Anda di halaman 1dari 30

GERAKAN LITERASI

SEKOLAH DI JAWA BARAT


melalui

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


2017
GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh


dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Permendikbud 28 tahun 2016 tentang


Kemampuan dalam Mengakses, Memahami,
dan Menggunakan Informasi secara cerdas
GERAKAN LITERASI SEKOLAH

• Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang


Penumbuhan Budi Pekerti
• Kegiatan wajib yang dilakukan membaca buku non-
pelajaran setiap hari.
• Tahapan kegiatan pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran,
• Sasaran dalam gerakan ini adalah siswa, guru, dan
tenaga kependidikan
• Tujuan menumbuhkan kebiasaan yang baik dan
membentuk generasi berkarakter positif.
APA ITU LITERASI ?

“Literasi lebih dari sekedar membaca dan


menulis. Literasi juga mencankup
bagaimana seseorang berkomunikasi dalam
masyarakat. Literasi juga bermakna praktik
dan hubungan sosial yang terkait dengan
pengetahuan, bahasa, dan budaya”.
(UNESCO, 2003).
MENGAPA PERLU LITERASI?
INDONESIA
• 2012: posisi ke-64 dari 65 negara peserta PISA.
• 2016: posisi ke-60 dari 61 negara, satu tingkat di
atas Botswana.
Menyimak Bernalar
Bacaan

Kecepatan Menterjemahkan
Membaca Isi Bacaan
Sangat
dengan benar
rendah
MENGAPA PERLU LITERASI?

• Ayip Rosidi, 2006:


Anak-anak Indonesia membaca 27 halaman
buku per tahun atau 1 halaman 15 hari.
• Taufik Ismail, 2006:
Sejak Indonesia merdeka tidak ada 1 pun
buku sastra yang wajib dibaca di sekolah.
Telah terjadi Tragedi Nol Buku di Indonesia
MENGAPA PERLU LITERASI?

• Ahmad Baedowi meneliti para wisudawan, terungkap


bahwa para mahasiswa pada saat menjalani
pendidikan di perguruan tinggi rata-rata hanya mampu
menamatkan buku satu sampai dua judul saja
(Republika, 7 April 2014)
• Abdul Mu’ti, mengakui sikap malas membaca buku
bukan hanya di tingkat kalangan mahasiswa tingkat
sarjana (S1), tapi juga pada kelompok mahasiswa
pascasarjana (S2). (Media Indonesia, 15 Januari 2011).
MENGAPA PERLU LITERASI?

OECD
(Organization of Economic Cooperation Development)

Budaya baca masyarakat Indonesia


menempati posisi terendah dari 52 negara
di kawasan Asia Timur. Rendahnya budaya
baca tersebut menyebar secara merata di
semua segmen masyarakat
TAHAPAN
PELAKSANAAN
GLS
(Panduan
Pusat)
WEST JAVA LEADER
READING CHALLENGE

