Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS UNTUK MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH

SISWA

Oleh

Siti Kusumastuti,S.Pd
Konselor sekolah atau guru bimbingan konseling mempunyai tugas membantu siswa
dalam mengatasi masalah dan hambatan didalam proses belajarnya. Didalam suatu sekolah
banyak siswa mempunyai masalah atau hambatan. . Permasalahan yang dihadapi siswa dapat
bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier, untuk itu dalam mengenali dan memahami hambatan
dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor adalah pihak yang berkompeten dan
harus memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa akan
mempunyai masalah yang cukup berat untuk dipecahkan.

Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk dapat mengetahui keadaan dan kondisi
siswanya secara mendalam. Yang penulis pilih untuk mengetahui kondisi siswa atau klain di
SMP Negeri 2 Kaliwungu adalah pendekatan dan metode studi kasus ( Case Study )

Studi kasus akan mempermudah kami selaku konselor sekolah atau guru BK dalam
membantu memahami kondisi siswa seobyektif mungkin .Membedah masalah dan hambatan
yang dialami siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala
prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut. Kamus Psikologi (Kartono
dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua) pengertian tentang Studi kasus (Case Study) pertama
Studi kasus merupakan suatu penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua informasi
relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis
tunggal. Kedua studi kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang
seorang individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang
berkaitan dengan case study yaitu case history atau disebut riwayat kasus, sejarah kasus. Case
history merupakan data yang terhimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang individu,
dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang . serta
menolongnya dalam usaha penyesuaian diri (adjustment) (Kartini dan Gulo, 2000).

Studi kasus merupakan teknik yang tepat digunakan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil
dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin, merakit dan
mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui berbagai alat. Data itu
meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data yang berhubungan dan bertalian dengan
perkembangan dan problema serta rekomendasi yang tepat.

Salah satu langkah yang perlu dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menangani
suatu kasus seseorang siswa ialah mengetahui kemungkinan sumber penyebab masalahnya
sebagai latar belakang kasus atau aspek diagnosis dari sesuatu kasus. Aspek diagnosis itu adalah
tinjauan ke masa yang lampau yang diduga menjadi sumber penyebab timbulnya masalah pada
diri siswa. Setiap permasalahan yang terdapat pada diri siswa itu tentu ada penyebabnya. Ada
dua pertimbangan paling tidak yang dapat digunakan untuk dapat diduga menjadi seumber
penyebab itu, yaitu pengalaman empiris dan kajian secara teoritis. Tepatnya langkah dalam
membuat keputusan diagnosis ini memungkinkan tepatnya langkah aspek prognosis dan hal itu
akan memungkinkan tepatnya bentuk bantuan yang diberikan untuk mengatasi masalah.

Membuat perkiraan kemungkinan penyebab atau aspek prognosis sesuatu kasus perlu dilakukan
oleh para Guru bk. Dengan membuat diagnosa ini, Guru BK dapat meramalkan kemungkinan
keberhasilan melalui sesuatu bentuk usaha bantuan yang dapat ditempuh Guru BK. Atau apa
kemungkinan akibat yang lebih buruk akan terjadi apabila kasus dibiarkan saja tanpa intervensi
atau bantuan Guru BK

Mengapa Guru BK / Konselor sekolah melakukan atau memilih studi kasus untuk membantu
siswa didalam memecahkan masalah dan solusi nya ?Pertama karena ada permasalahan khusus /
istimewa yang dialami oleh siswa yang ditemukan oleh guru BK ,kedua karena guru BK ingin
mengetahui secara keseluruhan dan mendalam tentang kasus yang dialami klain /siswa, terutama
berkenaan dengan sumber penyebab nya dan jenis masalah yang dihadapi siswa itu,ketiga ingin
segera dapat membantu untuk mengatasi masalah yang di hadapi siswa itu, ke empat temuan
yang di dapat melalui pengalaman guru BK di gunakan juga sebagai dasar teori untuk mengatasi
masalah yang dihadapi siswa lain.

Langkah-langkah dalam upaya memahami kasus;

pemahaman terhadap suatu kasus perlu dilakukan secara menyeluruh, mendalam, dan objektif.
Menyeluruh artinya meliputi semua jenis informasi yang diperlukan, baik kemampuan akademik,
keadaan social psikologis termasuk bakat, minat, sikap, keadaan fisik, lingkungan keluarga.
Infomasi itu dipelajari melalui berbagai cara termasuk wawancara konseling, kunjungan rumah,
observasi, catatan kumulatif. Penjelajahan jenis informasi melalui cara itu bukan saja menambah
pemahaman yang lebih luas, melainkan juga pemahaman semakin mendalam, dan tentunya
informasi atau data yang terkumpul itu haruslah akurat dan objektif. Untuk maksud tersebut ,
upaya yang perlu dilakukan oleh guru BK ialah ;Pertama-tama tentu kita mengamati adanya
suatu gejala, gejala itu mungkin ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara ; Pertama Guru
BK menemukan sendiri gejala itu pada siswa yang mempunyai masalah,. Guru mata pelajaran
memberikan informasi adanya siswa yang bermasalah kepada guru BK, Wali kelas meminta
bantuan guru pembimbing untuk menangani seseorang siswa yang bermasalah berdasar
informasi yang diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru ataupun pihak tata usaha.

Selanjutnya Setelah gejala itu dipahami oleh guru BK, kemudian dibuatkan suatu deskripsi
kasusnya secara objektif, sederhana, tetapi cukup jelas. Setelah deskripsinya dibuat, dipelajari
lebih lanjut aspek ataupun bidang-bidang masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam
deskripsi itu. Kemudian ditentukan jenis masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi,
social, belajar ataupun karier.

Jenis masalah yang sudah dikelompokan itu dijabarkan dengan cara mengembangkan ide-ide
atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah memahami permasalahannya secara
cermat. Adanya jabaran masalah yang lebih terinci itu dapat membantu guru BK untuk membuat
perkiraan kemungkinan sumber penyebab masalah yang bakal muncul. Perkiraan kemungkinan
seumber penyebab itu membantu kita menjelajahi jenis informasi yang dikumpulkan, sumber
informasi yang perlu dikumpulkan, dan teknik atau alat yang digunakan dalam pengumpulan
informasi atau data. Membuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul dan jenis bantuan
yang dapat diberikan merupakan langkah penting, agar kita dapat menjajaki kemungkinan
memberikan bantuan. Apakah bantuan langsung ditangani oleh guru BK atau perlu konferensi
kasus ataupun alih tangan kasus. Langkah pengumpulan data itu terutama melihat jenis infomasi
atau data yang diperlukan seperti kemampuan akademik, sikap atau kepribadian, bakat, minat
dsb. Dengan cara atau teknik apa jenis informasi atau data tersebut diperoleh, apakah melalui
teknik tes atau teknik nontes.

Kerangka berpikir seorang Guru BK untuk menentukan langkah-langkah menangani dan


memahami kasus sebagaimana dikemukakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut. Telah
disebutkan bahwa penyikapan terhadap kasus berlangsung sejak awal penerimaan kasus untuk
ditangani sampai dengan berakhirnya keterlibatan perhatian dan tindakan Guru BK terhadap
kasus tersebut. Penyikapan yang menyeluruh itu mencakup segenap aspek permasalahan yang
ada di dalam kasus dan segenap langkah ataupun pertahapan pada sepanjang proses penanganan
kasus secara menyeluruh.

Penyikapan pada umumnya mengandung unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan


terhadap obyek yang disikapinya. Dalam bimbingan dan konseling, ketiga unsur tersebut
mengacu kepada berbagai hal yang telah ditampilkan sebelum ini. Unsur kognisi mengacu
kepada wawasan, keyakinan, pemahaman, penghayatan, pertimbangan dan pemikiran Guru
Pembimbing tentang keberadaan manusia, hakekat dmensi kemanusiaan dan pengembangannya,
pengaruh lingkungan, peranan pelayanan bimbingan dan konseling, kasus dan berbagai
permasalahan yang dikandungnya, pemahaman dan penanganan kasus. Unsur afeksi menyangkut
suasana perasaan, emosi dan kecenderungan bersikap berkenaan dengan keberadaan manusia
sampai dengan penanganan kasus tersebut. Unsur perlakuan berkaitan dengan tindakan terhadap
kasus yang ditangani, sejak diserahkannya kasus sampai berakhirnya keterlibatan penanganan.

