Anda di halaman 1dari 9

KETERAMPILAN BERTANYA

Pengertian Keterampilan Bertanya


Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting
untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran
lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru
menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk
dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan
yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban
(respon) dari peserta didik.
Terdapat beberapa hal penting dalam keterampilan bertanya, antara lain:
1. Pausing, Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban, memperoleh jawaban
yang komplit, memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan, dan agar banyak murid yang
menjawab.
2. Prompting, Guru mengajukan pertanyaan sulit, sehingga tidak ada murid yang dapat
menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus
melakukan prompt atau mendorong. Caranya adalah guru memberikan informasi tambahan,
agar murid dapat menjawab, mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain, dan memecah
pertanyaan awal menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab.
3. Probing, Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh
jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru
menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi,
hingga akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna.
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk
mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara
kompleks setelah diberikan pelajaran. Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.
Tujuan Keterampilan Bertanya
Tujuan dari bertanya adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
2. Memusatkan perhatian
3. Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)
4. Menarik siswa dalam pokok pembicaraan
5. Mengetahui kesulitan belajar siswa
6. Memotifasi siswa mengeluarkan pendapat
7. Merangsang kemampuan berpikir
8. Membantu siswa dalam belajar
9. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
10. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
11. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya
pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain
(bahan baru)
12. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada
mereka
13. Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap
oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya
(pengertian mereka)
14. Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh murid-
muridnya.
Komponen dan Contoh Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan –
kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid.
Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya
dasar dan keterampilan bertanya lanjutan :
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
a. Jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Susunan
kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Misalnya,
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi?
b. Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi
informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini
akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang
sedang dibahas. Misalnya, Kita telah mengetahui bahwa transmigrasi adalah perpindahan
penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya,
daerah padat seperti apa yang dimaksudkan dalam pengertian transmigrasi tersebut?
c. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas
menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut
jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian
siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami. Misalnya; (1) Sebutkan nama-nama
kota besar yang ada di pulau jawa? (pertanyaan sempit), (2) Menurut pendapat anda apa
ciri-ciri dari kota besar? (pertanyaan luas).
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat
dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan
kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa
pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut,
kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. Misalnya, Bertanya kepada
beberapa orang siswa dengan pertanyaan yang sama.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti memberikan giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang
biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa
yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru. Misalnya,
Memberikan pertanyaan yang berbeda kepada beberapa siswa yang sudah ditandai.
f. Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir.
Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu
untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk
siswa untuk menjawabnya. Misalnya, Coba kalian pikirkan, apa saja dampak dari ledakan
penduduk? (menunggu 5-10 detik, kemudian menunjuk beberapa orang siswa untuk
menjawab).
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun
jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam
hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru
harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu
memberikan jawaban yang yang diharapkan. Misalnuya dengan memparafrase yaitu
mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana
sehingga lebih dipahami oleh siswa, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana
yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya, dan mengulangi penjelasan atau
informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
2. Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya
dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar
mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain,
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling
kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah
atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
c. Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang
tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
1) Klarifikasi, jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru
dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan
lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.
2) Meminta peserta didik memberikan alasan, pertanyaan ini diajukan guru untuk
meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya.
3) Meminta kesepakatan jawaban, pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain
untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan.
4) Meminta ketepatan jawaban, apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum
mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut
untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat.
5) Meminta jawaban yang lebih relevan, jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik
kurang relevan dengan materi standar, maka guru dapat mengajukan pertanyaan
lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan.
6) Meminta contoh, jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi
atas jawaban yang diajukannya.
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks, jika jawaban yang diajukan peserta didik
masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk
memperoleh jawaban yang lebih luas.
d. Mendorong terjadinya interaksi
Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah :
1) Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
2) Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya,
janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik
untuk didiskusikan.
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah respon yang diberikan guru, baik bersifat verbal ataupun
nonverbal untuk mendorong peserta didik mengadakan pengulangan suatu tindakan atau
melemahkan perilaku. Tindakan tersebut dimaksudkan sebagai ganjaran kepada peserta didik
agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
Penguatan berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap positif terhadap proses
pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
Dengan adanya penguatan, usaha peserta didik merasa dihargai karena peserta didik terdorong
untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan terfokus pada materi yang sedang dipelajarinya.
Selain itu penguatan dapat membina dan mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
produktif.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh
guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap
ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. Penguatan
harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru
tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
Tujuan Keterampilan Memberi Penguatan
Tujuan dari keterampilan memberi penguatan adalah :
1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Komponen dan Contoh Keterampilan Memberi Penguatan
1. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar
berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang
dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan
verbal.
Contoh: Guru bertanya, “Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?”. Beny
mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes, Bu!”
Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?” Beny menjawab,
“Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas seberat
zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas itulah yang membuat kapal terapung di dalam air.”
Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”
Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang
benar. Guru tidak boleh berkata, “Jawabanmu salah!!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”.
Seharusnya guru berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada
pendapat yang lain?”.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang
digunakan diusahakan bervariasi agar tetap segar dan bersemangat.  Dengan ucapan atau
tanggapan balik tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak
kurang pentingnya adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
2. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih
berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan
yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Berbagai bentuk
penguatan non-verbal sebagai berikut:
a. Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang
berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar
mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan
lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi
antara siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x
45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi
secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara
berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan
tersebut adalah mimik. Misalnya dengan senyuman, anggukan, gelengan yang
mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan
jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan
temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis
dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat
dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau
guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi
harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat
siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan,
atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi
digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau
dingin.
Misalnya, Guru berjalan mendekati siswa untuk melihat pekerjaan siswa kemudian
memberikan senyuman dan penguatan terhadap jawaban siswa yang benar sedangkan jika
jawaban siswa kuranf tetap guru dapan mengrahkan siswa kepada jawaban yang tepat.
c. Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri
bagi sekelompok siswa. Misalnya, bagi siswa yang sudah memberikan jawaban
pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan
kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan
menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain
yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.
d. Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua
siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa.
Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga
dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan
yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas,
mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan
tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Misalnya, apabila kelas dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat
mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk
memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada
bidang miring.
e. Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah
berbentuk benda. Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan
mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain
menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut
melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan
dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
Misalnya, Guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin
hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam
pembelajaran.
f. Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau
tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan
tetapi tidak penuh. Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau
menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya
benar, namun juga tidak salah. Misalnya, Guru memberikan penguatan tak penuh namun
tidak menjatuhkan dengan berkata : “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”.

Anda mungkin juga menyukai