Anda di halaman 1dari 19

X

MAKALAH
“Langkah-Langkah Dan Tekhnik Bimbingan Konseling”

(Mata Kuliah : Pengantar BKI)

Dosen Pengampu :

NUR CAHAYA NASUTION, MA

Disusun oleh :

SARA ARDILA (2013000043)

PRODI : BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

SEMESTER II

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

X
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat


limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah PENGANTAR BKI.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu


serta menambah wawasan tentang “Langkah-langkah Bimbingan dan
Konseling”. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan


kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penulis pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.

Jambi, Maret 2021

Pemakalah

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN DAN KONSELING.......................2


B. PROSES LANGKAH-LANGKAH PELAKSAAN BIMBINGAN DAN
KONSELING..................................................................................................5
C. LANGKAH-LANGKAH LAYANAN BIMBINGAN...................................9
D. TEKHNIK BIMBINGAN KONSELING.......................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................15

a. KESIMPULAN...............................................................................................15
b. SARAN............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan dan konseling sangat diperlukan di dunia


pendidikan. Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membantu
siswa di sekolah secara manusiawi. Baik bagi yang bermasalah
maupun yang tidak bermasalah. Di dalamnya terdapat berbagai
strategi untuk mendapatkan data yang kemudian diolah untuk
ditemukan cara tepat mengatasi siswa. Selanjutnya akan diterapkan
kepada para siswa.

Dalam melakukan tugas dan fungsi Bimbingan dan Konseling


mempunyai beberapa langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah
ini merupakan sebuah proses yang tidak rumit, namun butuh
profesionalitas guru Bimbingan dan Konseling untuk melakukannya.
Untuk itu pemakalah akan menguraikan pembahasan ini dalam
makalah kami.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Langkah-langkah bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana Proses langkah-langkah pelaksanaan bimbingan dan
konseling?
3. Bagaimana Langkah-langkah layanan bimbingan?
4. Bagaimana Tekhnik bimbingan konseling?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui langkah-langkah Bimbingan konseling
2. Untuk mengetahui Proses langkah-langkah bimbingan konseling
3. Untuk mengetahui langkah langkah layanan bimbingan konseling
4. Untuk mengetahui Teknik bimbingan konseling

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam memberikan bimbingan terdapat langkah-langkah


sebagai berikut1 :

1. Langkah Identifikasi Anak

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal anak beserta


gejala-gejala yang tampak. Dalam langkah ini, pembimbing
mencatat anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan memilih
anak yang perlu mendapat bimbingan terlebih dahulu.

2. Langkah Diagnosis

Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan


masalah yang dihadapi anak berdasarkan latar belakangnya.
Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan
data dengan memadakan studi terhadap anak, menggunakan
berbagai studi terhadap anak, menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ditetapkan masalah
yang dihadapi serta latar belakangnya.

3. Langkah Prognosis

Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis


bantuan yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak.
Langkah prognosis ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam
langkah diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalahnya dan latar
belakangnya. Langkah prognosis ini, ditetapkan bersama setelah
mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai factor.

4. Langkah Terapi

Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau


bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan
dalam langkah prognosis. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak

1
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Bandung, Pustaka Setia 2010, hlm. 95-96

2
3

waktu, proses yang kontinyu, dan sistematis, serta memmerlukan


pengamatan yang cermat.

5. Langkah Evaluasi dan Follow Up

Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui


sejauhmanakah terapi yang telah dilakukan dan telah mencapai
hasilnya. Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat
perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.

Sementara menurut Tohirin, dalam Proses Bimbingan dan


Konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu: (1)
menentukan masalah, (2) mengumpulkan masalah, (3) analisis
data, (4) diagnosis, (5) prognosis, (6) terapi, dan (7) evaluasi atau
follow up.2

a. Menentukan masalah

Menentukan masalah dapat dilakukan dengan terlebih


dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus)
yang dialami oleh siswa.

b. Mengumpulkan masalah

Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam


BK. Selanjutnya adalah mengumpulkan data siswa yang
bersangkutan. Data siswa yang dikumpulkan harus secara
komprehensif (menyeluruh).

c. Analisis data

Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya


dianalisis. Dari analisis data akan diketahui siapa siswa dan apa
sesungguhnya masalah yang dialami oleh siswa tersebut.

d. Diagnosis

2
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007, hlm.317
4

Diagnosis adalah upaya untuk menemukan faktor-faktor


penyebab atau yang melatar belakangi timbulnya masalah siswa.
Prognosa  adalah salah satu usaha menetapkan jenis bantuan yang
harus diberikan kepada siswa untuk mengatasi kesulitannya.

e. Prognosis

Prognosis merupakan langkah perkiraan yang dapat


diterapkan atau kemungkinan bantuan. Prognosis merupakan
kesimpulan awal terhadap suatu kasus untuk memberikan
terapi atau langkah selnjutnya.

f. Terapi

Langkah ini berupa usaha untuk melaksanakan bantuan


ataupun bimbingan kepada seseorang yang bermasalah, sesuai
dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah yang
ketiga (Prognosis). Usaha pemecahan ini dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk bantuan, antara lain layanan individual,
layanan kelompok, pengajaran perbaikan, pemberian
pengajaran dan sebagainya.3

g. Evaluasi atau follow up

usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang


telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutnya yanf didasari
hasil evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya
pemberian bimbingan.4

B. PROSES LANGKAH-LANGKAH PELAKSAAN BIMBINGAN


DAN KONSELING

3
Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Padang:  Angkasa raya padang,
1987, hlm. 86-87

4
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 150-153.
5

Di suatu sekolah menengah, seorang guru melaporkan kepada


guru pembimbing bahwa muridnya yang bernama Budi menunjukkan
gejala kelainan dengan murid-murid yang lain. Ia sering tidak masuk
sekolah, kemauan belajar berkurang, suka menyendiri, mudah
tersinggung, tidak mau mencatat pelajaran, tidak pernah membawa
buku dan alat-alat tulis, dan sebagainya. Setelah menerima laporan,
guru pembimbing mulai mengumpulkan keterangan mengenai diri
anak tersebut, yaitu mengenai alamat, tanggal lahir, orang tuanya,
pekerjaan orang tuanya, dan lain-lain. Mulailah guru pembimbing
menetapkan bahwa Budi perlu dibantu secara khusus.

Langkah pertama:

Mengadakan penelitian terhadap diri Budi beserta latar


belakangnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
pemahaman yang sebaik-baiknya tentang masalah atau kesulitan
yang sebenarnya sehingga dapat ditetapkan jenis bantuan yang
dapat diberikan kepada Budi. Dalam langkah ini guru pembimbing
mulai mengumpulkan dokumen-dokumen sekolah tentang diri
Budi, seperti buku induk, raport, daftar absen, dan sebagainya
sehingga ia mendapatkan data sebagai berikut:

1. Budi masuk kelas satu dalam umur satu tahun leih tua
dari murid-murid lainnya.
2. Ia pernah tidak naik kelas.
3. Ia tergolong anak yang pandai dalam pelajaran
menggambar.
4. Ia tergolong anak pendiam, tidak suka mengajukan
pertanyaan.

Langkah kedua:

Budi dipanggil untuk diajak berwawancara. Kepadanya


dijelaskan bahwa guru bermaksud untuk membantunya, bukan
menghukumnya. Pada mulanya, Budi memang merasa ragu-ragu
untuk menjawab, tetapi, setelah dijelaskan maksudnya ia
mengatakan bahwa ia selalu merasa malu, malas belajar, bodoh,
6

rendah diri, tidak mampu karena umurnya lebih tua dari teman-
temannya yang lain. Hal ini dirasakannya sejak ia tidak naik kelas.

Dikatakan pula bahwa di rumah nya selalu dimarahi oleh


ibunya, dan ia di rumah bekerja membantu ibu dengan terpaksa.
Ayahnya melarang bercita-cita menjadi ahli montir mobil. Ia paling
senang pada pelajaran menggambar dan ingin seperti kawan-
kawannya yang lain. Pada akhir wawancara, Budi merasa puas
karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan ia berjanji
akan datang lagi bila diperlukan oleh guru pembimbing.

Langkah ketiga:

Guru pembimbing mengunjungi orang tua murid (orang tua


Budi). Orang tuanya menerima kedatangan guru pembimbing
dengan ramah tamah kedua orang tuanya mengharapkan agar
anaknya (Budi) dibimbing sebaik-baiknya. Dalam kunjungan dan
wawancara itu, guru pembimbing memperoleh keterangan sebagai
berikut:

1. Ayah budi adalah sopir taksi, yang jarang sekali yang


ada di rumah.
2. Ibu Budi adalah penjual sayur di pasar.
3. Budi adalah anak laki-laki satu-satunya yang diharapkan
oleh keluarganya sebab semua saudaranya perempuan.
4. Penghasilan orang tua Budi hanya cukup untuk makan
saja.
5. Suasana di rumah kurang baik sebab kedua orang tuanya
jarang sekali di rumah.
6. Masih banyak lagi keterangan yang lain.

