Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KASUS

Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di SD

Disusun sebagai pemenuhan Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD
Dosen Pengampu: Hotimah, S.Pd.Si., M.Pd.

Disusun oleh:
NURHIKMAH
200407511008
BC9.1

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T.yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,serta
mari sama-sama kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan studi kasus tentang “Implementasi Layanan Bimbingan dan
Konseling di SD”.
Laporan studi kasus ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada Allah S.W.T.yang telah memberi kemudahan
untuk menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaikilaporan studi kasus ini.
Akhir kata saya berharap semoga laporan studi kasus tentang Implementasi Layanan
Bimbingan dan Konseling di SD untuk ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Makassar, 3 November 2021

NURHIKMAH

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

A. Pendahuluan..................................................................................................................3

1. Latar Belakang..........................................................................................................3

2. Tujuan Studi Kasus...................................................................................................3

3. Manfaat Studi Kasus.................................................................................................3

B. Data Informasi...............................................................................................................5

1. Hasil Wawancara Dengan Guru..............................................................................5

C. Analisis Hasil Obervasi Berdasarkan Teori...............................................................7

D. Usulan Rekomendasi Program Perbaikan..................................................................9

E. Kesimpulan..................................................................................................................10

F. Daftar Pustaka.............................................................................................................11

G. Lampiran..................................................................................................................12

1. Dokumentasi............................................................................................................12

..........................................................................................................................................13

2. Data Informan (Guru)............................................................................................13

2
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan pelayanan Bimbingan Konseling di sekolah dasar


sangatlah penting bagi peserta didik karena sekolah dasar membutuhkan
bimbingan dan arahan yang baik ke depannya.Wawancara yang dilakukan di SD
Inpres Perumnas disana bertemu dengan Bapak kepala sekolah yang bernama
Bapak Hakim.Lalu wawancara dilanjutkan dengan salah satu guru wali kelas
disana.Layanan Bimbingan Belajar disekolah memberikan motivasi dan
bimbingan dan konseling yang siswa mengalami kesulitan belajar dan siswa yang
sangat butuh dalam layanan bimbingan di sekolah dasar. Pelayanan Bimbingan
Konseling sangat penting ini karena sifat dan karakter dari masing-masing peserta
didik itu berbeda-beda. Layanan di sekolah dasar islam terpadu ini menggunakan
prose pemantauan di ruang kelas dengan guru kelas pada saat proses
pembelajaran.
Guru harus mengetahui karakteristik siswa itu jika ada bimbingan konseling
di sekolah dasar sudah baik karena bimbingan konseling di SD Inpres Perumnas
dilaksanakan oleh wali kelas dan Penanggung Jawab Kepala Sekolah. Di sekolah
dasar implementasi bimbingan dan konseling di semua sekolah tergantung pihak
sekolahnya juga tapi kalau semua sekolah ada program Bimbingan Konseling
pasti peserta didik menjadi terarah dalam kepribadiannya. Setiap siswa memiliki
kepribadian dan akademik yang berbeda-beda. Tingkat kemauan siswa juga
berbeda-beda, ada siswa yang kemauan belajarnya rendah dan juga ada yang
tinggi.
2. Tujuan Studi Kasus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:


1. Proses Layanan Bimbingan Konseling SD Inpres Perumnas
2. Perkembangan terhadap Layanan Bimbingan Konseling
3. Faktor pendukung dan penghambat Layanan Bimbingan Konseling
4. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Inpres Perumnas
3. Manfaat Studi Kasus
a. Memberikan informasi kepada penulis dan pembaca mengenai bimbingan
konseling di sekolah dasar

3
b. Memberikan informasi kepada guru mengenai cara pelaksanaan dan teknik
dalam bimbingan konseling di SD

