Anda di halaman 1dari 17

Makalah

TUGAS PEMBELAJARAN MIKRO

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH

NAMA : MOH. SYAHRIR

NIM : A 311 18 042

KELAS : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN P. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas
nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan sehingga masih diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan Tugas Mata Pembelajaran Mikro. Shalawat serta salam kita
haturkan kepada junjungan kita, panutan kita, dan suri tauladan kita Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran Mikro. Makalah ini dibuat dengan semaksimal mungkin, dengan
mengambil sumber terpercaya dari jurnal, artikel, maupun e-book, dengan
keterbatasan literatur buku offline karena hingga kini dunia masih menghadapi
pandemi covid-19, sehingga belum bisa mencari sumber literatur buku ditempat-
tempat umum seperti perpustakaan, toko buku, dan sebagainya.

Oleh karena itu, kami sadar bahwa dalam proses pembuatan makalah ini
masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami membutuhkan kritik
dan saran yang berdsifat membangun agar kedepannya lebih baik lagi dalam
membuat makalah.

Palu, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I.........................................................................................................................................

PENDAHULUAN......................................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................

BAB II........................................................................................................................................

PEMBAHASAN........................................................................................................................

2.4 EVALUASI BERFUNGSI SEBAGAI PENGUKUR KEBERHASILAN......................

2.5 MANFAAT PELAKSANAAN EVALUASI...................................................................

2.6 MANFAAT UNTUK SISWA..........................................................................................

BAB III.....................................................................................................................................

PENUTUP................................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................

3.2 SARAN...........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keterampilan dasar mengajar adalah kecakapan atau kemampuan pengajar
dalam menjelaskan konsep terkait dengan materi pembelajaran. Dengan demikian
seorang pengajar harus mempunyai persiapan mengajar, antara lain harus
menguasai bahan pembelajaran mampu memilih strategi, metode dan media,
penguasaan kelas yang baik, serta menentukan system penilaian yang tepat.
Keterampilan dasar mengajar sangat penting dimiliki oleh seorang pengajar sebab
pengajar memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu
pengajar harus memiliki keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar
mengajar (basic teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan khusus
yang harus dimiliki oleh pengajar (guru, dosen, instrukiur atau widyaiswara) agar
dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif, efisien dan professional.
Dengan demikian keterampilan dasar mengaiar berkenaan dengan sejumlah
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
seorang pengajar dalam melaksanakan tugas membelajarkan.1

Menurut Zainal Asril, keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan,


pembentukan penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan dasar.2
Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan guru mengajar merupakan
salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki
keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik
yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah
3

1
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instruksional dan Sumber Belajar Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
2
Zainal Asril. 2011. Micro Teaching: Disertai dengan Program Pengalaman Lapangan. Jakarta:
Rajawali
3
Hamzah B. Uno. 2014. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan membimbing secara perorangan
5. Keterampilan mengelola kelas
6. Keterampilan membimbing diskusi kecil
7. Keterampilan mengadakan variasi

1.3 TUJUAN
1. Agar mengetahui keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. Agar mengetahui keterampilan menjelaskan
3. Agar mengetahui keterampilan bertanya
4. Agar mengetahui keterampilan membimbing secara perorangan
5. Agar mengetahui keterampilan mengelola kelas
6. Agar mengetahui keterampilan membimbing diskusi kecil
7. Agar mengetahui keterampilan mengadakan variasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PEMBELAJARAN


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan
dasar mengajar yang harus mampu dikuasai bagi guru maupun calon guru. Hal
tersebut bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik. Menurut Zainal Asril, keterampilan dasar adalah keterampilan standar
yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. 4 Seberapa besar
keberhasilan cara guru membuka dan menutup pembelajarannya sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan dari keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran adalah upaya seorang guru kepada peserta didik
untuk mengarahkan materi yang akan dipelajari sehingga diharapkan peserta didik
sudah siap dan tertarik dengan pelajaran yang akan dipelajarinya. Sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru untuk merangkum inti
pelajaran pada akhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan dari
belajarnya5.

Menurut Marno, keterampilan membuka dan menutup pelajaran


merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus mampu dikuasai bagi guru
maupun calon guru. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik.6 Seberapa besar keberhasilan cara guru membuka
dan menutup pembelajarannya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran adalah
upaya seorang guru kepada peserta didik untuk mengarahkan materi yang akan
dipelajari sehingga diharapkan peserta didik sudah siap dan tertarik dengan
pelajaran yang akan dipelajarinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
4
Zainal Asril. 2011. Op.cit. Hal. 67
5
Dewi Purwati. 2017. Penguasaan Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Pendidikan Kimia Angkatan 2013 di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Skripsi:
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
6
Marno & M. Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar
yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
adalah keterampilan guru untuk merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan
pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan dari belajarnya. Komponen-
komponen yang harus dikuasai guru dalam keterampilan membuka pelajaran
meliputi:

1) Membangkitkan perhatian/minat peserta didik, agar peserta didik


mengikuti hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat berupaya
membangkitkan perhatian dan minat peserta didik dengan beberapa cara
antara lain: menggunakan gaya mengajar yang bervariasi, menggunakan
alat bantu mengajar dan mengguakan pola interaksi yang bervariasi.
2) Menimbulkan motivasi, unsur penting untuk menimbulkan suatu motivasi
adalah perhatian dan minat dari peserta didik. Motivasi belajar yang tinggi
akan membantu mengkonsentrasikan perhatian dan minatnya terhadap hal-
hal yang akan dipelajari, sehingga dapat dengan mudah mencapai tujuan
dari belajar. Berbagai cara untuk menimbulkan motivasi belajar pada
peserta didik antara lain: guru harus bersemangat dan antusias dalam
membuka pelajaran, menimbulkan rasa ingin tahu tentang apa yang akan
dipelajari oleh peserta didik, mengemukakan ide yang tampaknya
bertentangan, dan memperhatikan serta memanfaatkan hal-hal yang sedang
menjadi perhatian peserta didik7.

Selain itu, kegiatan menutup pembelajaran dapat didefinisikan sebagai


pengarahan perhatian peserta didik kepada penyelesaian tugas tertentu atau urutan
kegiatan pembelajaran8. Sedangkan menurut Zainal Asril, menutup pembelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau
kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,

7
Dewi Purwati. Op.cit. Hal 14-15
8
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instruksional dan Sumber Belajar Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Hal. 211
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan dalanm proses
belajar mengajar9.

2.2 KETERAMPILAN MENJELASKAN


Menurut Brown, menjelaskan adalah memberikan pengertian kepada
orang lain10. Kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan mengajar yang sangat
penting dan menjadi inti dari sebuah pembelajaran. Penjelasan sangat diperlukan
oleh peserta didik karena yang tertulis di dalam buku belum berarti dapat difahami
oleh peserta didik langsung. Menjelaskan pada dasarnya adalah mempermudah
peserta didik untuk memahami bahan pelajaran melalui penuturan secara lisan
mengenai bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana.
Penjelasan sangat diperlukan oleh peserta didik karena yang tertulis di dalam buku
belum berarti dapat difahami oleh peserta didik langsung. Menjelaskan pada
dasarnya adalah mempermudah peserta didik untuk memahami bahan pelajaran
melalui penuturan secara lisan mengenai bahan pelajaran yang disampaikan secara
sistematis dan terencana.11

Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang harus dikuasai guru


diantaranya12:

1) Orientasi
Dengan memberikan orientasi berarti sama dengan mengarahkan
peserta didik pada pokok materi yang akan dipelajari untuk menjadi
suatu kerangka yang lebih luas.

2) Bahasa yang sederhana


9
Zainal Asril. 2011. Micro Teaching: Disertai dengan Program Pengalaman Lapangan. Jakarta:
Rajawali. Hal. 82, dalam Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan
Kompetensi Guru (Suatu Proses Pembelajaran Micro). Jurnal el-Ghiroh. Vol. XII. No 1. Hal 137
10
George Brown. 1991. Pengajaran Mikro: Program Keterampilan Mengajar (Terjemahan
Laurens Kaluge). Surabaya: Airlangga
11
Dewi Purwati. 2017. Penguasaan Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Pendidikan Kimia Angkatan 2013 di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Skripsi:
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Hal
12
Ibid. Hal. 19-21.
Kejelasan suatu penjelasan sangat dipengaruhi oleh bahasa yang
digunakan oleh gurunya. Bahasa yang baik yaitu bahasa yang dalam
pengucapannya jelas, bicaranya lancar tapi tidak terlalu cepat, tidak menggunakan
kata-kata sisipan, sederhana, dan singkat tetapi mudah untuk difahami oleh
peserta didik.

3) Penggunaan contoh/ilustrasi

Untuk lebih meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang


sifatnya abstrak, guru dapat menggunakan contoh yang nyata, kongkret dan jelas
yang sesuai dengan daya tangkap peserta didiknya. penggunaan contoh/ilustrasi
ini dirasa lebih efektif sehingga dapat meningkatkan cara berfikir kritis peserta
didik.

4) Struktur/sistematika

Untuk memudahkan peserta didik dalam menangkap penjelasan guru, tata


susunan atau cara-cara penjelasan harus ditunjuk dengan jelas, sehingga siswa
dapat dengan mudah membedakan mana yang pokok dan mana yang bukan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah menekankan materi yang
pokok dengan berbagai variasi suara, mimik, gerak-gerik badan dan menggunakan
tanda isyarat.

5) Variasi

Bila keadaan dalam suatu pembelajaran kurang menguntungkan,


kemungkinan besar peserta didik tidak akan berminat untuk belajar. Variasi dalam
menjelaskan sangat diperlukan yaitu dengan cara penyampaian materi yang
berbeda (tidak monoton), metode yang menarik, serta diselingi dengan pola
interaksi yang beragam.

6) Umpan balik (feedback)

Dalam memberikan sebuah penjelasan, guru tidak hanya bicara sendiri,


melainkan guru juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan kefahamannya atau ketidakfahamannya. Guru dapat memberikan
pertanyaan singkat tentang materi yang dijelaskan sehingga guru dapat mendengar
jawaban dari pendapat peserta didik dan guru juga dapat menganalisa seberapa
jauh peserta didik dapat menyerap pelajarannya.

2.3 KETERAMPILAN BERTANYA


Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan guru
untuk mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, keterampilan dalam bertanya
memegang peranan yang penting. Hal tersebut dikarenakan dapat meningkatkan
partisipasi dan keefektifan pembelajaran dari peserta didik. Oleh sebab itu,
keterampilan serta kelancaran bertanya dari seorang guru perlu untuk
ditingkatkan.13

Keterampilan bertanya memerlukan pemahaman dan latihan dari seorang


pengajar. Pengajar diharapkan dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan
bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan
efisien akan dapat menimbulkan perubahan perilaku, baik pada pengajar maupun
dari peserta didik. Pengajar yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan
berubah menjadi banyak mengundang interaksi peserta didik, sedangkan peserta
didik yang sebelumnya pasif mendengarkan keterangan pengajar akan berubah
menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mengemukakan pendapat.14

Adapun dampak positif dari pemberian pertanyaan dalam proses belajar mengajar
yaitu:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar-mengajar;


2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah
yang sedang dihadapi atau dibicarakan;

13
Dewi Purwati. Ibid.
14
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instrukjsional dan Sumber Belajar Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Hal. 215
3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu
sendiri sesungguhnya bertanya;
4) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik;
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.15

2.4 KETERAMPILAN MEMBIMBING SECARA PERORANGAN


Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Pengajaran
ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab
yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada
siswa, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. Secara fisik bentuk
pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk
kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.16 Pada dasarnya bentuk
pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil. Hakekat dari sistem pengajaran ini adalah terjadinya
hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa,
siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, siswa
mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan siswa dilibatkan
dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar. Peranan guru dalam pengajaran ini
adalah sebagai organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi
(narasumber) bagi siswa, motivator bagi siswa untuk belajar, penyedia materi dan
kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa, pembimbing kegiatan belajar siswa
(konselor), dan sebagai peserta kegiatan belajar.

2.5 KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

15
Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
16
Mas Roro Diah Wahyulestari. 2018. Ketrampilan Dasar Mengajar di Sekolah Dasar. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi: Membangun Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan
Karakter pada Era IR 4.0. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hal. 206
Mengelola kelas dapat diartikan sebagai upaya menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal terkait dengan proses pembelajaran.
Sedangkan keterampilan mengelola kelas berarti kemampuan pengajar
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang
optimal dapat tercapai jika pengajar mampu mengatur peserta didik dan sarana-
prasarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan
pengelolaan kelas yang baik diharapkan akan tercipta kondisi belajar yang optimal
bagi peserta didik dan mengembalikan ke kondisi belajar yang optimal apabila
terdapat gangguan dalam proses pembelajaran.17

Selain itu, menurut Mas Roro Diah Wahyulestari, pengelolaan kelas


adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan
bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.18

Tujuan keterampilan mengelola kelas ialah:

a) Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individual


terhadap perilaku (behavior)-nya
b) Membantu peserta didik mengerti arah perilaku yang sesuai
c) Menimbulkan rasa tanggung jawab pada setiap peserta didik dalam tugas
dan berperilaku positif.19

17
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instrukjsional dan Sumber Belajar Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
18
Mas Roro Diah Wahyulestari. Op.cit. Hal. 206
19
Ibid.
2.6 KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI
Pembelajaran menuntut tidak hanya guru yang aktif tetapi peserta didik
juga harus aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menghindarkan peserta didik
yang cenderung pasif dalam pembelajaran, guru harus membuat
kelompokkelompok kecil dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak semua
pembicaraan dalam kelompok kecil dinamakan dengan diskusi, yang dimaksud
dengan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses interaksi yang melibatkan
sekelompok individu secara menyeluruh untuk tujuan membagi informasi,
membuat keputusan, dan memecahkan masalah secara kooperatif dan terarah.20
Diskusi dapat dipandang sebagai suatu perbincangan dengan tujuan tertentu 21.
Diskusi merupakan proses interaksi verbal secara teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal. Tujuan pengajar
membimbing diskusi kelompok bertujuan agar22:

a) Proses diskusi kelompok yang dilakukan oleh peserta didik dapat berjalan
baik dan mencapai hasil yang diharapkan secara efisien dan efektif.
b) Proses berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi konsep,
mengambil keputusan, atau memecahkan masalah dapat berjalan baik

2.7 KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


Keterampilan mengadakan variasi diadakan karena faktor kebosanan yang
disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton akan
mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan
sekolah menurun. Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan

20
Dewi Purwati. 2017. Penguasaan Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Pendidikan Kimia Angkatan 2013 di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Skripsi:
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Hal 31
21
George Brown. 1991. Pengajaran Mikro: Program Keterampilan Mengajar (Terjemahan
Laures Kaluge). Surabaya: Erlangga. Hal. 135
22
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instrukjsional dan Sumber Belajar Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
yang harus dikuasai oleh seorang guru di era modern seperti sekarang ini. Dalam
proses belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan oleh guru yang monoton dapat
membuat peserta didik jenuh dan bosan. Dengan begitu peserta didik akan
kehilangan konsentrasinya dalam belajar, sehingga dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan variasi belajar dimaksudkan agar
menarik perhatian peserta didik, membangkitkan motivasi belajar, serta menjaga
kestabilan proses pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Keterampilan
bervariasi dalam mengajar memiliki beberapa komponen yang tercakup di
dalamnya, antara lain sebagai berikut:

1) Variasi gaya mengajar


Variasi dalam gaya mengajar dapat ditunjukkan dengan berbagai
macam cara diantaranya bagaimana guru menggunakan variasi
suaranya dalam mengajar, mimik dan gestural, memberikan waktu
diam sejenak, pemusatan perhatian, kontak pandang, dan perubahan
posisi guru untuk mempertahankan perhatian peserta didik dan
menjaga peserta didik dari kebosanan.
2) Variasi media pengajaran
Variasi media belajar adalah penggunaan media secara beraneka ragam
antara jenisjenis media belajar yang ada. Penggunaan media belajar
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran peserta didik
sehingga lebih mudah memahami materi yang sedang diajarkan. Media
belajar yang dipergunakan dapat dibedakan menjadi media dengar,
media pandang (lihat), dan media dengar.
3) Variasi pola interaksi
Interaksi belajar mengajar dapat divariasikan dengan berbagai cara
seperti metode dan strategi pembelajaran yang diguanakan. Pola
interaksi yang dapat digunakan oleh guru yaitu pola interaksi antara
guru dengan peserta didik, atau antara peserta didik dengan peserta
didik yang lain
Selain itu, variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu sebagai calon guru perlu
melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut. Keterampilan mengadakan
variasi ini adalah variasi dalam metode mengajar guru, variasi penggunaan media
dan bahan-bahan pengajaran, dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi ini yaitu :

1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-


aspek belajar-mengajar yang relevan,
2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal baru,
3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang lebih baik,
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang disenanginya.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengajar adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru
dalam menyajikan materi pelajaran, mentransfer ilmu pengetahuan, penguasaan
materi pelajaran dan memilih metode yang tepat.
3.2 SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan agar
kedepannya kami lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Purwati. 2017. Penguasaan Delapan Keterampilan Dasar Mengajar
Mahasiswa Pendidikan Kimia Angkatan 2013 di Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang. Skripsi: Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
George Brown. 1991. Pengajaran Mikro: Program Keterampilan Mengajar
(Terjemahan Laurens Kaluge). Surabaya: Airlangga
Hamzah B. Uno. 2014. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi
Guru (Suatu Proses Pembelajaran Micro). Jurnal e-Ghiroh. Vol. XII No. 1
Marno & M. Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan
Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Mas Roro Diah Wahyulestari. 2018. Ketrampilan Dasar Mengajar di Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi: Membangun
Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suwarna, dkk. 2013. Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional (Pekerti). Pusat Pengembangan Kurikulkum Instruksional
dan Sumber Belajar Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Zainal Asril. 2011. Micro Teaching: Disertai dengan Program Pengalaman
Lapangan. Jakarta: Rajawali

Anda mungkin juga menyukai