Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN

KELAS

Kamaluddin, M.Pd
Kegiatan untuk menciptakan
dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar
(pembinaan rapport,
Pengertian penghentian perilaku siswa
yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian
ganjaran, penyelesaian
tugas oleh siswa secara
tepat waktu, penetepan
norma kelompok yang
produktif), didalamnya
mencakup pengaturan
orang (siswa) dan fasilitas.
•Masalah Individual

Dua Macam Masalah Pengelolaan


Kelas

•Masalah Kelompok
Masalah a. Attention Getting Behaviors
Individual b. Power Seeking Behaviors
c. Revenge Seeking Behaviors
d. Peragaan Ketidakmampuan
 Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis
kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi,
dsb.
 Penyimpangan dari norma-norma tingkah
laku yang telah disepakati sebelumnya.
Masalah  Kelas mereaksi secara negatif terhadap
salah seorang anggotanya.
Kelompok  “Membombong” anggota kelas yang
justru melanggar norma kelompok.
 Kelompok cenderung mudah dialihkan
perhatiannya dari tugas yang tengah
digarap.
 Semangat kerja rendah atau semacam
aksi protes kepada guru, karena
menganggap tugas yang diberikan
kurang fair.
 Kelas kurang mampu menyesuakan diri
dengan keadaan baru.
PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

1. Behavior-Modification Approach
2. Socio-Emotional Climate Approach
3. Group Process Approach
Behavior-Modification
Approach

•Asumsi : •Teknik :
bahwa perilaku •Positive Reinforcement
“baik” dan (untuk membina perilaku
“buruk” individu
merupakan hasil positif)
belajar.
•Negative
Reinforcement (untuk
mengurangi perilaku
negatif)
Socio-Emotional Climate Approach

bahwa proses belajar mengajar yang baik didasari oleh


adanya hubungan interpersonal yang baik antara siswa -
guru dan atau siswa – siswa dan guru menduduki posisi
penting bagi terbentuknya iklim, sosio-emosional yang
•Asumsi : baik.
Carl A. Rogers :
Sikap tulus dari Guru
(realness, genuiness,
congruence)
Teknik Menerima dan
menghargai siswa sebagai
manusia (acceptance,
prizing, caring, trust)
Mengerti dari sudut
pandangan siswa sendiri
(Emphatic understanding)
Haim C. Ginnot :
Dalam memecahkan
masalah, guru berusaha
membicarakan situasi,
Teknik bukan pribadi pelaku
pelanggaran.
Mendeskripsikan apa yang
ia lihat dan rasakan; dan
mendeskripsikan apa yang
perlu dilakukan sebagai
alternatif penyelesaian.
William Glasser :
 Guru membantu mengarahkan
siswa untuk mendeskripsikan
masalah yang dihadapi,
menganalisis dan menilai
Teknik masalah, menyusun rencana
pemecahannya, mengarahkan
siswa agar committed
terhadap rencana yang telah
dibuat, memupuk keberanian
menanggung akibat “kurang
menyenangkan”, serta
membantu siswa membuat
rencana penyelesaian baru
yang lebih baik.
Rudolf Draikurs :
 Democratic Classroom Process,
melalui pemberian
kesempatan kepada siswa
Teknik untuk dapat memikul tanggung
jawab, memperlakukan siswa
sebagai manusia yang dapat
secara bijak mengambil
keputusan dengan segala
konsekuensinya, dan memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menghayati tata aturan
masyarakat.
Group Process Approach

pengalaman belajar
Asumsi :
berlangsung dalam
konteks kelompok sosial
dan tugas guru adalah
membina dan
memelihara kelompok
yang produktif dan
kohesif.
Richard A. Schmuck & Patricia A. Schmuck
 Mutual Expectations
 Leadership
 Attraction (pola persahabatan)
 Norm

Teknik  Communication
 Cohesiveness
PRINSIP DASAR DALAM
MENGELOLA ORANG LAIN

 SETIAP ORANG ADALAH …


SOSOK YANG LUAR BIASA
 SETIAP ORANG YANG DIKELOLA ADALAH…
ORANG-ORANG PENTING
 KENDALI DIRI MERUPAKAN KUNCI UTAMA
 SIAP PERUBAHAN MERUPAKAN KEHARUSAN
 CIPTAKAN SUASANA HATI POSITIF
MANAJEMEN KELAS/KELOMPOK
SECARA EFEKTIF
 Lakukanlah observasi dan pengenalan
terhadap peserta
 Buatlah pemetaan peserta
 Ciptakan suasana positif (Afeksi Positif)
 Senantiasa memberikan perhatian
 Lepaskan diri dari prasangka
 Bersikap profesional dan kredibel
MANAJEMEN KELAS/KELOMPOK
SECARA EFEKTIF

 Memberi kebebasan bagi ekspresi


peserta
 Mengelola pertanyaan dengan tepat
 Menggunakan alat peraga dengan tepat
 Mengatasi masalah dengan strategi
 Menciptakan “energizer”
CARA MENGELOLA PESERTA SULIT
PERILAKU STRATEGI PENANGANAN
 Terlalu Cerewet “Hal yang menarik dari ….,
sekarang kita lihat pendapat
kelompok”
 Senang Berdebat Mencari sisi baiknya, kemukakan
kesetujuan, dan kemudian
beralih ke hal lain.

 Terlalu Cepat Potong jawabannya dengan


Menjawab bijaksana dengan mengajukan
pertanyaan kepada yang lain.
CARA MENGELOLA PESERTA SULIT

PERILAKU STRATEGI PENANGANAN


 Berbicara Tidak “Akan saya ulang pernyataan
Jelas anda” (susun kembali dengan
bahasa yang lebih mudah)”
 Suka Melantur Saat ybs berhenti tarik nafas,
ucapkan terima kasih dan
arahkan kembali.

 Berbicara Tidak “Akan saya ulang pernyataan


Jelas anda” (susun kembali dengan
bahasa yang lebih mudah)”
CARA MENGELOLA PESERTA SULIT
PERILAKU STRATEGI PENANGANAN
 Selalu Salah “Saya dapat mengerti pendapat
anda”
“Itu adalah salah cara memandang
hal itu”
 Meminta Pendapat Berusaha untuk tidak
memecahkan persoalan
“Pertama-tama mari kita tanyakan
yang lain”
 Tidak Mau Gugah minatnya dgn meminta
Berbicara pendapatnya
Tanya teman sebelahnya, lalu
pendapatnya
CARA MENGELOLA PESERTA SULIT

PERILAKU STRATEGI PENANGANAN


 Ketidaksesuaian Menggarisbawahi hal-hal yang
Kepribadian disepakati. Arahkan pada
tujuan/topik.
 Keras Kepala Lemparkan pandangannya
kepada kelompok. Minta ia
menerima pandangan kelompok
untuk sementara.
 Topik Salah “Sesuatu yang saya pernah
katakan mungkin menyebabkan
anda keluar dari topik. Inilah apa
yang seharusnya kita bicarakan.”
CARA MENGELOLA PESERTA SULIT

PERILAKU STRATEGI PENANGANAN


 Tukang Katakan bahwa hal tersebut
Mengeluh dapat dibicarakan secara pribadi.
Waktu mendesak.
 Suka Mengobrol Panggil seseorang dengan
namanya, ajukanlah pertanyaan
yang mudah.
Panggil dengan namanya, ulangi
pendapat terakhir & tanyakan
bagaimana menurutnya.

Anda mungkin juga menyukai