2[2] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT
Rineka cipta,2000) hlm 157
3[3] http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html
4[4] Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm 24
v Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa
mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat
v Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa/i lebih
banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha
menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.
v Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa/i.5[5]
6[6] User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75
f. Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara
memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.7[7]
7[7] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT
Rineka cipta,2000) hlm 158
8 [8] http://irdahendro.blogspot.com/2012/03/teknik-bertanya.html
9[9] Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional,
1981) hlm 92
10[10] Kusnadi, Profesi dan Etika Keguruan, (Pekan Baru : Yayasan Pustaka Riau, 2011) hlm 78
11[11] Noerhadi Th,Sri anita wiryawan, Strategi Belajar Mengajar, (universitas terbuka, 1994) hlm 8-
4
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas
menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut
jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa
pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat
dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan
kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi
jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi
siswa ketiga dan seterusnya.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa
mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk
dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
f. Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian
juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk
memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan
guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika
ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini
guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus
memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan
jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut :
Ø Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah
dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Ø Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan
jawabannya.
Ø Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang
diajukan.12[12]
13[13] E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77
14[14] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63
http://juliamiska.blogspot.com/2013/05/keterampilan-bertanya.html
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ”
terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata
“Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang
berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ”
terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata
“Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang
berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan
demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak
pihak menjadi lawan bicara.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ” terampil
dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “Tanya”
yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti
memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.
2. Tujuan, dan tipe syarat-syarat bertanya adalah
Ø Tujuan
Ø Tipe pertanyaan
3. Komponen-komponen keterampilan bertanya yaitu
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pembrrian tuntunan
http://tyoashter.blogspot.com/2012/05/keterampilan-bertanya-dasar-dan.html
Beranda
Foto
Tentang Penulis
RSS
← Keterampilan Mengadakan Variasi Guna Meningkatkan Pembelajaran di Sekolah
Keterampilan Mengelola Kelas →
Keterampilan Bertanya
30 Des
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pondasi utama suatu insan. Seseorang akan menjadi bermutu, berwawasan
dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan juga dikatakan bermutu apabila mencetak insan-
insan yang bener-benar berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu
dan berkelas juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam proses mendidik
tersebut. Pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan berperan penting
dalam proses pendidikan tersebut, oleh karena itu perlu adanya pendidik yang benar-benar
profesional.
Dalam mengajar dibutuhkan pendidik yang benar-benar profesional, tidak hanya dituntut
untuk dapat mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu pendidik harus
memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang
diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang pendidik hanya asal-asalan dalam mengajar, dan tidak
mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal.
Oleh karena itu, perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang pendidik.
Ada banyak sekali keterampilan di dalam mengajar, namun pada pembahasan ini akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh pendidik di dalam
mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar.
Pertanyaan untuk murid adalah pertanyaan yang diharapkan akan memberi umpan balik
positif bagi murid. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar dalam
proses pembelajaran diharapkan murid terpacu dan tertarik untuk mengikuti proses belajar
mengajar dan tidak hanya itu murid juga tertantang pada suatu pembahasan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan bahwa
bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa.
Menurut Albantati (2010), keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Pengertian
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata
yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata
“tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki
arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan
seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi
lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat
tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan
dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa
dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah
segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak
selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain
itu dimaksudkan adanya respon siswa.
b. Komponen-Komponen
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan.
Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.
3. Pemindahan giliran.
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.
4. Penyebaran.
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk
berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
6. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya
memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Pengertian
Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh
pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu
mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif
dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan
berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran
yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan
usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan
bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berfikirnya.
b. Komponen-Komponen
Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha
mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah
ke tingkat kognitif yang lebih tinggi. Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis maupun tingkat evaluasi.
Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya secara terurut,
misal: pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis
dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Selain itu, seorang guru hendaknya
memberikan waktu yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.
a) Klarifikasi
Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka
guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan
kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk
mengulang jawabannya dengan kata yang lebih lugas.
Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?
Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban
itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian
pertanyaan dengan sistem bergilir.
f) Meminta contoh
Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk
memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
Contoh: Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu?
Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu
menemukan ide-ide penting lainnya.
Contoh: Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan
tadi?
