Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung


serangkaian perilaku guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dikatakan baik,
apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
Sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan maksimal.
Pada hakekatnya bertanya adalah inti dari mengajar.Dalam proses
pembelajaran, pertanyaan cenderung untuk kepentingan yang ditanya.Bertanya
merupakan cara yang efektif untuk memperluas pemikiran, untuk tumbuh dan
berkembangnya pemikiran. Bertanya membuat apa yang di sekeliling kita masuk
akal. Bertanya juga mengarahkan kita pada kecakapan untuk membuat
pemecahan, keputusan, dan rencana dengan baik.
Ternyata bagi sebagian orang, bertanya merupakan hal yang sukar. Selain
itu, kebanyakan orang mengajukan pertanyaan yang membingungkan dan
memiliki pembuka yang terlalu panjang. Ketika mengajukan
pertanyaan,kebanyakan orang tidak mengetahui apa yang ingin mereka
pertanyakan, dalam artian tidak mengetahui permasalahan.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat
guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik. Berdasarkan hal-hal tersebut, kita perlu mengetahui strategi bertanya
yang merupakan salah satu hal penting dalam dunia mengajar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi bertanya?
2. Sebutkan fungsi bertanya dalam pembelajaran?
3. Bagaimanakah kriteria pertanyaan yang baik?
4. Sebutkan jenis-jenis pertanyaan?
5. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
6. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam bertanya?
7. Bagaimana strategi bertanya dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui strategi bertanya
2. Mengetahui fungsi bertanya dalam pembelajaran
3. Mengetahui kriteria pertanyaan yang baik
4. Mengetahui jenis-jenis pertanyaan
5. Mengetahui keterampilan bertanya
6. Mengetahui hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam bertanya
7. Mengetahui strategi bertanya dalam proses pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi strategi bertanya


Strategi merupakan pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai. Bertanya merupakan kata yang berasal dari kata tanya yang
berarti permintaan keterangan. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir
siswa melalui pengajuan pertanyaan. Sehingga, strategi bertanya dapat diartikan
sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang kegiatan bertanya atau tanya jawab
antara siswa dan siswa maupun guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien (Harlin, 2012).

B. Fungsi bertanya dalam pembelajaran


Priyanto (2013) mengemukakan beberapa fungsi bertanya khususnya dalam
pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didiktentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

3
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.

C. Kriteria pertanyaan yang baik


1. Singkat dan jelas.
Contoh: (1) Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup?
2. Menginspirasi jawaban.
Contoh: Manusia merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Manusia
memerlukan makanan dan bernafas. Coba sebutkan ciri-ciri makhluk hidup?
Dua kalimat yang mengawali pertanyaan merupakan contoh yang diberikan
guru untuk menginspirasi siswa menjawab pertanyaan.
3. Memiliki fokus.
Contoh: Apa sajakah ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup? Untuk
pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta
memunculkan satu jawaban. Peserta didik pertama hingga kelima misalnya
menjawab: bernafas, bergerak, bereproduksi, dan memerlukan makanan. Jika
masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik yang keenam dan
seterusnya, bisa dimintai jawaban.
4. Bersifat probing atau divergen
Contoh: (1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta
didik harus rajin belajar? (2) Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar
cenderung menjadi putus sekolah? Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh
peserta didik dengan Ya atau Tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut
jawaban yang bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang
kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama.

4
5. Bersifat penguatan
Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik
yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas
pertanyaan itu dimaksudkan untuk melakukan penguatan atas jawaban
peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah
memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan
itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang berbeda,
namun sifatnya menguatkan.
6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu
yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkannya dengan
kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya
menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik untuk
menjawab pertanyaan itu.
Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa
menjawah dengan baik, sangat dianjurkan guru mengubah pertanyaannya.
Misalnya: (1) Jelaskan metamorfosis kupu-kupu?; (2) Jelaskan daur hidup
kupu-kupu? Jika dengan pertanyaan pertama guru belum memperoleh
jawaban yang memuaskan, ada baiknya dia mengubah pertanyaan seperti
pertanyaan kedua.
7. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai dengan
tuntunan tingkat kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan
yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke makin tinggi,
seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kata-kata
kunci pertanyaan ini, seperti: apa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya.
8. Merangsang proses interaksi
Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana
menyenangkan pada diri peserta didik. Dalam kaitan ini, setelah
menyampaikan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peserta

5
didik mendiskusikan jawabannya. Setelah itu, guru memberi kesempatan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik untuk menyampaikan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Pola bertanya seperti ini memposisikan
guru sebagai wahana pemantul.
Ciri-ciri pertanyaan yang baik menurut Bachtiar (2012) antara lain sebagai
berikut.
1. Pertanyaan hendaknya bersifat mengajak atau merangsang orang yang
ditanya untuk berpikir
2. Kata-kata yang digunakan untuk menyusun pertanyaan harus tepat
sehingga kalimat tanya tersebut bermakna; (3) setiap pertanyaan
(sebaiknya) hanya berisi satu problema
3. Kalimat yang digunakan singkat
4. Pertanyaan harus memiliki tujuan yang jelas
5. Pertanyaan harus sesuai dengan taraf kecerdasan yang ditanya.

D. Jenis-jenis pertanyaan
Samsudin (2015) menyebutkan jenis-jenis pertanyaan diantaranya:
1. PertanyaanTerbuka (Divergen)
Pertanyaan terbuka merupakan suatu jenis pertanyaan yang dapat
menimbulkan jawaban bersifat terbuka atau beragam.
2. PertanyaanTertutup (Konvergen)
Pertanyaan tertutup merupakan suatu jenis pertanyaan yang mengarahkan
jawaban pada satu titik (fokus) jawaban saja.

Berdasarkan tingkat kognitif dan keterampilan proses sains yang terkandung


dalam pertanyaan menurut Susanto (2010) yang dikutip oleh Anggraini (2013),
pertanyaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
1. Pertanyaan pengetahuan (Remember), yaitu pertanyaan untuk mengingat atau
mengungkap kembali fakta-fakta yang penting untuk membangun konsep atau
prinsip.

6
2. Pertanyaan pemahaman (Understood), yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau mengukur pengertian terhadap gagasan, konsep atau
generalisasi yang terdapat pada materi pembelajaran.
3. Pertanyaan aplikasi (Applying), yaitu pertanyaan yang menuntut siswa
menerapkan prinsip atau hukum.
4. Pertanyaan analisis (Analyzing), yaitu pertanyaan untuk memperoleh alasan,
hubungan, motif, makna (meaning), dan ciri-ciri yang tidak atau belum pernah
dibahas dalam pelajaran.
5. Pertanyaan evaluasi, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk
memberikan pandangan, dan pengambilan keputusan tentang baik atau
buruknya suatu benda atau kejadian.
6. Pertanyaan membuat (create), yaitu pertanyaan yang menggabungkan
beberapa unsure untuk menjadi suatu kesatuan, mencakup kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru.

Jenis-jenis pertanyaan beserta contohnya secara singkat ditampilkan dalam


tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Pertanyaan, Arti, dan Contohnya
Jenis Arti Contoh
pertanyaan
Terbuka Pertanyaan yang memiliki lebih Makhluk hidup apa saja
dari satu jawaban benar. yang hidup di habitat
perairan?
Tertutup Pertanyaan yang memiliki hanya Apa nama latin untuk buah
satu jawaban yang benar. langsat?
Produktif Dapat dijawab melalui Berapa luas permukaan
pengamatan, percobaan, daun pepaya?
penyelidikan.
Tidak Dapat dijawab hanya dengan Hewan apa ini?
produktif melihat, tanpa melakukan
pengamatan, percobaan, atau
penyelidikan.
Imajinatif/ Jawabnya diluar benda gambar/ gambar gadis termenung
interpretatif kejadian yang diamati. di pinggir laut. Apa yang
sedang dipikirkan gadis
itu?
(Sumber : Muslich, 2007)

7
E. Bagaimana Seharusnya Guru Bertanya
Bertanya dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, sebab
melalui pertanyaan, guru dapat mendorong, membimbing dan mengarahkan
peserta didik untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Oleh karena itu
menurut Rusman (2010:195) cukup beralasan jika dengan pengembangan
bertanya, produktivitas pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya,
maka: 1) dapat menggali informasi dari siswa; 2) mengecek pemahaman siswa; 3)
membangkitkan respon siswa; 4) mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa;
5) mengetahui hal-hal yang diketahui siswa; 6) memfokuskan perhatian siswa; 7)
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan 8) menyegarkan
kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Lalu bagaimanakah seharusnya
guru bertanya dalam pembelajaran?
Menurut Depdikbud (1990:7) untuk menciptakan suatu dinamika dalam
kegiatan pembelajaran, hendaknya guru mengetahui hal-hal tertentu didalam
mengajukan suatu pertanyaan agar secara langsung berlaku komunikasi segitiga
yakni komunikasi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa yang
mencerminkan keaktifan siswa dan guru. Hal-hal yang dimaksud antara lain:
Pertama: Pertanyaan diajukan untuk seluruh kelas, bukan untuk perorangan,
kemudian menawarkan kepada siswa siapa yang akan menjawab, atau menunjuk
langsung salah seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa ikut berfikir
memecahkan jawaban pertanyaan guru. Pertanyaan yang agak sulit jangan
diperuntukkan atau ditunjuk siswa yang lemah.
Kedua: Jawaban hendaknya oleh perorangan, bukan oleh seluruh kelas. Siswa
yang menjawab adalah siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai jawaban individu
ataupun sebagai wakil kelompok.
Ketiga: Usahakan pertanyaan diajukan secara merata (random). Maksudnya
setelah pertanyaan diajukan ke seluruh kelas, yang ditunjuk untuk menjawab
penyebarannya secara merata, jangan menurut pola tertentu, misalnya hanya
ditunjuk siswa yang pandai atau siswa yang bandel atau siswa sesuai absen atau
berurutan. Jadi hendaknya menggunakan pola acak, tetapi merata. Maksudnya
supaya setiap siswa merasa siap untuk menjawab pertanyaan.

8
Keempat: Jika perlu berikan dorongan kepada siswa yang lemah dan pemalu
untuk mau menjawab. Disini guru bertindak tidak membedakan antara siswa-
siswinya, atau tidak pilih kasih, tetapi memperhatikan semua siswa untuk diajak
terlibat dalam proses belajar yang aktif;
Kelima: Perhatian guru hendaknya kepada seluruh kelas walaupun konsentrasinya
kepada jawaban siswa. Jadi sementara siswa menjawab yang lain masih dalam
jangkauan perhatian guru. Menurut Alam, dkk (2010:32) pertanyaan yang
diajukan dalam kegiatan pembelajaran dapat dibagi atas 2 (dua) kategori, yakni:
1) low order question, yaitu pertanyaan yang bersifat recall yakni pertanyaan yang
meminta siswa untuk mengingat kembali, ini merupakan pertanyaan mudah,
misalnya apa ibu kota provinsi Sulawesi Selatan?; 2) higher order question,
pertanyaan ini agak sulit, dengan memakai kata bagaimana, mengapa, misalnya
mengapa Makassar ditunjuk sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan?
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa hendaknya tidak selalu
yang mudah saja, atau yang sukar saja, tapi harus bervariasi. Namun jika
pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab oleh siswa, maka menurut Alam, dkk
(2010:31) yang harus dilakukan oleh guru adalah: 1) memberikan informasi
tambahan agar murid dapat menjawab; 2) merubah pertanyaan dalam bentuk lain,
3) memecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga
akhirnya semua dapat terjawab. Dengan demikian siswa akan lebih mudah
memahami materi pelajaran dan daya serap siswa akan lebih tinggi.

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bertanya


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bertanya yang
dikemukakan oleh Samsudin (2015) sebagai berikut.
1. Kehangatan dan antusias
2. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari sebagaimana yang disebutkan oleh
Sukarni (2015) antara lain:
a. Mengulang pertanyaan sendiri
b. Mengulang jawaban peserta didik
c. Menjawab pertanyaan sendiri

9
d. Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e. Pertanyaan ganda
f. Menunjuk peserta didik terlebih dahulu sebelum pertanyaan diajukan

F. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya mempunyai dua aspek, yaitu keterampilan
bertanyatingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjut. Bertanya dasar
merupakan pertanyaan pembuka pada awal pelajaran. Bertanya tingkat lanjut
merupakan kelanjutan dari pertanyaan dasar yang mengutamakan usaha
mengembangkan keterampilan berfikir, meningkatkan partisipasi, dan mendorong
agar dapat berinisiatif sendiri (Fathoni, 2015).
Berikut beberapa komponen keterampilan bertanya dasar dan lanjut menurut
Irda (2012).
1. Komponen keterampilan bertanya dasar
a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan
menggunakan kata- kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan
taraf perkembangannya.
b. Memberikan acuan
Supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan
pertanyaan guru perlu memberikan informasi yang menjadi acuan
pertanyaan. Melaluli acuan ini dimungkinkan peserta didik mengolah
informasi untuk menemukan jawaban yang tepat.
c. Memusatkan perhatian
d. Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang
luas, kemudian mengubahnya menjadi pertanyaanyang sempit. Oleh
karena itu pertanyaan yang luas hendaknya selalu diikuti oleh pemusatan,
yaitu yang memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu.
Pertanyaan dapat digunakan untuk memusatkan perhatian peserta didik, di
samping itu pemusatan perhatian dapat juga dilakukan dengan mengetuk
meja, mengetuk papan tulis, dan tepuk tangan. Pemakaian pertanyaan

10
untuk memusatkan perhatian peserta didik perlu disesuikan dengan
kepentingan pembelajaran. Contoh, Binatang apakah yang hidup di
udara? Jawabannya bisa bermacam- macam. Pertanyaan tersebut bisa
dipusatkan menjadi Binatang apakah yang hidup di udara, tetapi kalau
siang bergelantungan di pohon?
e. Pemindahan giliran
Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda
untuk menjawab pertanyaan yang sama.untuk melibatkan peserta didik
semkasimal mungkin dalam pembelajaran, guru perlu memberi giliran
dalam menjawab pertanyaan. Guru hendaknya berusaha agar semua
peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan. Pemberian
giliran dalam menjawab pertanyaan, selain untuk melibatkan peserta didik,
serta untuk menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan.
Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan ini tidak harus selesai
dalam satu kali pertemuan, tetapi mungkin dalam dua atau tiga kali
pertemuan. Pelaksanaannya dipadukan dengan teknik penyebaran
pertanyaan.
Terdapat perbedaan antara pemberian giliran dengan penyebaran.
Pemberian giliran adalah satu soal dijawab secara bergiliran oleh beberapa
orang peserta didik, sedangkan penyebaran adalah beberapa pertanyaan
yang berbeda disebarkan secara bergiliran dan dijawab oleh peserta didik
yang berbeda.Cara seperti ini dapat mendorong siswa untuk selalu
memperhatikan jawaban yang diberikan temannya serta meningkatkan
interaksi antar siswa.
f. Pemberian kesempatan untuk berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk
berpikir. Demikian juga dengan siswa yang harus menjawab pertanyan
guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut.
Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya
menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya pertanyaan yang diajukan.

11
g. Pemberian tuntunan
Dalam menjawab pertanyaan, terkadang dijawab oleh anak didik, ataupun
jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini, guru tidak boleh diam dan menunggu sampai
siswa memberikan jawaban. Guru harus memberika suatu tuntunan yang
memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang
diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain dengan cara
mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah
dan sederhana, sehingga dapat dipahami oleh siswa, mengajukan
pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa
menemukan jawabannya, atau engulangi penjelasan sebelumnya yang
berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.

2. Komponen keterampilan bertanya lanjut


a. Pengubahan tuntunan tingka kognitif
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa diperlukan
pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan. Guru hendaknya mampu
mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat
fakta menuju pertanyaan asfek kognitif lain, seperti pemahaman,
penerapan, analisis, dan evaluasi. Dan setiap pertanyaan perlu di
sesuaikan dengan taraf kemampuan berpikir siswa.

b. Urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan haruslah mempunyai urutan yang logis.
Dan jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau
yang sederhana kepada yang sukar lagi. Hal ini akan menimbulkan
kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran
dapat menurun.

c. Penggunaan pertanyaan pelacak


Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa yang berkaitan
dengan jawaban yang dikemukakan, kemampuan melacak perlu dimiliki
oleh guru. Pertanyaan pelacak bisa di lakukan dengan klasifikasi, meminta

12
argumentasi, meminta kesempatan pandangan, meminta jawaban yang
lebih relevan, dan meminta contoh.

d. Peningkatan terjadinya interaksi


Untuk mendorong terjadinya interaksi, perlu kita perhatikan, yaitu,
pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman
dekatnya. Dan juga guru hendaknya menjadi dinding pemantul.

G. Strategi Bertanya
Menurut Blosser (2015), strategi bertanya dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Menggunakan pertanyaan untuk meningkatkan siswa untuk aktif berbicara
dan mengurangi dominasi guru yang berbicara.
Hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
a. Setelah guru mengajukan pertanyaan, berilah jedah waktu. berikan waktu
kepada siswa untuk berpikir.
b. Meminta siswa memperluas jawabannya jika mereka memberikan jawaban
terpotong atau singkat.
c. Pertanyaan yang diajukan guru harus jelas
d. Mendengarkan jawaban lebih dari satu siswa untuk setiap pertanyaan.
e. Hindari pengulangan pertanyaan.
f. Hindari pengulangan jawaban siswa.
g. Menganjurkan siswa untuk menanggapi jawaban temannya.

13
Berikut ini contoh bentuk interaksi verbal dalam kelas.
1. Bentuk yang perlu dihindari
Guru mengajukan pertanyaan

Siswa menjawab

Guru menerima
menolak jawaban siswa
memberi penghargaan

Guru mengajukan pertanyaan


2. Bentuk yang dianjurkan
a. Contoh I
Guru mengajukan pertanyaan
Satu siswa menjawab
Siswa ke-2 menjawab
Tambahan jawaban dari siswa lain

b. Contoh II
Guru mengajukan pertanyaan
Siswa menjawab
Guru meminta tambahan jawaban/tanggapan lain
Atau
Guru bertanya lanjut untuk menguji jawaban siswa
3. Mengajukan pertanyaan dasar serta pertanyaan lanjutan.
a. Hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
b. Berhati-hati menyusun perencanaan untuk pertanyaan dasar. Ini
melibatkan jenis isi, tujuan dan materi yang akan menggunakan
pertanyaan dasar.
c. Kata tanya harus jelas (pertanyaan jelas).
d. Hindari memaksakan pendapat sendiri sebagai guru, pada
jawaban/tanggapan siswa atas pertanyaan dasar tersebut. Pertanyaan
hendaknya bersifat terbuka, menerima semua kemungkinan jawaban yang
diberikan siswa.
e. Meminta lebih dari satu siswa untuk memjawab pertanyaan yg sama.
f. Menganjurkan siswa untuk memberikan tanggapan atas jawaban dari
siswa lain.
4. Menggunakan pertanyaan untuk mendistribusikan partisipasi antara siswa.
Hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut
a. Memanggil siswa relawan dan yang bukan.
b. Menyebarkan pertanyaan secara keseluruhan dalam satu kelas.
c. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan jawaban yang
beragam.

14
d. Dianjurkan lebih dari satu siswa untuk menjawab satu pertanyaan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Strategi bertanya dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi
tentang kegiatan bertanya atau tanya jawab antara siswa dan siswa maupun
guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Membangkitkan perhatian siswa, melatih keterampilan berbicara,
mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar.
3. Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat, jelas, memiliki fokus,
menginspirasi jawaban, dan merangsang peningkatan tuntutan kemampuan
kognitif.
4. Jenis-jenis pertanyaan, meliputi pertanyaan tebuka dan tertutup,
pertanyaan pengetahuan, pemahaman, analisis, dan membuat, pertanyaan
produktif dan tidak, produktif, serta pertanyaan imajinatif.
5. Keterampilan bertanya mempunyai dua aspek, yaitu keterampilan bertanya
tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjut. Bertanya dasar
merupakan pertanyaan pembuka pada awal pelajaran. Bertanya tingkat
lanjut merupakan kelanjutan dari pertanyaan dasar yang mengutamakan
usaha mengembangkan keterampilan berfikir.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bertanya adalah kehangatan dan
antusias, serta hal-hal yang perlu dihindari misalnya mengulang jawaban
siswa, menjawab pertanyaan sendiri, dan menunjuk siswa sebelum
memberikan pertanyaan.
7. Strategi bertanya dalam proses pembelajaran, yaitu menggunakan
pertanyaan untuk meningkatkan siswa untuk aktif berbicara dan
mengurangi dominasi guru yang berbicara, mengajukan pertanyaan dasar

15
serta pertanyaan lanjutan, dan menggunakan pertanyaan untuk
mendistribusikan partisipasi antara siswa.

B. Saran
Makalah ini masih dapat dikatakan jauh dari kesempurnaan. Pembaca
disarankan untuk membaca dari sumber-sumber lain selain dari makalah ini
untuk memperluas pengetahuan mengenai strategi bertanya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, lia. 2013. Pengaruh kemampuan bertanya terhadap keterampilan


metakognisi dan berpikir kritis siswa smp melalui model pembelajaran kooperatif
tipe berkirim salam-soal online) ,(Http://digilib.unila.ac.id/1691 /8/2.%20bab
%20ii.pdf, diakses 27 februari 2015).
Bachtiar. 2012. Strategi bertanya untuk meningkatkan respon peserta didik
terhadap bacaan sastra (online), (Http://the-ladunni.blogspot.com /
2012/06/strategi-bertanya-untuk-meningkatkan.html, diakses 27 februari
2015).
Blosser, Patricia E. 2015. Handbook of effective questioning techniques. Ohio,
Columbus. Education Associates, inc.
Fathoni, toto. 2015. Keterampilan bertanya (online),
(Http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan/19600
5081985031-toto_fathoni/ke terampilan_bertanya.pdf, diakses 27 februari
2015).
Harlin. 2012. Teknik bertanya (online), upload3 juni 2012.
Harlinrajuli.blogspot.com, diakses 27 februari 2015).
Irda, rosda. 2012. Teknik bertanya: keterampilan bertanya (online), upload 22
maret 2012, (Http://irdahendro.blogspot.com/2012/03/teknik-bertanya.html,
diakses 28 februari 2015).
Muslich, masnur. 2007. KTSP. Jakarta: bumi aksara.
Priyanto. 2013. Strategi bertanya dalam pembelajaran: bertanya sebagai
keterampilan abad 21 (online), upload 31 desember 2013,
(Http://mahkotamedia.blogspot. com/2013/12/strategi-bertanya-dalam-
pembelajaran.html, diakses 26 februari 2015).
Samsudin, achmad. 2015. Mengapa bertanya (online),
(Http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._fisika/ahmad_samsudin/bpf/
teknikbertanyax.pdf, diakses 27 februari 2015).
Sukarni. 2015. Keterampilan bertanya (online), (Http://pintamins.
blogspot.com/2010/06/keterampilan-bertanya.html, 27 februari 2015.
Alma, Buchari, dkk. 2010. Guru profesional. Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Teknik Bertanya (Bahan
Penataran PKG Akuntansi SMA). Jakarta: Proyek Pengembangan Akuntansi.
Rusman. 2010.

17
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Disusun oleh:

KELAS B

JOHN LEWEDALU NIM.


161051301025
JUSMAN TANG NIM.
161051301033
MEGAWATI NIM.
161051301034
AQSAYUNARSIH NIM.
16105130103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

18
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2016

19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidyah-Nya

kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan segala yang

diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sholawat beserta salam

kita junjungkan kepada Nabi besar Muhammad S.A.W.

Penulis menyanpaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua

yang telah menberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tak

ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj.

Nurhayati B., M.Pd. selaku dosen mata kuliah asesmen pembelajaran, dan semua

teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga dapat

terselesaikannya tugas makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini.

Sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sanagt penulis

harapkan untuk penyempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi para mahasiswa khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Makassar, 20 Pebruari, 2017

Penulis

i
20
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. i

Daftar Isi .. ii

BAB I PENDAHULUAN .... 1

A. Latar belakang

... .. 1
B. Rumusan masalah ............. 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN .. 3

A. Defenisi strategi bertanya .... 3

B. Fungsi Bertanya dalam pembelajaran . 3

C. Kriteria Pertanyaan yang baik 3


D. Jenis-jenis pertanyaan 6
E. Bagaimana seharusnya seorang guru bertanya 8
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bertanya ...... . 9
G. Keterampilan bertanya ...... 10
H. Strategi bertanya .. 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN . 15

A. Kesimpulan 15

B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

ii

21
ii

22

Anda mungkin juga menyukai