Adalah suatu Program


tantangan membaca untuk
para guru dan siswa di
sekolah dari para pemimpin
pemerintahan tertinggi
dalam suatu wilayah.
RELEVANSI KEGIATAN
GLS-WJLRC
 Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan
secara nasional tetap dilaksanakan pada setiap
sekolah yang melaksanakan West Java Leader’s
Reading Challenge
 West Java Leader’s Reading Challenge
merupakan bentuk dukungan dan penguatan
implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Jawa
Barat
RELEVANSI KEGIATAN
GLS-WJLRC
TAHAPAN GLS WJLRC
PEMBIASAAN Membaca 15 menit Readathon (membaca 42 menit)
sebelum pembelajaran secara berkala
PENGEMBANGAN Membaca dengan • Menulis review dengan teknik
tagihan (membuat peta, Deskripsi, Y Chart, Ishikawa
grafik organizer, dan Fishbone, Infografis, dan lain
bincang buku) lain
• Mempresentasikan hasil reviu
• Mendiskusikan hasil reviu
PEMBELAJARAN Membaca dengan • Menggunakan kemampuan
tagihan akademik dan membaca, menulis,
non akademik mendengar, dan berbicara
dalam proses pembelajaran
MODEL IMPLEMENTASI
GLS DI JAWA BARAT
1. Melaksanakan GLS sesuai arahan pusat
(Semua sekolah di Jawa Barat)
2. Memperluas pelaksanaan kegiatan tantangan
membaca (West Java Leader’s Reading Challenge)
yang telah dirintis sejak tahun 2013-2015, hasil
kerjasama dengan Pemerintah Australia Bagian
Selatan
(Sejumlah sekolah yang diprogramkan)
DESKRIPSI KEGIATAN
TANTANGAN MEMBACA WJLRC
1. Membentuk komunitas siswa membaca di luar jam pelajaran
secara berkelompok
2. Peserta adalah siswa kelas IV s.d. Kelas XII.
3. Kegiatan rutin bulanan:
• Membaca buku yang sudah divalidasi serta menulis reviu
• Presentasi dan diskusi buku dalam kelompok (minggu III)
• Guru mengirim portofolio siswa ke website WJLRC (minggu
IV)
4. Target membaca setiap siswa 24 buku dalam 10 bulan
5. Menyelenggarakan readathon
PERJALANAN RINTISAN WJLRC

• Berawal dari kegiatan


pelatihan guru-guru Jawa
Barat di Adelaide South
Australia
• Belajar berbagai hal positif
dan praktik yang baik dalam
sistem pendidikan di
sekolah-sekolah Australia
yang bisa diterapkan di
Jawa Barat
PERJALANAN RINTISAN WJLRC

Salah satu hal positif


yang dipelajari adalah
program Premier’s
Reading Challenge
dalam pendidikan
budaya baca, bercerita
dan menulis.
(www.premier’sreadingc
hallenge.sa.edu.au)
PERJALANAN RINTISAN WJLRC

• Program Disdik Jabar tahun 2013–2015


Ujicoba tahap 1 s.d 3 di 232 SD dan SMP se-Jawa
Barat.
• Program Disdik Jabar tahun 2016
Ujicoba massal untuk 1300 SD dan SMP se-Jabar
sebagai implementasi Gerakan Literasi Sekolah
nasional dan MoU/ perjanjian kerjasama antara
pemerintah provinsi Jabar dengan South Australia.
Gambaran PRC dan WJLRC
Tahun 2013-2014
PENGHARGAAN WJLRC
• Peserta yang berhasil mengeksplorasi minimal 24 buku dalam
10 bulan, berhak atas medali dan sertifikat Pionir WJLRC
2016 – 2017
• Setiap guru pembimbing berhak atas sertifikat Pelatihan dan
Penerapan Pendidikan Literasi, dari Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, jika berhasil membimbing minimal 80% peserta
WJLRC.
• Setiap sekolah yang sukses membantu hingga 100% peserta
WJLRC menuntaskan tantangan selama 10 bulan, berhak
mendapatkan piagam penghargaan sebagai Sekolah Inspiratif
Fasilitasi WJLRC Tahun 2016
Dinas Pendidikan Prov. Jawa Barat

• Pembentukan Tim Teknis Literasi di Provinsi


• Penetapan sekolah Pelaksana WJLRC
(600 SD dan 700 SMP)
• Pelatihan Tim Fasilitator Propinsi (30 org)
• Pelatihan Penggerak Literasi (300 org)
• Pelatihan Perintis Literasi (2.600 org)
• Pengembangan Website WJLRC
• Pemberian Penghargaan
ROAD MAP LITERASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
(2016-2021)
• Penyiapan awal program
• Sosialisasi program literasi di 27 kab/kota
Keterangan
• Pendataan literasi di 27 kab/kota
• Analisis hasil pendataan
: Waktu waktu selesai
• Menyusun rencana tindak pembiasaan, pengembangan, pembelajaran
• Penyusunan desain pelatihan : Batas waktu mulai
• Penyusunan materi pelatihan: jelas tagihannya, jelas LK nya
• TOT Fasilitator IMPLEMENTASI
• Pelatihan Penggerak Komunitas Literasi LITERAT PADA
SEMUA
• Pelatihan Perintis Komunitas Literasi: on line, web site, modul, tatap muka SEKOLAH
• Evaluasi kegiatan dan perencanaan tahun depan
• Pelaksanaan tes siswa kelas I-XII dan Evaluasi
• Perlombaan, Seminar, Apresiasi, Penghargaan
• Pelatihan Guru Kelas I-XII (Pengimbasan)
Mar Mei Nov Mei • Penyegaran & Pengulangan Prog 2016 & 2017
Jun Mar
Apr Jul Mar Jul
dst
2016 2017 2018 2019 2020
Jenjang Jmlh sklh Indikator Jmlh sklh Indikator Jmlh sklh Indikator Jmlh sklh Indikator Jmlh sklh
Dikmen: - - - - - - - - 100%

SMP: 15% 25% 30% 50% 60% 75% 90% 100% 100%

SD: 3% 20% 12% 40% 36% 60% 72% 80% 100%


Agst
Jul Kegiatannya:
• Wajib blok: membaca minimal 15’ perhari
• Wajib aktualisasi: pembelajaran
• Wajib sukarela: readathon
Sekolah perintis sebagai pengimbas:
• Memiliki perpustakaan sesuai dengan
Permendiknas 24/2007 atau 40/2008
• Memiliki nilai akreditasi sekolah >90
INDIKATOR KEBERHASILAN
GLS-WJLRC

1. Gerakan membaca menjadi aktivitas keseharian


seluruh warga sekolah
2. Terbentuknya komunitas siswa membaca melalui
kegiatan West Java Leader’s Reading Challenge
3. Publikasi hasil karya literasi siswa dan guru
4. Meningkatnya dukungan orang tua dan
masyarakat terhadap gerakan literasi sekolah
1. GERAKAN MEMBACA MENJADI AKTIVITAS
KESEHARIAN SELURUH WARGA SEKOLAH

• Sekolah secara rutin melaksanakan kegiatan membaca 15


menit sebelum jam pelajaran dimulai
• Tersedia dan dimanfaatkannya sarana dan prasarana
membaca seperti perpustakaan, pojok baca, gerobak baca
dan lain-lain
• Meningkatnya jumlah kunjungan siswa, guru dan orang tua
ke perpustakaan sekolah
• Terlaksananya Readathon atau kegiatan membaca massal
lainnya secara periodik
2. TERBENTUKNYA KOMUNITAS SISWA
MEMBACA MELALUI KEGIATAN WJLRC

• Meningkatnya jumlah siswa anggota komunitas WJLRC yang


aktif di setiap sekolah
• Meningkatnya jumlah buku yang dibaca dan dibuat reviunya
oleh setiap siswa
• Meningkatnya kecepatan membaca siswa peserta kegiatan
WJLRC
• Adanya kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan WJLRC
antar kelas dan antar jenjang pendidikan
• Meningkatnya jumlah sekolah yang melaksanakan WJLRC
3. PUBLIKASI HASIL KARYA
SISWA DAN GURU

• Adanya bukti aktivitas dan karya literasi siswa serta


guru pada website WJLRC
• Meningkatnya jumlah tulisan hasil karya siswa dan
guru yang dipublikasikan melalui media massa
• Meningkatnya jumlah siswa dan guru yang produktif
menulis dan mempublikasikan hasil karyanya
• Diterbitkannya buku hasil karya siswa dan guru di
Jawa Barat.
4. MENINGKATNYA DUKUNGAN
MASYARAKAT-ORANG TUA
TERHADAP GLS
• Adanya donasi buku untuk sekolah dari orang tua dan
masyarakat;
• Adanya keterlibatan langsung orang tua dan masyarakat
dalam berbagai kegiatan gerakan literasi di sekolah.
• Meningkatnya dukungan dan kepedulian orang tua dan
masyarakat terhadap upaya penumbuhan budaya baca di
rumah dan di lingkungan masyarakat;
• Meningkatnya jumlah anggota komunitas penggemar
baca/buku di masyarakat;
TERIMA KASIH
“MEMBACA KUNCI KESUKSESAN “

Anda mungkin juga menyukai