Guru mencegah pertanyaan dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya untuk didiskusikan.
Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan dari
murid, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk
didiskusikan.
Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan komentar yang wajar dan mampu
mengembangkan cara berfikir siswa.
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga merasa
nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana
yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa
psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar yang tinggi.
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah seorang dari
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu)
kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
C. Jenis-Jenis Pertanyaan
Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam
merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk
mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawan-
kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang
menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domein yang digunakan ialah kognitif oleh
karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk
domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya
menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian,
definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?,
Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah
nama!, dan Golongkan!.
b. Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu.
Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan
kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang
dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan,
Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, Berilah contoh,
dan Berikan interpretasi.
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan
menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada
pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipelajari
sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah
itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah,
Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh,
Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan
menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu
generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: Analisislah, Kemukakan
bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah sebabnya, dan Berilah alasan-alasan.
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir
orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu kesatuan. Mereka
dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi yang telah diberikan. Siswa
tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut
ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat
memecahkan, Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan
Kembangkan.
f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat menyatakan
pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan
keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu. Pertanyaan evaluasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan Kognitif
Pertanyaan kognitif adalah pertanyaan yang dilakukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menguji pengetahuan, pemahaman, dan pendapat siswa tentang materi pelajaran.
Contohnya dalam ilmu fisika: “ Apa yang dimaksud dengan tekanan?”
b. Pertanyaan Performansi
Pertanyaan performansi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
agar siswa melakukan penampilan/performansi sesuai dengan yang dianjurkan guru.
Contonya: “ Bisakah Kamu mengerjakan soal itu di papan tulis?”.
c. Pertanyaan Konsekuensi
Pertanyaan konsekuensi adalah adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan
tujuan agar siswa menjelaskan atau memberikan alas an terhadap tindakan ataupun pendapat
yang telah dikemukakan. Contohnya: “Apa yang terjadi ketika tembaga dan kayu didekatkan
pada sebuah magnet? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
d. Pertanyaan Eksplorasi
Prtanyaan eksplorasi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa sebelum ia menempuh
pelajaran baru. Contonya: setelah guru selesai menjelaskan tentang besaran dan satuan,
kemudian meberikan pertanyaan “Kecepatan dan usaha termasuk besaran apa?”.
a. Pertanyaan Ingatan
Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk mengenal atau
mengingat kembali apa yang telah dipelajari. “ Ada berapa macam besaran di fisika?”
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk membuktikan bahwa
mereka telah mempunyai pengertian yang cukup untuk menyusun materi yang telah diketahui
secara mantap. Contihnya: “ Tolomg jelaskan dengan bahasa kamu sendiri, bagaimana proses
terjadinya interferensi pada gelombang cahaya?”.
c. Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk berpikir secara kritis
dan mendalam.Biasanya meminta siswa untuk mencari alasan atau sebab dari suatu masalah
atau dapat juga dengan menganalisa suatu informansi. Contohnya: “ Mengapa gas kalau
dipanaskan tekanannya meningkat?”.
d. Pertanyaan Sintesis
Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa untuk menampilkan
pikiran yang murni dan kreatif. Contohnya: “ Apa yang terjadi seandainya dua benda yang
beratnya berbeda dijatuhkan bersama-sama dari gedung yang tinggi?”
e. Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan tingkat tinggi berdasarkan proses mental yang terlibat
di dalamnya. Pertanyaan evaluasi tidak memiliki satu jawaban yang benar mutlak dan tidak
mempunyai jawaban tunggal. Contohnya: “ Menurut kalian cara mana yang paling mudah
untuk menyelesaikan soal integral ini?”.
a. Pertanyaan Mengarahkan
Pertanyaan mengarahkan adalah pertanyaan yang diberikan guru untuk menuntun siswa
dalam dalam proses berpikir, sehingga siswa dapat menemukan inti permasalahannya.
Contohnya: pada saat guru menerangkan tentang sifat-sifat bayangan pada cermin datar, guru
menyuruh siswa untuk menggambar bayangan benda di depan cermin datar berdasarkan
hukum pemantulan pada cermin datar.
b. Pertanyaan Menggali
Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang mendorong siswa untuk lebih
mendalami maksud dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya, dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas pertanyaan sebelumnya.
c. Pertanyaan Memancing
Pertanyaan memancing adalah pertanyaan yang bertujuan untuk memancing ide-ide siswa
secara original, sehingga siswa dapat memberikan jawaban secara tepat, jujur, benar, tidak
malu, dan takut menjawabnya.
