Disusun Oleh :
Kelompok 1
S1 PENDIDIKAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Keterampilan Dasar Mengajar” tepat pada waktunya. Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun
terus mengalami suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena
adanya beberapa faktor-faktor penunjang misalnya kurikulum
pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap
sekolah dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau kinerja guru.
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya
suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat
juga mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor
kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan
kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung
pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai
keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah
keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu
mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan
dasar mengajar ini perlu dikuasi oleh semua guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2. Apa yang dimaksud dengan ketermpilan memberi penguatan?
3. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi?
4. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberikan
penjelasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
bertanya.
1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ketermpilan
memberi penguatan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
mengadakan variasi.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
memberikan penjelasan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Bertanya
3
(terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang
sempit.
4. Pemindahan giliran menjawab: dapat dikerjakan dengan cara
meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang
sama.
5. Penyebaran pertanyaan: dengan maksud tertentu guru dapat
melemparkan pertanyaan keseluruh kelas, kepada peserta didik
tertentu, atau menjabarkan respons siswa kepada peserta didik
yang lain.
6. Pemberian waktu berfikir: dalam mengajukan pertanyaan guru
harus berdiam diri sesaat sebelum menunjukkan peserta didik
merespons pertanyaannya.
7. Pemberian tuntutan: bagi p pengungkapan peserta didik yang
mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, srategi ini
perlu dilakukan dimana meliputi pengungkapan pertanyaan
dengan bentuk atau cara yang lain yang lebih sederhana, atau
mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
Sedangkan komponen-komponen yang termasuk ke dalam
keterampilan bertanya lanjutan yaitu:
1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan: untuk
pengembangan berfikir siswa perlu dilakukan pengubahan
tuntutan tingkat kognitif pertanyaan.
2. Urutan pertanyaan: pertanyaan yang diajukan haruslah
mempunyai urutan yang logis.
3. Melacak: untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan,
keterampilan melacak perlu dipunyai oleh guru. Melacak dapat
dikerjakan dengan meminta siswa memberikan penjelasan
tentang jawabannya, memberi alasan, memberikan contoh yang
relevan, dan sebagainya.
4. Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik.
4
Teknik dasar bertanya dilakukan dalam proses pembelajaran antara
lain:
1. Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan langsung diajukan
kepada semua peserta didik, dan memberikan waktu secukupnya
untuk berfikir menjawabnya
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
3. Mempersilahkan peserta didik untuk menjawab.
4. Memotivasi peserta didik agar mendengarkan jawaban.
Ada empat alasan mengapa seorang guru perlu menguasai
keterampilan bertanya, yaitu :
Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi
kelas dengan metode ceramahnya. Guru masih beranggapan
bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan siswa adalah
penerima informasi. Oleh karena anggapan yang demikian, siswa
bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan/keberanian untuk
mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya.
Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa
dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar menjadi lebih
bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak
membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak
untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti ini menular ke
dalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan guru tidak
banyak di manfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak berusaha
untuk mengugah keinginan siswa untuk bertanya.
Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA)
dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara
mental-intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah
keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi
jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu
menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
5
Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan
guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
Jenis-kenis pertanyaan menurut tujuannya:
1. Pertanyaan permintaan (compliance question) pertanyaan
harapan agar siswa mematuhi perintah.
2. Pertanyaan retoris (rhetorical question), menghendaki jawaban
guru.
3. Pertanyaan mengerahkan (prompting question) pertanyaan
yang diajukan untuk mengarahkan siswa dalam proses berfikir.
4. Pertanyaan menggali (probing question) pertanyaan lanjutan
yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami
jawabannya.
5. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom (kognitif, afektif, dan
psikomotor).
6. Pertanyaan menurut luas dan sempit sasaran.
6
Guru harus melatih berbagai jenis penguatan dan pembiasaan
diri untuk menerapkan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh peserta
didik, tetapi bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-
pribadi yang selalu saling menghargai.
7
Penguatan sentuhan adalah merupakan penguatan yang terjadi
bila guru secara fisik menyentuh siswa, misalnya menepuk bahu,
berjabat tangan, mengusap kepala, merangkulnya, menaikkan
tangan siswa, yang semuanya ditunjukan untuk penghargaan
penampilan, tingkah laku atau kerja siswa.
f. Penguatan Tanda
Penguatan tanda adalah penghargaan yang diberikan oleh guru
kepada siswa menggunakan berbagai macam simbol baik berupa
benda ataupun tulisan. Contoh tulisan : ijazah, sertifikat, dan lain-
lain. Contoh penguatan benda : bintang, piala, medali, buku,
gembang gula, dan lain-lain.
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan
beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut :
1. Hangat dan Antusias
Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis
berdampak positif terhadap siswa.Kehangatan tersebut dapat
mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi
kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan
punya makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias,
siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan
aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi
apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam
pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat
menarik yang belum aktif menjadi aktif.
2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau
bermakna bagi siswa.Mereka merasa lebih percaya diri, merasa
dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar,
merasa terpuji dan tersanjung.Perasaan ini berdampak terhadap
mental mereka.Siswa jadi lebih berani mengemukakan
8
pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya
diri.Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
3. Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah
pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut
keliru.Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati
siswa dengan tanggapan yang positif.Tidak langsung
menyalahkan atau menghakimi siswa di hadapan teman-
temannya.
4. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah
muncul tingkah laku atau respon dari siswa.Penguatan yang
ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang
efektif.Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun
bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa
menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak
ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan
penguatan yang diberikan.
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan
tepat, antara lain:
1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap
materi.
2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya
secara mandiri. (Badarudin : 2011)
Disamping itu, ada pula kelemahan dalam pemberian
penguatan dalam pembelajaran dimana dapat pula pemberian
penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
9
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai
dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-
menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat
materialistis.
10
4. Menjawab rasa ingin tahu peserta didik dari segala bentuk
pertanyaan yang ada.
c. Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi
Adapun manfaat memberikan variasi dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Membuat pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan
Dengan adanya variasi pembelajaran maka baik guru
maupun peserta didik dapat menjadi lebih aktif karena proses
pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dan
menyenangkan.
2. Peserta didik menjadi lebih berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang bervariasi membuat peserta
didik lebih bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran
baik di kelas maupun di luar kelas. Wujud semangat belajar
peserta didik dapat dilihat dari tingkat partisipasinya
mengikuti kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
3. Dapat meningkatkan pola pikir peserta didik menjadi lebih
baik
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dapat
meningkatkan gairah peserta didik dalam berpikir. Variasi
pembelajaran yang diberikan guru akan dapat melatih peserta
didik untuk meningkatkan pola pikirnya menjadi lebih baik.
4. Meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik
Pembelajaran konvensional yang hanya dilakukan satu
arah dan guru yang lebih aktif akan membuat peserta didik
merasa jenuh dan tidak dapat berkonsentrasi penuh,
sedangkan pembelajaran yang bervariasi akan membuat
peserta didik lebih fokus dan berkonsentrasi sehingga dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik.
11
d. Prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran
Pada keterampilan mengadakan variasi, ada 5 prinsip yang
harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Relevan
Variasi pembelajaran digunakan secara relevan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Berkesinambungan
Variasi pembelajaran harus digunakan secara baik dan
berkesinambungan, sehingga tidak merusak perhatian peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran.
3. Fleksibel
Variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebaiknya
rileks, santai dan tidak kaku sehingga peserta didik yang akan
merasakan kondisi yang lebih nyaman.
4. Wajar/Tidak berlebihan
Variasi pembelajaran yang dilakukan sebaiknya dalam
hal-hal yang wajar-wajar saja, jangan memberikan variasi
yang terlalu berlebihan sehingga terkesan tidak teratur dan
tidak tertib. Pemberian variasi yang tidak berlebihan akan
membuat peserta didik akan tetap tertib dalam mengikuti
proses pembelajaran.
5. Terencana
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya
membuat perencanaan pembelajaran yang dibutuhkan seperti:
materi ajar, model dan metode pengajaran serta media
pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif.
e. Macam-Macam Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi ada tiga macam yaitu :
variasi cara mengajar guru, variasi dalam menggunakan media
atau alat pengajaran, dan Variasi pola interaksi dan kegiatan
siswa.
12
a. Variasi Cara Mengajar Guru, contohnya:
Penggunaan variasi yaitu : suara dari keras menjadi
lembut,dari tinggi menjadi rendah, dan dari cepat menjadi
lambat.
Pemusatan perhatian seperti : perhatikan baik-baik !, jangan
ribut ! dan lain-lain.
Kesenyapan atau kebisuan, pada saat menjelaskan tiba-tiba
guru diam sejenak untuk menarik perhatian.
Mengadakan kontak pandang yaitu menjelajah seluruh kelas
dan melihat mata seluruh siswa.
Gerakan kepala dan ekspresi wajah seperti menggangguk,
menggeleng, tersenyum, menaikkan alis mata dan
sebagainya.
Pergantian posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa bisa
mengontrol tingkah laku siswa.
b. Variasi dalam menggunakan media dan alat pengajaran
Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids).
Contohnya : grafik, bagan, poster, gambar film dan slide.
Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids).
Contohnya : rekaman suara, suara rdio, musik deklamasi
puisi, dan sosiodrama.
Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dan digerakkan
(motorik). Contohnya : peragaan siswa, model, spesimen,
patung, topeng dan boneka.
Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan
diraba (audio-visual aids). Contoh : film, televisi, radio, slide
projektor yang diiringi penjelasan guru.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, bertujuan agar tidak
menimbulkan kebosanan dan kejemuan siswa serta
menghidupkan suasana kelas kondusif. Adapun jenis pola
interaksi ada lima pola yaitu :
Pola guru-murid, yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah
13
Pola guru-murid-guru, yaitu ada balikan (feedback) bagi
guru, tidak ada interaksi antar siswa.
Pola guru-murid-murid, yaitu ada balikan bagi guru, siswa
saling belajar satu sama lain.
Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid, yaitu interaksi
optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan
guru (komunikasi multi arah).
Pola melingkar yaitu setiap siswa mendapat giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa mendapat giliran.
D. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan keterampilan guru
dalam menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematis dengan tujuan dapat menunjukkan hubungan
antara materi yang telah dikumpulkan dan dikuasai serta
disiapkan untuk disajikan. Keterampilan “menjelaskan” ini
berhubungan dengan :
a. Pengampaian sesuatu ide/pendapat ataupun pemikiran (dalam
hal ini bahan pelajaran) dalam bentuk kata-kata.
b. Pengorganisasian dalam menyampaikan ide tersebut :
1) Sistematika penyampaian.
2) Hubungan antar hal yang terkandung dalam ide itu.
c. Upaya untuk secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun
pemahaman pada diri siswa.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
dijelaskan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah
satu aspek amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi
dengan anak di dalam kelas. Pentingnya keterampilan menjelasan
dikuasai oleh guru, karena tidak semua siswa dapat menggali
14
sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh
karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
b. Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
1. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
2. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah.
3. Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman
mereka.
4. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah.
5. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami
hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan
bernalar.
c. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan
1. Komponen merencanakan
Penjelasan seorang guru akan dapat mudah dimengerti
oleh peserta didik bila sudah direncanakan dengan baik,
terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima
pesan. Dua hal tersebut sangat menentukan apakah penjelasan
guru tepat sasaran atau tidak.Isi pesan (materi) dapat
direncanakan dengan cara membuat analisis masalah secara
keseluruhan, mengenali lebih detil jenis hubungan yang ada
antara unsur-unsur yang dibicarakan dengan tujuan
pembelajaran. memahami terlebih dahulu tentang penerapan
hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah
yang ada. Selain isi pesan yang direncanakan, faktor penting
dalam keterampilan menjelaskan adalah penerima pesan.
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan
penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat
15
bergantung pada kesiapan peserta didik yang
mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis
kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan
lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan
suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan faktor-faktor
tersebut.
2. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya
dengan memperhatikan kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
d. Prinsip dan Aspek dari Keterampilan Menjelaskan
Prinsip-prinsip menjelaskan terdiri dari :
1. Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
2. Pertanyaan harus diselingi tanya jawab.
3. Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru.
4. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi
peserta didik.
6. Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang
kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan
yang harus dikuasai oleh semua guru, baik guru SD, SMP, SMA
maupun dosen di PT. Jadi guru haruslah menguasai semua
ketrampilan dasar mengajar, karena semua ketrampilan itu saling
berhubungan. Jika seorang guru hanya terampil dalam satu atau dua
saja ketrampilan dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar mengajar
tidak akan maksimal. Selain itu dengan terampil dalam mengajar
akan berdampak baik pada semuanya bukan hanya siswa saja tetapi
juga akan berdamapak baik kepada guru itu sendiri.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pakuan.
18