Anda di halaman 1dari 6

PRETES II

Nama : Eneng Fitria Anwar

No.Pokok/NIRM : 18.1.T1.5139/014.14.0499.18

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Semester/kelas : 4 (Empat) / A

Kampus : STAI Syamsul'Ulum Gunungpuyuh Sukabumi

Jawaban

1. Apakah yang harus dilakukan Konselor/Guru BK untuk mengoptimalkan


pelayanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik itu sendiri?

Yang harus dilakukan Konselor/Guru BK adalah mengenali dan


memahami keunikan setiap peserta didik dengan berbagai kekuatan,
kelemahan, dan permasalahannya, bimbingan dan konseling yang akan
semakin membantu siswa dalam mengatasi persoalan baik dalam masalah
pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran sekolah. Jadi guru BK
harus melakukan pendekatan kepada peserta didik agar mengetahui
permasalahan yang di hadapinya.

2. Jelaskan akibat yang ditimbulkan dari adanya faktor-faktor negatif pada


diri individu?
Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan
hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan
individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu.
Masalah-masalah yang timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi,
baik dalam jenis dan intensitasnya. Permasalahan yang terjadi pada peserta
didik ini timbul karena adanya beberapa hal seperti Perkembangan
teknologi yang semakin merajalela, kurangnya pengawasan dari orang tua,
adanya pergaulan yang tidak sehat, kurangnya pengendalian terhadap
nafsu anak, serta merosotnya moral peserta didik. Hal ini disebabkan
banyaknya pengaruh negatif terhadap perkembangan kepribadian peserta
didik, maka dari itu perlu adanya peran bimbingan konseling dari seorang
guru yang profesional tentang permasalahan yang di alami peserta didik.
3. Sebutkan prinsip BK berkaitan dengan pengorganisasian (minimal 3
buah)?

1) Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.

2) Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative


record) bagi setiap individu.

3) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah


yang bersangkutan.

4) Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.

5) Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individu dalam situasi


kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan
dalam memecahkan masalah tersebut.

4. Mengapa di sekolah, sangat diperlukan adanya guru BK ?

BK di sekolah bertindak sebagai pengampu layanan bimbingan,


salah satunya untuk memotivasi siswa, memberikan layanan informasi
pada siswa, memberikan bimbingan-bimbingan yang bermanfaat bagi
siswa seperti bimbingan kelompok.

Selain itu, BK juga sebagai bimbingan belajar teman sebaya


(tutorial sebaya), memberikan layanan konseling bagi siswa, memberikan
layanan orientasi, dan masih banyak lagi yang lain, juga sebagai dukungan
sistem yang mana guru BK harus memiliki aktualisasi yang bagus dalam
bidangnya, agar pelayanan yang diberikan benar-benar menjadi bagian
kerja utuh konselor kepada siswanya.
Karena bimbingan konseling berperan sebagai salah satu
bimbingan yang memberikan pertolongan kepada sekumpulan individu
untuk bias mengatasi masalah yang ada dalam kehidupannya,
menyikapinya dengan baik dan juga dapat mencapai rasa sejahtera dalam
hidupnya.
5. Apakah BK selalu menangani permasalahan siswa? Berikan pendapat
saudara !

Menurut saya tidak semua guru BK selalu menangani


permasalahan siswa, guru BK juga dapat mendampingi siswa dalam
perkembangan belajar di sekolah

- Membantu mereka mengenali diri mereka

- Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka


tujuan-tujuan tersebut

- Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar di


sekolah
6. Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” ?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kasus dapat berarti
soal atau perkara dapat juga berarti keadaan atau kondisi khusus yang
berhubungan dengan seseorang atau suatu hal. Jika istilah kasus itu
dihubungkan dengan seseorang, maka ini dapat berarti bahwa pada orang
yang dimaksudkan terdapat “soal” atau ”perkara” tertentu.

