Anda di halaman 1dari 3

Nama : Azmi Tahmidah

NIM : D97218074
Kelas : 6-A

Tugas Pertemuan 9 Kapita Selekta IPA

1. Mengapa miskonsepsi masih terjadi pada siswa/mahasiswa?


Jawab: Miskonsepsi dapat terjadi dikarenakan pemahaman siswa/mahasiswa itu sendiri.
Setiap siswa/mahasiswa memiliki pemikirannya sendiri dan terkadang membuat
kesimpulan sendiri atas apa yang telah dialaminya. Beberapa diantaranya menyimpulkan
sebuah kejadian secara harfiah saja tanpa ada telaah lebih lanjut dan tidak dihubungkan
dengan konsep-konsep yang lainnya. Kelemahan ini terjadi karena siswa/mahasiswa
belum dapat menghubungkan atau menemukan korelasi antara konsep satu dengan konsep
yang lainnya, sehingga membuat mereka menjadi bingung. Sebelum memasuki kelas pun,
setiap siswa/mahasiswa memiliki konsep dan teori sendiri, kemudian informasi yang baru
akan disesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah ada. Oleh karena itu,
siswa/mahasiswa juga memiliki pemikirannya sendiri dan apabila yang sedang dipikirkan
itu adalah sebuah kebenaran menurut dirinya maka tidak ada yang bisa merubah
pemikirannya. Namun berbeda lagi jika dirinya sadar dengan pemikirannya dan menyadari
bahwa yang sedang dipikirkan atau dipahami itu adalah pemikiran yang salah maka
miskonsepsi tersebut dapat teratasi.
Miskonsepsi juga dapat terjadi karena penguasaan dan pemahaman seorang guru/dosen
terhadap sebuah materi yang disampaikan kepada siswa/mahasiswa belum mendalam.
Seorang guru/dosen juga dituntut agar dapat menyampaikan materi kepada
siswa/mahasiswa dengan jelas serta dengan kata-kata yang terstruktur. Penggunaan kosa
kata yang mudah dimengerti juga akan meminimalis terjadinya miskonsepsi. Penggunaan
kata dalam menyampaikan sebuah penjelasan hendaknya disesuaikan dengan kondisi
siswa/mahasiswa, baik dari usia ataupun penalarannya.
Faktor terjadinya miskonsepsi juga dapat berasal dari buku, dimana salah satu
penyebabnya adalah penggunaan bahasa yang terlalu sulit dan kompleks. Tidak semua
anak dapat mencerna dengan baik apa yang tertulis dalam buku, akibatnya siswa menyalah
artikan maksud dari isi buku tersebut. Selain itu, penggunaan gambar dan diagram juga
dapat pula menimbulkan miskonsepsi pada diri anak.
2. Bagaimana cara guru mengatasi miskonsepsi?
Jawab: Ada banyak cara untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi. Secara umum,
kiat yang tepat untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi adalah mencari bentuk
kesalahan yang dimiliki siswa itu, mencari sebab-sebabnya, dan menemukan cara yang
sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Hal pertama yang harus dilakukan guru
adalah memahami kerangka berpikir siswa. Dengan memahami apa yang dipikirkan siswa
dan apa gagasan siswa diharapkan guru dapat mengetahui penyebab miskonsepsi dan
menemukan cara mengatasi miskonsepsi tersebut. Kemudian hal yang dapat dilakukan
guru adalah:
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan dan pemikirannya
mengenai bahan yang sedang dibicarakan secara lisan atau tertulis
b. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya membuat siswa
bingung dan siswa diminta menjawab secara jujur.
c. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang biasanya mengandung
miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa berdiskusi dengan bebas.
d. Merancang pengalaman belajar yang bertolak dari prakonsepsi dengan melakukan
penguatan terhadap konsep yang sudah benar dan mengevaluasi konsep yang masih
salah.
e. Memperbanyak melatih soal untuk melatih konsep baru siswa dan menguatkannya.

3. Carilah 5 materi IPA di SD yang berpotensi menyebabkan miskonsepsi pada siswa


No. Materi yang Menyebabkan Penjelasan
Miskonsepsi
1. Perkembangbiakan vegetatif Perkembangbiakan konsepnya adalah
buatan dilakukan dengan penambahan jumlah individu, dengan
menyambung dan menempel dilakukannya penyambungan tidak terjadi
penambahan individu, justru berkurang.
2. Tumbuhan monokotil tidak Terkadang ada beberapa guru yang
memiliki cabang menyampaikan kepada muridnya bahwa ciri
tumbuhan monokotil adalah akar serabut dan
pohonnya tidak bercabang. Padahal tumbuhan
monokotil ada yang bercabang. Contoh; rumput
dan tumbuhan pandan.
3. Tumbuhan jambu mente Hanya karena “tampak” memiliki biji diluar,
adalah salah satu tumbuhan bukan berarti dapat digolongkan kedalam
dengan biji terbuka tumbuhan  berbiji terbuka. Yang tampak sebagai
biji, sebenarnya adalah buah, sedangkan yang
tampak seperti buah, membesar dan berdaging itu
sebenarnya adlah tangkai buah. Jadi jambu mente
sebearnya adalah tipe tumbuhan bebiji tertutup.
4. Fotosintesis hanya bisa Fotosintesis itu bisa terjadi kapan saja, selama
terjadi pada siang hari syarat-syarat untuk melakukan fotosintesis
terpenuhi, terutama sinar matahari. Seandainya
fotosintesis hanya terjadi pada siang hari,
sedangkan pada suatu siang hari terjadi hujan
deras dan mendung petang (tidak ada sinar
matahari), apakah siang hari itu terjadi
fotosintesis? Tentu saja tidak. maka konsep yang
benar adalah; foto sintesis terjadi ketika ada
cahaya dengan gelombang dengan intensistas
yang memenuhi untuk melakukan fotosintesis.
Bahkan fotosintesis bisa saja dilakukan dengan
bantuan lampu jika gelombang dan intensistas
dalam lampu tersebu setara dengan cahaya
matahari normal.
5. Jumlah air di seluruh dunia Ini adalah kesalahan fatal. Mengapa? Jika kita
berkurang dari waktu ke mau mencermati siklus hidrologi, air sebenarnya
waktu tidaklah berkurang melainkan perubahan wujud.
Air bisa berubah wujud menjadi awan, menjadi
uap, dan menjadi es, yang paling penting adalah
ketika air berubah wujud menjadi awan, dia bisa
berpindah tempat dengan hembusan angin. Maka,
jika di suatu kawasan mengalami kekeringan, itu
bukan bearti air telah berkurang, tapi air telah
berubah wujud dan berpindah ke tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai