1. Apakah yang harus dilakukan Konselor/Guru BK untuk mengoptimalkan
pelayanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri?
Yang harus dilakukan Konselor/Guru BK adalah mengenali dan
memahami keunikan setiap peserta didik dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya, bimbingan dan konseling yang akan semakin membantu siswa dalam mengatasi persoalan baik dalam masalah pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran sekolah. Jadi guru BK harus melakukan pendekatan kepada peserta didik agar mengetahui permasalahan yang di hadapinya.
2. Jelaskan akibat yang ditimbulkan dari adanya faktor-faktor negatif pada
diri individu? Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu. Masalah-masalah yang timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi, baik dalam jenis dan intensitasnya. Permasalahan yang terjadi pada peserta didik ini timbul karena adanya beberapa hal seperti Perkembangan teknologi yang semakin merajalela, kurangnya pengawasan dari orang tua, adanya pergaulan yang tidak sehat, kurangnya pengendalian terhadap nafsu anak, serta merosotnya moral peserta didik. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh negatif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, maka dari itu perlu adanya peran bimbingan konseling dari seorang guru yang profesional tentang permasalahan yang di alami peserta didik. 3. Sebutkan prinsip BK berkaitan dengan pengorganisasian (minimal 3 buah)?
1) Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.
2) Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative
record) bagi setiap individu.
3) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah
yang bersangkutan.
4) Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.
5) Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individu dalam situasi
kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah tersebut.
4. Mengapa di sekolah, sangat diperlukan adanya guru BK ?
BK di sekolah bertindak sebagai pengampu layanan bimbingan,
salah satunya untuk memotivasi siswa, memberikan layanan informasi pada siswa, memberikan bimbingan-bimbingan yang bermanfaat bagi siswa seperti bimbingan kelompok.
Selain itu, BK juga sebagai bimbingan belajar teman sebaya
(tutorial sebaya), memberikan layanan konseling bagi siswa, memberikan layanan orientasi, dan masih banyak lagi yang lain, juga sebagai dukungan sistem yang mana guru BK harus memiliki aktualisasi yang bagus dalam bidangnya, agar pelayanan yang diberikan benar-benar menjadi bagian kerja utuh konselor kepada siswanya. Karena bimbingan konseling berperan sebagai salah satu bimbingan yang memberikan pertolongan kepada sekumpulan individu untuk bias mengatasi masalah yang ada dalam kehidupannya, menyikapinya dengan baik dan juga dapat mencapai rasa sejahtera dalam hidupnya. 5. Apakah BK selalu menangani permasalahan siswa? Berikan pendapat saudara !
Menurut saya tidak semua guru BK selalu menangani
permasalahan siswa, guru BK juga dapat mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah
- Membantu mereka mengenali diri mereka
- Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka
tujuan-tujuan tersebut
- Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar di
sekolah 6. Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kasus dapat berarti soal atau perkara dapat juga berarti keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal. Jika istilah kasus itu dihubungkan dengan seseorang, maka ini dapat berarti bahwa pada orang yang dimaksudkan terdapat “soal” atau ”perkara” tertentu.
Namun dalam hal ini yang perlu digarisbawahi pemakaian istilah
kasus dalam bimbingan dan konseling tidaklah mengarah pada pengertian- pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan dengan tindak kriminal, perdata ataupun urusan polisi dan urusan-urusan lain yang bersangkut paut dengan pihak-pihak yang berwajib, melainkan lebih difokuskan pada kasus dalam pembelajaran pada suatu instansi lembaga pendidikan maupun sekolah. Istilah “Kasus” dalam bimbingan dan konseling digunakan sekedar untuk menunjukkan bahwa ada permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan orang tersebut. Misalnya kasus seorang mahasiswi bernama Dewi. Kasus Dewi menyangkut prestasi akademiknya yang merosot, sering datang terlambat dikelas, kurang bersosialisasi dengan teman-temannya, dan sebagainya. Jika tidak segera ditangani permasalahannya, dikhawatirkan akan berdampak negatif pada Dewi sendiri. Kasus Dewi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan tindakan kriminal, polisi maupun hukum.
7. Apa saja yang meliputi penanganan kasus ?
Dalam menangani sebuah kasus, seorang konselor melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1) Pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak awal kasus itu
dihadapkan);
2) Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung
didalam kasus itu;
3) Penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk beluk kasus tersebut;
4) Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau memecahkan
sumber pokok permasalahan.
8. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah
kebutuhan?
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan
dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
1) Memperoleh kasih sayang;
2) Memperoleh harga diri;
3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama;
4) Ingin dikenal;
5) Memperoleh prestasi dan posisi;
6) Untuk dibutuhkan orang lain;
7) Merasa bagian dari kelompok;
8) Rasa aman dan perlindungan diri;
9) Untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat
diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha kearah itu. 9. Landasan filosofis bimbingan dan konseling yaitu? Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. 10. Mengapa bisa terjadi masalah penyesuaian diri pada anak? Persoalan krusial yang dihadapi peserta didik usia sekolah dalam kehidupan sehari-hari dan yang dapat menghambat penyesuaian diri adalah masalah hubungan remaja dengan orang dewasa, terutama orang tua. Penolakan orang tua terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, penolakan yang bersifat tetap sejak awal, yaitu orang tua merasa tidak sayang kepada anaknya karena berbagai sebab, seperti tidak menghendaki kelahiran. Kedua, akibat dari penolakan itu adalah pura-pura tidak tahu keinginan anak atau masalah anak. Sebagai akibat dari kedua jenis penolakan, remaja tidak dapat menyesuaikan diri secara sehat dan cenderung menghabiskan waktunya di luar rumah. Sikap orang tua yang memberi perlindungan yang berlebihan juga berakibat tidak baik. Remaja yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang secara berlebihan akan menyebabkan dia tidak dapat hidup mandiri. Dia selalu mengharapkan bantuan dan perhatian orang lain dan ia berusaha menarik perhatian mereka, serta beranggapan bahwa perhatian seperti itu adalah haknya. Sikap orang tua yang otoriter, yang memaksakan otoritasnya kepada remaja, juga akan menghambat proses penyesuaian diri mereka. Remaja akan berani melawan dan menentang orang tuanya. Dan adapun masalah penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang sekolah lanjutan pertama maupun sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin akan mengalami masalah penyesuaian diri dengan guru, teman, dan mata pelajaran. Sebab akibatnya, prestasi belajar mereka menjadi menurun dibandingkan dengan prestasi sekolah sebelumnya.