Dosen Pengampu :
Dr. Nur Wakhidah, S.Pd., M.Si.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna perbaikan pada karya tulis kami selanjutnya. Kritik dan saran
sangat bermanfaat untuk memperbaiki penyusunan makalah. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. KESIMPULAN 11
B. SARAN 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapita Selekta IPA merupakan salah satu mata kuliah wajib di Perguruan
Tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dimana setiap
Mahasiswa wajib menyelesaikan mata kuliah ini.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dianugerahi pikiran, dan
perasaan, sehingga manusia memerlukan pengetahuan mengenai hubungan
literasi sains dengan kehidupan sehari-hari. Manusia tidak lepas dari
ketergantungan alat dalam setiap harinya, seperti teknologi komunikasi.
Apabila seseorang memiliki ilmu pengetahuan atau konsep-konsep sains
namun tidak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan seharai-hari sehingga
tidak dapat membantu menyelesaikan masalah berkaitan dengan sains dan
teknologi, maka literasi sains yang ada pada dirinya kurang. Hal ini berarti
bahwa pengetahuan sains dan teknologi berbasis sains berkontribusi signifikan
terhadap kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
Literasi sains membantu kita untuk membentuk pola pikir, perilaku, dan
membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap
dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta permasalahan yang dihadapi
masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi. Oleh karena itu
sangat penting untuk mengetahui dan memahami materi literasi sains ini.
Sehingga kita semakin mengenali bahwa sains dan teknologi adalah sumber
solusi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan literasi sains?
2. Apa pentingnya literasi sains?
3. Apa tujuan literasi sains?
4. Bagaimana dimensi literasi sains?
5. Bagaimana karakteristik literasi sains?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui arti literasi sains.
2. Memahami pentingnya literasi sains.
3. Memahami tujuan literasi sains.
4. Memahami dimensi literasi sains.
5. Memahami karakteristik literasi sains.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan beberapa pendefinisian literasi sains tersebut dapat
disimpulkan bahwa literasi sains merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan ilmu pengetahuan atau konsep-konsep sains yang dimilikinya
untuk dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sains dan
teknologi.
Unsur pokok yang terdapat pada literasi sains menurut Harlen
diantaranya adalah:6
1. Concepts or ideas, which help understanding of scientific aspects of the
world around and which enable us to make sense of new experiences by
linking them to what we already know (Konsep atau ide, yang membantu
pemahaman aspek ilmiah dari alam sekitar dan memungkinkan kita
memahami pengalaman baru dengan menghubungkannya dengan apa yang
telah kita ketahui),
2. Processes, which are mental and physical skills used in obtaining,
interpreting and using evidence about the world around to gain knowledge
and build understanding (Proses, yaitu keterampilan mental dan fisik yang
digunakan untuk memperoleh, menafsirkan, dan menggunakan bukti alam
sekitar untuk memperoleh pengetahuan dan membangun pemahaman),
3. Attitudes or dispositions, which indicate willingness and confidence to
engage in enquiry, debate and further learning (Sikap atau disposisi, yang
menunjukkan kesediaan dan kepercayaan diri untuk terlibat dalam
penyelidikan, perdebatan, dan pembelajaran lebih lanjut),
4. Understanding the nature (and limitations) of scientific knowledge
(Memahami sifat (dan keterbatasan) dalam pengetahuan ilmiah).
6
Harlen, The teaching of science, (London: David Fulton Publisher, 2004), 64
4
memengaruhi kesehatan dan persediaan makanan, penggunaan bahan dan
teknologi baru yang tepat, dan keputusan tentang penggunaan energi. Sains
dan teknologi memiliki kontribusi utama terkait dengan semua tantangan di
atas dan semua tantangan tidak akan terselesaikan jika individu tidak
memiliki kesadaran sains. Hal ini berarti bahwa pengetahuan sains dan
teknologi berbasis sains berkontribusi signifikan terhadap kehidupan pribadi,
sosial, dan profesional. Literasi sains membantu kita untuk membentuk pola
pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta
permasalahan yang dihadapi masyarakat modern yang sangat bergantung
pada teknologi.7
Individu yang literat sains harus dapat membuat keputusan yang lebih
berdasar. Mereka harus dapat mengenali bahwa sains dan teknologi adalah
sumber solusi. Sebaliknya, mereka juga harus dapat melihatnya sebagai
sumber resiko, menghasilkan masalah baru yang hanya dapat diselesaikan
melalui penggunaan sains dan teknologi. Oleh karena itu, individu harus
mampu mempertimbangkan manfaat potensial dan resiko dari penggunaan
sains dan teknologi untuk diri sendiri dan masyarakat. Literasi sains tidak
hanya membutuhkan pengetahuan tentang konsep dan teori sains, tetapi juga
pengetahuan tentang prosedur umum dan praktik terkait dengan inkuiri,
saintifik dan bagaimana memajukan sains itu sendiri. Untuk semua alasan
tersebut, literasi sains dianggap menjadi kompetensi kunci yang sangat
penting untuk membangun kesejahteraan manusia di masa sekarang dan masa
depan.8
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pendukung Literasi Sains, (Jakarta:
Kemendikbud, 2017), 3
8
Ibid, 4.
5
2. Meningkatkan kosa kata lisan dan tertulis yang diperlukan untuk
memahami dan berkomunikasi ilmu pengetahuan.
3. Meningkatkan hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat.
Oleh karena itu, dengan adanya literasi sains dalam pembelajaran,
siswa-siswi diharapkan:
1. Memiliki kemampuan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep ilmiah
dan proses yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat di era
digital,
2. Memiliki kemampuan mencari atau menentukan jawaban pertanyaan yang
berasal dari rasa ingin tahu yang berhubungan dengan pengalaman sehari-
hari,
3. Memiliki kemampuan, menjelaskan dan memprediksi fenomena,
4. Dapat melakukan percakapan sosial yang melibatkan kemampuan dalam
membaca dalam mengerti artikel tentang Ilmu pengetahuan,
5. Dapat mengindentifikasi masalah-masalah ilmiah dan teknologi informasi,
6. Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi informasi ilmiah atas dasar
sumber dan metode yang dipergunakan,
7. Dapat menarik kesimpulan dan argument serta memiliki kapasitas
mengevaluasi argument berdasarkan bukti.9
1. Dimensi konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Dalam hal ini,
9
Pertiwi, Atanti, & Ismawati, R. (2018). Pentingnya Literasi Sains pada Pembelajaran IPA
SMP Abad 21. Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), Vol. 01, No.01, (2018),
25–26.
10
Suciati, dkk, Identifikasi Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Ditinjau Dari
Aspek-Aspek Literasi Sains, (2018), Surakarta, hal. 4
6
Program of International Science Assessment (PISA) tidak secara khusus
membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi
kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang
diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia.
2. Dimensi proses
Untuk membangun kemampuan inkuiri ilmiah pada diri peserta didik,
yang berlandaskan pada logika, penalaran dan analisis kritis, maka
kompetensi sains dalam pisa dibagi menjadi tiga aspek berikut:
a. Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang meminta jawaban
berlandaskan bukti ilmiah, yang didalamnya mencakup juga mengenal
pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah dalam situasi yang
diberikan, mencari informasi dan mengidentifikasi kata kunci serta
mengenal fitur penyelidikan ilmiah, misalnya hal-hal apa yang harus
dibandingkan, variabel apa yang harus diubah ubah dan dikendalikan,
informasi tambahan apa yang diperlukan atau tindakan apa yang harus
dilakukan agar data relevan dapat dikumpulkan
b. Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Kompetensi ini mencakup pengaplikasikan pengetahuan sains dalam
situasi yang diberikan, mendeskripsikan fenomena, memprediksi
perubahan, pengenalan dan identifikasi deskripsi, eksplanasi dan
prediksi yang sesuai.
c. Menggunakan bukti ilmiah.
Kompetensi ini menuntut peserta didik memaknai temuan ilmiah
sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu juga menyatakan
bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau bentuk
representasi lainnya. Dengan kata lain, peserta didik harus mampu
menggambarkan hubungan yang jelas dan logis antara bukti dan
kesimpulan atau keputusan.11
11
Wilfi Eko Saputra, Dimensi Literasi Sains, dalam https://toaz.info/docgeneratev2/?
fileurl=https%3A%2F%2Fpdfcoffee.com%2Fdlapi%2Fliterasi-sains-pdf-
free.html&title=Literasi+Sains&utm_source=pdfcoffee&utm_medium=queue&utm_campaign=lit
7
3. Dimensi Konteks
Dimensi konteks literasi sains menurut PISA mencakup berbagai bidang
diantaranya:
a. Bidang aplikasi sains meliputi penerapan sains dalam setting personal,
sosial dan global seperti bidang: kesehatan; sumber daya alam; mutu
lingkungan; bahaya; perkembangan mutakhir sains dan teknologi;
b. Bidang penilaian (assessment) dimana butir-butir soal pada penilaian
pembelajaran sains, menurut pisa berfokus pada situasi yang terkait
pada diri individu, keluarga dan kelompok individu (personal), terkait
pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan lintas negara
(global).
8
frase, kemudian jawaban agak panjang dalam bentuk uraian yang dibatasi
jumlah kalimatnya, dan jawaban dalam bentuk uraian yang terbuka.
2. Struktur dan wacana PISA
Struktur dan jenis wacana di dalam PISA dibagi menjadi dua jenis
yaitu struktur wacana berkelanjutan (continuous texts) dan wacana tak-
berkelanjutan (non-continuous texts). Seperti telah dijelaskan di atas,
wacana berkelanjutan adalah jenis wacana yang terdiri atas rangkaian
kalimat yang diatur dalam paragraf dalam bentuk deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi atau injungsi; sementara wacana tak-berkelanjutan
adalah wacana yang dirancang dalam format matrik, termasuk di dalamnya
pengumuman, grafik, gambar, peta, skema, tabel, dan aneka bentuk
penyampaian informasi.
Sementara jenis soal PISA juga mengukur tiga proses membaca,
yaitu kemampuan mencari dan menemukan informasi, kemampuan
mengembangkan makna dan menafsirkan isi bacaan, dan kemampuan
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi bacaan dalam kaitannya
dengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapat
sebelumnya, dan pengembangan gagasan dari informasi yang
diperolehnya.12
12
Nurul Rahayu, Literasi IPA, dalam https://pdfcoffee.com/literasi-sains-pdf-free.html,
(2/6/2021)
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Literasi berasal dari kata literastus yang artinya melek huruf. Sedangkan
istilah sains berasal dari kata science yang berarti ilmu pengetahuan. Literasi
sains merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan ilmu
pengetahuan atau konsep-konsep sains yang dimilikinya untuk dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
Literasi sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang konsep
dan teori sains, tetapi juga pengetahuan tentang prosedur umum dan praktik
terkait dengan inkuiri, saintifik dan bagaimana memajukan sains itu sendiri.
Untuk semua alasan tersebut, literasi sains dianggap menjadi kompetensi
kunci yang sangat penting untuk membangun kesejahteraan manusia di masa
sekarang dan masa depan.
Tujuan seorang pendidik mengembangkan literasi sains peserta didiknya
adalah untuk; Meningkatkan pengetahuan dan penyelidikan ilmu pengetahuan
alam, Meningkatkan kosa kata lisan dan tertulis yang diperlukan untuk
memahami dan berkomunikasi ilmu pengetahuan, dan Meningkatkan
hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat.
Literasi sains dibedakan dalam tiga dimensi yaitu: konten (pengetahuan
sains), proses (kompetensi sains), dan konteks (aplikasi sains).
Karakteristik literasi sains, diantaranya: Pada soal-soal yang
memerlukan jawaban uraian, siswa diminta untuk menjawab dengan jawaban
yang singkat dalam bentuk kata atau frase, kemudian jawaban agak panjang
dalam bentuk uraian yang dibatasi jumlah kalimatnya, dan jawaban dalam
bentuk uraian yang terbuka. Sementara jenis soal PISA juga mengukur tiga
proses membaca, yaitu kemampuan mencari dan menemukan informasi,
kemampuan mengembangkan makna dan menafsirkan isi bacaan, dan
kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi bacaan dalam
10
kaitannya dengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapat
sebelumnya, dan pengembangan gagasan dari informasi yang diperolehnya
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami persembahkan. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini mengingat
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak biasa terlepas dari
khilaf dan salah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umunya,
dan bagi kami khususnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kelana, Jajang Bayu dan D. Fadly Pratama. 2019. Bahan Ajar Ipa Berbasis
Literasi. Bandung: Lekkas.
OECD. 2016. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework. Paris : OECD
Publishing.
Pertiwi, U. D., Atanti, R. D., & Ismawati, R. (2018). Pentingnya Literasi Sains
Pada Pembelajaran Ipa Smp Abad 21. Indonesian Journal of Natural
Science Education (IJNSE), 1(1), 24-29.
https://pdfcoffee.com/literasi-sains-pdf-free.html
https://toaz.info/docgeneratev2/?fileurl=https%3A%2F%2Fpdfcoffee.com
%2Fdlapi%2Fliterasi-sains-pdf-
free.html&title=Literasi+Sains&utm_source=pdfcoffee&utm_medium=qu
eue&utm_campaign=literasi-sains
12