Unsure-unsur kognisi yang mendasari penyikapan terhadap kasus, pada garis bersarnya
ialah sebagai berikut :Pertama keyakinan dan penghayatan bahwa manusia ditakdirkan sebagai
mahkluk yang paling unik dan mempunyai derajat yang paling tinggi. Kedua keyakinan dan
penghayatan bahwa keunikan dan derajat paling tinggi itu terwujud dalam bentuk kesenangan
dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dalam arti seluas-luasnya. Ketiga pemahaman dan
penghayatan bahwa keempat dimensi kemanusiaan perlu dikembangkan secara serempak dan
optimal menuju perwujudan manusia seutuhnya. Keempat pemahaman dan penghayatan bahwa
dalam perjalanan hidupnya seseorang dapat mengalami berbagai permasalahan yang menggangu
perkembangan keempat dimensi kemanusiaannya. Kelima pemahaman dan penghayatan bahwa
factor-faktor lingkungan, disamping factor-faktor yang terkandung di dalam dimensi
kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan dimensi-dimensi di satu segi,
dan terhadap timbulnya permasalahan pada diri seseorang di segi lainnya. Keenam pemahaman
dan penghayatan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling, bersama-sama dengan pelayanan
pendidikan pada umumnya, mampu memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang
mengalami perkembangan dan mengalami masalah demi teratasinya masalah-masalah mereka
itu. Ketujuh pemahaman dan penghayatan bahwa seseorang yang sedang mengalami masalah
tidak seharusnya dan tidak serta merta dianggap sebagai terlibat masalah kriminal atau perdata,
ataupun sedang menderita penyakit jasmani atau rohani, ataupun sebagai orang yang tidak
normal. Sebaliknya, seorang yang sedang mengalami masalah pertama-tama harus dianggap dan
diperlakukan sebagai orang yang tidak tersangkut paut pada perkara kriminal atau perdata, dan
sebagai orang yang sehat dan normal. Kedelapan pemahaman dan penghayatan bahwa
permasalahan seseorang sebenarnya besar kemungkinan tidak tepat sama dengan yang tampak
pada pendeskripsian awal;. Oleh karena itu, diperlukan upaya pendalaman lebih lanjut untuk
dapat dicapainya pemahaman yang lengkap dan mantap berkenaan denga permasalahan tersebut.
Kesembilan pemahaman dan penghayatan bahwa diperlukan strategi dan teknik-teknik khusus
untuk mengatasi atau memecahkan masalah-masalah pokok yang dialami seseorang. Kesepuluh
pemahaman dan penghayatan bahwa dalam menangani permasalahan seseorang perlu dilibatkan
berbagai pihak, sumber dan unsur untuk secara efektif dan efisien mengatasi atau memecahkan
permasalahan tersebut.

Keyakinan, pemahaman dan penghayatan tersebut di atas diturunkan ke dalam bentuk-bentuk


pola tingkah laku yang mencerminkan kecenderungan efektif, antara lain yaitu : Satu
memberikan penghargaan dan pernghormatan yang setinggi-tingginya terhadap kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Dua berupaya, sesuai dengan kehalian yang
dimiliki, ikut mengembangkan secara optimal keempat dimensi kemanusiaan secara selaras,
serasi, dan seimbang menuju perwujudan manusia seutuhnya, demi keselarasan hidup dan
kebahagiaan kehidupan kemanusiaan di dunia, baik secara individual maupun kelompok. Tiga
berempati kepada orang yang mengalami permasalahan yang menghambat pengembangan
keempat dimensi kemanusiaan dan merintangi tercapainya kondisi yang menyenangkan dan
membahagiakan mereka. Empat berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yang dimiliki
untuk membantu orang-orang yang bermasalah agar masalah mereka dapat teratasi dalam waktu
yang secepat dan dengan solusi yang secepat-cepatnya. Lima bersikap positif terhadap orang
yang mengalami masalah; tidak menudingnya terlibat dalam perkara criminal ataupun perdata,
serta tidak menganggapnya abnormal, atau menderita sakit jasmani atau rohani sampai ternyata
mereka memang memerlukan bantuan dari ahli-ahli penyakit jasmani atau rohani. Enam
bertindak hati-hati, teliti, tekun dan bertanggung jawab dalam menangani permasalahan
seseorang, sejak awal diserahi tanggung jawab untuk menangani permasalahan itu sampai
sedapat-dapatnya mencapai taraf pemecahan masalah yang paling jauh. Tujuh dengan penuh
kesadaran mengembangkan wawasan, ide-ide, strategi dan teknik-teknik serta menerapkannya
secara tepat terhadap permasalahan yang dialami seseorang. Delapan tidak menahan
permasalahan seseorang untuk ditangani sendiri saja, melainkan akan melibatkan dan
mendayagunakan sebesar-besarnya pihak-pihak, sumber dan unsur-unsur lain yang diharapkan
akan dapat memberikan kemudahan dan keuntungan bagi pemecahan masalah yang
bersangkutan. Sembilan tidak menutup kemungkinan untuk mengalihtangankan penanganan
masalah pada pihak lain yang lebih berkompeten.

Lebih jauh, keyakinan, pemahaman dan penghayatan yang diwarnai oleh kecenderungan
afeksi itu dapat secara nyata diwujudkan dalam bentuk perlakuan antara lain ialah; menerima
kasus yang dipercayakan kepadanya dengan penuh rasa tanggung jawab. mengembangkan
wawasan tentang kasus itu secara lebih rinci, tentang kemungkinan seba-sebab timbulnya setiap
permasalahan yang terkandung didalam kasus tersebut, dan kemungkinan akibat-akibat yang
akan timbul apabila permasalahan tersebut berlarut-larut tidak tertangani. mengembangkan
strategi dan menerapkan teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok
permasalahan. melibatkan berbagai pihak, sumber dan unsure apabila diyakini hal-hal tersebut
akan membantu pemecahan masalah. mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah; sampai
berapa jauh upaya tersebut telah membuahkan hasil. mengembangkan wawasan tentang kasus itu
secara lebih rinci, tentang kemungkinan seba-sebab timbulnya setiap permasalahan yang
terkandung didalam kasus tersebut, dan kemungkinan akibat-akibat yang akan timbul apabila
permasalahan tersebut berlarut-larut tidak tertangani. mengembangkan strategi dan menerapkan
teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok permasalahan. melibatkan
berbagai pihak, sumber dan unsure apabila diyakini hal-hal tersebut akan membantu pemecahan
masalah. mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah; sampai berapa jauh upaya tersebut
telah membuahkan hasil.

Dengan dilibatkannya unsure-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan yang mengacu pada
hakikat keberadaan manusia sampai dengan pemahaman dan penanganan kasus, agaknya
lengkaplah dasar-dasar penyikapan seseorang terhadap kasus yang dipercayakan kepadanya.
Dasar-dasar penyikapan itu selanjutnya akan secara nyata terwujud dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling yang diwarnai oleh kepribadian dan keahlian guru BK (konselor
sekolah).

suatu pernyataan yang mungkin muncul dalam studi kasus ialah apakah treatment
merupakan bagian prosedur yang harus diikuti sesudah studi kasus. Outline studi kasus di dalam
literature pendidikan dan psikologi memberikan jawaban yang tidak konsisten. Artinya, sebagian
studi kasus berakhir sampai dengan diagnosis, dalam laporan yang lain keberhasilan studi kasus
itu meluas sampai dengan treatment. Meskipun demikian, dalam kenyataannya bahwa dalam
studi kasus mengimplikasikan treatment. Setelah fakta dianalisa dan diagnosa tentatif/diagnosa
awal sudah diformulasikan, harus diikuti dengan treatment. Jika mungkin hal itu harus
merupakan bagian dari catatan dalam studi kasus. Jikalau terjadi alih tangan kasus kepada
spesialis lain seperti psikiatri maka catatan itu dituliskan dalam studi kasus. Jikalau kasusnya itu
mengenai bantuan kesulitan belajar (learning difficulties) di sekolah, maka studi kasus itu akan
lebih bermakna apabila disimpulkan dengan suatu laporan tentang sifat bantuan dan kemajuan
siswa atau klain selama mendapat bantuan itu.

Siti Kusumastuti S.Pd


SMP Negeri 2 Kaliwungu Kendal.
.

Anda mungkin juga menyukai