Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan dan Persamaan Shadaqah dan Hadiah

 Persamaan

1. Sedekah dan hadiah sama-sama merupakan wujud kedermawanan yang dimiliki

seseorang.

2. Sedekah dan hadiah merupakan pemberian secara cuma-cuma tanpa mengharap

pemberian kembali.

 Perbedaan

1. Sedekah

 Merupakan pemberian sesuatu yang didasarkan atas kepedulian terhadap fakir miskin.

 Perbuatan ini dilakukan semata-mata untuk mencari Ridha Allah SWT.

 Sebagai salah satu perwujudanrasa syukur kepada Allah SWT.

 Pemberian ini ditujukan kepada fakir miskin dan anak yatim.

 Pemberian biasanya dalam bentuk uang untuk melaksanakan sedekah tidak perlu tata

cara tertentu.

 Sedekah hukumnya sunnah muakkad.

2. Hadiah

 Merupakan pemberian yang diberikan atas keadaan atau peristiwa tertentu

 Pemberian ini lebih bersifat keduniawian

 Pemberian ini ditujukan kepada orang-orang tertentu

 Pemberian ini biasanya dalam bentuk barang, baik barang bergerak seperti alat-alat

sekolah, televisi, dan lain-lain, maupun barang bergerak

 Untuk melaksanakan hadiah, bisa melalui tata cara atau prosedur tertentu dan bisa pula

tidak.
 Hadiah hukumnya mubah (boleh)

Permasalahan Shadaqah dan Hadiah

1. Permasalahan Shadaqah

a. Shadaqah Rahasia (Sir) dan Diberikan pada Bulan Ramadhan

Sedekah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi lebih utama dari pada

sedekah yang diberikan secara terang-terangan. Akan tetapi, zakat lebih utama bila

diberikan terang-terangan. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu

menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka

menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu

sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS.

Al-Baqarah:271)

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dinyatakan bahwa di

antara orang yang mendapat naungan Allah SWT. di bawah naungan Arsy Allah SWT.

adalah seorang laki-laki yang memberikan sedekah, kemudian menyembunyikannya

sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.

b. Shadaqah Seluruh Harta

Sedekah dibolehkan menyedekahkan seluruh hartanya jika ia yakin mampu hidup

sabar, tawakal atas apa yang dideritanya. Jika tidak sanggup berlaku demikian, perbuatan

ini dimakruhkan. Diriwayatkan oleh Umar r.a:

“Umar bin Khaththab r.a. menuturkan, "Rasulullah saw. menyuruh kami bersedekah.

Kebetulan saat itu aku memiliki cukup banyak harta sehingga aku sempat berkata dalam

hati, hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar r.a., jika memang berhasil
mengalahkannya.’ Aku menemui Rasulullah saw. dengan menyerahkan se-tengah

hartaku. Rasulullah saw. bertanya, 'Berapa yang engkau sisakan untuk keluargamu?' Aku

menjawab, 'Sebanyak yang kuserahkan ini.’ Kemudian datanglah Abu Bakar r.a. dengan

membawa seluruh hartanya. Rasulullah saw. bertanya, 'Hai Abu Bakar, berapa yang

engkau sisakan untuk keluargamu.' Abu Bakar menjawab, 'Aku menyisakan Allah dan

Rasul-Nya untuk mereka.' Aku berkata dalam hati lagi, 'Demi Allah, aku tidak akan

pernah dapat mengalahkannya'." (HR. Tirmidzi dan ia sahihkan)

c. Sedekah dengan Sesuatu yang Ridak Memberatkan

Disunahkan memberikan sedekah dengan sesuatu yang tidak memberatkan diri

sendiri, walaupun kelihatannya sedikit dan sederhana sebab dalam pandangan Allah, hal

itu banyak dan akan mendapat berkah-Nya. Firman Allah SWT:

َ ‫فَ َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َق‬
ُ‫ال ذَ َّر ٍة َخ ْي ًرا َي َره‬

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah:7)

d. Shadaqah Orang yang Memiliki Utang

Disunahkan bagi orang yang memiliki utang untuk tidak memberikan sedekah.

Lebih baik baginya membayar utang. Menurut ulama Syafi’iyah, haram hukumnya

memberikan sedekah bagi orang yang memiliki utang atau tidak mampu untuk

mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari, didasarkan pada hadis:

“cukup bagi seseorang dikatakan dosa apabila menghilangkan makanan pokoknya” (HR.

Abu Dawud dan An-Nasa’I dari Abu Hurairah)

e. Shadaqah dengan Uang Haram


Menurut ulama Hanifiyah, sedekah dengan harta haram qhat’i, seperti daging

bangkai atau hasilnya dipakai membangun masjid dengan harapan akan mendapat pahala

atau menjadi halal adalah kufur sebab meminta halal dari suatu kemaksiatan adalah

kufur. Akan tetapi, tidak dipandang kufur, jika seseorang mencuri Rp.100,00 kemudian

mencampurkan dengan hartanya untuk disedekahkan. Namun demikian, tetap tidak dapat

dimanfaatkan sebelum uang curian tersebut diganti.

f. Perkara yang Makruh dan Sunat dalam Shadaqah

Dalam memberikan sedekah, tidak boleh disertai dengan sikap yang dapat

menyakiti hati penerimanya sebab hal itu akan menghilangkan pahala. Allah SWT.

Berfirman dalam Al-Qur’an:

‫ص َدقَاتِ ُك ْم بِال َْم ِّن َواأْل َذَ ٰى‬ ِ ِ َّ


َ ‫آمنُوا اَل ُت ْبطلُوا‬
َ ‫ين‬
َ ‫يَا أ َُّي َها الذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu

dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al-Baqarah:

264)

Ketika memberikan sedekah disunahkan dengan wajah yang ramah dan

menyenangkan. Dimakruhkan memberikan sedekah dengan harta yang tidak berguna

(membinasakan). Sebaliknya, disunahkan memberikan sedekah dengan harta yang paling

disukai dan dicintai.

2. Permasalahan Hadiah

a. Undian
Undian berhadiah dikenal pula dengan lotre. Maksud lotre menurut Ibrahim

Husen adalah salah satu cara untuk menghimpun dana yang dipergunakan untuk

proyek kemanusiaan dan

b. Lotre

c. Pemberian orang non muslim kepada orang orang muslim dan sebaliknya

d. Pemberian dalam jual beli

Anda mungkin juga menyukai