Anda di halaman 1dari 8

“KETERAMPILAN BERTANYA”

Dosen Pengampu
Dr. E.Elvis Napitupulu , M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Landong Ignatius Simanihuruk
Nim : 4203111105
Kelas : PSPM 20 E

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KETERAMPILAN BERTANYA

A. Pengertian Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bagi seorang guru


merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Keterampilan bertanya dapat
membantu guru mengurangi kebosanan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan
materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan ketika menggunakan metode ceramah,
pertanyaan akan membuat suasana kelas lebih dinamis walaupun pertanyaan yang diajukan
hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Model
dan metode pembelajaran apa pun yang digunakan seorang guru, bertanya merupakan
kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Menurut Wina Sanjaya
Pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap siswa di antaranya:

 Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.


 Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada
hakikatnya bertanya
 Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk menentukan
jawaban.
 Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas

Brown, dalam Hasibuan (1994) menyatakan bahwa bertanya ialah setiap pernyataan
yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan
yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan suatu hal yang tidak mudah.
Oleh sebab itu, seorang guru hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan
keterampilan bertanya.

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang dikenai.
respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir.
B. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya

1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan guru harus diungkapkan
secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh
siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu
memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dengan siswa, contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah
tempat bertemu penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Coba kamu
sebut faktor penyebab lain yang mengakibatkan orang untuk berbelanja ke pasar.
3. Pemindahan giliran. Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang
siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
4. Penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru
perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Hendaknya berusaha
semua siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran
adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab
pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda,
disebarkan giliran menjawab kepada siswa yang berbeda pula.
5. Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang
siswa untuk menjawabnya.
6. Pemberian tuntunan. Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab,
guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar.

Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan

Keterampilan bertanya lanjutan dibentuk atas dasar pengusaan komponen-komponen


bertanya dasar. Oleh sebab itu, komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
keterampilan bertanya lanjut.

Adapun komponen-komponennya adalah sebagai berikut:

A. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang


dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses
mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat
kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan
evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing).
B. Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang
sifatnya rendah yang lebih tinggi dan kompleks guru hendaknya dapat mengatur
pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaan
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Usahakan agar jangan
memberikan pertanyaan yang tidak menentukan atau bolak-balik, misalnya sudah
sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan
kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan mengakibatkan
kebingungan kepada siswa dan partisipasi siswa dalam belajar menurun.
C. Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar
oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
D. Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih
bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau
menghilangkan perannya sebagai penanya sentral. Jika siswa mengajukan pertanyaan
dijawab oleh seorang siswa . Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera
menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainnya.

Alasan Keterampilan Bertanya Perlu Dikuasai

Beberapa alasan mengapa keterampian bertanya perlu dikuasai adalah:

1. Guru cendrung mendominasi ceramah dalam kelas.


2. Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan.
3. Siswa harus dilibatkan secara mental intelektual secara maksimal.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman
siswa.

C. Prinsip-Prinsip Ketarampilan Bertanya


Adapun prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam memberikan keterampilan bertanya
adalah sebagai berikut:

1. Kehangatan dan antusias. Kita perlu menunjukkan kepada seluruh peserta didik
bahwa kita menguasai persoalan yang dibahas dan pertanyaan yang kita ajukan
memang sangat menarik, bukan asal-asalan bertanya. Hal ini dapat kita buktikan
melalui sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima
jawaban. Sikap dan gaya kita termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi
badan menampakkan ada atau tidaknya kehangatan dan antusiasme kita.
2. Jangan mengulang pertanyaan apabila peserta didik tak mampu menjawabnya. Hal ini
dapat menyebabkan menurunya perhatian dan partisipasi.
3. Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik.
4. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta
didik memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
5. Usahakan agar peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara serempak, sebab kita
tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang
salah.
6. Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan diajukan lebih terdahulu kepada seluruh siswa. Kemudian guru menunjuk
salah seorang untuk menjawab.
7. Pertanyaan ganda; guru kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda.
Menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

D. Tujuan Keterampilan Bertanya


Menurut Nasution (2000: 161) tujuan keterampilan bertanya adalah:

1. Mendorong anak berpikir untuk memecahkan suatu soal.


2. Membangkitkan pengertian yang lama atau yang baru.
3. Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan pelajaran, dulu sering
bercorak pertanyaan ingatan, sebaiknya juga pertanyaan pikiran.
4. Membangkitkan minat siswa untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk
mempelajarinya.
5. Mendorong menggunakan pengetahuan dalam situasi-situasi lain.
E. Jenis-jenis Pertanyaan

Pertanyaan bisa dilihat dari aspek tujuannya, tingkat kesulitan jawaban yang
diharapkan atau taksonomi menurut Bloom.

1) Pertanyaan menurut tujuannya


a) Pertanyaan permintaan (compliance question), yaitu pertanyaan yang menghendaki
kepada siswa untuk memberikan jawaban dalam bentuk tindakan atau perbuatan.
Contoh: Dapatkah kamu menunjukkan wilayah daerah kekuasaan kerajaan Abbasiyah
pada peta yang kamu pegang?
b) Pertanyaan retoris (rhetorical question),adalah jenis pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi guru sendiri yang menjawabnya.
Pertanyaan ini diajukan dengan tujuan menjelaskan sesuatu yang diawali dengan
pertanyaan?
c) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun(prompting question),adalah pertanyaan yang
betujuan untuk mengarahkan proses berpikir siswa, untuk memperbaiki atau
menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban yang diberikan sebelumnya.
d) Pertanyaan menggali (probing question),adalah pertanyaan yang mengharapkan siswa
agar dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas jawaban yang diberikan. Pertanyaan
ini sangat penting untuk dapat meningkatkan aspek kemampuan berpikir siswa.

2) Pertanyaan dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari
pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi.
a) Pertanyaan pengetahuan (knowledge question)

Pertanyaan pengetahuan adalah pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang


paling rendah, karena hanya mengandalkan menuntut jawaban berupa kemampuan
mengingat fakta atau data, oleh sebab itu pertanyaan ini sering dinamakan dengan
pertanyaan yang hanya menghendaki siswa dapat mengungkapkan kembali (recall
question)

b) Pertanyaan pemahaman (comprehension question)

Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan


pemahaman lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan, oleh sebab itu
untuk mengukur Kemampuan pemahaman sebagai hasil belajar maka: "kata-kata
operasional yang cocok dipakai untuk dipakai dalam merumuskan indikator hasil
belajar yang menyangkut kemampuan ini antara lain adalah membedakan,
menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan,
memberi contoh, mengambil kesimpulan”.

c) Pertanyaan aplikatif (aplication question)

Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan


pengetahuan yang telah dimilikinya dengan cara memilih suatu abstraksi tertentu
(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat.

d) Pertanyaan analisis (Analysis question)

Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat


menguraikan hubungan atau situasi yang komplek atas konsep-konsep dasar.

e) Pertanyaan sintesis (synthesis question)

Pertanyaan sintesis menghendaki agar siswa dapat menggabungkan atau


menyusun kembali hal-hal yang spesifik untuk dan mengembangkan struktur baru.

f) Pertanyaan evaluasi (evaluation question)

Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban siswa


mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai
sesuatu kasus yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2091#:~:text=Menurut%20Nasution%20(2000%3A
%20161),ingatan%2C%20sebaiknya%20juga%20pertanyaan%20pikiran.

https://www.mandandi.com/2019/01/keterampilan-bertanya-dalam-mengajar.html

Anda mungkin juga menyukai