4
B. Data Informasi
1. Hasil Wawancara Dengan Guru
Menurut Guru SD Inpres Perumnas pemahamannya menngenai bimbingan
konseling adalah hal yang dilakukan oleh guru khusus tetapi wali kelas lebih umum
secara keseluruhan seperti membantu siswa yang bermasalah dan siswa yang kurang
dalam pembelajaran.
Pemahaman guru mengenai pentingnya pelaksanaan bimbingan konseling yaitu
sangat penting karena merupakan pondasi sejak dini agar bisa mengetahui cara
menangani masalah,karena ada siswa yang memiliki lebih banyak masalah yang
akan dibimbing lebih khusus,begitupun dengan orang tua siswa yang tidak bisa atau
malu menempatkan bahwa siswa yang berkebutuhan khusus sebenarnya memiliki
sekolah yang disebut sebagai sekolah luar biasa,sekolah dasar yang memiliki
pengajaran berbeda dengan sekolah luar biasa akan memiliki perlakuan berbeda
mereka akan tertinggal dengan siswa yang lain.
Jenis bimbingan yang diberikan secara umum seperti memberikan bimbingan
khusus kepada siswa yang bermasalah mengenai lambat memahami pembelajaran
dll.Apabila berlanjut akan dilanjutkan kepada orang tua dan guru menjadi informan
akan saling berkolaborasi untuk memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi
oleh siswa tersebut.
Teknik bimbingan yang diberikan guru tersebut dilaksanakan secara sendiri
seperti memanggil siswa terkait lalu memberikan solusi secara bertahap.Bimbingan
konseling yang dilakukan secara berkelompok tidak berhasil karena rata-rata siswa
tidak ingin mengungkapkan masalahanya apabila dilakukan secara berkelompok jadi
guru tersebut biasanya melaksanakannya secara individu.
Masalah belajar siswa yang sering dihadapi oleh guru tersebut yaitu siswa yang
malas belajar dan mengerjakan tugas jadi siswa banyak melakukan kegiatan yang
tidak bermanfaat seperti bermain game dan membuka aplikasi somsed yang tidak
baik untuk seeumurnya.
Teknik bimbingan atau konseling yang diberikan guru tersebut terhadap
masalah belajar siswa.Teknik yang diberikan yaitu pendekatan secara khusus yang
dilaksanakan secara individu dikelas mengenai masalah apa saja yang dihadapi lalu
memberikan nasihat kepada siswa agar bisa meninggalkan kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat menjadi kegiatan yang sesuai dengan umur siswa.

5
Perilaku siswa yang bermasalah ditemui guru tersebut adalah siswa yang sering
menggaggu temannya ketika proses pembelajaran dimulai.
Teknik bimbingan atau konseling yang diberikan pada siswa menunjukkan
prilaku bermasalah dengan memberikan nasihat agar tidak mengulangi lagi perilaku
tersebut.
Menurut guru yang saya wawancara Pelaksanaan konseling keluarga sampai
saat ini belum pernah dilaksanakan dan kurang memahami apa saja impelementasi
konseling keluarga di SD.
Menurut guru tersebut pelaksanaan bimbingan konseling berkelompok pernah
dilaksanakan disekolah secara umum dan tidak rahasia.
Pelaksanaan bimbingan karir yang dipahami oleh guru tersebut adalah
Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa mengenal dan mulai
mengarahkan diri untuk karir masa depan.Adapun pelaksanaan yang diberikan
seperti memberikan ujian yang isinya mengenai cita-cita dan pencapaian
kedepeannya.Menurut guru yang diwawancara problematika dalam melaksanakan
bimbingan karir pada siswa SD itu keterkaitan orang tua dan teman sebaya bisa
menjadi pengaruh dalam melanjutkan studi selanjutnya seperti siswa yang tidak
memiliki kompetensi sesuai dengan yang diinginkan orang tua akan merasa kesulitan
dalam melanjutkan studi,atau teman sebaya yang mengajak tetapi yang dipili tidak
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Pendapat guru mengenai pelaksanaan program pendukung bimbingan dan
konseling di SD pernah dilaksanakan dengan mengunjungi rumah siswa yang
memiliki masalaha agar bisa berkomunikasi dengan orang tua siswa jadi guru dapat
melihat apa saya penyebab siswa tersebut bermasalah.
Sistem manajemen dan koordinasi dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru wali kelas sebagai
pelaksana utama yang mengkordinir seluruh kegiatan yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Bentuk evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan oleh guru tersebut adalah dengan memperbaiki program yang
kurang tepat maupun mrngrmbangkan (menambah atau merubah) suatu hal yang
dapat menunjang keaktifan program yang dituangkan dalam rapat bersama kelapa
sekolah dan semua guru wali kelas.

6
C. Analisis Hasil Obervasi Berdasarkan Teori
Dari hasil wawancara dengan salah guru wali kelas di SD Inpres Perumnas yang saya
dapatkan tentang teknik bimbingan dan konseling yang diberikan pada siswa
menunjukkan perilaku bermasalah yakni antara lain Ateending dan refleksi..
Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik dim untuk memberi
kesempatan klien guna berpikir dan berbicara. Penelitian konselor terpecah, mudah
buyar oleh gangguan (Sofyan. S. Willis, 2004 : 176).
Banyak yang mengira konseling adalah wadah pemberian nasihat sehingga tanpa
nasihat, mereka menganggap konseling tidak ada gunanya.Padahal konseling bukan
hanya untuk wadah pemberian nasihat, tetapi lebih luas daripada itu, yaitu
mengembangkan potensi konseli dan membantu dia agar mampu mengatasi
masalahnya sendiri. Pemberian nasehat dilakukan konselor apabila konseli
membutuhkan penjelasan atau kepastian tentang hal yang hendak dilakukannya.
Pemberian nasihat yanya disesuaikan dengan usia, kedewasaan, kemampuan, kondisi
emosional, tingkat kesulitan, norma-norma sosial, dan nilai agama yang dianut
konseli. Nasihat yang diberikan konselor kepada konseli dapat berbentuk langsung
(direct advice), persuasif (persuasive advice), dan alternatif (alternative advice).
Informasi selanjutnya yang saya dapatkan dari narasumber perihal Bimbingan dan
Konseling Karir dilaksanakan agar memjadi sesorang yang memiliki masa depan yang
lebih terarah sehingga memiliki pribadi dan potensi dapat berkembang secara optimal
dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencapai cita-citanya pada
masa yang akan datang dengan mengenalkan ragam pekerjaan.
(Rohmah, 2018) Dalam hal ini Anne Roe dalam Irham & Wiyani mengatakan bahwa,
kecenderungan pilihan pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi masa awal, yaitu anak-
anak dan kesan pertamanya terhadap sebuah pekerjaan. Ia mengatakan bahwa pola
perkembangan arah pilih jabatan sangat dipengaruhi oleh kesan pertama, yaitu kanak-
kanak dalam bentuk kesan atas perasaan puas dan tidak puas yang kemudian akan
terus berkembang menjadi kekuatan psikis atau motivasi dalam kehidupannya.
Pandangan tersebut menegaskan bahwa perkembangan cita-cita peserta didik bergerak
dari interpersonal, parental, dan significant others sebagai obyek
Transfer cita-cita. Oleh sebab itu, orientasi dari bimbingan karir untuk peserta didik di
sekolah dasaradalah menumbuhkan kesadaran karir (career awareness) dalam bentuk
pengetahuan dan pemahaman macam-macam jenis pekerjaan. Pada fase tentatif dan

7
realistis pilihan karir peserta didik sangat dipengaruhi oleh minat, kemampuan, nilai,
dan transisi.
Dalam pelaksanaannya, evaluasi program bimbingan dan konseling dapat ditempuh
dengan empat langkah. Yang pertama, merumuskan masalah atau beberapa
pertanyaan, tentunya perumusan harus sesuai dengan aspek-aspek yang sudah
disebutkan di atas. Yang kedua, mengembangkan atau menyusun instrumen
pengumpulan data, contohnya angket, inventori, pedoman wawancara, dan lain
sebagainya. Yang ketiga, mengumpulkan dan menganalisis data dengan tujuan untuk
mengetahui program mana saja yang sudah atau belum terlaksana dan program apa
saja yang sudah atau belum mencapai hasil. Yang keempat, melakukan tindak lanjut
baik dengan memperbaiki program yang kurang tepat maupun dengan
mengembangkan (menambah atau merubah) suatu hal yang dapat menunjang
keefektifan program.

8
D. Usulan Rekomendasi Program Perbaikan

Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan ibu Nurlia, Kurang sekali
informasi yang diketahui tentang bimbingan konseling yang seharusnya menurut dia
hanya dilaksanakan pada sekolah menengah pertama dan atas serta belum pernahnya
diadakan konseling keluarga di SD Inpres Perumnas, maka saya mengusulkan untuk
diadakannya sosialisasi mengenai bimbingan konseling dan konseling keluarga
dilaksanakan. Karena, Sebagai mahluk sosial tentunya anak akan mengalami
permasalahan dalam hidupnya, permasalahan yang dihadapi anak bisa membuat
penghambat bagi optimalisasi potensi dirinya.
Tidak jarang saat ini kita mendapati anak yang mengalami permasalahan di sekolah,
dan ternyata sumber permasalahannya tidak hanya timbul dari lingkungan sosialnya,
tetapi dari lingkungan keluarga. Di sekolah, anak yang mengalami hambatan dalam
optimalisasi potensinya ditangani oleh bimbingan dan konseling. Apabila, sumber
permasalahan anak berasal dari kelurga, maka haruslah penyelesaiannya melibatkan
pihak keluarga dan perlu adanya komunikasi keluarga.
Berangkat dari hal tersebut maka sangatlah dibutuhkan adanya bimbingan dan
konseling keluarga yang diselenggarakan di sekolah, untuk membantu siswa dalam
optimalisasi potensinya yang melibatkan keluarga. Layanan tersebut tentunya
diselenggarakan sekolah dan yang bertanggungjawab dalam pelaksanannya adalah
konselor di sekolah, yang harus membuat program khusus dalam pelaksanaan
layanannya.
Model bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran secara efektif dapat
meningkatkan interaksi sosial siswa pada semua indikator yang meliputi: berani di
depan kelas, aktif dalam berbicara dan bertanya, bisa berinteraksi terhadap teman
sebaya, bereaksi secara positif, kemampuan bermain dengan teman sebaya.

9
E. Kesimpulan

Hasil wawancara yang saya lakukan dengan salah satu guru di SD Inpres
Perumnas ternyata masih kurang informasi mengenai bimbingan konseling.Tetapi
sebenarnya para guru disana sudah menerapkan hal tersebut tapi dengan cara dan
teknik yang masih kurang tepat jadi pelaksanaan Bimbingan Konseling di SD sangat
penting karena Sekolah Dasar merupakan pondasi awal yang harus mendapatkan
bimbingan untuk perkembangan kepribadian dan potensi dirinya.
Banyaknya program pendukung bimbingan dan konseling di SD Inpres Perumnas
yakni melakukan kunjungan rumah dan konferensi kasus.Sistem manajemen dan
koordinasi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut yakni
berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru terkait permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Bentuk evaluasi yang dilakukan dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling yakni rapat dengan Kepala sekolah dan Guru-
guru dengan melihat aspek dari proses evaluasi kegiatan bimbingan konseling yang
terdapat dua macam yaitu penilaian proses dan penilaian hasil.

10
F. Daftar Pustaka

Arum Eka Sari Putri (2019) EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING SEBUAH
STUDI PUSTAKA Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia Volume 4 Nomor 2 bulan
September 2019. Halaman 39-42 p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370

Mahmud, A., & Kustiah, S. (2012). Mengenal Teknik-Teknik BimBingan dan


Konseling. In
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Sarana Informasi (march 2017) PERILAKU ATTENDING


http://bratadiangga.blogspot.com/2017/03/perilaku-attending.html

11
G. Lampiran
1. Dokumentasi
a) Sekolah lokasi wawancara

b) Dokumentasi saat wawancara

12
2. Data Informan (Guru)

Nama : Nurlia, S.Pd


Wali Kelas : 6A
Instansi Mengajar : SD INPRES PERUMNAS III

13

Anda mungkin juga menyukai