Anda di halaman 1dari 9

PAPER

PERUBAHAN ZAT Modul 5 Praktikum 1 dan 2

Kelompok IV Kelas II A Ketua : Cecep Supriana : Warto : Wanda : Warom : Rukyat Supandi : Madinah : Nurlaela : Cicih Yuningsih ( 815151245 ) ( 815129096 ) ( 815132632 ) ( 815127884 ) ( 815 ) ( 815125898 ) ( 815133451 ) ( 815127852 )

UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM IPA DI SD UPBJJ BANDUNG TAHUN 2008

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

PENDAHULUAN Mengajar adalah satu pekerjaan profesional, yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Seperangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru. Menurut hasil penelitian (Turney, 1979), terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan : 1) bertanya, 2) memberi penguasaan, 3) mengadakan variasi 4) menejelaskan, 5) membuka dan menutup pelajaran, 6) membimbing diskusi kelompok kecil, 7) mengelola kelas, serta 8) mengajar kelompok kecil dan perorangan. Kedelapan keterampilan dasar mengajar ini akan dibahas dalam 2 modul, yaitu dalam Modul 7 dan Modul 8. Modul ini (Modul 7) membahas empat keterampilan yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, dan menjelaskan. Empat keterampilan berikutnya akan dibahas dalam Modul 8.

KB 1 Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan berikutnya. Untuk dapat menguasai keterampilan bertanya atau dengan kata lain, Anda tidak mungkin menguasai keterampilan memberikan penguatan apabila Anda belum menguasai keterampilan bertanya. Berkenaan dengan pentingnya penguasaan keterampilan bertanya, setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini Anda diharapkan mampu menerapkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu : 1. menjelaskan pentingnya ketermapilan bertanya bagi guru; 2. memberikan contoh komponen-komponen keterampilan bertanya; 3. menerapkan keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran. A. RASIONAL Kegiatan bertanya dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas umur. Anak kecil sering mempertanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya. Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keteramplan bertanya. Cobalah Anda pikirkan keempat alasan tersebut sebelum membaca uraian berikut. Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena anggapan yang demikian, siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan/ keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi. Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti nini menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Cobalah Anda ingat kembali berapa orang siswa yang berani mengajukan pertanyaan di kelas Anda. Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika

guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa. B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN Setelah kita bericara tentang pentingnya keterampilan bertanya bagi guru, barangkali kini muncul dalam pikiran kita pertanyaan yang mendasar. Apakah yang dimaksud dengan pertanyaan? Apakah pertanyaan tersebut harus selalu dalam bentuk kalimat tanya? Bagaimana dengan kalimat berikut ini yang juga menginginkan suatu jawaban? Berikan satu contoh kata kerja transitif! Kamu yakin bahwa kamu akan naik kelas? Tunjang pendapatmu dengan beberapa alasan! Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik Memusatkan perhatian pada masalah tertentu Menggalakkan penerapan belajar aktif Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal Mendiagnosis kesulitan belajar siswa Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA Pada dasarnya, keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian dasar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Setiap jenis keterampilan bertanya tersebut akan diuraikan lebih terperinci berikut ini. 1. Keterampilan Bertanya Dasar

Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut. a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa. Coba bandingkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1) Apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa jika diberi kesempatan bertanya tidak menggunakannya? 2) Mengapa banyak siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya? Anda pasti setuju bahwa pertanyaan yang kedua jauh lebih jelas dan singkat daripada pertanyaan yang pertama. Cobalah pikirkan apa sebabnya. b. Pemberian acuan Sebuah pertanyaan hanya dapat dijawab jika yang ditanya mengetahui informasi yang berakaitan dengan pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, sebelum bertanya, guru perlu memberikan acuan berupa iformasi yabng perlu diketahui siswa. Siswa akan mengolah informasi yang diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru. Acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan atau sewaktu-waktu ketika guru akan mengajukan pertanyaan. c. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus/ spesifik. Perhatikan contoh berikut. 1) Sebutkan tarian-tarian daerah dari Jawa Tengah! 2) Diantara tarian-tarian daerah dari Jawa Tengah, tarian apa yang merupakan tarian anak-anak? Pertanyaan pertama bersifat sangat luas (semua tarian daerah yang berasal dari Jawa Tengah), sedangkan pertanyaan kedua sudah terpusat, yaitu hanya menanyakan tarian daerah yang merupakan tarian anaka-anak. Cobalah Anda buat contoh sendiri! d. Pemindahan giliran Ada kalanya, sebuah pertanyaan, lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya,

setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tesebut, kamudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. e. Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kalau mungkin semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebihlebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk di deretan belakang sehingga aman dari kejaran pertanyaan guru. f. Pemberian waktu berfikir Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya. Kebiasaan guru yang menunjuk siswa lebih dahulu untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan diajukan, tidak dapat dibenarkan. Dengan menunjuk siswa terlebih dahulu, guru tidak memberikan waktu untuk berpikir. Disamping itu, siswa lain tidak akan memperhatikan pertanyaan guru. g. Pemberian tuntunan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa ataupun jika ada yang menjawab, jawabannya tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, guru tidak boleh diam dan menunggu sampai siswa memberikan jawaban. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. 2. Keterampilan Bertanya Lanjut Sesuai dengan namanya, penguasaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan keterampilan bertanya dasar. Ini berarti bahwa ketika menerapkan atau menggunakan keterampilan bertanya dasar. Komponen keterampilan bertanya labnjut terdiri atas: a. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan b. Pengaturan urutan pertanyaan c. Penggunaan pertanyaan pelacak d. Peningkatan terjadinya interaks. Keempat komponen tersebut akan diuraikan secara singkat berikut ini.

a. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berfikir. Berfikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan jawaban pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru. Jika guru hanya mengajukan pertanyaan yang bersifat ingatan, seperti hanya menanyakan apa, siapa, dimana atau berapa maka proses mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena siswa tidak perlu berfikir, tetapi hanya mengingat. Tetapi jika guru mengajukan mengapa, bagaimana pendapatmu, jelaskan terjadinya, dan yang sejenis, siswa akan berfikir keras sehingga menuntut terjadinya proses mental tingkat tinggi. b. Pengaturan urutan pertanyaan Agar kemampuan berfikir siswa dapat berkembang secara baik dan wajar, guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimanfaatkan, kemudian beralih ke tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tidak dapat dibenarkan jika guru sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk melakukan analisis, padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang bersifat pemahaman. Urutan pertanyaan yang tidak teratur (misalnya yang bolak-balik dari tingkat tinggi ke rendah, tinggi lagi kemudian tingkat sedang), hanya akan membingungkan siswa dan dapat memghambat perkembangan kemampuan berfikir siswa. c. Penggunaan pertanyaan pelacak Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang diberikan oleh siswa dianggap benar tetapi masih dapat dilengkapi lagi, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. d. Peningkatan terjadinya interaksi Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental intelektual isswa secara maksimal. Dalam kaitan dengan keterampilan bertanya lanjut, peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. 1) Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa, sebagai gantinya siswa diminta mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dalam pasangan atau kelompok kecil

2) Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga guru bukan satusatunya orang yang bertanya dalam kelas 3) Jika siswa mengajukan pertanyaan, berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga terjadi interaksi antarsiswa. D. PRINSIP PENGGUNAAN Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut. 1. Kehangatan dan Keantusiasan Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan. 2. Menghindari Kebiasaan-kebiasaan Berikut a. Mengulangi jawaban siswa Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan pertanyaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa. b. Mengulangi jawaban siswa Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan penguatan sangat baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru terbiasa mengulangi jawaban siswa maka siswa lain tidak akan mendengarkan jawaban temannya karena akan diulangi oleh guru. c. Menjawab pertanyaan sendiri Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa tidak ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat siswa frustasi dan malas berfikir. d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak Sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun, kalau hal ini dibiasakan akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas berfikir karena guru tidak meminta jawaban perorangan. Untuk menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya menyusun pertanyaan secara baik dengan tingkat kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak mungkin menjawabnya secara serentak.

e. Mengajukan pertanyaan ganda Kadang-kadang guru cenderung mengajukan pertanyaan yang menanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa tugas dalam waktu yang singkat. Mislanya, sebutkan zat-zat yang terkandung dalam sayuran-sayuran segar, apa fungsinya bagi tubuh, dan apa akibatnya jika kita tidak pernah makan sayur. Pertanyaan tersebut semestinya dipecah menjadi 3 pertanyaan sehingga siswa yang kurang mampu berfikir dapat memikirkan jawaban dengan tenang dan tidak menjadi frustasi. f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyaan ke seluruh kelas, menunggu sejenak, kemudian baru menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya. 3. Memberikan Waktu Berfikir Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berfikir yang diberikan hendaknya lebih lama dari waktu berfikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk berfikir dan menyusun jawabannya. 4. Mempersiapkan Pertanyaan Pokok yang akan Diajukan Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas. 5. Menilai Pertanyaan Yang telah Diajukan Pertanyaan-pertanyaand pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berfikir, dan cakupan materinya dapat diketahui dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai