Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR”


(Dosen Pengampuh : Agus Salim S.Pd.,M.Pd)

(Mata Kulian Profesi Pendidikan)


Disusun Oleh :

AGUS FAHYADDIN (032101231)


WA ODE SITI MARDIAN (032101186)
WA NURMILA (032101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusun makalah dapat dibuat dangan
sebaiknya-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Penyusun memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfat
bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut pendapat Helmiati (2013:28), penguasaan keterampilan dasar mengajar


menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran di samping persyaratan
yang lain. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga
pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Sebagai seorang pendidik ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya
pendidik memiliki keterampilan dasar dalam mengajar. Ketampilan ini sangatlah penting
diterapkan karena untuk memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran
yang kreatif, efektif dan efesien tergantung pada keterampilan seorang pendidik dalam
mengajar. Suksesnya pembelajaran didalam kelas tergantung bagaimana pendidik mengelola
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, keterampilan dasar mengajar sangat bagus
diimplementasikan dalam pendidikan.

Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar,
karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek
yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

Dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru ada 8 keterampilan yaitu;

1. Keterampilan bertanya.
2. Keterampilan memberi penguatan.
3. Keterampilan mengadakan variasi.
4. Keterampilan menjelaskan.
5. Keterampilan memimpin diskusi kecil.
6. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
7. Keterampilan mengelola kelas.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas 4 keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan
bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi dan
keterampilan menjelaskan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keterampilan bertanya?
2. Apa itu keterampilan memberi penguatan?
3. Apa itu keterampilan mengadakan variasi?
4. Apa itu keterampilan menjelaskan?

C. Tujuan
1. Dapat memahami dan mengetahui keterampilan bertanya.
2. Dapat memahami dan mengetahui keterampilan memberi penguatan.
3. Dapat memahami dan mengetahui keterampilan mengadakan variasi.
4. Dapat memahami dan mengetahui keterampilan menjelaskan.

D. Manfaat
1. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan keterampilan bertanya.
2. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan keterampilan menberi penguatan.
3. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan keterampilan mengadakan variasi.
4. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan keterampilan menjelaskan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Bertanya

Cara yang ditempuh guru dalam mengajukan pertanyaan berpengaruh dalam


pencapaian hasil belajar dan peningkatan cara berpikir siswa. Keterampilan bertanya
diklasifikasikan menjadi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
a. Keterampilan Bertanya Dasar
Sukirman dan Kasmad (2006:178) mengungkapkan, “keterampilan bertanya dasar
adalah pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang
munculnya respon atau jawaban dari siswa.

Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar;


1. Pengungkapan Pertanyaan Secara Jelas dan Singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara singkat jelas dan singkat, dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa
2. Pemberian Acuan
Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan, yang
berfokus sempit sesuai tujuan khusus diskusi. Proses semacam ini yang dimaksud
dengan pemusatan (focusing).
3. Pemusatan
Pertanyaan dibedakan berdasarkan ruang lingkupnya terdiri dari pertanyaan luas dan
pertanyaan sempit. Pemakaiannya tergantung dari tujuan pertanyaan dan pokok yang
hendak ditanyakan. Pada umumnya dimulai pada yang berfokus luas kemudian diikuti
yang lebih khusus/sempit sesuai dengan tujuan tanya jawab.
4. Pemnindahan Giliran
Pertanyaan yang diajukan guru biasanya pertanyaan yang luas dan itu harus di jawab
oleh beberapa siswa, karena jawaban yang diberikan siswa belum tentu benar atau
salah. Jadi guru bisa menggunakan komponen 4 pemindahan giliran. Pada
pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertnyaan yang
sama.
5. Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran guru menyebarkan
giliran secara acak. Beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliran
menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
6. Pemberian Waktu Berpikir
Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberikan
waktu beberapa detik untuk berpikir, sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk
menjawabnya.
7. Pemberian tuntutan
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah, atau tidak dapat memberikan
jawaban, guru hendaknya memberikan tuntutan kepada siswa itu agar dapat
menemukan jawaban yang benar. Ada tiga cara yang dapat dipakai guru dalam
memberikan tuntutan ini.
a) Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengan cara lain yang lebih sederhana
dan dengan susunan kata yang lebih mudah dipahami siswa.
b) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat dipakai
menuntun siswa menemukan jawaban pertanyaan semula. Jadi pertanyaan lain itu
masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya.
c) Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan
pertanyaan itu.
b. Keterampilan Bertanya Lanjut
Dalam keterampilan bertanya lanjut pendidik lebih mengutamakan usaha
mengembangkan kemampuan berpikir, memperbesar partisipasi, dan mendorong lawan
bicara agar dapat berinisiatif sendiri.
Komponen-kompenen keterampilan bertanya lanjut;
1. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif dalam Menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengundang proses mental yang
berbeda-beda. Ada yang menuntut proses mental yang rendah, dan ada pula
pertanyaan yang menuntut proses mental yang rendah, dan ada pula pertanyaan yang
menuntut proses mental yang lebih tinggi.
2. Pengaturan Urutan Pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih
tinggi dan kompleks guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan
kepada siswa.
3. Penggunaan Pertanyaan Pelacak
Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna maka guru dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Sedikitnya ada tujuh teknik pertanyaan
pelacak yang dapat digunakan guru.
a) Klarifikasi
Jika siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang jalan atau
kurang tepat kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang
meminta siswa tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata-kata lain
sehingga jawaban siswa itu menjadi lebih baik.
b) Meminta Siswa Memberikan Alasan
Guru dapat meminta siswa memberikan bukti untuk menunjang kebenaran suatu
pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan guru.
c) Meminta Kesepakatan Pandangan
Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan mereka serta memberikan alasanalasannya
terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa dengan maksud
agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
d) Meminta Ketepatan Jawaban
Bila jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali
jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan
pelacak.
e) Meminta Jawaban yang Lebih Relevan
Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali
kewajaran jawabannya atau mengemukakan kembali dengan kata-kata lain
sehingga jawaban tersebut benar dan relevan.
f) Meminta Contoh
Bila seorang siswa memberikan jawaban samar-samar atau terlalu luas, guru dapat
meminta siswa itu untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa
yang dimaksudkannya.
g) Meminta Jawaban yang Lebih Kompleks
Jika guru menganggap jawaban yang diberikan siswa masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih luas dan dalam, ia dapat meminta siswa tersebut untuk memberi
penjelasan atau ide-ide penting lainnya.
4. Peningkatan Terjadinya Interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan
dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya
sebagai penanya sentral.

