
sangat ampuh di lakukan untuk memberi semangat kepada karyawan. Karena
contoh kasus di atas dapat memberikan solusi permasalahan ketidakhadiran
karyawan yang dapat merugikan perusahaan. Karena ketidakhadiran karyawan
dapat merugikan penghasilan perusahaan lebih baik perusahaan memberikan
uang lebih untuk karyawan agar semangat bekerja. Karena faktor ekonomi lah
yang menyebabkan banyak karyawan PLN cabang kabupaten mendung kelabu
memiliki cabang pekerjaan lain oleh karena itu mereka jarang masuk ke
kantor. Namun dengan kebijakan tersebut hendaknya kepala cabang
memperhatikan pula dampak negatifnya. Seharusnya ia membuat kebijakan
dengan sedikit himbauan agar masuk bekerja dan memberikan pekerjaan
dengan hasil yang maksimal. Serta memberikan waktu untuk beristirahat bagi
pegawainya yang sedang sakit. Motivasi yag di berikan oleh kepala cabang
kabupaten Mendung Kelabu sudah bagus namun perlu di perbaiki lagi sistem
nya agar lebih efektif dan maju.

REFERENSI :
Arie Prima Usman Kadi. (2016). Hubungan Kepercayaan Diri dan Self Regulated Learning
Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Psikologi Tahun 2013
(Mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman). eJournal Psikologi, 4 (4) : 463
Kadek Suhardita.(2011). ”Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan
Kelomok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.”Jurnal Penelitian Pendidikan.
Universitas Pendidikan Indonesia.Edisi Khusus No.1
Puspitasari, Ratna dkk., (2022). Studi Kasus Rasa Kurang Percaya Diri Siswa Kelas Tinggi
SDN 3 Tanjungtani Pada Saat Menyampaikan Argumennya Di Kelas dan Upaya
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri. BADA’A: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 4,
No. 2, Hal. 325-335

Anda mungkin juga menyukai