Anda di halaman 1dari 6

Tugas 6

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PELAYANAN KONSELING


“PERMASALAHAN DIAGNOSIS DAN PRAGNOSIS”

Oleh :
Vanny Anggraini
20010049

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed.
Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.
Ifdil, S.HI, S.Pd., M.Pd., Ph.D Kons
Indah Sukmawati, M.Pd., Kons.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
PEMBAHASAN

Pengertian diagnosa dan prognosa dalam BK

Langkah diagnosis adalah langkah untuk menetapkan masalah berdasarkan


analisis latar belakang yang menjadi sebab timbulnya masalah. Dalam langkah
ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi
latar belakang dan diduga mempunyai keterkaitan dengan gejala yang
dihadapinya. Dalam pelaksanaannya, langkah diagnosis dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi mengenai latar belakang
gejala yang nampak baik yang berada di dalam dirinya maupun di luar dirinya
atau lingkungan. b. Melakukan analisis dan sintesis terhadap informasi latar
belakang yang telah terkumpul. c. Berdasarkan analisis dan sintesis kemudian
diperkirakan jenis dan bentuk masalah yang ada pada peserta didik.

Langkah prognosis adalah menetapkan alternatif tindakan bantuan yang


akan diberikan berdasarkan hasil diagnosis. Rumusan akhir dari langkah
diagnosis adalah mengenai jenis dan bentuk masalah berdasarkan hasil analisis
dan sintesis. Strategi yang digunakan dalam prognosis dapat melalui 3 cara
yakni: a. Strategi intruksional, layanan bantuan diberikan secara terpadu
dengan kegiatan belajar mengajar. b. Strategi interaktif dilaksanakan dalam
bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa yang menghadapi masalah
baik secara individual maupun kelompok. c. Pendekatan sistem yakni bantuan
diberikan dengan menciptakan suasana sekolah yang baik membuat kegiatan-
kegiatan yang menyenangkan dan sebagainya.

 Sebagai layanan profesional, layanan bimbingan dan konseling tidak bisa


dilakukan secara sembarangan, tetapi harus dilakukan secara tertib sesuai
dengan prosedur tertentu, yang umumnya terdiri dari enam tahap, yaitu: (A)
Identifikasi kasus, (B) Identifikasi masalah, (C) Diagnosis, (D) Prognosis; (E)
Pengobatan, (F) Evaluasi dan Tindak Lanjut.
A. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik


yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Robinson (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga memerlukan layanan
bimbingan dan konseling.

B. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik


kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam konteks Proses
Belajar Mengajar, peserta didik dapat mengeluarkan terkait dengan aspek: (1)
secara substansial - materi, (2) struktural -fungsional, (3) perilaku.Untuk
mengidentifikasi kasus dan masalah peserta didik, Prayitno dkk. telah
mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa
yang disebut Alat Mengungkapkan Masalah (AUM). Instrumen ini sangat
membantu untuk menemukan kasus dan mendeteksi lokasi kesulitan yang
dihadapi oleh siswa, tentang aspek-aspek: (1) jasmani dan kesehatan, (2) diri ,
(3) hubungan sosial, (4) ekonomi dan keuangan, (5 ) karir dan pekerjaan, (6)
pendidikan dan pembelajaran, (7) agama, nilai dan moral; (8) keadaan dan
hubungan keluarga, dan (9) waktu senggang.
C. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor penyebab atau


menyebabkan masalah peserta didik. Belajar Mengajar dalam konteks faktor-
faktor yang menyebabkan kegagalan peserta didik untuk belajar, dapat dilihat
dari segi input, proses, atau out put belajar. W.H. Burton dibagi menjadi dua
faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar atau kegagalan siswa, yaitu:
(1) faktor internal, faktor besumber peserta didik dalam dirinya sendiri, seperti:
kondisi fisik dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kean, emosi, sikap dan lainnya
psikologis kondisi, dan (2) faktor eksternal, seperti lingkungan rumah,
lingkungan sekolah termasuk guru dan faktor lingkungan sosial dan sejenisnya.

D. Prognosis

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami


peserta didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif
solusi, ini dilakukan dengan mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil
langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini harus
dilaksanakan konferensi kasus pertama, melibatkan pihak-pihak yang terkait
dengan masalah yang dihadapi siswa untuk diminta bekerja sama untuk
membantu menangani kasus - kasus di tangan.

E. Pengobatan

Langkah ini merupakan upaya untuk melaksanakan perbaikan atau


penyembuhan masalah yang dihadapi klien, berdasarkan keputusan yang
diambil dalam langkah prognosis. Jika jenis dan sifat serta sumber masalahnya
masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih tetap dalam
kemampuan dan kemampuan guru pembimbing atau konselor, bantuan
konseling dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri
(intervensi langsung ), melalui berbagai layanan pendekatan yang tersedia,
apakah itu direktif, non-direktif atau eklektik yang menggabungkan kedua
pendekatan tersebut.
F. Evaluasi dan Follow Up

Cara apapun yang akan diambil, evaluasi upaya pemecahan masalah masih
harus dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh tindakan bantuan
(treatment) yang telah diberikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
oleh peserta didik.Berkenaan dengan evaluasi bimbingan dan konseling,
Depdiknas (2003) telah memberikan kriteria keberhasilan layanan bimbingan
dan konseling adalah:

1. Pengembangan wawasan baru yang diperoleh peserta didik yang berkaitan


dengan masalah.

2. Perasaan positif sebagai hasil dari proses dan materi yang disampaikan
melalui layanan.

3. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik setelah


pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut untuk
mengatasi masalah yang dialami.

Anda mungkin juga menyukai