Langkah keempat:

Budi diajak ke klinik untuk di periksa kesehatannya.


Dikatakan oleh dokter bahwa Budi tidak memiliki kelainan-
kelainan. Otaknya pun sehat, tidak ada gangguan, hanya diperoleh
keterangan bahwa Budi pernah sakit thypus.
7

Untuk membuktikan keterangan dokter ini, diadakan tes


untuk seluruh murid kelas enam. Hasilnya menunjukkan bahwa:

1. Tingkat kecerdasan Budi tergolong normal atau rata-rata.


2. Ia memiliki bakat mekanis yang tinggi.
3. Ia mudah tersinggung dan sangat memerlukan
dorongan.

Kemudian diadakan pula lomba mengarang dengan dua


judul untuk dipilih, yaitu:

a. Keadaan di rumahku
b. Cita-citaku setelah tamat sekolah

Dari kedua judul itu, Budi memilih judul pertama. Ia


menceritakan keadaan keluarganya yang tidak memuaskan
baginya. Ayahnya yang tidak pernah di rumah, dan ibunya sering
marah-marah. Ia menginginkan menjadi seorang montir mobil
yang cakap.

Dari beberapa langkah tersebut, guru pembimbing dapat


mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Kesulitan Budi:
 Kesulitan dalam belajar
 Kurang percaya pada diri sendiri

b. Latar belakangnya ialah:


 Kekecewaan ketika tidak naik kelas
 Suasana rumah yang tidak menyenangkan
 Ada bakat yang tidak dapat berkembang
 Umur yang lebih tua dari teman-temannya

Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru pembimbing


bersama-sama dengan guru kelas dan kepala sekolah mengadakan
pertemuan untuk membicarakan tindakan yang akan diambil.
Pertemuan tersebut menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
8

1. Jenis bantuan yang akan diberikan ialah:


 Bimbingan dalam kesulitan belajar.
 Bimbingan pribadi dalam menyelesaikan konflik pribadi
2. Langkah-langkah yang akan ditempuh ialah:
 Mengadakan wawancara khusus secara teratur dan
sistematis.
 Mengadakan approach dengan orang tua siswa dengan
mengunjungi rumah home visit) atau dipanggil ke
sekolah.
 Mengadakan kunjungan ke objek-objek tertentu
(karyawisata).
 Memeberikan keterangan-keterangan yang baik yang ada
hubungannya dengan diri anak tersebut.
 Memberikan bantuan khusus terhadap mata pelajaran
yang kurang.

Setelah diterapkan langkah-langkah hasil pertemuan ini,


sebagian kesulitan belajar Budi dapat diatasi, dan ia telah
memperoleh harga dirinya kembali. Pertentangan batin yang
disebabkan ayah dan ibunya telah dapat diselesaikan.5

C. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Ada beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling, diantaranya:

a. Layanan Individual (langkah-langkahnya sudah dijelaskan pada


pembahasan pertama)

5
Anas Salahudin, Op.cit., hlm. 93-95.
9

b. Layanan Kelompok (Bimbingan Kelompok)

Dalam hal iini guru BK menjadi pembimbing yang berperan


merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok dalam
membantu terselenggaranya kegiatan secara baik dan menilai proses
dinamika kelompok

Dalam layanan ini akan dibagi menjadi beberapa jenis kelompok:

1. Kelompok Tugas : Yaitu kelompok yang berdasarkan  adanya suatu


tugas yang akan dilaksanakan/diselesaikan.
2. Kelompok bebas  : Kelompok yang pada waktu terbentuknya,
belum mempunyai tugas yang akan diselesaikan dalam hal ini,
anggota bersama pimpinan kelompok merumuskan bersama apa-
apa yang akan dikerjakan.

Tugas anggota kelompok:

a) Membantu terbinanya keakraban dalam kelompok.


b) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam
kelompok.
c) Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk membantu tercapainya
tujuan bersama.
d) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik.
e) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh
kelompok

Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok

1. Berkumpulnya sejumlah orang yang akan menjadi anggota


kelompok (tahap awal).
2. Pelibatan anggota dalam kehidupan suatu kelompok (tahap
pembentukan), missalnya dengan saling memperkenalkan diri
termasuk pemimpin kelompok.
3. Tahap peralihan.
4. Pelaksanaan kegiatan. Dan
5. Pengakhiran kegiatan.
10

Penilaian Terhadap Bimbingan Kelompok akan dilihat pada


berhasil tidaknya kehidupan sebuah kelompok yang tergantung
pada :

a) Hubungan yang dinamis


b) Tujuan bersama.
c) Hubungan besarnya kelompok dengan sifat kegiatan
kelompok.
d) Itikat dan sikap terhadap orang lain
e) Kemampuan mandiri.
c. Pengajaran Perbaikan atau Remedial Teaching yaitu usaha pemberian
bantuan terhadap seseorang siswa yang mengalami masalah atau
kesulitan dalam belajar.

       Langkah-Langkahnya:

a. Penelaahan terhadap status siswa dalam hubungannya dengan


materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan langkah ini, ada 3 hal
yang perlu dilaksanakan; 1) Tujuan-tujuan khusus yang
diharapkan siswa yang bersangkutan pada saat kesuliatan itu
tampak. 2) Teknik-teknik apa yang dapat dipergunakan. 3)
Menemukan perbedaan antara tujuan yang diharapkan dengan
perbuatan nyata yang telah dimiliki siswa
b. Perkiraan terhadap sebab-sebab kesulitan belajar yang di alami
siswa tersebut. Ada 3 hal pokok yang perlu dilakukan
sehubungan dengan langkah ini yaitu: 1) Mengetahui serta
menyusun berbagai kemungkinan yang beralasan tentang
faktor yang mungkin merupakan sebab kesulitan belajar siswa.
2) Menilai dan menentukan alasan yang paling tepat atau yang
paling mendekati kenyataan. 3) Menarik kesimpulan tentang
sebab-sebab itu.
c. Pemecahan kesulitan belajar. Langkah ini meliputu 3 hal; 1)
Menentukan teknik yang dapat digunakan untuk membantu
memecahkan kesulitan belajar. 2) Memilih teknik penilaian
yang paling tepat digunakan untuk menilai sejauh mana
keberhasilan pemecahan kesulitan tersebut. 3) Menelaah hasil
penilaian tersebut terhadap cara pemecahan kesulitan belajar
yang telah dilakukan.
d. Pemberian Pengayaan
11

Pengayaan merupakan suatu bentuk bantuan yang


diberikan kepada siswa yang cepat dalam belajar. Siswa cepat
belajar adalah siswa yang cepat dalam menerima pelajaran yang
diberikan kepadanya. Pengayaan ini meliputi:

1) Penyediaan bahan bacaan yang ada sangkut pautnya dengan


topik yang sedang dipelajari.
2) Penyediaan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran
wajib.
3) Penyediaan laborat, work shop, dan sebagainya.
4) Penyediaan program pengajaran individual.

Langkah-Langkahnya

a) Menemukan siswa yang perlu memperoleh program


pengayaan.
b) Memberikan informasi kepada sekolah misalnya oleh
konselor pendidikan sehubungan dengan siswa yang cepat
belajar.
c) Pemberian bantuan (jenis-jenis pengayaan) sesuai dengan
kebutuhan siswa yang bersangkutan serta program
pengayaan yang disediakan sekolah.

e. Pemberian Informasi

Pemberian informasi merupakan sejenis bantuan terhadap


masalah yang diperkirakan akan dialami oleh seorang/sekelompok
siswa. Informasi yang akan diberikan meliputi:

1) Kehidupan sekolah yang sedang mereka tempati misalnya


tentang kurikulum sekolah,  jurusan-jurusan yang ada di
sekolah, peraturan-peraturan sekolah dan sebagainya.
2) Kehidupan sekolah/perguruan tinggi yang mungkin dimasuki
siswa; misalnya tentang kehidupan di perguruan tinggi, syarat-
syarat memasuki perguruan tinggi, fakultas/jurusan yang
tersedia.

