1. Pendahuluan
Tujuan Perkuliahan (kompetensi dasar dan indikator), Kegiatan Belajar Mengajar, dan Penilaian Hasil Belajar, merupakan tiga komponen pembelajaran yang berhubungan erat. Kompetensi dasar dan indikator dicapai melalui kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada mahasiswa setelah mengalami KBM. (lihat Gronlund, 1971)
. . .
KBM Penilaian
Afektif
Indikator Afektif Dimunculkan dikembangkan dalam KBM dari KD Ada Instrumen Penilaian Dilakukan penilaian
Keterangan
Kasus 1
Tidak direncanakan, sehingga tidak ada pelaksanaan dan penilaiannya. Direncanakan, tapi tidak dilaksanakan, apalai dinilai.
Kasus 2 Kasus 3
Kasus 4 Kasus 5
Kasus 6
Gambar 1: Konteks Pendidikan Karakter secara Mikro di PT (diadopsi dari Kemendiknas (2011))
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah, yang selaras dengan di kampus Integrasi dalam kegiatan kemahasiswaan seperti olah raga, kesenian, karya tulis
Budaya PT (Prodi/Jurusan)
Kekhasan PT
Perguruan Tinggi, sesuai dengan visi misi masing-masing, dapat (1) menambahkan nilainilai yang menjadi kekhasannya, misal concience dan compassion untuk perguruan tinggi Yesuit, dan (2) hanya mengambil nilainilai tertentu yang relevan dan sesuai dengan situasi prodi/jurusan yang bersangkutan.
Integrasi
Materi kognitif Materi psikomotorik
Pemakaian
Teknik Pembelajaran dalam KBM
Pemakaian
Media dalam perkuliahan
PIRAMIDA BELAJAR
Bentuk kegiatan belajar dan daya tahan ingatan
Keterlibatan siswa PASIF
MENDENGARKAN 5%
AKTIF
KONKRET
Merespon (A2)
Menilai (A3)
Mengorganisasi (A4)
Menginternalisasi (A5) Menerapkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari/ Mau menunjukkan perilaku yang dikendalikan oleh suatu sistem nilai.
Klasifikasi instrumen penilaian afektif didasarkan pada jenis respon atau modes of response dari mahasiswa terhadap tugas afektif yang diberikan oleh dosen, yakni (1) tertulis (tes esai kasus, skala sikap/minat), (2) lisan (wawancara), dan (3) tingkah laku (observasi dengan daftar cek, skala penilaian, catatan harian atau jurnal). (lihat Supratiknyo, 2012)
Metode untuk mengukur ranah afektif ada dua macam, yaitu metode observasi dan metode laporan diri (Andersen,1980 dalam Widharyanto, 2012). Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi psikologi. Observasi dapat dilakukan oleh dosen atau oleh teman satu kelompok (peer assesmet). Observasi ini untuk mengungkap respon tingkah laku mahasiswa. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri. Laporan diri ini dapat berbentuk respon tulis esai kasus (portofolio), skala sikap, dan respon lisan dari wawancara.
19/20
Otentisitas Rendah
Lisan
Wawancara
Tingkah Laku
Otentisitas Tinggi
Esai Kasus
Pertanyaan 1. Apakah gagasan utama dalam paragraf 1? (Kognitif) 2. Apa penyebab meningkatnya suhu bumi? (Kognitif) 3. Bacalah teks ini dengan suara dan intonasi yang jelas! (Psikomotorik) 4. Jika ada gerakan pengurangan penggunaan barang yang mengeluarkan gas karbon dioksida, bagaimana sikapmu? (Afektif) 5. Jika ternyata di rumah, orang tuamu jarang merawat motor dan boros dengan energi lampu dan gas, apa yang akan kamu lakukan? (Afektif)
TS
STS
2.
3.
4.
5.
Positif Negatif
4 2
3 3
Wawancara
Secara substansi, respon sikap mahasiswa secara lisan melalui wawancara maupun secara tulis melalui esai kasus atau skala sikap, sebenarnya sama. Yang membedakan antara keduanya adalah medium dan cara menjawab. Wawancara memiliki kelebihan khusus, yakni bisa kontak langsung dengan mahasiswa sehingga dosen dapat mengetahui situasi, kondisi, gesture, olah tubuh, keseriusan, dari mahasiswa ketika menjawab. Selain itu, dari segi mahasiswa, ia juga bisa lebih leluasa dalam menjawab tentang objek sikap yang ditanyakan kepadanya. Kekurangan dari wawancara adalah waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Apabila wawancara dilakukan pada mahasiswa satu persatu sudah tentu akan memakan waktu lebih lama dibandingkan respon dengan model tulis.
Mengajukan masalah untuk dipecahkan dalam ya tidak diskusi Menjawab pertanyaan teman dalam diskusi Memberikan sumbang saran dalam diskusi Meminta kejelasan pendapat atau pandangan dari teman ya tidak ya tidak ya tidak
Aspek
Bertanya
Skor
3 2 1
Kriteria
Mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan kepada dosen dan teman sekelas. Mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan kepada dosen atau teman sekelas. Mahasiswa tidak mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan, baik kepada dosen maupun siswa.
2.
Menjawab Pertanyaan
3
2 1
Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan dosen dan maha siswa lain.
Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan dosen atau mahasiswa lain. Mahasiswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan dosen dan mahasiswa lain. Mahasiswa menyampaikan pendapat baik dalam tanya jawab dengan dosen, dan dengan mahasiswa lain dalam diskusi kelompok. Mahasiswa menyampaikan pendapat dalam tanya jawab dengan dosen atau maha siswa lain dalam diskusi kelompok.
3.
Menyampaikan Pendapat
3 2
1
4. Mengerjakan tugas 3 2 1
Keaktifan
Menjawab pertanyaan
-
Skor
Mengerjakan tugas
-
Menyampaikan pendapat
-
1. 2. 3.
4.
5.
Mona
Agatha
6.
Irwan
Catatan: data diperoleh dengan cara observasi kelas ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan oleh dosen. Penilaian dapat dilakukan dengan cara ceklist (1, 0) atau rentangan (skala 1, 2, 3). Jika penilaian dilakukan dengan rentangan, maka diperlukan rubrik.
Skor Kriteria
1 0 1 0 Dalam pembelajaran mau bekerja berpasangan atau berkelompok dengan siapa saja. Hanya mau bekerja dengan siswa tertentu atau lebih senang kerja individu. Bersedia membantu teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan. Tugas individu dikerjakan dan diselesaikan secara tuntas.
2. Tanggung jawab
Menyelesaikan tugas pribadi (individu) yang diberikan guru Terlibat dalam menyelesaikan tugas bersama (kelompok)
Tanggung Jawab
Menyelesaikan tugas pribadi Terlibat dalam menyelesaikan tugas kelompok -
Skor
1.
Hani
2.
3.
Tomi
Diksta
4.
5. 6.
Mona
Agatha Irwan
Catatan: data diperoleh dengan cara observasi kelas ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan oleh dosen. Penilaian dapat dilakukan dengan cara ceklist (1, 0) atau rentangan (skala 1, 2, 3). Jika penilaian dilakukan dengan rentangan, maka diperlukan rubrik.
6. Penutup
Penilaian afektif adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui seberapa banyak karakter mahasiswa berkembang sebagai hasil dari proses belajar mengajar di kelas. Penilaian afektif dalam hal ini sama pentingnya dengan penilaian kognitif dan psikomotorik. Untuk kepentingan penilaian itu, pengumpulan data afektif dapat dilakukan secara terintegrasi dengan penilaian kognitif dan psikomotorik, atau dilakukan secara sendiri (diskret). Instrumen penilaian yang dapat digunakan antara lain (1) esai kasus, (2) skala sikap, (3) wawancara, (4) observasi terstruktur, dan (5) observasi naturalistik. Kelima instrument ini dapat digunakan secara bervariatif untuk kepentingan memperoleh gambaran perilaku yang utuh dari seluruh mahasiswa dalam aspek afektifnya. Pengambilan sampel perilaku mahasiswa dengan instrumen tersebut sebaiknya dilakukan pada awal, tengah, dan akhir semester agar diperoleh data afektif mahasiswa yang relatif terpercaya.
Daftar Pustaka
Gronlund, Norman E. 1971. Measurement and Evaluation in Teaching. Second Edition. New York: The Macmillan Company. Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., dan Masia, B.B. 1973. Taxonomy of Educational Objectives. The classification of educational goals. Handbook II: Affective Domain. New York: David MacKay. Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Kemendiknas. 2010. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta. Kemendiknas. 2010. Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta. P3MP. 2012. Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Edisi 2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Penerbit Universtas Sanata Dharma. Widharyanto, B. 2012. Ragam Teknik Penilaian dan Pengembangannya. Makalah diseminarkan. Widharyanto, B. (Ed) 2013. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Bahasa dalam Pendidikan Karakter di Sekolah . Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Lampiran
TS
STS
2.
3.
4.
5.
Positif Negatif
4 2
3 3
2.
3.
Budi
Tina Rumus
19/25 x 10 = 7.6
21/25 x 10 = 8.4 Jumlah skor perolehan ------------------------------ x 10 Jumlah skor maksimal
Pelaporan Nilai
No Nama Nilai Kategori
1.
2.
Amir
Budi
5.6
7.6
Kurang
Baik
3.
Tina
Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali : : : : : 8.0 - 10 7.5 7.9 6.5 - 7.4 5.5 - 6.4 2.0 - 5.4
8.4
Baik Sekali
Aspek
Bertanya
Skor
2 1 0
Kriteria
Mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan kepada dosen dan teman sekelas. Mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan kepada dosen atau teman sekelas. Mahasiswa tidak mengajukan pertanyaan tentang materi perkuliahan, baik kepada dosen maupun siswa.
2.
Menjawab Pertanyaan
2
1 0
Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan dosen dan maha siswa lain.
Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan dosen atau mahasiswa lain. Mahasiswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan dosen dan mahasiswa lain. Mahasiswa menyampaikan pendapat baik dalam tanya jawab dengan dosen, dan dengan mahasiswa lain dalam diskusi kelompok. Mahasiswa menyampaikan pendapat dalam tanya jawab dengan dosen atau maha siswa lain dalam diskusi kelompok.
3.
Menyampaikan Pendapat
2 1
0
4. Mengerjakan tugas 2 1 0
Keaktifan
Menjawab pertanyaan 2 1 1 1 Menyampaikan pendapat 1 0 1 1 Mengerjakan tugas 2 2 1 2
Total Skor 7 4 5 6
1. 2. 3. 4.
2 1 2 2
Cukup Aktif
Tidak Aktif
Catatan: data diperoleh dengan cara observasi kelas ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan oleh dosen. Penilaian dapat dilakukan dengan cara ceklist (1, 0) atau rentangan (skala 0, 1, 2). Jika penilaian dilakukan dengan rentangan, maka diperlukan rubrik.
1.
Hani
Hani aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas. Dia cukup aktif dalam menyampaikan pendapat.
Tomi aktif dalam mengerjakan tugas. Dia cukup aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, namun tidak aktif dalam menyampaikan pendapat. Diksta aktif dalam bertanya dan dia cukup aktif dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, serta mengerjakan tugas. Mona aktif dalam bertanya dan mengerjakan tugas. Dia cukup aktif dalam menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapat.
2.
Tomi
3.
Diksta
4.
Mona
Skor
5 4 3 2
Kriteria
Mahasiswa menunjukkan sikap yang rajin, pantang menyerah, mau berusaha, dan kesungguhan dalam belajar dan mengerjakan tugas -tugas di kelas Salah satu sikap di atas tidak terlihat Dua sikap di atas tidak terlihat Tiga sikap di atas tidak terlihat
1
2. Pengendalian diri 5
4 3
2
1 3. Keaktifan 5 4 3 2
keempat kriteria di atas tidak muncul atau tidak dilakukan oleh mahasiswa
Penilaian Proses
Pengendalian Diri 3 2 4 1 Keaktifan 3 2 4 1
Total Skor 10 6 13 4
1. 2. 3. 4.
4 2 5 2