Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR, MODEL PEMBELAJARAN,


DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
1. ASTI KURNIA DEWI SAPUTRI NPM. 5021205
2. VIVI WIDIANA SAPUTRI NPM. 5021208
3. FEDILLA ROSSA TRIYANTI NPM. 5021233
4. TIARA AMELIA PUTRI NPM. 5021236
5. DEKA YULIANA AUDIYA NPM.5021244
6. ARIF HIDAYAT NPM. 5021235
7. FIRDHA MAHARANI NPM.5021212
8. SHELLA AL MAIMUNAH NPM. 5021024
9. MELKA AMALIA NPM.5021034

KELAS : IV F (ENAM F)
MATA KULIAH : PENGAJARAN MIKRO
DOSEN PENGAMPU : TRI JULI HAJANI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI LUBUKLINGGAU
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat


Allah SWT,karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat meyelesaikan
makalah kami sebagaimana mestiya. Shalawat serta salam juga tak lupa pula kami
limpahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW selaku tokoh reformasi bagi kita
sekalian yang mengajarkan kepada kebenaran khusunya pada umat muslim yang telah
menunjukkan kepada kita jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap
teguh pendirian sampai hari ini.
Makalah ini dibuat guna memenuhi kewajiban kami selaku mahasiswa dalam
rangka memenuhi tugas yang telah diberikan dan merupakan pra-syarat dalam
memperoleh nilai pada mata kuliah "PENGAJARAN MIKRO". Makalah ini
disusun berdasarkan referensi yang ada, serta merupakan gabungan dari teman-teman
serta dari Dosen pengampu, yang inti dari makalah ini adalah membahas tentang
“DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR, MODEL PEMBELAJARAN,
DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN ”. Dalam penyusunan materi ini, kami
sadar sepenuhnya atas segala kekurangan dan kesempurnaan sehingga di butuhkan
masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga Allah
SWT. selalu menyertai dan meridhoi kita bersama dalam upaya ikut mencerdaskan
kehidupan yang berbudi pekerti luhur. Amin Ya RabbalAlamin. Wassalamualaikum
Wr.Wb.

Lubuklinggau, 25 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................2

C. TUJUAN.............................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR...................................................3

B. MODEL PEMBELAJARAN...........................................................................11

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN...............................................................15

BAB III.......................................................................................................................22

PENUTUP..................................................................................................................22

A. KESIMPULAN................................................................................................22

B. SARAN.............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keterampilan mengajar adalah kunci dalam kesuksesan proses pembelajaran.
Guru yang efektif membutuhkan berbagai keterampilan untuk menyampaikan
materi secara jelas, menarik, dan dapat dimengerti oleh siswa. Keterampilan
mengajar adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran dengan efektif kepada siswa. Ini mencakup
kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan mengelola kelas, kemampuan
untuk memotivasi siswa, kemampuan untuk menyajikan materi secara menarik
dan mudah dipahami, serta kemampuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan sistematis yang digunakan
dalam menyampaikan materi dan memfasilitasi pembelajaran. Berbagai model
pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan
pembelajaran langsung mempengaruhi cara guru menyampaikan materi dan cara
siswa belajar.untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan
memotivasi siswa.Model pembelajaran mengacu pada berbagai pendekatan
sistematis yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran
dan memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa. Model-model ini mencakup
pembelajaran langsung, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, dan banyak lagi. Setiap model pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan model
pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan
siswa.
Pendekatan pembelajaran mengacu pada filosofi atau strategi yang menjadi
landasan bagi proses pembelajaran. Ini mencakup pendekatan konstruktivis,
behavioristik, dan humanistik, yang masing-masing menekankan peran siswa,
guru, dan lingkungan dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
adalah filosofi atau strategi yang menjadi dasar bagi proses pembelajaran. Ini

1
mencakup pendekatan konstruktivis, behavioristik, humanistik, dan kontekstual.
Pendekatan konstruktivis menekankan peran aktif siswa dalam konstruksi
pengetahuan mereka sendiri, sementara pendekatan behavioristik menekankan
pada penguatan perilaku yang diinginkan. Pendekatan humanistik menekankan
pada kebutuhan individual siswa dan pengembangan potensi penuh mereka,
sementara pendekatan kontekstual menekankan pentingnya konteks sosial dan
budaya dalam pembelajaran.
Di balik pembahasan keterampilan mengajar, model pembelajaran, dan
pendekatan pembelajaran, ada tujuan yang lebih besar dalam pendidikan, yaitu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan
intelektual, sosial, dan emosional siswa. Pendidikan terus berkembang seiring
waktu, sehingga penting bagi pendidik untuk terus mengembangkan
keterampilan mengajar mereka, mempertimbangkan model pembelajaran yang
tepat, dan mengadopsi pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dan perkembangan ilmu pengetahuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja delapan keterampilan dalam mengajar?
2. Apa yang dimaksut dnegan model pembelajaran?
3. Apa yang dimaksut dengan pendekatan pembelajaran?

C. TUJUAN
1. Agar mengetahui apa saja delapan keterampilan dalam mengajar.
2. Agar mengetahui model dalam pembelajaran.
3. Agar mengetahui pendekatan dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR


Turney dalam Alma, dkk. (2009: 12) menyatakan bahwa keterampilan dasar
mengajar terdiri dari delapan hal, yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan
mengelola kelas dan menumbuhkan disiplin, keterampilan memberi stimulus
secara bervariasi, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka pertemuan, keterampilan mengajar secara
kelompok, keterampilan untuk mengembangkan pola berfikir, dan keterampilan
mengajar secara individual. Di sini terlihat bahwa ada banyak keterampilan yang
harus dikuasai oleh seorang guru dengan baik dan benar. Kedelapan keterampilan
ini dapat dikuasai dengan baik oleh seorang guru dengan cara banyak berlatih
pada berbagai situasi kelas yang berbeda.
Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang pengajar dapat
dibedakan menjadi 8 macam, berikut uraiannya :
1. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi
pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan
yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik .
a. Tujuan keterampilan bertanya
1) Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran
2) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4) Melatih peserta didik berfikir divergen
5) Menumbuhkan kebiasaan menghargai pendapat orang lain
6) Menumbuhkan sikap kreatif pada peserta didik
7) Mencapai tujuan pembelajaran
b. Jenis-jenis pertanyaan

3
1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan ditujukan kepada salah satu
peserta didik
2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan
kepada seluruh kelas
3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4) Pertanyaan factual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
5) Pertanyaan yang diarahkan kembali yaitu pertanyaan yang
dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6) Pertanyaan memimpin (leading Question) yaitu pertanyaan yang
jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.
2. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah
keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan
lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan
sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan
baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan
belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang
berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
a. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah.
c. Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya,
dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

4
e. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil,
dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
3. Keterampilan Menggunakan Variasi
Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi adalah
keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja dibuat untuk
memberikan kesan unik. Keterampilan menggunakan variasi merupakan
keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemmapuan dalam
mengajar untuk memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasana
pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan antusius
dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
a. Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni:
1) Variasi gaya mengajar seperti variasi suara, kontak pandang,
pemusatan perhatian, kesenyapan, mimik dan gerak, dan pergatian
posisi dalam kelas,
2) Variasi penggunaan media dan bahan ajar, dan
3) Variasi pola interaksi.
b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1) Menghilangkan kejemuan dalammengikuti proses belajar
2) Mempertahankan kondisi optimal belajar
3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik . Memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1) Variasi dalam penggunaan media
2) Variasi dalam gaya mengajar
3) Variasi dalam penggunaan metode
4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

5
4. Keterampilan Memberikan Penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya
peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
a. Tujuan Penggunaan Keterampilan Memberi Penguatan
1) Menimbulkan perhatian peserta didik
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
4) Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5) Mengembalikan dan mengubah sikap negative peserta dalam belajar
kea rah perilaku yang mendukung belajar
b. Jenis-Jenis Penguatan
1) Penguatan verbal
2) Penguatan gestural
3) Penguatan dengan cara mendekatinya
4) Penguatan dengan cara sambutan
5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6) Penguatan berupa tanda atau benda
5. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan
pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari peserta didik
sehingga peserta didik siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan
keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan membantu peserta
didik dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti
pokok bahasan yang telah dipelajari.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal
dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih

6
dahulu guru harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian
peserta didik pada materi yang akan dipelajari. Contohnya dengan
menimbulkan motivasi dan memberi acuan atau struktur pelajaran dengan
menunjukkan tujuan atau kopetensi dasar secara indikator hasil belajar, pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu belajar
kepada peserta didik. Demikian pula sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih
dahulu guru harus menutup pelajaran, misalnya dengan memberikan
rangkuman atau mengadakan evaluasi.
Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga pada
setiap awal dan akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya, seorang guru
dalam mengwali dan mengakhiri satu penggal inti pokok-pokok materi
pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
Contohnya, membuka pelajaran dengan mengaitkan antara inti pokok materi
yang sudah dikuasai peserta didik misalnya materi definisi dan kegunaan
transformasi dalam kehidupan sehari-hari dengan inti pokok materi yaitu
pemecahan masalah dalam bentuk soal dan setiap inti pokok materi yang
sudah dipelajari peserta didik juga harus dituup dengan sebuah pemantapan
atau evaluasi materi dengan cara mengajukkan sebuah pertanyaan dan
memberikan kesimpulan materi tersebut.
a. Tujuan Membuka Dan Menutup Pelajaran
1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap
pelajaran yang akan dibicarakan
2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan
yang akan dibicarakan
3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam
pelajaran
4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan
dikerjakan
b. Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

7
1) Dalam membuka pelajaran harus member makna kepada peserta didik,
yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan
bahan yang akan disampaikan
2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan
tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut Nampak jelas dan
logis
3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan
menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh
peserta didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani
kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peseerta
didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap
kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan,
bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedan-perbedaan individual peserta
didik.
Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan:
a. Keterampilan dalam pendekatan pribadi
b. Keterampilan dalam mengorganisasi
c. Keterampilan dalam membimbing belajar
d. Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan KBM
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang

8
optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif
keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan peserta
didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah
a. mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan kemampuannya secara optimal
b. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat
merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
c. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila
terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan hindari
d. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
e. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinan peserta
didik belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual
peserta didik dalam kelas.
Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan peserta didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta
didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan kemampuan mengelola kelas
harus dimiliki oleh setiap guru, karena guru adalah pihak yang berhubungan
secara langsung dengan peserta didik. Guru harus mengetahui kondisi dan
kekhususan masing-masing kelas, baik yang menyangkut peserta didik
maupun yang menyangkut lingkungan fisiknya.
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas

9
a. Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam
perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya.
b. Kehangatan dan keantusiasan
c. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
d. Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
e. Tanamkan disiplin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki
disiplin diri
f. Menekankan hal-halpositif, memikirkan hal positif dan menghindarkan
konsentrasi pada hal negatif
8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan peserta
didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta
berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil adalah suau proses belajar yang dilakukan dalam
kerjasama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji
konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat
penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil.
a. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
b. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan
c. Rencanakan diskusi kelompok dengan sitematis
d. Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman diskusi

10
Komponen keterampilan guru dalam mengembangkan pembimbingan
kelompok kecil
a. Memperjelas masalah
b. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
c. Pemusatan perhatian
d. Menganalisa pandangan peserta didik

B. MODEL PEMBELAJARAN
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka yang terkonsep dan prosedur
yang sistematis dalam mengelompokkan pengalaman belajar agar tercapai
tujuan dari suatu pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran setra para guru dalam melakukan aktivitas kegiatan
belajar mengajar. Dengan demikian adanya model pembelajaran ini agar
kegiatan dalam belajar mengajar tersusun secara sistematis dan dapat tercapai
pada tujuan.
Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013:
172) model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan
pembelajaran, termasuk perilaku guru menerapkan dalam pembelajaran.
Model pembelajaran banyak kegunaannya mulai dari perencanaan
pembelajaran dan perencanaan kurikulum sampai perancangan bahan-bahan
pembelajaran, termasuk program-program multimedia.
Menurut Udin (dalam Hermawan, 2006:3) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

11
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Jadi model
pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi,
Teknik, metode, bahan, media, dan alat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah salah satu suatu
yang dirancang untuk mendesain proses dari belajar mengajar didalam kelas,
baik dari segi alat-alat yang digunakan, kurikulum yang dipakai, dan stratgi
atau metode yang dipakai guna membantu siswa agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Ciri Ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan,
strategi, metode dan teknik. Karena itu, suatu pembelajaran atau rencana
pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai
empat ciri khusus, yaitu rasional teoretis yang logis yang disusun oleh
penciptanya atau pengembangnya, landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), tingkah
laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil,
dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto, 2007).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
diuraikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran
merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti

12
pembelajaran di dalamnya ada implementasi model pembelajaran sesuai
dengan yang direncanakan.
Pada umumnya model-model mengajar yang baik memiliki sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dapat dikenali secara umum sebagai berikut:
a. Memiliki prosedur yang sistematik. Jadi, sebuah model mengajar
merupakan prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa,
yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.
b. Hasil belajar ditetapkan secara khusus. Setiap model mengajar
menentukan tujuan-tujuan khusus hasil belajar yang diharapkan dicapai
siswa secara rinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati. Apa yang
harus dipertunjukkan oleh siswa setelah menyelesaikan urutan pengajaran
disusun secara rinci dan khusus.
c. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan
secara spesifik dalam model mengajar.
d. Ukuran keberhasilan. Menggambarkan dan menjelaskan hasil-hasil belajar
dalam bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh siswa setelah
menempuh dan menyelesaikan urutan pengajaran.
e. Interaksi dengan lingkungan. Semua model mengajar menetapkan cara
yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan
lingkungan.

3. Manfaat Model Pembelajaran


Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi
oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan
dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa
(Mulyono, 2018: 90).
a. Bagi guru:
1) Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab
langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang

13
tersedia, tujuan yang hendak dicapai,kemampuan daya serap siswa,
serta ketersediaan media yang ada.
2) Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
3) Memudahkan untuk melakukan analisis terhadap perilaku siswa
secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.
4) Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam
merencanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka atau
menyempurnakan kualitas pembelajaran.
b. Bagi siswa:
1) Kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Memudahkan pembelajaran. siswa untuk memahami materi
3) Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti
pembelajaran secara penuh.
4) Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi di kelompoknya
secara objektif.

4. Macam-Macam Model Pembelajaran


Dibawah ini adalah beberapa macam model pembelajaran yang biasa
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pada model pembelajaran ini siswa akan belajar secara
berkelompok kecil secara kolaboratif yang pada setiap anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dan bersifat heterogen. Pada bembelajaran ini
memeliki dua tanggung jawab yakni belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesame anggota kelompok.
Beberapa kelebihan pada model pembelajaran ini diantaranya:
1) Selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat meningkatkan
hubungan social

14
2) Penggunaan model pembelajaran ini dapat memenuhi kebutuhan
siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah,
mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman peserta didik.
b. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa
heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah
memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja
individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan
kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi
nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games)
yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan
ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil
kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.Jika waktunya
memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan,
atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian
raport.

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran.
Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan,
sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya
(Rustaman, dkk. 2003). Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan
pendirian, filosofis, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Sementara, metode lebih bersifat prosedural atau proses yang teratur. Dapat
juga dikatakan bahwa metode merupakan jabaran dari pendekatan
(Nurgiyantoro, 1985; Susilo, 1997). Suatu pendekatan yang direncanakan
untuk suatu pembelajaran mungkin dapat digunakan beberapa metode.
Misalnya kita membahas topik pencemaran lingkungan, salah satu pendekatan
yang mungkin dapat digunakan adalah Science Technology and Society (STS)

15
atau Sains Teknologi dan Masyarakat (STM). Dalam melaksanakan
pendekatan ini dapat saja digunakan berbagai metode seperti ceramah,
eksperimen, tanya jawab, diskusi dan sebagainya.
Adapun pendekatan yang dibahas pada tulisan ini adalah pendekatan yang
sering dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran biologi.
a. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
dimulai dari yang khusus sampai atau menuju pada yang umum, atau
mulai dari contoh-contoh sampai pada suatu kesimpulan. Misalnya: hewan
akan mati, manusia akan mati, tumbuhan akan mati. Maka kesimpulannya
adalah: setiap makhluk hidup akan mati (karena semua yang disebutkan di
atas adalah makhluk hidup).
b. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif,
yaitu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang umum sampai atau
menuju pada yang khusus, atau dimulai dari kesimpulan sampai kepada
contoh-contoh. Misal kesimpulannya adalah: setiap logam bila dipanaskan
akan memuai. Maka uraiannya adalah: besi bila dipanaskan akan memuai,
tembaga bila dipanaskan akan memuai, emas bila dipanaskan akan
memuai, perak bila dipanaskan akan memuai, seng bila dipanaskan akan
memuai, dan seterusnya (karena semua yang disebutkan di atas adalah
termasuk logam).
c. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik untuk menemukan pengetahuan, ide, dan
informasi melalui usaha sendiri. Kata kunci pendekatan inkuiri adalah
menemukan sendiri. Pendekatan inkuiri mempunyai tahapan kerja,
sebagaimana para ahli menggunakan pendekatan ini dalam melakukan
eksperimen.

16
Menurut Seifer, (1991) inkuiri merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan tahapan secara berurut (order). Di lain
pihak. Callahan et al. (1994) mendefinisikan inkuiri sebagai suatu cara
yang kreatif dan open-ended dalam pencarian pengetahuan (as an open-
ended and creative way of seeking knowledge).
Tahapan kerja inkuiri sering juga dikenal dengan langkah-langkah
metode ilmiah, yaitu:
1) melakukan observasi (observation),
2) mengajukan pertanyaan (questioning).
3) mengajukan jawaban sementara (hypothesis),
4) mengumpulkan data (data gathering),
5) menarik kesimpulan (conclusion).
d. Pendekatan Diskoveri
Callahan et al. (1994) mengartikan diskoveri sebagai hasil pencarian
pengetahuan (discovery can be thought of as the result of seeking
knowledge). Di pihak lain, Seifer (1991) mengemukakan bahwa diskoveri
merupakan suatu pendekatan pembelajaran atau pendidikan yang
menuntut peserta didik menemukan ide-ide dan informasi melalui usaha
belajar sendiri dari materi yang telah diberikan kepada mereka. Sulit
memang membedakan secara tajam antara inkuiri dan diskoveri, dan sulit
pula dipisahkan satu sama lainnya, sehingga sering orang menggandeng
kedua istilah ini dengan sebutan pendekatan inkuiri- diskoveri.
e. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan yang mengarahkan
peserta didik memanfaatkan lingkungan sebabai sumber belajar.
Lingkungan artinya segala sesuatu yang berada di luar kita, baik berupa
lingkungan hayati maupun berupa lingkungan non hayati. Dalam
pelaksanaan pendekatan lingkungan umumnya peserta didik dibawa
belajar keluar kelas. Tapi, tidaklah mustahil dalam kondisi tertentu atau
untuk mempeserta didiki objek tertentu dapat dilakspeserta didikan

17
membawa lingkungan ke dalam kelas atau ke dalam laboratorium.
Misalnya untuk mempeserta didiki hewan atau tumbuhan tertentu dapat
ditugaskan peserta didik mencari dan membawanya ke kelas atau ke
laboratorium. Kecuali kita ingin mengamati tingkah laku hewan atau
karakteristik tumbuhan tertentu yang hidup secara alami atau pada kondisi
tertentu, bila dibawa akan dapat mengubah perilaku alaminya, hal
semacam ini tidak memungkinkan objek dibawa ke kelas atau
laboratorium. Begitu juga jika hewan atau tumbuhan itu besar dan
membahayakan juga tidak mungkin objek dibawa ke kelas atau ke
laboratorium.
f. Pendekatan konsep
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang mengarahkan peserta
didik untuk menguasi konsep secara benar. Pendekatan ini sangat penting
untuk menghindari peserta didik salah konsep (misconception). Materi
biologi sangat kaya dengan konsep. Oleh karena itu, pendekatan konsep
ini boleh dikatakan merupakan suatu keharusan dalam pembelajaran
biologi.
g. Pendekatan proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan yang berorientasi kepada
proses bukan kepada hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan
benar-benar menguasai proses. Misalnya peserta didik harus menguasai
bagaimana terjadinya proses pencernaan makanan mulai dari mulut
sampai ke anus, bagaimana terjadinya proses pernafasan, bagaimana
terjadinya proses fotosintesis, bagaimana terjadinya proses respirasi,
bagaimana terjadinya proses fertilisasi, dan sebagainya. Pendekatan proses
penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir, dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses,
peserta didik tidak hanya memahami proses tetapi juga dapat
mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
h. Pendekatan terpadu

18
Pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin bidang studi atau
bidang ilmu yang berpusat atau berfokus pada suatu masalah atau topik
atau projek, baik teoritis maupun praktis. Pendekatan terpadu bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara terintegrasi.
Pendidikan dikatakan bermutu jika dapat mengembangkan kompetensi
peserta didik secara menyeluruh, baik penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (kognisi), kepribadiannya (afeksi) maupun keterampilannya
(psikomotorik) secara optimal. Untuk mencapai ini salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah menerapkan pendekatan terpadu. Pendekatan
terpadu tidak hanya memadukan berbagai bidang studi, tetapi juga
memadukan berbagai macam pendekatan dan metode pembelajaran, serta
memadukan antara teori dan praktik
i. Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA) merupakan sutu
pendekatan yang menekankan kepada peserta didik untuk belajar secara
aktif. Jika peserta didik belajar aktif bukan berarti pula guru tidak perlu
aktif atau bersifat pasif saja. Sesungguhnya baik peserta didik maupun
guru adalah sama-sama aktif, peserta didik aktif belajar sementara guru
aktif merancang pembelajaran yang tepat, aktif memfasilitasi dan
membimbing, serta mengevaluasi peserta didik sehingga terjadi proses
pembelajaran yang optimal. Jika pembelajaran berjalan optimal maka
diprediksi tujuan pembelajaran akan dicapai dan hasil belajar yang
diperoleh juga diharapkan optimal. Sebenarnya banyak pendekatan
ataupun metode pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan CBSA,
di antaranya adalah pendekatan problem solving dan pendekatan inkuiri.
j. Pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang didasarkan
pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan autentik atau
membutuhkan penyelesaian yang nyata dari permasalahan tersebut.

19
Ciri-ciri dari model pembelajaran ini adalah
1) Permasalahan adalah langkah awal dalam belajar
2) Permasalahn memiliki perspektif ganda
3) Permasalahan menantang pengetahuan dan menimbulkan perspektif
baru
4) Belajar pengarahan diri menjadi utama
5) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam
6) Belajar menjadi kooperatif, kolaboratif dan saling komunikasi
7) Mencari solusi dari sebuah permasalahan
8) Keterbukaan dalam proses belajar mengajar
9) Pada prosesnya melibatkan evaluasi dan review pengalaman pada
peserta didik.
k. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pada model pembelajaran ini antara materi pembelajaran dan dunia
nyata saling dikaitkan kemudian membuat siswa mencari hubungan antar
pengetahuan yang mereka miliki dengan penerapannya dalam kehidupan
sebagai anggota masyarakat.
Model pembelajaran ini dapat menjadikan suatu pengalaman lebih
relevan dan berarti bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan
mereka karena model pelajaran ini mengaitkan materi yang dipelajari
dengan konteks kehidupan nyata dan dihun=bungkan dengan gaya belajar
siswa. Karakteristik model pembelajaran ini diantaranya:
1) Adanya kerjasama antara guru dengan peserta didik
2) Saling membantu
3) Belajar menjadi bergairah
4) Pembelajaran menjadi terintegrasi secara kontekstual
5) Penggunaan multimedia dan sumber belajar
6) Cara belajar siswa aktif
7) Bertukar pengetahuan antar teman
8) Siswa enjadi kritis dan guru lebih kreatif

20
9) Dinding dan lorog kelas penuh dengan karya siswa
Laporan belajar bukan hanya raport tapi juga hasil karya, laporan hasil
praktikum karangan siswa dan sebagainya.
l. Pendekatan Science, Technology and Society (STS)
Pendekatan STM merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
pendekatan keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan inkuiri
dan diskoveri, serta pendekatan lingkungan (Susilo1999). Pendekatan
STM berangkat dari isu-isu yang berkembang di masyarakat akibat
dampak kemajuan sains dan teknologi. Filosofi yang mendasari
pendekatan STM adalah filosofi konstruktivisme, yaitu peserta didik
menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya.
m. Pendekatan konstruktivistik
Konstruktivisme sebagian penulis menyebutnya sebagai filosofi,
seperti Suparno (1997); Nurhadi (2002). Misalnya Nurhadi (2002)
mengatakan bahwa konstruktivisme merupakan landasan berpikir
(filosofi) pendekatan CTL. Sebagian penulis yang lain (Arends, 1998)
mengemukakan bahwa konstruktivisme merupakan suatu pandangan
(perspective) belajar mengajar, dimana perserta didik membangun
pengetahuan dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Peran
guru di sini adalah meberikan atau menyediakan pengalaman yang
bermakna bagi peserta didik. Sementara, ada pula penulis yang menyebut
konstruktivisme ini sebagai pendekatan, seperti Nur (2001). Nur (2001)
mengatakan bahwa problem-based learning sejalan dengan pengajaran
top-down yang lebih ditekankan pada pendekatan konstruktivis.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Integrasi antara keterampilan mengajar, model pembelajaran, dan pendekatan
pembelajaran adalah kunci untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang
bermakna dan efektif bagi siswa. Guru yang terampil dalam mengembangkan
keterampilan mengajar mereka, memilih model pembelajaran yang tepat, dan
menerapkan pendekatan pembelajaran yang relevan dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pendidikan adalah proses dinamis yang terus berkembang, dan guru harus siap
untuk terus belajar dan berkembang agar tetap relevan dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan siswa mereka. Dengan mengadopsi praktik-
praktik terbaik dalam keterampilan mengajar, model pembelajaran, dan
pendekatan pembelajaran, guru dapat membantu mempersiapkan siswa untuk
menjadi pembelajar seumur hidup yang mandiri dan berpikiran kritis dalam
masyarakat yang terus berubah dan berkembang.

B. SARAN
1. Pengembangan Keterampilan Mengajar: Guru perlu terus mengembangkan
keterampilan mengajar mereka melalui pelatihan, bimbingan, dan refleksi
terhadap praktik mengajar mereka. Ini dapat dilakukan melalui workshop,
seminar, dan program pengembangan profesional.
2. Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat: Guru perlu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan siswa, dan
konteks pembelajaran. Mereka harus mengenal berbagai model pembelajaran
dan memilih yang paling cocok untuk situasi pembelajaran mereka.
3. Penerapan Pendekatan Pembelajaran yang Relevan: Guru perlu memilih
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan filosofi mereka tentang
pembelajaran dan gaya mengajar mereka. Mereka harus mempertimbangkan

22
kebutuhan dan karakteristik siswa mereka dalam memilih pendekatan
pembelajaran.
4. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Guru perlu fleksibel dan adaptif dalam
menggunakan keterampilan mengajar, model pembelajaran, dan pendekatan
pembelajaran. Mereka harus siap untuk menyesuaikan praktik mengajar
mereka sesuai dengan perubahan dalam kebutuhan siswa, perkembangan
teknologi, dan tren pendidikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Adolft.2022. Model Pendekatan Pembelajaran. Jawa Barat: Adab CV Adanu


Abimata.
Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Jawa Barat: Refika Aditama.
Lufri, dkk. 2020. Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran. Jawa Timur: CV IRDH.
Octavia, Shilphy. 2020. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.

24

Anda mungkin juga menyukai