Langkah-Langkah Pemberian Informasi


12

a. Menemukan masalah-masalah serta penyebab-penyebab


masalah yang memerlukan pemberian informasi, misalnya
adanya kenyataan bahwa banyak diantara siswa yang
mengeluh karena mereka merasa jurusan yang mereka pilih
tidak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta cita-
cita hidup mereka.
b. Memberikan bantuan atau informasi sesuai dengan apa yang
mereka butuhkan.6

D. TEKHNIK BIMBINGAN KONSELING

Teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dan


macam pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok, dan
pendekatan secara individual. Pendekatan secara kelompok disebut
juga dengan bimbingan kelompok (Group guidance), dan pendekatan
secra individual disebut juga penyulilhan individual (Individual
counseling).

a. Bimbingan Kelompok

Teknik ini dipergunakan untuk membantu murid atau


sekelompok murid memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok.
Bentuk  khusus teknik bimbingan kelompok adalah; home room
program,  karya wisata (Field Trip), diskusi kelompok, kegiatan
kelompok dan organisasi  murid.

1. Home Room Program

Teknik home room program adalah suatu program yang


dilakukan diluar jam pelajaran untuk membicarakan hal-hal
yang berhubungan dengan siswa, agar siswa bebas
mengutarakan isi hati dan masalah yang  dihadapinya.

2. Karya Wisata (Field Trip)

Selain bcrfungsi sebagai kegiatan rekreasi, karya wisata


juga dapat dijadikan sebagai kegiatan kelompok. Karena siswa

6
Syahril dan Riska Ahmad, Op.cit., hlm. 87-98
13

dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan


kelompok. Selain itu dalam teknik ini siswa juga dapat
mengamati secara langsung objek-objek yang ada sehingga
dapat mengembangkan bakat serta cita-citanya.

3. Diskusi  Kelompok

Dalam kegiatan ini sebaiknya dibentuk kelompok kecil


yang terdiri dari 4 sampai 5 orang agar siswa aktif dan berperan
serta dalam mendiskusikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan masalah belajar.

4. Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok ini sangat baik bagi siswa karena


individu mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dengan
sebaik-baiknya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
hidup tanpa orang lain, oleh karena itu dengan adanya kegiatan
kelompok banyak pekerjaan tertentu yang berhasil.

5. Organisasi  Murid

Organisasi murid sangat bermanfaat bagi individu,


karena melatih siswa   dalam   mengembangkan   sikap  
kepemimpinannya  dan menjadikan siswa sebagai individu
yang bertanggung jawab terhadap amanat yang
dipercayakan kepadanya.

a. Konseling Idividual (Individual  counseling). Konseling merupakan


salah satu teknik pemberian yang bersifat langsung (face to face)
dengan mengadakan wawancara antara konselor dengan klien.
Dan masalah-masalah yang diselesaikan biasanya masalah pribadi.
Pada umumnya dikenal tiga teknik khusus dalam konseling, yaitu:

1. Directive counseling
Yaitu teknik konseling yang bersifat mengarahkan
siswa dalam mengambil tindakan atau keputusan yang
sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya. Dalam
teknik ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif,
sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan
14

koselor. Jadi dalam teknik ini yang lebih banyak berperan


adalah konselor.
2. Non directive counseling
Yaitu teknik yang tidak bersifat mengarahkan, karena
yang lebih banyak berperan adalah siswa sedangkan
konselor hanya mendengarkan cerita dari siswa tersebut
sambil mencari jalan keluar masalah yang sedang 
dihadapinya.
3. Eclectic counseling
Yaitu memilih diantara teknik-teknik konseling yang
paling tepat untuk klien. Seorang konselor akan berhasil
menjalankan tugasnya tidak hanya berpegang pada satu
teknik atau pendekatan saja, akan tetapi bisa digunakan
secara bersama-sama guna mencapai hasil  yang lebih baik
lagi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Langkah-langkah bimbingan dan konseling meliputi langkah


identifikasi anak, langkah diagnosis, langkah prognosis,
langkah terapi, dan langkah evaluasi dan follow up.
2. Proses langkah-langkah bimbingan dan konseling adalah
menerapkan langkah-langkah bimbingan konseling tersebut ke
dalam suatu kasus yang dihadapi anak.
3. Tiap layanan Bimbingan dan Konseling mempunyai langkah-
langkah tersendiri sesuai dengan jenis layanannya.

B. SARAN

Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat menambah


wawasan kita tentang bimbingan dan konseling

15
DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut dan Desak Made Sumiati.  Pedoman Praktis Bimbingan


Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syahril dan Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling.


Padang:  Angkasa Raya Padang.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai