Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Langkah, teknik studi kasus, contoh studi kasus dan cara penyelesaian kasus

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling

Dosen Pengampu:

Herda Novita Irmayanti,S.Pd.I,M.Pd.

Disusun Oleh:

Rif’at Reza Ramadhan Heri

2022120024

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH MUHAMMAD NAFIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM TABALONG 1444
H/2023
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berjudul "Langkah, Teknik Studi Kasus, Contoh Studi Kasus, dan Cara Penyelesaian
Kasus." Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas saya dalam mata kuliah Bimbingan
dan Konseling yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman saya tentang studi kasus
dan metode penyelesaiannya.

Studi kasus merupakan metode penting dalam analisis dan pemecahan masalah di
berbagai bidang, baik dalam ilmu sosial, bisnis, teknologi, maupun pendidikan. Dalam
makalah ini, saya akan mengupas secara komprehensif tentang langkah-langkah yang
terlibat dalam studi kasus, teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis studi kasus,
serta memberikan contoh studi kasus sebagai ilustrasi yang relevan.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan
bermanfaat tentang studi kasus kepada pembaca. Saya juga ingin mengungkapkan
apresiasi saya kepada Ibu Herda Novita Irmayanti,S.Pd.I,M.Pd. yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, dan pengetahuan yang berharga dalam proses penyusunan
makalah ini.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan masukan konstruktif
dari pembaca untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang berguna bagi semua pembaca.

Akhir kata, saya berharap agar Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

Tabalong, 11 Mei 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

2.1 Langkah-Langkah Studi Kasus .......................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Teknik Studi Kasus ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Contoh Studi Kasus Dan Cara Penyelesaian KasusError! Bookmark not
defined.

BAB III PENUTUP...................................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Kesimpulan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Saran ................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA................................................... Error! Bookmark not defined.

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bimbingan konseling adalah suatu proses yang membantu individu dalam
memahami diri sendiri, mengatasi masalah pribadi, dan mencapai potensi penuh mereka.
Salah satu metode yang umum digunakan dalam bimbingan konseling adalah studi
kasus. Studi kasus merupakan pendekatan yang melibatkan pengamatan dan analisis
mendalam terhadap situasi atau masalah tertentu yang dialami oleh individu atau
kelompok. Dalam makalah ini, kita akan membahas langkah-langkah, teknik-teknik,
contoh studi kasus, dan cara penyelesaian kasus dalam bimbingan konseling

Setiap siswa mempunyai masalah yang sangat variatif. Permasalahan yang


dihadapi siswa dapat dapatbersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena
keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan dan
permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor sebagai pihak yang berkompeten
perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa
mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan.Konselor sekolah
senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi siswanya secara
mendalam serta membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan hambatan dalam
perkembangannya. Sebelum melakukan proses konseling, sebaiknya konselor
mengetahui kondisi dan keadaan siswa. Konseling baru dapat diberikan dengan baik
apabila data mengenai individu yang akan di konseling sudah diperoleh.

Ada banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan, salah satu metode
yang dapat digunakan yaitu studi kasus (Case Study). Metode ini merupakan integrasi
dari data yang diperoleh dengan metode-metode lain. Dengan metode studi kasus ini
pembimbing bisa mendapatkan tinjauan yang mendalam. Studi kasus akan
mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif
mungkin dan sangat mendalam. Membedah permasalahan dan hambatan yang dialami

3
siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala
prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.1

Beberapa teknik yang sering digunakan dalam studi kasus adalah wawancara,
observasi, analisis dokumen, dan tes psikologis. Contoh studi kasus dapat mencakup
masalah kecemasan, depresi, konflik interpersonal, dan pengembangan karir. Dengan
menggunakan langkah-langkah dan teknik-teknik ini, konselor dapat membantu
individu atau kelompok dalam menyelesaikan masalah mereka dan mencapai
pertumbuhan pribadi yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Langkah-Langkah Studi Kasus?
2. Bagaimana Teknik Studi Kasus?
3. Contoh Studi Kasus Dan Cara Penyelesaian Kasus?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Studi Kasus
2. Untuk mengetahui Teknik Studi Kasus
3. Untuk mengetahui Seperti Apa Contoh Studi Kasus Dan Cara Penyelesaian
Kasus

