OLEH:
PG A5
1. Identifikasi Kasus
2. Diagnosa Kasus
3. Prognosa Kasus
4. Therapiutik Kasus
1.Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus adalah mengenal dan memahami tanda-tanda atau gejala awal yang
muncul dari suatu masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik
Pada jurnal tersebut penulis mengidentifikasi kasus anak dengan masalah yang muncul seperti
timbulnya kecemasan, frustasi, mogok sekolah, keinginan untuk berpindah-pindah sekolah
karena malu tertinggal kelas beberapa kali
Seperti kasus siswa yang berinisial AN Sesuai dengan hasil wawancara dengan AN, dia
mengaku tidak menyukai pelajaran matematika karena dianggapnya sebagai pelajaran yang
sulit.Kurangnya minat dari siswa yang Bersangkutan terhadap pelajaran Matematika menjadi
salah satu penyebab Utama lambatnya pemahamannya terhadap materi yang disampaikan oleh
guru
2.Diagnosa Kasus
Diagnosa Kasus adalah penetapan permasalahan berdasarkan dari analisis latar belakang
yang menjadi penyebab munculnya masalah yang dihadapi oleh siswa.
1. Penentuan berat ringannya tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa yang kesulitan
belajar
2. Penentuan faktor penyebab terjadinya Kesulitan belajar, baik faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal yang bersumber dari diri sendiri seperti siswa yang lambat
dalam menelaah materi pembelajaran dan kemudian faktor eksternal yaitu adanya kasus
perceraian orangtua Sehingga kurangnya simpatik orangtua untuk memahami kondisi
yang dilalui anak saat berada di sekolah.
3. Meminta Bantuan wali kelas atau dari orang tua untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa yang bersangkutan.
4. Konselor juga perlu untuk berkonsultasi dengan dokter dan psikiater jika masalah Yang
dialami siswa terkait dengan masalah Kesehatan (fisik atau psikis).
Didalam jurnal tersebut terdapat 4 orang anak yakni sulit Untuk fokus dan konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran. Penyebab dari terjadinya masalah biasanya anak yang terlalu aktif,
sering berbuat masalah yang dapat mengundang perhatian dari guru dan teman-teman sekelasnya
mempunyai kendala psikologis yang kemungkinan bersumber dari kurangnya perhatian yang
diberikan oleh orang tuanya, atau anak tersebut mendapat tekanan (seperti harus mendapat nilai
yang tinggi) dari orang tuanya, sehingga anak tersebut cenderung melampiaskan hal tersebut
kepada perbuatan yang mengundang perhatian orang lain dari penyebab yang dipaparkan oleh
penulis bahwa keempat anak tersebut mengalami ketidakfungsian belajar ( learning disfunction).
Adapun kasus lain , yakni belajar lambat yang terjadi pada siswa berinisial AN lebih mengarah
pada faktor internal yakni kurangnya kontrol diri yang mengakibatkan kurang konsentrasi dan
fokus dalam pembelajaran . Sesuai dengan hasil wawancara dengan AN, dia mengaku tidak
menyukai pelajaran matematika karena dianggapnya sebagai pelajaran yang sulit. Kurangnya
minat dari siswa yang bersangkutan terhadap pelajaran matematika menjadi salah satu penyebab
utama lambatnya pemahamannya terhadap mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa inisial
AN tersebut mengalami masalah ketidakmampuan belajar (learning disability)
3.Prognosa Kasus
Prognosis adalah perencanaan tindakan dalam memberi bantuan kepada siswa setelah
dilakukan tahapan diagnosis terhadap permasalahan.
4.Therapiutik
1. Melalui bimbingan belajar kelompok (apabila kesulitan belajar bersifat klasikal) dan
bimbingan belajar individu (apabila kesulitan belajar bersifat individual)
2. Melalui pengajaran remedial dalam berupa bidang studi tertentu serta pemberian
bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
Keseluruhan layanan ini sudah sesuai dengan teori treatment yang diungkapkan oleh Widodo
Supriyono dalam buku Psikologi Belajar, yakni dengan memberikan bimbingan belajar
kelompok dan bimbingan belajar indivudu, melalui pengajaran remedial dalam berupa bidang
studi tertentu, pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis, serta
melalui bimbingan orang tua dan pengentasan kasus sampingan yang mungkin ada.
Dimana Bimbingan kelompok salah satu metode bimbingan yang berupaya menolong
orang supaya bisa menggapai perkembangannya secara maksimal cocok dengan keahlian, bakat,
atensi, serta nilai- nilai yang dianutnya serta dilaksanakan dalam suasana kelompok.yang tujuan
nya adalah agar siswa mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya
seoptimal mungkin, memikul tanggungjawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri,
menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita
yang mewujudkan semua potensi yang ada pada dirinya
Bimbingan belajar individu Menurut W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, mengatakan
bahwa bimbingan pribadi atau bimbingan individual adalah proses bimbingan yang membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, secara mantab dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bimbingan individual
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa, secara terus menerus (Yayu, Budhiarti, Tita)
5. Evaluasi dan Tindak lanjut
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat apakah pemberian bantuan
tersebut memberikan dampak dan perubahan yang lebih baik , dan tindak lanjut dilakukan
apabila si korban tidak mengalami dampak yang lebih baik maka akan diberikan pemberian
bantuan yang baru untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dapat ditangani oleh ahli
yang lebih tinggi lagi
1. Guru BK lebih meningkatkan pemberian motivasi belajar terhadap setiap siswa bertujuan
meningkatkan minat siswa terhadap setiap mata pelajaran.
2. Guru BK mengevaluasi secara langsung hasil dari proses konseling yang telah
dilaksanakan
3. Bekerjasama dengan wali kelas siswa yang bersangkutan, dengan cara melakukan
komunikasi intens terkait perkembangan anak yang mengalami kesulitan belajar.Pada
tahap evaluasi ini, sebaiknya konselor melakukan observasi langsung terkait dengan
perkembangan siswa dan keberhasilan treatment yang telah dilaksanakan.
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2929