1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata-
kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami bahwa
pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan siswa
berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan dengan
tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun sesudah pertanyaan itu
diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar
pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi yang
diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang diberikan
pada siswa.
5. Pindah Gilir
Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat melakukan
pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang lain
dengan pertanyaan yang sama.
6. Distribusi/Penyebaran
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan dapat
diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru harus berusaha
agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan.
7. Pemberian Waktu
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan jawaban
dari pertanyaan yang diberikan guru.
8. Pemberian Tuntunan
Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik dan
benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban yang salah
yang diberikan siswa.
Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti dalam
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak secara
langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya pada siswa
lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu (Wartono, 2003).
Kelebihan
Kelemahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari uraian pembahasan yang telah disebutkan diatas, penulis menyarankan kepada para
pembaca yang akan berprofesi sebagai calon guru agar dapat menguasai keterampilan
bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi
minat belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Rate this:
http://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/978/
Dalam PBM umumnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswanya cara yang
digunakan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar sehingga ketrampilan
bertanya dibedakan atas : ketrampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang
perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya
lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan
berfikir siswa.
Dalam proses pembelajaran, tujuan utama pertanyaan yang diajukan guru adalah agar siswa
belajar dengan harapan memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikirnya, oleh karena itu komponen-komponen keterampilan bertanya dasar di atas
seharusnya merupakan keterampilan bertanya yang wajib dikuasai/dimiliki oleh seorang
guru. Semoga ada manfaatnya!
KOMPONEN KETRAMPILAN BERTANYA LANJUTAN
a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda,
dari proses mental yg rendah sampai proses mentl yang tinggi.Oleh karena itu, guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke bebagai tingkat kognitif
lainnya yg lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembkan tingkatkognitif dari yg sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan ygdiajukan kepada siswa dari
tingkat mengingat, kemudian pertanyaaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Usahkan agar jangan memberikan pertanyaan yg tidak menentu atau yg bolak-balik,
misalnya sudah sampai kepada pertnyaan aanalisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan,
dan kemudian melonjak pada pertanyaan evaluaasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan
pada siswa dan partisipasi siswa dalamg mengikuti pelajaran dapat menurun
c. Penggunaan pertanyaan pecak
Jika pertanyaan yg diberikan oleh siswa dinilai benaar oleh guru, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapata mengajukan pertanyan-pertanyaan pelcak
kepada sisiwa tersebut. Beberapa teknik pertanyaan pelacak yg dapat digunkan :
1. klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yg kurang tepat, guru dapat memberikan
pertanyaan pelacak yg meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain shg
jawaban siswa menjadi lebih baik
2. meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yg dapatmenunjang kebenaran
pandangannya dalam menjawab peranyaan guru
3. meminta kesempatan pandangan; guru dpat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya
untuk menyatakan persetujuan atau penolkandisertai alas an terhadap jawaban rekannya, agar
diperoleh pandangan yg dapata diterima oleh semua pihak
4. meminta kesempatan jawaban; guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban
yg diberikannya biladianggap kurtepat
5. meminta jawaban yg lebih relevan; bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta
jawaban yg benar dan relevan dari siswa tersebut
6. meminta contoh
7. meminta jawaban yg lebih kompleks
d. Peningkatan terjadinya interaksi(dapat siswa ke siswa dan bisa dari siswa ke guru)
sumberhttp://www.gurukelas.com/2012/02/komponen-keterampilan-bertanya-dasar.html
http://atinbeatifulsmile.blogspot.com/2012/09/keterampilan-bertanyadasar-dan-lanjutan.html
BAB I
PENDAHULUAN
Dialog antara Guru dan peserta didik akan menciptakan interaksi belajar yang lebih efektif
dan akrab. Adanya tanya jawab yang dilakukan secara kelompok atau secara individu
diharapkan akan membentuk suasana belajar yang menyenangkan. Dengan adanya tanya
jawab akan memberi motivasi tersendiri kepada peserta didik agar membangkitkan pemikiran
dan cara pandang yang luas terhadap materi yang sedang dipelajari di dalam kelas. Selain itu
adanya tanya jawab dapat terlihat bahwa sejauh mana peserta didik memahami materi yang
sedang didiskusikan.
Selama pelajaran berlangsung, siswa ikut serta secara aktif dalam pembahasan materi yang
diberikan oleh Guru. Pertanyaan yang berkaitan dengan isi pelajaran atau juga pengalaman
yang dihayati dengan tanya jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas. Adanya
teknik tanya jawab yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat mengerti, atau
mengingat terhadap fakta-fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga memiliki
pemahaman yang mendalam terhadap fakta tersebut.
Dengan adanya tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah berpikir atau
proses yang ditempuh dalam memecahkan soal atau masalah sehingga dapat menjawab soal
atau masalah dengan benar dan tepat. Penggunaan teknik tanya jawab juga dilakukan oleh
guru guna meneliti sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi atau masalah yang
dihadapi.
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang
apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan
bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi di kelas
yang dinamis dan multi arah. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik
itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik
guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah
perhatian siswa atau peserta. Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti:
jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup,
sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang
menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia
menemukan jawaban sendiri.
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah, apa dan bagaimana keterampilan bertanya
yang dilakukan oleh Guru?
1. Manfaat Penulisan.
1. Guru, sebagai informasi atau pemahaman akan materi atau metode yang efektif untuk
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
2. Peserta Didik, sebagai media belajar untuk menyesuaikan dalam setiap metode
pembelajaran dikelas.
BAB I
Keterampilan dasar mengajar harus diperlukan untuk memudahkan guru dalam melakukan
peranannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan
efektif dan efisien. Selain itu, keterampilan dasar ini merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang ada agar proses pembelajaran
berjalan lebih menyenangkan bagi anak didik. Salah satu dari keterampilan itu adalah
keterampilan dasar bertanya.
Dalam memberikan pertanyaan kepada siswa kita juga harus mengetahui tujuan yang hendak
dicapai dalam proses belajar tersebut. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis-jenis
pertanyaan yakni,
- Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
- Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
- Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
- Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada
peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
Sebelum memberikan pertanyaan kepada siswa sebaiknya guru juga memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip bertanya yakni,
- Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada
peserta didik
- Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
- Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk berpikir dan menemukan
jawaban yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang
diajukan. Biarkan siswa mencari, menduga, bereksplorasi untuk menemukan jawaban sesuai
dengan kemampuannya.
guru harus bisa mengatur proses tanya jawab. Artinya, setelah pertanyaan diberikan kepada
seluruh kelas aturlah siapa yang berhak memberikan jawaban dan siswa yang lain diminta
untuk menyimak.
- Faktor apa yang menimbulkan inflasi dan apa dampaknya bagi perekonomian?
-
Dalam teknik bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan
agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
kualitas belajar siswa.
pertanyaan secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan
tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Artinya, dalam memberikan pertanyaan
sebaiknya dimulai dari pertanyaan mengingat, memahami, penerapan dan seterusnya.
Misalnya dalam satu bahasan tertentu guru memberikan pertanyaan ingatan untuk menghafal
fakta, kemudian pertanyaan analisis dan seterusnya. Contoh : 1. Bagaimana bunyi hukum
permintaan ?
2. Barang subtitusi dari teh adalah kopi. Apa yang terjadi pada permintaan teh bila harga
barang subtitusinya naik ?
ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengaharapkan siswa memperbaiki kalimat
yang diajukan.
ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa
sendiri, guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumen
yang tepat
ketika siswa menjawab pertanyaan belum lengkap sesuai konsep yang benar, maka
guru dapat membimbing siswa agar siswa memberikan jawaban yang lengkap.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Proses tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang
ditempuh dalam memecahkan soal atau masalah sehingga dapat menjawab soal atau masalah
dengan benar dan tepat. Penggunaan teknik tanya jawab juga dilakukan oleh guru guna
meneliti sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi atau masalah yang dihadapi. Pada
hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa
saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya
jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi dikelas yang
dinamis dan multi arah.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun
yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan
mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau
peserta. Selain itu, keterampilan bertanya bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar
terlibat dalam interaksi belajar, melatih kemampuan mengutarakan pendapat, merangsang
dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, melatih peserta didik berfikir divergen,
serta mencapai tujuan belajar.
b. Saran
Sebagai seorang guru yang profesional kita harus memiliki kemampuan untuk bertanya
dengan siswa dan dapat mengarahkan apabila siswa bertanya kepada kita sebagai seorang
guru. ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru agar para siswa nyaman untuk
bertanya, diantaranya:
guru harus menunjukkan keantusiasan dan kehangatan pada saat memberi pertanyaan
guru sebaiknya memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir agar dapat
memberikan jawaban yang tepat
guru harus bisa mengatur lalu lintas bertanya agar seluruh siswa dapat memahami
jawaban yang akan disampaikan oleh temannya
guru sebaiknya menghindari pertanyaan ganda yang dapat membingungkan siswa
soal evaluasi
jawaban
1. dalam kaitannya dengan proses belajar, keterampilan bertanya adalah kecakapan atau
kemampuan seorang guru dalam mengolah kelas dengan meminta siswa
merespon pernyataannya baik berupa kalimat tanya atau suruhan, sehingga siswa
memperoleh pengetahuan dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir. (skor
6)
(skor 4)
Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada
peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
(skor 6)
1. sebagai guru sebaiknya harus dapat mengatur proses tanya jawab. artinya setelah
pertanyaan diberikan kepada siswa aturlah siswa mana yang berhak memberikan
jawaban dan siswa yang lain menyimak dan memberikan komentar. (skor 2)
http://catarts.wordpress.com/2012/04/15/keterampilan-bertanya/
Persepsi ( Perception ) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti.
Persepsi terjadi karena adanya stimulus ataurangsangan dari lingkungan sekitar,sehingga
individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102)
menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran,
peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan ataupendapat
individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru
adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan
pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada
lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
1. KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.Respon yang di berikan
dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa, yaitu:
*. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadai ataudibicarakan,
*. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya,
*. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik,
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan
ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
*. Berikan waktu yang cukup kepadaanak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
*. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab atau bertanya
*. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
*. Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
*. Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan
pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan
seperti :
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non
verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi sipenerima
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakanrespon
terhadap suatu tingkah lakuyang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut.
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan
bertujuan sebagai berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.(b)
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c). Meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif.
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan
keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks prosesinteraksi belajar mengajar
yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar,
siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuhpartisipasi.
4. Guna member kesempatan kepadasiswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yanghendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1. Variasi dalam cara mengajar guru , Variasi dalam cara mengajar guru meliputi :
penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing) , kesenyapan
atau kebisuan guru (teacher silence) , mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact
and movement) , gerakan badan mimik, dan pergantian posisi gurudalam kelas dan gerak
guru (teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran . Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian,yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids) , variasi alat atau bahan yang
dapat didengar (auditif aids) , variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik) , dan variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids) .
3. Variasi pola interaksi dan kegiatansiswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh
guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi
(gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi
sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan ( feedback ) bagi guru,
tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid,
yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-
guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan
murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap siswa
mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Penyampaianinformasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan
prinsip secara objektif dan bernalar.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka.
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1).
Merencanakan , mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan denganpenggunaan hukum, rumus,
atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. (2). Penyajian suatu
penjelasan , dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh
dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatanbelajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswaagar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran
(closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
6. menutup diskusi
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah
laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, ataupenetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pengajaran. Dalammelaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen-komponen keterampilan, antara lain:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yangoptimal (bersifat preventif ).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian,
memusatkan perhatian, memusatkan perhatiankelompok, memberikan petunjuk-petunjuk
yang jelas, menegur danmember penguatan.
Dalam usaha mengelola kelas secaraefektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari
oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan ( teachers instruction ).
(2). kesenyapan ( fadeaway ) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan ( stop and
stars ) (4). penyimpangan ( digression ) (5). bertele-tele ( overdwelling )
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan
siswa.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas
dapat bermanfaat untuk mahasiswa calonguru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang
cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebihbaik, dapat
memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan
dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
DAFTAR BACAAN