Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KEBUTUHAN GIZI AUD DAN PENILAIAN STATUS GIZI”

(Mata Kuliah : Kesehatan Dan Gizi AUD)

Dosen Pengampu :

Latansa Hafizotun, M.Pd.I

Disusun oleh :

Sukmawati (1912000103)
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Langkah-Langkah Seni Bercerita Untuk Anak Usia Dini” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas ibu Latansa Hafizotun, M.Pd.I sebagai dosen pengampu di mata
kuliah Kesehatan dan Gizi AUD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Langkah-Langkah Seni Bercerita Untuk Anak Usia
Dini” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 1 Febuari 2023

Sukmawati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN BERCERITA.....................2


B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA....5
C. MANFAAT DAN TUJUAN BERCERITA BAGI ANAK USIA DINI.......7
D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PEMBELAJARAN MELALUI
CERITA.........................................................................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................................10

A. KESIMPULAN..............................................................................................10
B. SARAN..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting. Artinya,


bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif
dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
(Gafur, 1989).

Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa


dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki
karakteristik yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara
belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia
dini  salah satu karakteristik anak adalah Anak belajar paling baik jika apa
yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan,
bermakna, menarik, dan fungsional. 

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Metode Pembelajaran Bercerita?
2. Apa Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui Bercerita?
3. Apa Manfaat Dan Tujuan Bercerita Bagi Anak Usia Dini?
4. Apa Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Melalui Bercerita?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu makanan.
2. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui Bercerita
3. Untuk mengetahui Manfaat Dan Tujuan Bercerita Bagi Anak Usia Dini
4. Untuk mengetahui Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Melalui
Bercerita

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN BERCERITA

Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak. Biasanya
cerita disukai anak, yaitu cerita yang berkaitan dengan dunia binatang.1

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar


bagi anak PAUD dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak PAUD.

Menurut Abudin Nata, Metode bercerita adalah suatu metode yang


mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat
alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap
perasaan. Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.

Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan


keluarga, sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan
menjadi pengalaman bagi anak di PAUD yang bersifat unik dan menarik yang
menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita
sampai tuntas.2

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara
lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan
pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka metode
bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi
anak didik.

1
Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Kencana Media Prenada Grup, 2010), hal, 175.
2
Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Universitas Terbuka, 2006, Hal. 10.13.

2
3

Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk


memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan
berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian
rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang
lebih efektif.3

Untuk dapat bercerita dengan baik, guru sebaiknya memperhatikan


hal-hal sebagai berikut:

1. Menguasai isi cerita secara tuntas


2. Memiliki keterampilan bercerita
3. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus
4. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
5. Menciptakan situasi emisional sesuai dengan tuntutan cerita

Kemampuan guru bercerita dengan baik harus didukung dengan cerita


yang baik pula. Kriteria pemilihan cerita adalah berikit ini:

1. Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri.
Kalau cerita itu menarik dan memikat perhatian, maka guru akan
bersungguh sungguh dalam menceritakan kepada anak secara
mengasikkan.
2. Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat
anak, supaya memiliki daya tarik terhadap perhatian anak dan
terlibat aktif dalam kegiatan bercerita.
3. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan
mencerna isi cerita anak  PAUD.
4. Cerita itu harus cukup pendek, dalam rentangan jangkauan waktu
perhatian anak.

3
Luh Ayu Tirtayani,dkk, Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini, Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2014, Hal. 9.
4

Berkaitan denga penyampaian cerita, terdapat beberapa macam teknik


bercerita yang dapat dipergunakan. Berikut ini akan dibahas teknik-teknik
yang bisa digunakan oleh guru dalam membacakan cerita:4

1. Membaca Langsung Dari Buku Cerita


Bercerita dengan membacakan langsung dari buku cerita dapat
dilakukan jika guru memiliki buku cerita yang sesuai dengan anak.
2. Bercerita Dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar Dari Buku
Teknik bercerita ini dapat dipilih guru jika cerita yang akan
disampaikan pada anak terlalu panjang terinci. Penggunaan ilustrasi
gambar dapat menarik perhatian anak, sehingga teknik bercerita ini
akan berfungsi dengan baik.

3. Menceritakan Dongeng
Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan
budaya yang berupa nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi
yang berikutnya.

4. Bercerita Dengan Menggunakan Papan Flannel


Teknik bercerita ini dapat dipilih jika guru ingin menekankan
urutan cerita serta karakter tokoh cerita.

5. Bercerita Dengan Menggunakan Media Boneka


Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan
tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan
akan mewakili tokoh-tokoh cerita yagn disampaikan.

6. Dramatisasi Suatu Cerita


Teknik bercerita dengan dramatisasi seperti ini adalah bercerita
dengan cerita memainkan perwatakkan tokoh-tokoh dalam suatu cerita

4
Ali Nugraha & Yeni Rachmawati, Metode Pengembangan Sosial Emosional, Jakarta : Universitas
Terbuka, 2004, Hal. 2-5.
5

yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal


(Gordon, Browne, dalam Moeslichatoen R, 1996). Cerita yang
disampaikan adalah cerita yang disukai oleh anak.

7. Bercerita Sambil Memainkan Jari-Jari Tangan


Bercerita dengan teknik ini memungkinkan guru berkreasi
dengan menggunakan jari tangnnya sendiri. Guru dapat menciptakan
bermacam-macam cerita dengan memainkan jari tangan, sesuai dengan
kreativitas guru masing-masing.  

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA


Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar
bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum
melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang
kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara
sistematis. Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:5
1. Menetapkan Tujuan Dan Tema Yang Dipilih Untuk Kegiatan Bercerita
Tujuan kegiatan bercerita ada dua yaitu: memberikan informasi
tentang nilai-nilai sosial, moral atau keagamaan. Tema dipilih
berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan serta berdasarkan pada
kehidupan anak di dalam keluarga, disekolah, atau di masyarakat.

2. Menetapkan Bentuk Bercerita Yang Dipilih


Misalnya bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita,
menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel, dst.

3. Menetapkan Bahan Dan Alat Yang Diperlukan Dalam Kegiatan


Bercerita
Sesuai dengan bentuk bercerita yang telah dipilih yakni bercerita
dengan membaca buku, maka guru menyiapkan buku yang sesuai

5
Ibid. Hal. 2-5.
6

dengan tema cerita serta memperlihatkan kepada anak gambar-gambar


yang ada pada buku tersebut.

4. Menetapkan Rancangan Langkah-Langkah Kegiatan Bercerita, Yang


Terdiri Dari:
a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita
Mengkomunikasikan tujuan dan tema merupakan
pemberian informasi tentang tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan bercerita serta tema yang dipilih.

b. Mengatur tempat duduk


Setting yang bisa dipilih guru diantaranya anak duduk
melingkar di atas tikar atau karpet, atau anak duduk di kursi
dengan format setengah lingkaran.
 Melaksanaan kegiatan pembukaan,
 Mengembangkan cerita yang dituturkan guru,
 Menetapkan teknik bertutur,
 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi
cerita.

5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita


Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta
tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk
cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan
baik.
Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat
perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman
dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita.
Rancangan penelitian kegiatan bercerita mengacu pada
rancangan pelaksanaan kegiatan, serta tujuan dan tema yang dipilih
7

sebelumnya. Dalam rancangan kegiatan telah ditetapkan bahwa tujuan


bercerita adalah:
a. Menanamkan kepekaan dan keterangan terhadap penderitaan
orang lain,
b. Menanamkan kesukaan menolong orang lain,
c. Menanamkan kecintaan kepada orang lain.

C. MANFAAT DAN TUJUAN BERCERITA BAGI ANAK USIA DINI


1. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini           
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di
Taman Kanak-kanak, patut dipertimbangkan. Terlebih jika dikaji manfaat
kegiatan bercerita bagi pencapaian tujuan PAUD (Moeslichatoen R,
1996):
a. Bagi anak usia PAUD mendengarkan cerita yang menarik yang
dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang
mengasyikan.
b. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan
kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan
sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan
keluarga, sekolah, dan luar sekolah.
c. Bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan sosal, nilai-
niali moral dan keagamaan.
d. Kegitan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih
mendengarkan.
e. Memungkinkan anak mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
f. Memungkinkan pengembangan dimensi perasaan anak PAUD.
g. Metode bercerita dipergunakan guru untuk memberikan
informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang
yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
8

h. Membantu anak membangun bermacam peran yang


memungkinkan dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang
ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.

2. Tujuan Kegiatan Bercerita Bagi Anak Usia Dini


Pemilihan metode pembelajaran bertujuan untuk membantu
menstimulasi perkembangan nilai agama dan moral pada anak. Salah
satunya yaitu dengan menerapkan metode bercerita. Tujuan metode
bercerita menurut Fadlillah, (2014:172) digunakan seseorang sebagai
upaya untuk mendidik anak, dengan bercerita guru dapat menanamkan
nilai-nilai atau pelajaran yang terkandung dari isi cerita.6
Berbagai nilai-nilai moral, pengetahuan dan sejarah dapat
disampaikan melalui cerita, misalnya menceritakan atau mengisahkan
kisahpara nabi dalam berdakwah guna untuk menegakkan kebenaran dan
ketauhidan Secara umum kegiatan bercerita memiliki tujuan agar :
a. Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama
yang terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat
menghayatinya dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan
lingkungan sosial yang perlu diketahui oleh anak. Lingkungan fisik
berkaitan dengan segala sesuatu yang ada disekitar anak selain
manusia.

Tujuan metode bercerita adalah sebagai bahan pertimbangan


untuk siswa atau anak dalam menerapkan pengalaman pembelajaran baik
buruk yang dapat diambil dari suatu kejadian atau suatu peristiwa,
sehingga dari permasalahan yang pernah ada berdasarkan cerita tersebut
bisa dijadikan acuan untuk dapat bertindak atau berperilaku dan bersikap
lebih baik.

6
Martini Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak
Pedoman bagi Orang Tua dan Guru. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
9

D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN


MELALUI BERCERITA
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak
usia dini, khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang
hendak diinternalisasikan kepada anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:
1. Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat
senang dengan cerita-cerita.7
2. Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini
dapat menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui
contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong anak untuk
melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari perbuatan
buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
3. Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.

Adapun kelemahannya antara lain:

1. Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga


peran aktif anak sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu
mengkolaborasikan metode ini dengan metode-metode yang lainnya
seperti tanya jawab dan bernyanyi.
2. Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang
baik, sehingga anak tertarik dengan cerita yang dibawakannya
sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan diterima anak dengan
baik.

7
Baharudin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz Media, 2015), hal, 41.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara
lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan
pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka
metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan
kondisi anak didik.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui Bercerita:
a. Menetapkan Tujuan Dan Tema Yang Dipilih Untuk Kegiatan Bercerita
b. Menetapkan Bentuk Bercerita Yang Dipilih
c. Menetapkan Bahan Dan Alat Yang Diperlukan Dalam Kegiatan
Bercerita
d. Menetapkan Rancangan Langkah-Langkah Kegiatan Bercerita
e. Menetapkan Rancangan Penilaian Kegiatan Bercerita
3. Manfaat Dan Tujuan Bercerita Bagi Anak Usia Dini:
a. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini           
 Bagi Anak Usia Paud Mendengarkan Cerita Yang Menarik Yang
Dekat Dengan Lingkungannya Merupakan Kegiatan Yang
Mengasyikan.
 Guru Dapat Memanfaatkan Kegiatan Bercerita Untuk
Menanamkan Kejujuran, Keberanian, Kesetiaan, Keramahan,
Ketulusan, Dan Sikap-Sikap Positif Yang Lain Dalam Kehidupan
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Dan Luar Sekolah.
 Bercerita Juga Memberikan Sejumlah Pengetahuan Sosal, Nilai-
Niali Moral Dan Keagamaan.
b. Tujuan Metode Bercerita Adalah Sebagai Bahan Pertimbangan Untuk
Siswa Atau Anak Dalam Menerapkan Pengalaman Pembelajaran Baik
Buruk Yang Dapat Diambil Dari Suatu Kejadian Atau Suatu Peristiwa,
Sehingga Dari Permasalahan Yang Pernah Ada Berdasarkan Cerita

10
Tersebut Bisa Dijadikan Acuan Untuk Dapat Bertindak Atau
Berperilaku Dan Bersikap Lebih Baik.

4. Kekurangan Dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Melalui Bercerita:


a. Dapat Meningkatkan Motivasi Anak Untuk Belajar Sangat Sesuai
Untuk Pendidikan Afektif (Nilai), Tidak Membutuhkan Banyak Alat
Dan Media Pembelajaran.
b. Adapun Kelemahannya Antara Lain:
 Dalam Pembelajaran Ini Biasanya Guru Lebih Dominan,
 Guru Dituntut Untuk Benar-Benar Menguasai Teknik Bercerita
Yang Baik

B. SARAN

Akhirnya saya ucapkan syukur kepada Allah atas segala pertolongan


dan petunjuk-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan segala keterbetasan. Saya menyedari bahwa karya ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karenanya, penulis mengaharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari semua pihak demi menuju kepada perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi saya, khususnya dan pembaca pada
umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Acep Yoni, Sri Kunthi Ambarwati, & Herry Purwanto. (2010). Menyusun
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia

Ari Prasasti. (2012). Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Show


and Tell pada Anak TK Kelompok B di TK ABA Kasihan. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Iskandarwassid & Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia bekerja
sama dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Martha Christianti. (2012). Bahasa Anak Usia Dini. Handout Perkuliahan.


Yogyakarta: FIP UNY.

Martini Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman


Kanak-kanak Pedoman bagi Orang Tua dan Guru. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


Depdikbud

12

Anda mungkin juga menyukai