B. Keterampilan Memberi Penguatan


Soetomo (1993:95) menyimpulkan bahwa pemberian penguatan adalah: “suatu respon
positif dari pengajar kepada peserta didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik”.

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan ini dapat berupa
memberi penghargaan atau suatu pujian kepada peserta didik dalam bentuk kata-kata pujian
ataupun bahasa tubuh terhadap tingkah laku maupun penampilan peserta didik.

Komponen-komponen penguatan;
a) Kata-kata
Contoh; bagus, ya, benar, tepat, bagus sekali, betul, dan sebagainya.
b) Kalimat
Contoh; pekerjaanmu baik sekali! saya senang dengan pekerjaanmu!
2. Penguatan Nonverbal

a) Penguatan berupa Mimik dan Gerakan Badan


Contoh; senyuman, anggukan, ancungkan ibu jari, atau tepukan tangan.
b) Penguatan dengan Cara Mendekati
Mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangan
terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Contoh; berjalan disisi
siswa, berdiri disamping siswa atau duduk dekat seorang atau sekelompok siswa.
c) Penguatan dengan Sentuhan
Contoh; menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat tangan atau mengangkat
tangan siswa yang menang dalam pertandingan.
d) Penguatan dengan Kegiatan yang Menyenangkan
Contoh; kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa.
e) Penguatan berupa Simbol atau Benda
Penguatan berupa simbol; tanda (√), komentar tertulis pada buku siswa, stempel.
Penguatan berupa benda; kartu bergambar, bintang plastik.
f) Penguatan Tak Penuh (Partial)
Seringkali siswa memberi jawaban kurang tepat atau benar sebagian. Tindakan yang
harus dilakukan oleh guru adalah tidak langsung menyalahkan jawaban siswa
tersebut. Contoh; "Iya, jawaban kamu sudah betul, tetapi masih kurang tepat."

C. Keterampilan Mengadakan Variasi


Soetomo (1993:100) mengemukakan bahwa pemberian variasi dalam proses belajar
sebagai perubahan pengajaran dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan
peserta dalam menerima materi.

Komponen komponen keterampilan mengadakan variasi :


1. Variasi dalam Gaya Mengajar
a) Penggunaan Variasi suara
Contoh; memberikan tekanan tinggi, rendah, cepat, lambat, senang atau sedih pada
kata-kata tertentu.
b) Pemusatan Perhatian
Memberi peringatan pada kata atau kalimat, menunjuk gambar yang di tampilakan.
Contoh; "nah ini penting sekali", dengar baik-baik, materi ini agak sulit dimengerti"
c) Kesenyapan
Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru menerangkan sesuatu
merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian.
d) Mengadakan Kontak Pandang
Guru berinteraksi dengan siswanya dapat melalui kontak pandang dengan melihat ke
mata siswanya untuk menunjukkan hubungan yang akrab dengan mereka.
e) Gerakan Badan dan Mimik
Pada komponen ini sangat penting dalam berkomunikasi karena dapat menyampaikan
arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f) Pergantian Pososi Guru dalam Kelas
Guru bisa berada di depan, belakang, bagian kiri atau kanan, atau di antara siswa.
2. Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Ajar
a) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Dilihat
Contoh; benda (objek) sederhana, grafik, gambar dipapan tulis, televisi, peta,
poster dan sebagainya.
b) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Didengar
Contoh; radio, suara musik.
c) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Diraba dan Dimanipulasi
Contoh; patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil.
3. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Pola umum interaksi tersebut sangat beragam mulai dari situasi kegiatan yang
sepenuhnya didominasi oleh guru, sampai kepada kegiatan yang memungkinkan
siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas. Misalnya diskusi didalam kelas yang mana
siswa berkesempatan mengemukakan pendapatnya. Membaca dalam hati atau
menyelesaikan tugas secara mandiri.

D. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan berarti mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana
sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan.

Komponen-komponen keterampilan menjelaskan;

1. Merencanakan
a. Isi Pesan (Materi)
a) Menganalisis masalah secara keseluruhan.
b) Menentukan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan itu.
c) Menggunakan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan
yang telah ditentukan.
b. Penerima Pesan (Siswa)
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan, yaitu
kepada siapa penjelasan itu hendak disajikan agar mereka dapat memahami
dengan baik. Kesiapan siswa memahami suatu penjelasan berkaitan erat dengan
usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar.
2. Menyajikan Suatu Penjelasan
a. Kejelasan
Kejelasan dalam memberikan suatu penjelasan dapat dicapai dengan berbagai
cara. Bahasa yang diucapkan harus jelas kata-katanya, ungkapan maupun volume
suara. Pembicaraan dilakukan dengan lancar, dengan menghindari kata-kata yang
tidak perlu seperti "ee", "aa", "mm", "eh", dan sebagainya.
b. Penggunaan Contoh dan Ilustrasi
Sedapat mungkin contoh yang digunakan adalah contoh yang jelas dan nyata, ada
hubungannya dengan benda-benda yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Membuat variasi yang tepat dalam memberikan contoh-contoh
ataupun meminta contoh yang beragam dari murid akan membuat penjelasan lebih
menarik dan efisien. Pola pemberian contoh dengan mengaitkannya dengan
generalisasi (dalil) biasanya menjadikan penjelasan lebih efektif
c. Pemberian Tekanan
Dalam suatu penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah
pokok dan cara pemecahannya, serta mengurangi informasi yang tidak begitu
penting. Sub keterampilan memberikan penekanan ini dapat digolongkan menjadi
dua kategori, yaitu :
1) Mengadakan variasi dalam gaya mengajar guru.
2) Membuat struktur sajian
- Dengan memberikan ikhtisar dan pengulangan,
- Dengan memparafrase (mengatakan dengan kalimat lain atau dengan kata-
kata sendiri)
- Pemberian isyarat lisan.
d. Balikan
Dalam menyajikan penjelasan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan pemahaman atau pun keraguannya
(ketidakmengertiannya) ketika penjelasan itu berlangsung. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawabnya, atau dengan memperhatikan tingkah laku dan mimik mereka
selama penjelasan itu disajikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Keterampilan dasar mengajar merupakan sekumpulan keterampilan yang harus
dikuasai pendidik dalam penyampaian informasi pembelajaran. Keterampilan tersebut
meliputi keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, dan keterampilan menjelaskan.

B. Saran
Beberapa hal terkait keterampilan dasar mengajar yaitu sebaiknya pendidik mampu
menguasai dan mengimplementasikan semua keterampilan dasar mengajar agar
terjadi pembelajaran yang lebih efektif, efisien, inovatif dan kreatif. Karena pendidik
sebagai fasilitator, modeling, menentukan materi dan media sampai dengan evalusi
pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Chaerudin, Ali. (2019). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan SDM. Sukabumi:


CV Jejak, anggota IKAPI.

Helmiati. (2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.


Yogyakarta:Cv Aswaja Pressindo.

Sukirman, D. dan Kasmad. M. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI PRESS.

Sunaengsih, Cucun dan Dede Tatang Sunarya. (2018). PEMBELAJARAN MIKRO.


Sumedang: UPI Sumedang Press.

Farida, Lulu April. (2016). ENGLISHIN MY HAND. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai