Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

Prosedur bisa disebut juga sebagai langkah-langkah atau tahapan. Prosedur menurut
wikipedia (2017) adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus
dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku atau sama agar selalu memperoleh hasil
yang sama dari keadaan yang sama, semisal prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. Dapat
disimpulkan bahwa prosedur adalah langkah-langkah atau tahapan untuk melaksanakan suatu
aktivitas untuk menghasilkan suatu tujuan.

Prosedur dirasa penting dalam pelaksanaan pembelajaran mikro. Dengan mengikuti prosedur
yang benar dalam pelaksanaan pembelajaran mikro, maka diharapkan kegiatan pembelajaran
tersebut berjalan lancar serta memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran mikro terdiri dari tiga langkah yang harus dilakukan,
dipahami dan disiapkan oleh peserta pembelajaran mikro yaitu persiapan, skenario
pelaksanaan pembelajaran mikro, dan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh setiap peserta
pembelajaran mikro.

Langkah pertama adalah persiapan, yaitu mempersiapakan diri untuk melaksanakan


pembelajaran mikro. Persiapan yang harus dilakukan menurut Sukirman (2012, hlm. 93-94)
meliputi:
1. Memahami hakikat pembelajaran mikro, terutama berkenaan dengan pertanyaan-
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran mikro sebagai suatu
pendekatan untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan kemampuan guru.
Untuk memahami hakikat pembelajaran mikro, kita perlu menggarisbawahi bahwa
pembelajaran mikro itu adalah pembelajaran yang disederhanakan dari pembelajran
biasanya, baik dalam segi waktu, jumlah siswa dan juga materi.
2. Mempelajari dengan mendalami jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang akan
dilatihkan dalam pembelajaran mikro. Menurut Allen dan Ryan (dalam Sukirman,
2012, hlm. 97) jenis-jenis keterampilan dasar mengajar itu adalah keterampilan
membuka, menutup, menjelaskan, mengadakan variasi stimulus, bertanya dasar,
bertanya lanjut, balikan dan penguatan, membimbing diskusi, mengajar kelompok
kecil dan perorangan, membuat ilustrasi dan contoh dan keterampilan mengelola
kelas.
3. Melakukan observasi ke sekolah atau kelas, hal ini dimaksudkan agar peserta
pembelajaran mikro dapat belajar langsung dari lapangan mengenai bagimana proses
pembelajaran itu dilakukan. Ketika melakukan observasi di dalam kelas, kita hanya
memperhatikan guru yang sedang mengajar, hal yang diperhatikan yaitu bagaimana
cara guru tersebut menyampaikan materi dan bagaimana cara guru tersebut
mengkondisikan kelas dan siswa-siswanya. Setelah melakukan observasi, selanjutnya
adalah mengkaji hasil observasi di lapangan tersebut.
4. Membuat persiapan tertulis atau perencanaan pembelajaran, yaitu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan prinsip pembelajaran
mikro yaitu pembelajaran yang disederhanakan.
5. Membentuk kelompok, yaitu membagi peserta latihan kedalam beberapa kelompok
kecil sesuai dengan karateristik pembelajaran mikro yaitu pembelajaran yang
disederhanakan, termasuk jumlah pesertanya itu sendiri. Setiap kelompok biasanya
terdiri dari 7-8 orang dengan dibimbing oleh seorang pembimbing atau sepervisor.
Setiap orang dalam kelompok kecil tersebut memiliki peran dan tugasnya masing-
masing, 1 orang berperan sebagai guru, 5 orang berperan sebagai murid (teman
sejawat), dan 2 orang berperan sebagai observer.
Kelima kegiatan tersebut harus dilakukan oleh setiap peserta pembelajaran mikro dalam
tahap awal yaitu persiapan. Persiapan awal ini lebih menekankan pada teori, sehingga
peserta pembelajaran mikro dituntut untuk mempelajari serta memahami teori secara
matang. Teori dalam pembelajarn mikro dianggap penting untuk dipahami karena
merupakan dasar atau landasan untuk praktik secara langsung agar berjalan dengan
lancar.
Setelah melakukan persiapan, maka peserta pembelajaran mikro harus melakasanakan
langkah ke dua yaitu pelaksanaan pembelajaran mikro. Pada pelaksanaan
pembelajaran mikro ini, setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya masing-
masing. Menurut Sukirman (2012, hlm. 108-112) pihak-pihak yang terkait dalam
pembelajaran mikro serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya yaitu sebagai
berikut:
1. Pihak guru yang berlatih. Peserta pembelajaran mikro yang berlatih, pada saat ia
tampil harus memposisikan dirinya sebagai guru yang bertugas untuk
membelajarkan siswa.
2. Pihak siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa diposisikan sebagai objek
sekaligus subjek pembelajaran. Siswa harus berperan aktif merespon setiap
stimulus pembelajaran agar memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan.
Dalam pembelajaran mikro, pihak siswa dituntut untuk memposisikan dirinya
sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran, seperti dalam kegiatan
pembelajaran biasa. Bahkan dalam pembelajaran mikro fungsi dan peran siswa
bisa bertugas ganda, pertama berfungsi sebagai siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran dan kedua yaitu sebagai observer.
3. Pihak Observer. Tugas observer adalah melihat, memperhatikan dan mengamati.
Observer dalam proses pembelajaran mikro memiliki peran dan kedudukan yang
sangat penting, karena dari hasil pengamatan observer itulah data dan informasi
untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan mengajar setiap yang berlatih
akan didapatkan.
4. Pihak pembimbing atau dosen. Pihak pembimbing atau supervisor bertugas
mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro dan mencatat serta
menyimpulkan seluruh aspek pembelajaran mikro yang telah dilakukan.
5. Sarana dan fasilitas pendukung. Tersedianya sarana dan fasilitas pendukung yang
memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, akan menentukan tingkat kualitas
yang dihasilkan dari pembelajaran mikro itu sendiri.
Langkah terakhir dalam pelaksanaan pembelajaran mikro adalah tindak lanjut.
Tindak lanjut ini berisi evaluasi-evaluasi serta masukan-masukan untuk perbaikan,
evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran mikro
telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Sukirman (2012, hlm. 126) tindak lanjut pembelajaran mikro adalah proses
kegiatan mendiskusikan dan membahas hasil penampilan, kemudian merumuskan
rekomendasi atau saran yang harus dilakukan sebagai tindaklanjutnya. Salah satu
bentuk konkrit kegiatan akhir dan proses tindak lanjut pembelajaran mikro antara lain
melakukan kegiatan memutar ulang (play back) hasil rekaman, komentar dan diskusi
umpan balik, evaluasi diri (self evaluation), dan tindak lanjut (berlatih ulang).
Tindak lanjut ini dilakukan, agar pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran mikro
dapat memperbaiki diri dan juga meningkatkan kemampuan mengajar agar lebih baik
lagi

Daftar Pustaka :
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama.

Anda mungkin juga menyukai