Anda di halaman 1dari 9

PROGNOSIS

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Studi Kasus Konseling
Dosen Pengampu : Ningsih Fadhilah, M.Pd

Disusun oleh :

Fitrotun Nisa’ (2041115048)


M. Darul Ulum (2041115051)
Seviana Ariska Pratiwi (2041115057)
Rizka Aprilliana (2041115059)
Rubaiatuz Ziyah (2041115062)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dan kehidupan setiap manusia sangat mungkin timbul berbagai
permasalahan. Baik yang dialami secara individual, kelompok, dalam keluarga, lembaga
tertentu atau bahkan bagian masyarakat secara lebih luas. Untuk itu ditentukan adanya
bimbingan sebagai suatu usaha pemberian bantuan yang diberikan baik kepada individu
maupun kelompok dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Salah satu hal
penting yang perlu diperhatikan alam memberikan bimbingan adalah memahami individu
(dalam hal ini peserta didik) secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun
latar belakangnya. Sehingga peserta didik diharapakan dapat memperoleh bimbingan
yang tepat dan terarah
Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun
sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila
perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan
melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku siswa, seperti terjadinya stagnasi
(kemandegan) perkembangan, masalah-masalah , sosial atau penyimpangan perilaku.
Pelayanan bimbingan sangat diperlukan agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik
dapat dikembangkan secara optimal. Program bimbingan diarahkan untuk dapat menjaga
terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan intelektual, emosional dan
sosial.
Layanan bimbingan diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan individual anak
baik secara psikologis maupun untuk mengembangkan kecakapan sosial agar dapat
berkembang optimal. Hal ini senada dengan pendapat Leta Hollingworth yang dikutip
Wahab pada tahun 2004 yang mengindikasikan bahwa “gifted children do have
social/emotional needs meriting attention”. Ditegaskan bahwa betapa pentingnya
persoalan kebutuhan sosial/emosional anak berbakat memerlukan perhatian orang dewasa
di sekitarnya, karena boleh jadi kondisi demikian akan berpengaruh kepada kinerja dan
aktivitas anak dalam belajarnya.

2
Untuk itu, guru pembimbing sangat berperan dalam perkembangan siswa terutama
dalam proses pergaulan, yang mana hubungan sosial sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajarnya. Misalnya ada siswa yang tergolong pintar, tetapi tidak mempunyai
teman seumurannya akibat dari ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Prognosis studi kasus?
2. Bagaimana langkah-langkag prognosis?
3. Berikan contoh kasus analisis dan diagnosis kemudian dilakukan prognosis!

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prognosis Sudi Kasus


Prognosis adalah keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar
pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan
program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberikan kepada anak
untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar. Adapun pertanyaan yang harus
diajukan menggunakan rumus 5W+1H.1
Definisi Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan hasil
akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari patogenesis dan kehadiran
faktor risiko penyakit. Prognosis muncul setelah diagnosis dibuat dan sebelum rencana
perawatan dilakukan.2

B. Langkah-langkah prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan bantuan yang
akan diberikan. Selanjutanya melakukan perencanaan mengenai jenis dan bentuk masalah
apa yang sedang dihadapi individu. Dari rumusan jenis dan bentuk masalah yang sedang
dihadapi, maka dibuat alternatif tindakan bantuan, seperti memberikan konseling individu
yang bertujuan untuk memperbaiki perasaan kurang diperhatikan, dan rendah diri. Dalam
menetapkan prognosis, pembimbing perlu memperhatikan: 1) pendekatan yang akan
diberikan dilakukan secara perorangan atau kelompok 2) siapa yang akan memberikan
bantuan, apakah guru, konselor, dokter atau individu lain yang lebih ahli 3) kapan
bantuan akan dilaksanakan, atau hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan.
Apabila dalam memberi bimbingan guru mengalami kendala, yaitu tidak bisa
diselesaikan karena terlalu sulit atau tidak bisa ditangani oleh pembimbing, maka
penanganan kasus tersebut perlu dialihkan penyelesainnya kepada orang yang lebih
berwenang, seperti dokter, psikiater atau lembaga lainnya. Layanan pemindahtanganan
1
http://laily3105.blog.unissula.ac.id/2012/06/29/masalah-kesulitan-belajar/10 Oktober 2018 jam
05.00 )
2
(http://www.scribd.com/doc/83861233/Determinasi-Prognosis) Selasa, 9 Oktober 2018 pukul
17:00

4
karena masalahnya tidak mampu diselesaikan oleh pembimbing tersebut dinamakan
dengan layanan referal. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses memberikan
bantuan kepada pihak siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman akan diri
sendiri dan sekitarnya, yang selanjutnya dapat mengambil keputusan untuk melangkah
maju secara optimal guna menolong diri sendiri dalam menghadapi dan memecahkan
masalah, dan siswa atau individu yang mempunyai masalah tersebut menetukan alternatif
yang sesuai dengan kemampuannya.
Contoh pada kasus Kesulitan belajar konsep-konsep dasar matematika, maka akan
dibuat alternatif tindakan bantuan, seperti berikut :
a. Mengenalkan konsep berhitung melalui kegiatan bermain
b. Guru dan orang tua bersikap positif terhadap aktivitas berhitung
c. Pastikan bahwa anak sudah memahami konsep angka dengan benar
d. Melatih kemampuan berhitung dari hal yang sederhana dan konkrit terlebih dahulu
e. Remedial Teaching
f. Konsisten dalam menerapkan disiplin belajar
Kemungkinan masalah kesulitan belajar berhitung pada anak bisa diselesaikan, maka
a. anak akan mempunyai minat yang dominan pada pelajaran berhitung
b. kemampuan dasar anak dalam memahami konsep angka dapat berkembang
c. akan lebih bisa konsentrasi dengan baik dalam belajar berhitun
d. kualitas dan prestasi anak akan meningkat dengan hasil yang memuaskan.3

C. Contoh kasus analisis dan diagnosis kemudian dilakukan prognosis


1) Analisis Data
Tahap analisis data merupakan langkah pengumpulan informasi tentang
diri peserta didik beserta latar belakanganya. Informasi atau data yang dikumpulkan
mencakup segala aspek kepribadian peserta didik sejauh dapat dijangkau, seperti
kemampuan, minat, motivasi, kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya. Tujuan dari tahap
analisis yaitu untuk mengetahui secara mendalam dan luas tentang masalah yang

3
http://afreliansristiyani.wordpress.com/2014/01/16/laporan-diagnosis-kesulitan-belajar/(Diunduh
tanggal 10 Oktober 2018 jam 06.00 )

5
dihadapi oleh peserta didik serta untuk memberikan bantuan yang tepat pada peserta
didik.
Pada tahap analisis data dikumpulkan secara mendalam dan disajikan dalam bentuk yang
terorganisir. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan
data. Berikut ini ada beberapa alat pengumpul data non tes yang digunakan untuk
mengumpulkan data kasus.
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau alat pengumpul data yang dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah
pada tujuan tertentu terhadap responden yang dituju.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik perekaman data/keterangan/informasi
tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap
kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku
seseorang yang tampak, apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Pengumpulan
data melalui observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap subyek yang diamati.
c. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh data tentang aspek-
aspek yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari di rumah, kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik di rumah, hubungan antara orangtua peserta didik dengan
peserta didik, serta hubungan peserta didik dengan saudaranya. Dengan melakukan
kegiatan kunjungan rumah ini maka dapat digunakan untuk melengkapi data yang sudah
ada dan dari data tersebut penidik harus memiliki keterampilan untuk
menginterpretasikan data yang telah diperoleh dari kunjungan rumah dengan data yang
sudah diperoleh sebelumnya.
d. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi
dengan cara mempelajari data-data yang berkaitan dengan subyek yang diteliti.
Data-data hasil pengumpulan data non-tes diperoleh data sebagai berikut:
a) Peserta didik sering membolos sekolah.

6
b) Peserta didik sering telat bayar spp.
c) Pulang sekolah peserta didik tidak langsung pulang ke rumah.
d) Peserta didik sering terlihat melamun di dalam kelas saat pelajaran.
e) Sering mengantuk dan kurang bersemangat di kelas.
f) Sering menyontek ketika ujian.
g) Peserta didik jarang belajar meski ada ujian.
h) Peserta didik tidak punya jadwal belajar.
i) Peserta didik tidak pernah mengemukakan pendapat.
j) Peserta didik sering keluar malam dengan teman-teman geng motonya.
k) Nilai rapor peserta didik yang menurun.

2) Sintesis
Sintesis adalah usaha untuk merangkum, menggolong-golongkan, dan
menghubung-hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis yang telah
disusun rapi sehingga menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri peserta didik.
Dari sintesis ini akan diperoleh pemahaman secara keseluruhan tentang siapa
diri peserta didik sebenarnya, serta gambaran masalah apa yang dihadapi peserta
didik.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa peserta
didik mengalami masalah salah pergaulan. Peserta didik malas belajar, sering
membolos, kurang bersemangat mengikuti pelajaran, mengantuk dan bosan pada saat
belajar.

3) Diagnosis
Diagnosis merupakan suatu tahapan untuk mencoba menemukan penyebab
timbulnya masalah yang dihadapi peserta didik. Berdasarkan data yang telah didapat,
penyebab timbulnya masalah peserta didik sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri klien
1) Peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaran.
2) Peserta didik selalu memikirkan balapan dan taruhan saat proses pembelajaran.
3) Peserta didik malas belajar.

7
b. Faktor yang berasal dari luar diri klien
1) Peserta didik bergaul dengan teman-teman geng motor.
2) Peserta didik kurang mendapat perhatian dari orangtua.

4) Prognosis
Prognosis merupakan suatu tahap untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi apabila permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak segera
mendapat bantuan.
Apabila masalah yang dihadapi peserta didik tidak segera diatasi, maka
kemungkinan yang dapat terjadi adalah:
a. Peserta didik bisa tertangkap polisi jika terus mengikuti balap liar.
b. Peserta didik akan ketinggalan pelajar
c. Peserta didik bisa tidak lulus UAN.
d. Prestasi belajar peserta didik akan semakin menurun.
Apabila masalah yang dihadapi peserta didik dapat segera diatasi, maka
kemungkinan yang akan terjadi adalah:
a. Peserta didik dapat menggunakan waktu secara baik dan teratur untuk menghadapi
UAN.
b. Peserta didik tidak akan ketinggalan pelajaran.
c. Prestasi belajar peserta didik akan meningkat.
d. Peserta didik dapat menyadari resiko balap liar.
e. Peserta didik dapat membanggakan orangtuanya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prognosis adalah keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi
dasar pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan kegiatan
penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberikan
kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar. Adapun pertanyaan
yang harus diajukan menggunakan rumus 5W+1H.
Definisi Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan hasil
akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari patogenesis dan kehadiran
faktor risiko penyakit. Prognosis muncul setelah diagnosis dibuat dan sebelum
rencana perawatan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai