Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR ILMU-ILMU SOSIAL DAN


KETERAMPILAN SOSIAL

Dosen Pembimbing:
DESSY SETYOWATI, M.Pd

Oleh :
Kelompok 2
Asih Yuniarni D0121011
Dimas Surahman D0121014
Puan Maharani D0121005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
KALIMANTAN BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul KETERAMPILAN DASAR ILMU-ILMU SOSIAL
DAN KETERAMPILAN SOSIAL.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 dari ibu Dessy Setyowati,
M.Pd pada prodi PGSD. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang keterampilan dasar ilmu-ilmu sosial dan keterampilan sosial.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dessy Setyowati, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Pontianak,01 April2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................1
B. POKOK BAHASAN ..................................................................................1
C. TUJUAN .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2
A. KETERAMPILAN BERTANYA ................................................................2
B. KETERAMPILAN MEMPEROLEH, MENGANALISIS,
MENYAJIKAN,DAN MEMANFAATKAN INFORMASI ......................7
C. KETERAMPILAN MENYUSUN DAN MENGUJI GENERALISASI .....10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................11
Kesimpulan .......................................................................................................11
Saran .................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Abad Informasi seperti sekaran ini menghendaki manusia, lembaga bahkan Negara
dapat memiliki informasi sebagai alat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan upaya tertentu sesuai
dengan tingkat dan derajad manfaat dari informasi yang ingin diperoleh. Salah satu upaya
untuk memperoleh informasi itu adalah dengan mencarinya pada sumber-sumber informasi,
baik melalui media elektronika seperti televisi, radio, internet, maupun media cetak seperti
buku, bulletin, majalah, surat kabar, dll. Disamping itu diperlukan upaya menggali informasi
itu dari individu atau masyarakat sekitar. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan
akurat dari individu dan masyarakat diperlukan suatu keterampilan tertentu yang
berhubungan dengan cara memilih, menyusun, menggunakan pertaanyaan, memperoleh,
menganalisis menyajikan dan memanfaatkan informasi.

Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi/bahan yang
akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu
mentransfer/mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan instruksional/pembelajaran
dapat dicapai dengan baik/optimal, diperlukan kemampuan/keterampilan guru untuk
menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/mendorong keterlibatan siswa, oleh
karena itu guru harus mampu dan terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan
sumber belajar, menggunakan media/alat bantu pembelajaran.

B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian keterampilan bertanya?
2. Keterampilan memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaat-kan
Informasi?
3. Apakah yang dimaksud keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui yang dimaksud keterampilan bertanya.
2. Memahami cara memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaatkan
Informasi.
3. Memahami keterampilan menyusun dan menguji generalisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan Tanya
jawab ini terjadi di rumah, di pasar, perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun selalu
terjadi kegiatan tanya jawab.
Begitu pun halnya seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya
yang optimal karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah
yang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari. Meskipun
tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar, guru pada umumnya
selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan kepada siswa secara
individu maupun secara kelompok atau ke seluruh kelas. Dari beberapa hasil penelitian
terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya
terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan kelas maupun
antara murid dengan murid.
Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara
individual ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan
memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-
mengajar, juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif, dalam
pencapaian hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya dan kemampuan dirinya dalam belajar
(Cuningham, 1994).
Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya berlatih
bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami bagaimana
pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam kelas.
Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih kebenaran siswa
untuk mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik berupa kalimat Tanya maupun suruhan
menuntut siswa untuk mengemukakan pendapatnya maupun untuk mengingat kembali apa
yang telah dipelajarinya.
Contoh kalimat Tanya” Siapakah proklamator Republik Indonesia?” Pertanyaan ini
adalah kalimat Tanya yang menuntut siswa untuk mwngingat kembali apa yang dipelajarinya.

2
Contoh kalimat suruhan” Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan dan di
Sumatera pada tahun 2000, jika kebakaran hutan terus terjadi dan tidak bias dipadamkan
dengan sempurna?”
Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran, agar
memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi
guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran IPS harus berusaha agar
memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar
mengajar.
Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah, 1984). Keterampilan bertanya dasar memiliki
beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam menyajikan pertanyaan, sementara
keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar, yang
lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampian berfikir siswa agar terbiasa
melakukan inisiatif sendiri.
Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan
kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1) Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti
oleh siswa.
2) Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3) Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.
4) Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan
pun harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
1) Pertanyaan hendaklah diajukan ke seluruh kelas, kemudian menunjuk seseorang
siswa untuk nenjawabnya. Hal ini untuk memberi waktu kepada semua anak
untuk befikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2) Tidak memancing jawaban serentak.
3) Adakan penyebaran dan pemindahan giliran bagi siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4) Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar lebih
memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan pertanyaan.

3
Beberapa alasan mengapa sseorang guru sangat penting memiliki keterampilan
bertanya, antara lain:
1) Kebiasaan guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa
dalam bertanya dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan dan
memperbaiki salah persepsi tentang bertanya.
2) Kebiasaan guru menggunakan metode ceramah tidak menguntungkan bagi
tercapainya tujuan pembelajaran karena cenderung menempatkan guru sebagai
sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang pasif.
3) Latar belakang kehidupan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat kurang
melatih anak untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
4) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara
mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah mengemukakan
jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.
5) Adanya anggapan yang keliru tentang tujuan penggunaan pertanyaan yang hanya
dianggap suatu instrument untuk menilai hasil belajar siswa.

Pembelajaran pada diri guru diantaranya ialah, dari banyak memberi informasi
menjadi lebih banyak mengundang interaksi. Begitupun dari pihak siswa, dari lebih banyak
mendengarkan informasi dari guru menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam bentuk
menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai agar seorang guru dapat mengajukan
pernyataan dengan menggunakan keterampilannya bertanya dasar yang tepat, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan
antara lain ialah:
1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2) Memusatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep.
3) Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4) Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6) Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahan konsep oleh siswa.
7) Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi.
8) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. (Bolla dan Pah; 1984).
Agar tujuan pengguna keterampilan bertanya dapat tercapai dengan baik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

4
1) Guru harus dapat memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa, sehingga
anak dapat memahami suatu konsep secara logis jika pertanyaan ringkas dan
jelas, serta frekuensi pertanyaan tidak terlalu tinggi untuk jarak waktu yang
tidak lama.
2) Pertanyaan yang dikemukakan guru perlu diarahkan pada pelajaran atau informasi
yang dikaitkan selaras dengan materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3) Pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa yang ada dalam suatu kelas agar maksud pertanyaan dapat
tercerna oleh fikiran mereka.
4) Pilihan dan penggunaan kata-kata sebaiknya seefesien mungkin.
5) Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk mengarahkan
jawaban siswa.

Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua permasalahan
yaitu:
1) Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau terbuka dan
pertanyaan yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka atau luas” Apa akibat
kepadatan penduduk bagi Negara Indonesia?” “Bagaimana cuaca berpengaruh bagi
kehidupan manusia?” akan lain dengan pertanyan “Apa akibat kepadatan penduduk terhadap
kesempatan kerja di Indonesia?” atau “Bagaimana pengaruh cuaca terhadap kehidupaan
petani di Indonesia?” pertanyaan terakhir lebih terfokus kepada suatu permasalahan yang
khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk bisa menjawabnya secara lebih terarah kepada
jawaban yang dikehendaki.
2) Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat
pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang meminta dilakukannya suatu
tugas sehingga lebih jelas apa yang harus dilakukan siswa secara khusus.
Contoh pertanyaan ialah :”Apa pengaruh kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja,
pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia?” dengan pertanyaan tersebut bermanfaat bagi
siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus permasalahan sebagai jawaban pertanyaan
yang diajukan oleh guru.

Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang
diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:

5
1) Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama. Kegagalan siswa dalam
menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan dalam memahami kata-kata atau konsep
dalam pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-kata dalam pertanyaan yang sulit dimengerti
siswa.
2) Mengajuka pertanyaan yang sederhana dan relevan dengan pertanyaan sebelumnya,
misalnya dengan menunjuk dan menggunakan pengalaman siswa atau pengetahuan yang ada
untuk membantu siswa menafsirkan pertanyaan.
3) Mereview informasi yang diberikan sebelumnya ada kalanya dapat membantu siswa
dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan sebagai tanda bahwa
reaksi pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri.
2) Mengulangi jawaban siswa.
3) Menjawab pertanyaan sendiri.
4) Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
5) Pertanyaan ganda.
6) Menunjuk salah seorang siswa sebelum pertanyaan diajukan.

Komponen-komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut:


1) Pengubahan tingkat konitif dalam menjawab pertanyaan.
2) Pengaturan urutan pertanyaan.
3) Penggunaan pertanyaan melacak.
4) Peningkatan terjadinya interaksi

Disamping keeterampilan bertanya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran


IPS, ada pula keterampilan bertanya yang digunakan untuk mengumpulkan data, antara lain:
1) Wawancara (Interview)
Adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh
pewawancara kepada responden. Jawaban-jawaban dari responden dicatat dan direkam
dengan alat perekam (recorder).
2) Penyebaran Angket
Angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

6
B. KERAMPILAN MEMPEROLEH, MENGANALISIS, MENYAJIKAN, DAN
MEMANFAATKAN INFORMASI.

1. Keterampilan Memperoleh Informasi


Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan
membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi, internet,
surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan sekitar manusia. Memperoleh informasi
dengan melalui membaca buku teks atau buku sumber diperlukan keterampilan membaca
yang cukup tinggi. Tidak jarang seseorang membaca suatu buku teks atau suatu sumber
merasa cukup sulit menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang dibaca,
sehingga sulit pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.

Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:

a) Pahamilah terlebih dahulu tema atau judul yang akan dibaca,

b) Bacalah dengan teliti dan pahami makna alineaatau paragraph yang telah dibaca,

c) Catat kata-kata kunci dalam bacaan yang sedang dibaca,

d) Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus atau
ensiklopedia,

e) Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.

Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media cetak
seperti surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio, televisi dan internet.
Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual dan terkini, sehingga
informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh masyarakat, baik di tingkat
lokal, nasional, dan internasional. Informasi seperti ini sangat diperlukan oleh setiap orang
tentang sesuatu yang terjadi di lokasi lain di luar jangkauannya.

Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:

a) Informasi dapat dengan cepat sampai si penerima informasi,

b) Informasi yang diterima lebih actual dan terkini,

c) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan dan
gambar-gambar atau foto-foto,

7
d) Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.,

Adapun kelemahannya adalah:

 Tidak semua orang memiliki alat atau sarana media komunikasi yang dibutuhkan,
 Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika,
orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televise, mendengarkan radio, dan
membaca majalah serta surat kabar.
 Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup menyulitkan
menggunakan media elektronik,
 Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar dan
majalah.
Media massa apapun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan
kecermatan dan ketelitian menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima
melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi intervensi
dari peliput berita, yang memiliki kepentingan tertentu, walaupun demikian media massa
merupakan sarana yang patut kita manfaatkan sebagai sumber untuk memperoleh informasi.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak
semata-mata bersumber dari buku teks, melaikan tidak jarang berasal dari lingkungan
masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar IPS tidak hanya berasal dari hasil
interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi berasal dari luar kelas.

2. Keterampilan Menganalisis Informasi


Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas
data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa
atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.

Adapun tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah:

a) Untuk mengidentifikasikan motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,

b) Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan


dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,

8
c) Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadia-kejadian yang
dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.

Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang peneliti social yaitu:

a) Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti
, terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,

b) Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori penelitian,
dalam hal ini metode penelitian,

c) Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan
factual,

d) Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan


permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.

3. Keterampilan Menyajikan Informasi


Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi guru
menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan perhatian yang tinggi
serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam
menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat peraga
pembelajaran. Apabila materi pembelajaran berupa angka-angka maka guru akan lebih baik
menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu
siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan
siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum
yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat
verbalisme bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.

Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif
hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:

9
a. Penyaji informasi hendaknya berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid dan
khalayak,

b. Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik sehingga
informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,

c. Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan kepentingan


penerima informasi,

d. Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di


masa yang akan datang.

4. Keterampilan Memanfaatkan Informasi


Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh
mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisis
data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang baru dianggap
bermanfaat bila ia dapat memanfaatkan dan menggunakan informasi-informasi dalam
pekerjaannya sehari-hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan
pembangunan dimasa yang akan dating ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data
atau informasi yang diperoleh antara lain adalah:

1) Informasi hendaknya benar-benar diperoleh dari sumber yang dipercaya,

2) Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik
kesimpulan yang lebih objektif,

3) Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya
lebih akurat dan dapat dipercaya.

C. KETERAMPILAN MENYUSUN DAN MENGUJI GENERALISASI.

1. Keterampilan Menyusun Generalisasi


Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi IPS.

Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan tentang generalisasi yaitu:

a) Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,

10
b) Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep,

c) Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi,

d) Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian,

e) Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus
diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.

Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal
dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya
harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan, baik
keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis.

Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:

1) Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan sebuah
generalisasi.

2) Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan
representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).

3) Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan
meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.

4) Jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat generalisasi agar tidak keliru dalam
mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.

5) Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar tidak
terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

2. Keterampilan Menguji Generalisasi


Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji kebenaran
dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami dulu
beberapa karakteristik berikut ini:

1) Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.

11
2) Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu
prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.

3) Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya.

4) Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan.

5) Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.

Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi harus dilatih


melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep. Ketekunan
melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan generalisasi kepada anak didik
merupakan dasar yang akan membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Generalisasi mengandung logika yang bersifat universal yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu.oleh karena itu untuk mampu mengembangkan generalisasi baik bagi guru IPS
maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu semua
menuntut keterampilan baik keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental
psikologis.

Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran


generalisasi itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau salah. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang harus ditempuh dalam
menguji generalisasi yaitu:

1) Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.

2) Membuktikan konsep-konsep itu apakah didukung oleh fakta-fakta.

3) Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata dilapangan.

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya, karena dalam tugas
mengajar sehari-hari seoraang guru sangat sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya di
dalam kelas.

Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan
kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:

1 .Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

2. Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.

3. Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.

4. Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Suatu generalisasi yang baik harus didukung oleh banyak fakta sehinggakebenarannya
dapat diakui semua orang. Terdapat beberapa factor yang harus diperhatikan bila seseorang
ingin menyusun generalisasi, yaitu:

1. Sikap kehati-hatian yang tinggi.

2. Didukung oleh fakta atau data yang akurat dan representative.

3. Orang yang bersifat objektif dan meninggalkan sifat subyektif.

4. Tidak tergesa-gesa melakukannya.

B. Saran

Sebagai calon guru sebaiknya memahami materi-materi keterampilan dasar dalam


ilmu sosial secara teoritis, agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran didalam
kelas terhadap siswa di sekolah dasar. Karena guru adalah sebagai salah satu sumber belajar
yang utama, tentunya harus memiliki banyak informasi, terutama informasi yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan sosial yang akan ditransfer kepada siswa di dalam
kelas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohamad R. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Angkasa Offset.

Massofa. 2008. Rangkuman buku konsep dasar IPS.

Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Ujang. 2011.Keterampilan dasar dalam ilmu ilmu Sosial.

14

Anda mungkin juga menyukai