1
Agung Nugroho, Obed. 2008. “Studi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling”
(online),(http://wimamadiun.com/obedan/wp-
content/uploads/2008/03/STUDI%20KASUS.pdf, diakses tanggal :7Maret 2011)
https://anggafebiyanto.wordpress.com/2013/02/26/studi-kasus-dalam-bimbingan-dan-konseling/
4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Langkah-Langkah Studi Kasus


1. Mengenali Gejala.
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mengamati adanya suatu gejala, gejala
itu mungkin ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara yaitu :

 Konselor sekolah menemukan sendiri gejala itu pada Peserta Didik yang
mempunyai masalah.
 Guru mata pelajaran memberikan informasi adanya Peserta Didik yang bermasalah
kepada Konselor sekolah.
 Wali kelas meminta bantuan Konselor sekolah untuk menangani seseorang Peserta
Didik yang bermasalah berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak lain,
seperti Peserta Didik, para guru ataupun pihak tata usaha.
2. Mendiskripsikan Kasus
Setelah gejala itu dipahami oleh Konselor sekolah, kemudian dibuatkan deskripsi
kasusnya secara objektif, sederhana, tetapi cukup jelas.

3. Menentukan Bidang-Bidang Dan Jenis Bimbingan


Setelah deskripsinya dibuat, yang dipelajari lebih lanjut adalah aspek ataupun bidang-
bidang masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam deskripsi itu. Kemudian
ditentukan jenis masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar,
karier, kehidupan berkarya atau kehidupan beragama.

4. Membuat Perincian Kasus


Jenis masalah yang sudah dikelompokkkan itu dijabarkan dengan cara
mengembangkan ide-ide atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah
memahami permasalahannya secara cermat. Adanya jabaran masalah yang lebih
terrinci itu dapat membantu Konselor sekolah untuk membuat perkiraan kemungkinan
sumber penyebab masalah itu muncul.

5. Memperkirakan sebab
Perkiraan kemungkinan sumber penyebab, akan membantu kita menjelajahi jenis
informasi yang dikumpulkan, sumber informasi yang perlu dikumpulkan, dan teknik
atau alat yang digunakan dalam pengumpulan informasi atau data. Langkah
pengumpulan data itu terutama melihat jenis informasi atau data yang diperlukan
seperti kemampuan akademik, sikap atau kepribadian, bakat, minat. Data ini bisa
didapat melalui teknik tes maupun nontes, Selanjutnya dibuat perkiraan kemungkinan
akibat yang timbul apabila kasus itu tidak ditangani dan jenis bantuan yang dapat
diberikan merupakan langkah penting, agar kita dapat menjajaki kemungkinan
memberikan bantuan. Apakah bantuan langsung ditangani oleh Konselor sekolah atau
perlu konferensi kasus ataupun alih tangan kasus.

5
6. Memberikan Bantuan
Dengan berakhirnya pengumpulan data maka langkah yang selanjutnya akan diambil
oleh peneliti adalah melakukan kegiatan konseling atau pemberian bantuan
(terapi). Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan jenis
masalah.

7. Kegiatan Evaluasi
Kegiatan evaluasi adalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menilai seberapa jauh keefektifan penerapan teori konseling dalam
mengatasi kasus yang dialami oleh Peserta Didik atau konseli.

8. Tindak Lanjut/ Follow Up


Langkah follow-up atau tindak lanjut adalah langkah yang akan diambil, apabila dalam
penanganan kasus masih belum tercapai hasil yang maksimal dan belum mengalami
perubahan yang berarti. Langkah ini dilakukan apabila peneliti dan konselor tidak
mampu menangani masalahnya atau permasalahan Peserta Didik memiliki rentetan
dan komplikasi dengan masalah yang lainnya. Terhadap kasus yang telah dicapai
adanya perubahan yang signifikan, maka ada upaya untuk terus mempoertahankan
hasil tersebut, yang selanjutnya perlu untuk ditingkatkan pencapaian hasilnya yang
lebih baik. Pada kasus yang tidak mampu atau diluar kewenangan Konselor sekolah,
maka diadakan konferensi kasus atau alih tangan kasus kepada tenaga- tenaga ahli
yang kompeten terhadap kasus Peserta Didik atau konseling2.

2.2 Teknik Studi Kasus


Dalam studi kasus dalam bimbingan konseling, terdapat beberapa teknik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data serta membantu dalam
penyelesaian kasus.
Berikut ini adalah beberapa teknik yang sering digunakan dalam studi kasus
bimbingan konseling :
a. Wawancara: Wawancara adalah teknik yang paling umum digunakan dalam
studi kasus. Konselor melakukan wawancara dengan individu atau kelompok
yang sedang dalam bimbingan untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam tentang masalah yang dihadapi. Wawancara dapat bersifat terstruktur,
di mana pertanyaan telah disiapkan sebelumnya, atau tidak terstruktur, di mana
konselor memberikan kebebasan kepada individu atau kelompok untuk

2
https://sarbudin.wordpress.com/2010/07/30/langkah-langkah-studi-kasus/
6
berbicara tentang masalah mereka dengan lebih luas. Wawancara membantu
dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang latar belakang,
pengalaman, persepsi, dan emosi yang terkait dengan masalah yang sedang
dihadapi.
b. Observasi: Observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap individu atau
kelompok dalam situasi tertentu. Observasi dapat dilakukan secara langsung
dengan hadir di tempat atau melalui rekaman video. Melalui observasi, konselor
dapat memperoleh pemahaman tentang perilaku, interaksi, dan pola-pola yang
terkait dengan masalah yang sedang dihadapi. Observasi juga membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut.
c. Analisis Dokumen: Analisis dokumen melibatkan pengumpulan dan analisis
dokumen yang relevan dengan masalah yang sedang dipelajari. Dokumen-
dokumen ini dapat berupa catatan medis, riwayat hidup, hasil tes psikologis,
surat-surat, atau catatan pengamatan sebelumnya. Dengan menganalisis
dokumen-dokumen ini, konselor dapat memperoleh informasi tambahan yang
membantu dalam pemahaman lebih mendalam tentang individu atau kelompok
tersebut.
d. Tes Psikologis: Tes psikologis digunakan untuk mengumpulkan data objektif
tentang individu atau kelompok yang sedang dalam bimbingan. Tes ini dapat
mencakup tes kepribadian, tes kecerdasan, tes minat, atau tes lainnya yang
relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. Hasil tes psikologis membantu
dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, minat, dan preferensi individu
atau kelompok yang dapat menjadi dasar untuk merumuskan rencana tindakan.
e. Kajian Literatur: Kajian literatur melibatkan penelusuran dan analisis literatur
atau penelitian yang relevan dengan masalah yang sedang dipelajari. Melalui
kajian literatur, konselor dapat memperoleh pemahaman tentang konsep teoritis
dan penelitian terkini yang terkait dengan masalah yang dihadapi. Ini membantu
konselor dalam menginformasikan dan memperkuat pendekatan mereka dalam
penyelesaian kasus.

7
Dengan menggunakan teknik-teknik ini secara kombinasi, konselor dapat
memperoleh data yang komprehensif

Menurut Wibowo (1984: 79) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu
teknik untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara mendalam
dengan tujuan untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik”
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa studi
kasus adalah suatu teknik yang mempelajari keadaan seseorang secara detail dan
mendalam, baik fisik maupun psikisnya. Selanjutnya dapat meningkatkan
perkembangan dan upaya untuk membantu individu, sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungannya. 3

2.3 Contoh Studi Kasus Dan Cara Penyelesaian Kasus

Mendiskripsikan Kasus:
Membuat deskripsi lengkap tentang kasus yang sedang dianalisis, termasuk informasi
tentang individu yang terlibat, latar belakang, dan konteks masalah yang dihadapi

Latar Belakang:
Di sebuah sekolah menengah, terdapat konflik antara Siswa A (Andi) dan Siswa
B (Budi). Konflik ini telah berlangsung selama beberapa bulan dan telah mengganggu
lingkungan sekolah serta hubungan antara kedua siswa tersebut. Siswa A dan Siswa B
perlu mendapatkan bimbingan dan konseling untuk menyelesaikan konflik mereka
secara efektif.

Membuat Perincian Kasus:


Melakukan analisis mendalam terhadap kasus, mencakup informasi tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah, respon individu terhadap masalah, dan faktor
lingkungan yang berperan

Siswa A (Andi):

 Usia: 16 tahun
 Kelas: XI

3
https://eprints.umk.ac.id/1014/3/BAB_II.pdf
8
 Masalah: Merasa tersinggung dan marah terhadap Siswa B karena merasa
sering diabaikan dan diremehkan olehnya. Andi merasa diintimidasi oleh
Budi.

Siswa B (Budi):
 Usia: 17 tahun
 Kelas: XI
 Masalah: Tidak menyadari bahwa tindakannya telah menyakiti perasaan
Andi. Budi cenderung bersikap kasar dan tidak sensitif terhadap orang lain.

Mengenali Gejala:
Identifikasi gejala atau masalah yang muncul pada individu atau situasi yang
sedang diamati. Misalnya, masalah konflik interpersonal, masalah emosional,
atau kesulitan belajar.
Pengumpulan Informasi:
 Konselor melakukan wawancara dengan Andi dan Budi secara terpisah
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif
mereka terhadap konflik dan bagaimana konflik tersebut memengaruhi
kehidupan mereka di sekolah.
 Konselor juga berbicara dengan guru dan kepala sekolah untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang kejadian-kejadian yang terjadi di antara Andi
dan Budi.
Menentukan Bidang dan Jenis Bimbingan:
Menentukan bidang bimbingan yang paling relevan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Misalnya, bimbingan pribadi, bimbingan kelompok, atau
bimbingan karir. Pilih jenis bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Identifikasi Masalah dan Tujuan:
 Konselor mengidentifikasi bahwa konflik ini terjadi karena ketidakpahaman
dan kurangnya komunikasi yang efektif antara Andi dan Budi.

9
 Tujuan penyelesaian kasus ini adalah untuk memperbaiki hubungan antara
Andi dan Budi, memfasilitasi dialog yang konstruktif, dan mengembangkan
keterampilan komunikasi dan empati yang lebih baik.
Intervensi dan Strategi Konseling:
 Konselor mengatur pertemuan antara Andi dan Budi di bawah pengawasan
yang terkendali.
 Konselor mengedepankan pendekatan non-pihak yang berkepentingan,
memastikan bahwa kedua siswa merasa didengar dan dihargai.
 Konselor menggunakan teknik komunikasi aktif seperti mendengarkan
dengan empati, mengajukan pertanyaan terbuka, dan mengklarifikasi
persepsi untuk memperjelas masalah dan menumbuhkan pemahaman
bersama.
Memberi Bantuan:
Merancang dan menerapkan strategi intervensi yang sesuai untuk membantu
individu mengatasi masalah. Ini dapat meliputi sesi konseling, pelatihan
keterampilan, penggunaan teknik terapi, atau pemberian dukungan sosial.
Mediasi dan Dialog:
 Konselor memfasilitasi mediasi antara Andi dan Budi, memberikan
kesempatan kepada keduanya untuk mengungkapkan perasaan, pendapat,
dan kebutuhan mereka.
 Konselor memastikan bahwa dialog tetap terkendali dan mengarah ke solusi
yang konstruktif, serta menghindari saling menyalahkan atau memperburuk
situasi.
Tindak Lanjut:
Menyusun langkah-langkah tindak lanjut setelah sesi bimbingan dan
konseling selesai. Ini termasuk pemantauan perkembangan, perubahan strategi
atau pendekatan jika diperlukan, dan melibatkan pihak lain yang relevan,
seperti orang tua atau guru.

Melalui tahapan-tahapan ini, konselor dapat menggali masalah dengan


lebih mendalam, merancang intervensi yang tepat, dan memberikan bantuan
10
yang efektif untuk membantu individu mengatasi masalah dan mencapai tujuan
yang ditetapkan. Seperti pembangunan Keterampilan Sosial:
 Konselor memberikan keduanya saran / pelatihan keterampilan sosial.

Kegiatan Evaluasi:
Melakukan evaluasi terhadap efektivitas intervensi yang dilakukan. Mengamati
perubahan yang terjadi pada individu, mengumpulkan umpan balik dari individu
yang terlibat, dan mengevaluasi apakah tujuan bimbingan telah tercapai

11
BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dalam bimbingan konseling, studi kasus menjadi alat yang sangat berharga dalam
membantu individu atau kelompok dalam mengatasi masalah pribadi dan mencapai
pertumbuhan pribadi yang lebih baik. Dalam makalah ini, kita telah membahas langkah-
langkah, teknik-teknik, contoh studi kasus, dan cara penyelesaian kasus dalam
bimbingan konseling.
Langkah-langkah dalam studi kasus mencakup identifikasi masalah, pengumpulan
data, analisis data, pembuatan rencana, implementasi rencana, dan evaluasi. Setiap
langkah ini penting untuk memahami masalah secara menyeluruh, merumuskan solusi
yang efektif, dan melacak kemajuan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan.
Beberapa teknik yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara, observasi,
analisis dokumen, tes psikologis, dan kajian literatur. Setiap teknik memiliki peran
khusus dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk memahami masalah dan
merumuskan rencana tindakan.
Contoh studi kasus dalam bimbingan konseling dapat mencakup berbagai masalah
seperti kecemasan, depresi, konflik interpersonal, dan pengembangan karir. Setiap kasus
membutuhkan pendekatan yang unik dan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu atau kelompok.
Cara penyelesaian kasus melibatkan implementasi rencana tindakan yang telah
dirumuskan dan evaluasi terhadap kemajuan yang dicapai. Konselor harus terlibat aktif
dengan individu atau kelompok dalam proses penyelesaian kasus dan memastikan
bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

12
Dalam kesimpulannya, studi kasus merupakan komponen penting dalam
bimbingan konseling yang membantu individu atau kelompok dalam mengatasi masalah
pribadi dan mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih baik. Dengan menggunakan
langkah-langkah, teknik-teknik, dan contoh studi kasus yang relevan, konselor dapat
memberikan bantuan yang efektif dan berpusat pada individu dalam penyelesaian kasus.

3.2 Saran
Demikian makalah yang saya buat mengenai studi kasus sebagai salah satu
pendekatan yang efektif untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh individu. Melalui studi kasus, konselor dapat mengidentifikasi permasalahan,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan merancang strategi
penyelesaian yang tepat. Dalam makalah ini, telah dijelaskan tentang langkah-langkah
dan teknik yang digunakan dalam studi kasus bimbingan dan konseling, serta contoh
studi kasus dan cara penyelesaiannya
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
di sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon
dapat mema'afkan dan memakluminya, karena saya adalah hamba Allah yang tak luput
dari salah khilaf, alfa dan lupa.

13
DAFTAR PUSTTAKA

Agung Nugroho, Obed. 2008. “Studi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling”
(online),(http://wimamadiun.com/obedan/wp-
content/uploads/2008/03/STUDI%20KASUS.pdf,
diakses tanggal :7Maret 2011)
https://anggafebiyanto.wordpress.com/2013/02/26/studi-
kasus-dalam-bimbingan-dan-konseling/

Sarbudin “langkah-langkah-studi-kasus”
https://sarbudin.wordpress.com/2010/07/30/langkah-
langkah-studi-kasus/

Reposity UMK-Universitas Muria Kudus “BAB II Kajian Pustaka Studi Kasus”

https://eprints.umk.ac.id/1014/3/BAB_II.pdf

Jamila, Fauzi Hasibuan, Muhammad.and Sri Ngayomi Yudha Wastuti, 2021 “Bimbingan Dan
Konseling Untuk Studi Kasus Siswa Di Sekolah; (panduan
Teori Dan Praktis Bagi Guru/Konselor Di SMP),
https://books.google.co.id/books?id=IG9UEAAAQBAJ&dq=
teknik+studi+kasus+bimbingan+dan+konseling&lr=&hl=id&
source=gbs_navlinks_s

14

Anda mungkin juga menyukai