Namun dalam hal ini yang perlu digarisbawahi pemakaian istilah


kasus dalam bimbingan dan konseling tidaklah mengarah pada pengertian-
pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan
dengan tindak kriminal, perdata ataupun urusan polisi dan urusan-urusan
lain yang bersangkut paut dengan pihak-pihak yang berwajib, melainkan
lebih difokuskan pada kasus dalam pembelajaran pada suatu instansi
lembaga pendidikan maupun sekolah.
Istilah “Kasus” dalam bimbingan dan konseling digunakan sekedar
untuk menunjukkan bahwa ada permasalahan tertentu pada diri seseorang
yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan orang
tersebut. Misalnya kasus seorang mahasiswi bernama Dewi. Kasus Dewi
menyangkut prestasi akademiknya yang merosot, sering datang terlambat
dikelas, kurang bersosialisasi dengan teman-temannya, dan sebagainya.
Jika tidak segera ditangani permasalahannya, dikhawatirkan akan
berdampak negatif pada Dewi sendiri. Kasus Dewi ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan tindakan kriminal, polisi maupun hukum.

7. Apa saja yang meliputi penanganan kasus ?


Dalam menangani sebuah kasus, seorang konselor melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:

1) Pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak awal kasus itu


dihadapkan);

2) Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung


didalam kasus itu;

3) Penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk beluk kasus tersebut;

4) Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau memecahkan


sumber pokok permasalahan.

8. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah


kebutuhan?

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.


Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.

Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan


dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan
sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita
perhatikan ialah kebutuhan:

1) Memperoleh kasih sayang;

2) Memperoleh harga diri;

3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama;

4) Ingin dikenal;

5) Memperoleh prestasi dan posisi;

6) Untuk dibutuhkan orang lain;

7) Merasa bagian dari kelompok;

8) Rasa aman dan perlindungan diri;

9) Untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat


diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan dan
konseling merupakan salah satu usaha kearah itu.
9. Landasan filosofis bimbingan dan konseling yaitu?
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan
arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan
setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan
filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan
usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang :
apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis
tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang
ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan
filsafat post-modern.
10. Mengapa bisa terjadi masalah penyesuaian diri pada anak?
Persoalan krusial yang dihadapi peserta didik usia sekolah dalam
kehidupan sehari-hari dan yang dapat menghambat penyesuaian diri
adalah masalah hubungan remaja dengan orang dewasa, terutama orang
tua. Penolakan orang tua terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua
macam. Pertama, penolakan yang bersifat tetap sejak awal, yaitu orang tua
merasa tidak sayang kepada anaknya karena berbagai sebab, seperti tidak
menghendaki kelahiran. Kedua, akibat dari penolakan itu adalah pura-pura
tidak tahu keinginan anak atau masalah anak. Sebagai akibat dari kedua
jenis penolakan, remaja tidak dapat menyesuaikan diri secara sehat dan
cenderung menghabiskan waktunya di luar rumah.
Sikap orang tua yang memberi perlindungan yang berlebihan juga
berakibat tidak baik. Remaja yang mendapatkan perhatian dan kasih
sayang secara berlebihan akan menyebabkan dia tidak dapat hidup
mandiri. Dia selalu mengharapkan bantuan dan perhatian orang lain dan ia
berusaha menarik perhatian mereka, serta beranggapan bahwa perhatian
seperti itu adalah haknya.
Sikap orang tua yang otoriter, yang memaksakan otoritasnya
kepada remaja, juga akan menghambat proses penyesuaian diri mereka.
Remaja akan berani melawan dan menentang orang tuanya. Dan adapun
masalah penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika remaja
mulai memasuki jenjang sekolah lanjutan pertama maupun sekolah
lanjutan atas. Mereka mungkin akan mengalami masalah penyesuaian diri
dengan guru, teman, dan mata pelajaran. Sebab akibatnya, prestasi belajar
mereka menjadi menurun dibandingkan dengan prestasi sekolah
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai