Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN BERTANYA (QUESTIONING)

Bertanya merupakan suatu unsur yang terlibat dalam proses komunikasi.,


termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Kegiatan bertanya dilakukan untuk
memunculkan stimulus atau respon siswa pada proses pembelajaran. Purwati (2009)
menyatakan bahwa melalui keterampilan ini, guru dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran
Vygotsky yang menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial
dengan bantuan guru atau teman. Oleh karena itu, pertanyaan menjadi komponen
paling penting dari semua teknik mengajar (Sinambela dkk., 2015).

Pertanyaan-pertanyaan saat proses pembelajaran mengacu siswa untuk


mengungkapkan gagasan/ ide dalam memecahkan masalah. Pertanyaan yang
berbobot, mudah dimengerti atau sesuai dengan materi yang sedang dibahas akan
lebih efektif. Oleh karena itu, pertanyaan yang diajukan guru akan tertuju pada
proses berpikir dalam diri siswa (McAnnich, 2015).

Umumnya orang akan bertanya jika ingin mengetahui apa yang belum
diketahuinya. Pada proses pembelajaran, guru bertanya pada siswa untuk berbagai
tujuan, diantaranya (Trevor, 1986):

1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan

2. Membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif


dalam pembelajaran.

3. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan

4. Mengaktifkan dan memproduktifkan siswa dalam pembelajaran

5. Menjajaki hal-hal yang telah dan belum diketahui siswa terkait materi

6. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasumsikan informasi

8. Mengevaluasi dan mengukur hasil belajar siswa

9. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang materi pelajaran


10. Mengembangkan kemampuan berpikir krtis untuk mengulang materi
pelajaran

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pertanyaan


yang diajuakan guru memiliki maksud. Satu pertanyaan yang diajukan dapat
mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama. Terkadang hal tersebut
tidak disadari, baik oleh siswa maupun oleh guru, sebab pertanyaan yang diajukan
akan berkembang.

Pada dasarnya pertanyaan yang diajukan merupakan suatu proses pemberian


stimulus secara verbal dengan tujuan untuk menciptakan terjadinya proses
intelektual pada siswa, dengan memperhatikan respon atas pertanyaan tersebut.
Para ahli mengungkapkan bahwa pertanyaan yang baik akan memberikan dampak
positif terhadap siswa, di antaranya (Suwarna, 2006) :

1. Pertanyaan yang dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam


proses pembelajaran

2. Prtanyaan yang dapa meningkatkan kemampuan berpikir siswa, karena


berpikir pada hakikatnya bertanya

3. Pertanyaan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta


menuntun siswa untuk menentukan jawaban

4. Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas

Respon positif siswa dapat diwujudkan dengan memahami


komponen-komponen keterampilan bertanya. Komponen keterampilan bertanya
yang perlu dikuasai guru yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan
bertanya lanjutan.

Keterampilan Bertanya Dasar (Helmiati, 2013)

Pertanyaan guru pada siswa seringkali tidak terjawab, karena maksud


pertanyaan tersebut kurang dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Oleh karena
itu, pemahaman guru mengenai komponen keterampilan bertanya merupakan
faktor penting yang harus dimiliki.

Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang


perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis bentuk pertanyaan.
Komponen-komponen keterampilan bertanya, diantaranya:

1. Pengungkapan pertanyaan scara jelas dan singkat

Pertanyaan yang diberikan ke siswa harus singkat dan jelas, serta


penyusunan kata-kata dalam pertanyaan pun harus disesuaikan dengan usia
dan tingkat perkembangan siswa.

2. Pemberian acuan

Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan


dengan jawaban yang diharapkan siswa. Pemberian acuan memungkinkan
siswa mengolah informasi untuk menemukan jawaban pertanyaan dan guru
tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada pokok bhasan yang sedang
dibicarakan.

3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta

Pertanyaan berdasarkan batas lingkupya, dibagi menjadi dua yaitu


pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Penggunaannya bergantung pada
tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi.

4. Pemindahan giliran menjawab

Pemindahan giliran menjawab dapat dilakukan dengan cara meminta


siswa untuk menjawabpertanyaan yang sama

5. Penyebaran pertanyaan
Pemberian pertanyaan sebaiknya dilakukan secara acak oleh guru,
sehingga setiap siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang berbeda disebarkan untuk dijawab olh siswa yang berbeda
pula.

6. Pemberian wakru berpikir

Guru setelah memberikan pertanyaan, perlu memberikan waktu beberapa


detik pada siswa untuk berpikir. Teknik memberikan waktu berpikir ini
sangat perlu supaya siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan
menyusun jawaban.

7. Pemberian tuntunan

Apanila terdapat siswa yang memberikan jawaban yang salah atau tidak
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka hendaknya guru
memberikan tuntunan pada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.
Emberian tuntunan dapat dilakukan dengan cara:

A. Mengungkapkan pertanyaan sekali lagi

B. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana

C. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan


dengan pertanyaan

Keterampilan Bertanya Lanjut (Gelgel, 1997)

Keterampilan bertanya lanjut adalah keterampilan yang dimiliki guru setelah


guru memiliki keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjut
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
tingkat partisipasi siswa, dan mendorong siswa berpikir kritis.
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan
komponen-komponen ketrampilan bertanya dasar. Oleh karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih digunakan dalam penerapan leterampilan
bertanya lanjut.

Fungsi pertanyaan lanjutan:

1. mengembangkan kemampuan dalam menemukan, mengordinasi, dan


memulai informasi

2. Membentuk pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi


yang lengkap

3. Mengembangkan ide dan mengemukakannya kepada kelompok

4. Memberi kesempatan untuk meraih hasil melebihi yang biasa dicapai

Adapun komponen bertanya lanjut yaitu:

1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

Pertanyaan yang diberikan guru dapat mengundang proses mental


yang berbeda, ada yang menuntut proses mental yang rendah dan ada
pula yang menuntut proses mental yang lebih tinggi. Pengubahan
tuntutan tingkat kognitif maksudnya adalah agar pertanyaan yang
diberikan oleh guru hendaknya dapat mengubah tingkat kognitif siswa
dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat
kognitif yang lebih tinggi. Misalnya dari tingkat kognitif yang rendah
seperti pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat

Pertanyaan diberikan bertujuan untuk mengembangkan tingkat


kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks. Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus
memberikannya secara logis dan terurut, misalnya pertama seorang guru
mengajukan pertanyaan pemahaman, setelah itu pertanyaan penerapan,
analisis, sintesis dan diakhiri dengan pertanyaan tingkat evaluasi.

3. Menggunakan pertanyaan pelacak

Jika jawaban yang diberikan siswa dianggap benar oleh guru, tetapi
masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan pelacak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang
dikemukakan. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat
digunakan oleh seorang guru.

A. Klarifikasi

Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan


kalimat yang kurang tepat, maka guru memberikan pertanyaan
pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau
mengungkapkannya dengan kata-kata atau redaksi lain sehingga
jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk
mengulang jawabannya dengan kata atau kalimat yang lebih lugas.
Contoh pertanyaan: “Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa
yang kamu maksud?”

B. Meminta siswa memberikan alasan

Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang


penunjang kebenaran suatu pandangan yang diberikan dalam
menjawab pertanyaan. Contoh pertanyaan: “Mengapa kamu
mengatakan demikian?”

C. Meminta kesepakatan pandangan


Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya
untuk menyatakan persetujuan atau penolakan serta memberikan
alasan terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh temannya,
dengan maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat
diterima oleh semua pihak. Contoh pertanyaan: “Siapa yang setuju
dengan jawaban itu? Mengapa?”

D. Meminta ketepatan jawaban

Jika jawaban siswa belum tepat, guru dapat meminta siswa


untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang
tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian pertanyaan
dengan sistem bergilir.

E. Meminta jawaban yang lebih relevan

Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai


kembali jawabannya atau mengemukakan kembali jawabannya
menjadi lebih relevan.

F. Meminta contoh

Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat
meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
Contoh: “Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari
jawabanmu?”

G. Meminta jawaban yang lebih kompleks

Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih


kompleks dan mampu menemukan ide-ide penting lainnya. Contoh:
dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide
yang dikatakan tadi?

H. Peningkatan terjadinya interaksi

Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung


jawab atas kemajuan hasil belajar, guru hendaknya mengurangi atau
menghilangkan perannya sebagai penanya sentral. Untuk itu ada dua
cara yang dapat ditempuh. Pertama, guru mencegah pertanyaan
dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi kesempatan
singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman
terdekatnya. Kedua, jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak
segera menjawab pertanyaan dari siswa tersebut, tetapi melontarkan
kembali pertanyaan tersebut untuk didiskusikan dan dijawab oleh
temannnya. Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan
komentar yang wajar dan mampu mengembangkan cara berpikir.

SKENARIO KETERAMPILAN BERTANYA

Pokok Bahasan:

KD 3.3: Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan


tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat
karbon).

KD 4.3: Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon


terhadap lingkungan dan kesehatan.

Guru : “Pekan lalu telah dibahas mengenai klasifikasi senyawa hirokarbon ya.
Sekarang ibu mau tanya, senyawa hidrokarbon di klaifikasi kan menjadi
berapa, coba sebutkan”.
Murid : “ Tiga bu… aklana, alkena, dan alkuna”. (murid- murid menjawab
serentak)

Guru : “ Coba siapa yang mau menjawab, tunjuk jari”.

Murid : “ Saya tau bu… “ (salah satu murid tunjuk jari)

Guru : :” Ya silakan ikhsan… apa jawabannya”.

Ikhsan : “ Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi 3 bu. Alkana, alkena, dan


alkuna”.

Guru : “ Gimana, jawaban ikhsan benar tidak?”

Murid : “ Benar bu…” (menjawab serentak)

Guru : “ Ya benar… senyawa hidrokarbon terbagi atas 3 yaitu alkana, alkena,


dan alkuna. Sekarang, apa sih perbedaan alkana, alkena, alkuna? Coba
yang tau tunjuk tangan”.

Guru : “ Ayo nih siapa yang tahu…. Masak, satu kelas gk ada yang tahu. Coba
didiskusikan sama teman sebangkunya”.

Murid : “ Saya bu..”

Guru : “ Ya, silakan Yeni, apa jawabannya”.

Yeni : “ Perbedaan alkana, alkena dan alkuna itu pada ikatan nya bu. Kalau
alkana ikatan tunggal, alkena ikatan rangkap dua, dan alkuna ikatannya
rangkap tiga”.

Guru : “ Ya betul… Lalu bagaimana dengan reaksi yang mungkin terjadi.


Apakah ketiga nya itu mengalami reaksi yang sama?”

( Murid- murid tidak menjawab)

Guru : “ Coba buka LKS nya halaman 45. Disitu menjelaskan reaksi-reaksi
apasajakah yang terjadi pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Ibu
beri waktu 5 menit untuk membaca ya. Boleh diskusi dengan teman
sebangkunya. Tapi diskusi nya tentang hidrokarbon lho… jangan tentang
gosip terbaru. Hehehe”.
( Murid- murid membaca dan mendiskusikan dengan teman sebangkunya)

Guru : “ hayooo sudah 5 menit ini. Siapa yang mau menjadi relawan untuk
menyampaikan jawabannya?”

Tiara : “ Alkana mengalami reaksi pembakaran yang menghasilkan


karondioksida dan air jika reaksi nya sempurna, reaksi pemecahan rantai
(cracking), dan reaksi halogenasi. Kalau alkena mengalami reaksi
hidrogenasi, halogenasi, hidrohalogenasi, dan hidrasi alkena. Sedangkan
alkuna mengalami reaksi hidrogenasi, adisi, dan reduksi”.

Guru : “ Oke, terimakasih tiara. Dari ketiga jenis hidrokarbon tersebut, mana
yang mengalami reaksi pembakaran?”

Murid : “ Alkana bu…”

Guru : “ Benar skali. Hanya alkana yang dapat mengalami reaksi pembakaran.
Tapi mengapa ya? Ada yang tahu?”

Murid : “ Karena teroksidasi bu..”

Guru : “ Ya benar. Pembakaran merupakan reaksi oksidasi cepat pada suhu


tinggi. Pernah naik kendaraan bermotor, mobil atau angkutan lainnya kan?
Kendaraan-kendaraan tersebut dapat berjalan akibat adanya reaksi
pembakaran. Apa yang dibakar?”

Murid : “ Bensin bu..”

Guru : “ Oke, kalau berdasarkan jenisnya, bensin termasuk senyawa apa sih?”

Murid : “ Alkana bu”.

Guru : “ yaa benar. Lalu ketika bensin dibakar, zat apa yang dihasilkan? Coba
Yuyun, apa jawabannya”.

Yuyun : “ Karbondioksida dan air bu”

Guru : “ Ratih, jawaban Yuyun benar apa tidak?”

Ratih : “ Iya benar bu, saya setuju”.


Guru : “ Ketika terjadi pembakaran dapat dihasilkan karbondioksida dan air
apabila reaksi pembakaran berlangsung sempurna. Tetapi kadang-kadang
pembakaran bensin dan bahan bakar minyak berlangsung tidak sempurna
sehingga berdampak pada polusi udara. Contohnya, terkadang kita temui
motor dengan asap knalpot yang sangat hitam. Nah, itu akibat adanya
pembakaran yang tidak sempurna. Kalau pembakaran nya tidak
sempurna, kira-kira senyawa apa yang dihasilkan hingga asap nya
bewarna hitam seperti itu?”

Murid : “ Karbonmonoksida bu..”

Guru : “ Rumus kimia nya apa ya?”

Murid : “ CO bu”.

Guru : “ Gas pencemar yang dihasilkan ketika pembakaran berlangsung tidak


sempurna yaitu CO, CO2, dan partikulat karbon. Pada prinsipnya
pembakaran terjadi ketika senyawa hidrokarbon bereaksi dengan oksigen.
Apabila dalam senyawa tersebut mengandung sulfur, nitrogen, dan zat
lainnya, maka akan dihasilkan gas buang berupa SO2, NO2. Hidrokarbon
yang terdapat dalam senyawa yang dibakar juga dapat dihasilkan sebagai
gas buang, akibat dari senyawa bahan bakar yang tidak terbakar habis
saat proses pembakaran. Nah, pada hari ini kita akan belajar mengenasi
gas buang yang dihasilkan ketika tejadi proses pembakaran dan sifat-sifat
nya”.

DAFTAR PUSTAKA

Gelgel, N. 1997. Komponen-komponen Keterampilan bertanya Lanjut. Singaraja:


Universitas pendidikan Ganesha.

Helmiati. 2013. Micro Teaching: Melatih Keterampilan dasar Mengajar.


Yogyakarta: Aswaja pressindo. ISBN-13: 978-602-18652-4-8.

McAninch, M. J. (2015). A Qualitative Study of Secondary Mathematichs


Teachers’ Questioning, Responses and Perceived Influences. Disertasi.
Pasca Sarjana Pendidikan Matematika, Universitas Iowa.
Purwati, E. (2009). Microteaching. Surabaya: Aprinta.

Sinambela, E., Manik, S., & Pangaribuan, R. E. (2015). Improving Students


‘Reading Comprehension Achievement by Using K-W-L Strategy.
Journal Science Education. 4(3), 13-29.

Suwarna, 2006. pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Trevor, Kerry. 1986. Invitation to teaching. New York: basil Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai