Anda di halaman 1dari 34

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH PTK DI SD MASA REGISTRASI 2020/2021

Nama Mahasiswa : Intan Sulistiani


NIM : 855774086
Kelas : 1A
Progam Studi : S1- PGSD-BI
Tutor: : Naniana,S.Pd., M. Pd

Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan proposal ptk ?


2. Bagaimana sistematika usulan PTK?
3. Buatlah scenario perbaikan pembelajaran yang lebih rinci sesuai dengan masalah yang
dialami dalam proses pembelajaran ?
4. Susunlah rancangan RPP PTK yang sesuai dengan proposal PTK anda?
5. Buatlah laporan PTK sesuai dengan judul dan masalah yang akan diperbaiki ?

Jawab :
1. Apa yang dimaksud dengan proposal ptk ?
Proposal penelitian atau disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan
tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal
penelitian tindakan kelas berkaitan dengan pernyataan atas nilai pentingnya penelitian.
Proposal penelitian kelas PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan
dilakukan penelitian (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas
(pembelajaran).

2. Bagaimana sistematika usulan PTK?


Sistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Judul penelitian
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan
masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya.
Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud penelitian tindakan kelas PTK bukan
penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub
judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu
penelitian.
Contoh judul PTK:

a. Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Gatak
Melalui Pola Latihan Berjenjang.

b. Bab I pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama penelitian tindakan kelas PTK adalah untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal
berikut.
 Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah.
Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga
kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
 Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk
dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
 Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari
masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana
dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

c. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah.


a. Perumusan masalah. Bagian ini merupakan masalah yang telah dirumuskan dan dibuat
dalam bentuk kalimat tanya. Jika diperlukan, bagian ini dapat memuat definisi, asumsi, dan
lingkup yang menjadi batasan penelitian.

b. Pemecahan masalah. Bagian ini berisi uraian tentang alternatif tindakan yang diambil
untuk memecahkan masalah. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar
penyebab timbulnya masalah dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

d. Tujuan dan Manfaat Penelitian


a. Tujuan Penelitian. Bagian ini mengemukakan secara singkat tujuan penelitian tindakan
kelas yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada rumusan masalah yang telah
dikemukakan. Tujuan penelitian ini berkaitan dengan usaha mencari jawaban apakah
tindakan perbaikan yang dilakukan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sebagai ilustrasi
dapat dilihat contoh berikut

Contoh:
Rumusan Masalah: ”Bagaimana penerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas
VII Semester 2 dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

Tujuan Penelitian: Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran
IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Manfaat Penelitian. Pada bagian ini diuraikan manfaat PTK ini terhadap kualitas
pembelajaran dan/atau pendidikan, sehingga nampak manfaatnya bagi siswa, guru, sekolah,
dan mungkin juga komponen sekolah lainnya.

e. Kajian Pustaka
Pada bagian ini dicantumkan uraian kajian teori dan pustaka yang relevan dan
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan PTK. Kemukakan juga teori, temuan, dan
hasil penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi masalah yang telah
dirumuskan dan terjadi pada pembelajaran di kelas. Perlu dikemukakan indikator yang
menggambarkan keberhasilan tindakan yang dilakukan. Jika dipandang perlu, pada bagian
akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan.

f. Metode penelitian / Prosedur penelitian


Prosedur penelitian hendaknya dirinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, hingga analisis dan refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus
tindakan. Pada bagian ini ditunjukkan juga siklus-siklus tindakan yang hendak dilakukan
dengan menguraikan indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Jumlah siklus yang dilakukan
bergantung pada kepuasan peneliti, tetapi hendaknya paling sedikit 2 (dua) siklus tindakan.
Perhatikan daur (siklus) PTK berikut.
g. Jadwal kegiatan penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan, analisis dan persiapan
siklus berikutnya, penyusunan laporan, dan penyerahan laporan. Jadwal penelitian sebaiknya
dibuat dalam bentuk bar chart dan disusun sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

h. Personalia Penelitian
Seluruh tim peneliti yang terlibat harus tercantum dengan jelas, nama, NIP, pangkat/
golongan, jabatan, bidang keahlian, alamat sekolah, alamat rumah, telpon, dan tugas pada
pelaksanaan PTK.

i. Biaya Penelitian
Berisi rincian pengeluaran biaya penelitian, mulai dari honor/upah peneliti, persiapan,
pelaksanaan (pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis data, dll), sampai pada
penyusunan laporan.

j. Daftar Pustaka
Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus
dituliskan pada bagian ini. Daftar Pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan
mengikuti aturan tertentu, misalnya:
• Untuk buku teks: Nama penulis, Tahun., Judul buku., Kota penerbit : Penerbit.
• Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama penulis
diganti dengan sebutan ”Anonim”.
• Untuk Jurnal/Majalah: Nama Penulis, Tahun., Judul Tulisan., Nama jurnal/majalah
(huruf miring), No., Volume.
• Untuk Hasil Penelitian/Laporan Penelitian: Nama Peneliti, Tahun., Judul penelitian,
Jenis penelitian., Kota: Sponsor/Sumber dana.

k. Lampiran
Pada bagian beisi lampiran-lampiran yang diperlukan untuk mendukung usulan PTK,
umunya meliputi:
1. Curriculum Vitae Semua Tim Peneliti
2. Lain-lain yang dianggap perlu.

3. Buatlah scenario perbaikan pembelajaran yang lebih rinci sesuai dengan masalah yang dialami
dalam proses pembelajaran ?

Skenario perbaikan
Hal-hal yang diperbaiki/ ditingkatkan pada skenario perbaikan siklus 1 :
1. Lebih berinteraksi dengan anak didik, memberikan motivasi dan memberi penguatan
berupa rewards
2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, untuk menumbuhkan rasa percaya
diri anak
3. Memberi tambahan alokasi waktu agar anak mempunyai banyak waktu untuk
beradaptasi
4. Menambahkan alat peragah, sperti gambar yang digunakan agar lebih menarik
b. prosedur pembelajaran pada siklus 1, setiap pertemuan pada siklus ini juga diberi
sedikit variasi agar anak tidak mengalami kebosanan, dan suasana yang
menyenangkan, yakni:
a. merubah tempat duduk anak
b. memberi motivasi/rewards
c. merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran sehingga anak
dapat lebih termotivasi dan percaya diri

langkah-langkah pembelajaran :

Rencana perbaikan pembelajaran siklus 1


Mata pelajaran : pendidikan kewarganegaraan
Kelas/semester : 1V/II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. kompetensi dasar
 Siswa mampu memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungan

b. hasil belajar
 Siswa mampu menjelaskan globalisasi
 Siswa mampu menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan

c. indikator
 Menjelaskan arti globalisasi
 Menjelaskan arti globalisasi di lingkungan
 Memberikan contoh-contoh akibat globalisasi
 Memberikan contoh cara-cara menghadapi globalisasi
d. tujuan perbaikan
 Siswa mampu memahami tentang globalisasi
 Siswa mampu menjelaskan arti globalisasi dan pengaruhnya
e. Langkah-langkah pembelajaran
1. kegiatan awal (10 menit)
a. berbaris
b. mengatur tempat duduk
c. membaca doa
d. melakukan apresiasi agar siswa siap menerima pelajaran dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaan yang diajukan
adalah :
1. pernahkan kamu melihat situasi peristiwa di negara lain secara langsung?
2. apa maksud globalisasi ?
3. apakah kamu merasakan adanya perubahan dalam pergaulan sehari-hari ?

b. melakukan motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran


2. kegiatan inti (50 Menit)
a. guru menyajikan gambar tentang globalisasi dan pengaruhnya
b. guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang globalisasi dan
pengaruhnya
 Apa yang dimaksud dengan globalisasi
 Berikan contoh-contoh globalisasi!
 Bagaimana dampak dari globalisas ?
 Apa pengaruhnya bagi lingkungan kita ?

c. guru meminta murid melakukan diskusi tentang globalisasi dan pengaruhnya


bagi lingkungan kita
d. siswa mengumpulkan lembar kerja

3. kegiatan akhir (10 menit)


a. siswa bersama-sama guru membuat diskusi tentang globalisasi dan
pengaruhnya bagi lingkungan kita
b. guru memberikan post tes
c. guru memberikan PR

4. sarana dan sumber belajar


a. buku pelajaran Pkn SD kelas IV
b. gambar
c. lingkungan

5. Evaluasi
1. awal : kerapian, kebersihan
2. proses : mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. akhir : post test
Jenis test : tertulis
Bentuk tes : isian

Pangkalan Balai. November 2021


Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005
Hal-hal yang diperbaiki/ ditingkatkan pada skenario perbaikan siklus II :

Lebih berinteraksi dengan anak didik, memberikan motivasi, penguatan berupa rewards

1. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, untuk menumbuhkan rasa percaya


diri anak
2. Memberi tambahan alokasi waktu agar anak mempunyai banyak waktu untuk
beradaptasi
3. Menambahkan alat peragah, seperti gambar-gambaran yang digunakan agar lebih
menarik
4. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, untuk menumbuhkan rasa percaya
diri anak

b. prosedur pembelajaran pada siklus 1, setiap pertemuan pada siklus ini juga diberi
sedikit variasi agar anak tidak mengalami kebosanan, dan suasana yang
menyenangkan, yakni:
a. merubah tempat duduk anak
b. memberi motivasi/rewards
c. merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran sehingga anak
dapat lebih termotivasi dan percaya diri

langkah-langkah pembelajaran :

Rencana perbaikan pembelajaran siklus II

Mata pelajaran : pendidikan kewarganegaraan


Kelas/semester : 1V/II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. kompetensi dasar
 Siswa mampu memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungan

b. hasil belajar
 Siswa mampu menjelaskan globalisasi
 Siswa mampu menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan

c. indikator
 Menjelaskan arti globalisasi
 Menjelaskan arti globalisasi di lingkungan
 Memberikan contoh-contoh akibat globalisasi
 Memberikan contoh cara-cara menghadapi globalisasi
d. tujuan perbaikan
 Siswa mampu memahami tentang globalisasi
 Siswa mampu menjelaskan arti globalisasi dan pengaruhnya
e. Langkah-langkah pembelajaran
1. kegiatan awal (10 menit)
a. berbaris
b. mengatur tempat duduk
c. membaca doa
d. melakukan apresiasi agar siswa siap menerima pelajaran dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaan yang diajukan
adalah :
1. Tahukah kalian manfaat apa dari globalisasi ?
2. teknologi apa saja yang dipengaruhi globalisasi ?
3. pengaruh apa yang kamu rasakan dengan adanya globalisasi di lingkungan
kalian ?
b. melakukan motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran
2. kegiatan inti (50 Menit)
a. siswa diajak memperhatikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan
sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar
b. guru menjelaskan arti globalisasi, dan contoh-contoh dampak globalisasi
c. guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang globalisasi
 Apa yang dimaksud dengan globalisasi
 Berikan contoh-contoh globalisasi
 Apa pengaruh bagi lingkungan kita ?
 Guru mengajukan masalah tentang pengaruh globalisasi. Masalah yang
diajukan adalah “bagaimana cara kita menghadapi pengaruh dari globalisasi
?” masalah ini didiskusikan secara bersama.
3. kegiatan akhir (10 menit)
a. siswa bersama-sama guru membuat rangkuman dan kesimpulan tentang
globalisasi dan pengaruhnya
b. guru memberikan post tes
c. guru memberikan PR
4. sarana dan sumber belajar
a. buku pelajaran Pkn SD kelas IV
b. gambar
c. lingkungan
5. Evaluasi
1. awal : kerapian, kebersihan
2. proses : mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. akhir : post test
Jenis test : tertulis
Bentuk tes : isian

Pangkalan Balai. November 2021


Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005
4. Susunlah rancangan RPP PTK yang sesuai dengan proposal PTK anda?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Nama Sekolah : SD Negeri 14 Ba III


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/I
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran @ 35 menit
Pertemuan minggu ke- 1

I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia

II. Kompetensi Dasar


1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa Hindu--
Budha, dan Islam di Indonesia

III. Tujuan Pembelajaran**


 Siswa dapat Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan
masa Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)

IV. Materi Pokok


 Makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa Hindu-Budha,
dan Islam di Indonesia

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 1)


Pertemuan 1, 2 dan 3
 Kegiatan awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan dan menyusun daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Budha


dan Islam di Indonesia
 Menjelaskan daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia
 Menjelaskan dan menceritakan beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-
Budha dan Islam dl Indonesia
 Menjelaskan cara-cara melestarikan dan memberi makna peninggalàn yang berskala
nasional dan masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan


pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

VI. Alat Dan Sumber Bahan


 Alat Peraga : Gambar candi borobudur, candi prambanan, masjid, dll
 Sumber : Buku IPS kelas V
Buku yang relevan

VII. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal


Kompetensi Penilaian Instrumen

 Menyusun daftar peninggalan Tertulis Uraian Jelaskan pening-galan


sejarah yang bercorak Hindu- sejarah yang berskala
Budha dan Islam yang ada di nasional dari masa
Indonesia
Hindu- Budha, dan
 Membuat daftar peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu- Islam di Indonesia
Budha dan Islam yang ada di
Indonesia
 Menceritakan peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu-
Budha dan Islam yang ada di
Indonesia
 Melestarikan peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu-
Budha dan Islam yang ada di
Indonesia
 Menunjukkan letak
peninggalan sejarah Hindu –
Buddha me- lalui peta
 Mengelompokkan
peninggalan sejarah sesuai
kelompok aga-
manya
 Membuat laporan hasil
kunjungan ke tempat
bersejarah
 Mendiskusikan hasil
kunjungan ke tempat
bersejarah

Pangkalan Balai, November 2021


Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD Negeri 14 Ba III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 12 x 35 menit
Pert. 5 - 7 (3 minggu)

I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia

II. Kompetensi Dasar


1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia

III. Tujuan Pembelajaran**


 Siswa dapat Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha, dan Islam di
Indonesia

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)

IV. Materi Pokok


 Tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 1 - 4)


Pertemuan 5-7
 Kegiatan awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia


 Menjelaskan dan menyebutkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan
Islam di Indonesia
 Mengelompokkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha, dan Islam di
Indonesia
 Membandingkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha, dan Islam di
Indonesia
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan


pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

VI. Alat Dan Sumber Bahan


 Alat Peraga : Gambar / foto tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam
 Sumber : Buku IPS kelas V
Buku yang relevan

VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

 menceritakan tokoh-tokoh Tertulis jawab singkat Sebutkan tokoh-tokoh


sejarah pada masa Hindu- sejarah pada masa Hindu-
Budha, dan Islam di Indonesia Budha, dan Islam di
 Menyebutkan tokoh-tokoh Indonesia
sejarah pada masa Hindu-
Budha, dan Islam di Indonesia
 Mengelompokkan tokoh-
tokoh sejarah pada masa
Hindu- Budha, dan Islam di
Indonesia
 Membandingkan tokoh-tokoh
sejarah pada masa Hindu-
Budha, dan Islam di
Indonesia

Pangkalan Balai, November 2021


Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SD Negeri 14 Ba III


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 12 x 35 menit
Pert. 8 - 11 (4 minggu)

I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia

II. Kompetensi Dasar


1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di
Indonesia dengan menggurtakan peta/atlas/globe dan media Iainnya

III. Tujuan Pembelajaran**


 Siswa dapat Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah
waktu di Indonesia dengan menggurtakan peta/atlas/globe dan media Iainnya

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)

IV. Materi Pokok


 Keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan peta/atlas/globe dan media lainnya

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 1 - 4)


Pertemuan 8-11
 Kegiatan awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memberi tugas kepada siswa untuk menggambar peta Indonesia dengan menggunakan
 Symbol
 Menjelaskan tentang cara-cara memberikan simbol pada peta yang telah dibuat siswa
 Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri kenampakari slam dan buatan pada peta
Indonesia
 Menjelaskan dengan peta serta menujukkan pembagian wilayah waktu di Indonesia
 Menyebutkan wilayah pembagian waktu di Indonesia
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan


pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

VI. Alat Dan Sumber Bahan


 Alat Peraga : Peta, globe, atlas, media lainya
 Sumber : Buku IPS kelas V
Buku yang relevan

VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

 Menggambar peta Indonesia Tertulis jawab singkat - Sebutkan ciri-ciri


dengan memberi simbol kenampakan alam dan
 Menyebutkan ciri-ciri buatan
kenampakan alam dan buatan
 Menunjukkan pada peta
pembagian wilayah waktu di
Indonesia

Pangkalan Balai, November 2021


Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SD Negeri 14 Ba III


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 9 x 35 menit
Pert. 15 – 18 (4 minggu)

I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia

II. Kompetensi Dasar


1.5 Mengenal jenis-jenis dan kegiatan ekonomi di Indonesia

III. Tujuan Pembelajaran**


 Siswa dapat Mengenal jenis-jenis dan kegiatan ekonomi di Indonesia

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)

IV. Materi Pokok


 Jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 15 - 18)


Pertemuan 15-18
 Kegiatan awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat


 Berdiskusi dan memberi contoh usaha yang dikelola sendiri swasta dan atau
pemerintah
 Menjelaskan cara menghargai kegiatan orang dalam berusaha
 Menjelaskan dan menyebutkan contoh kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi di
Indonesia.
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan


pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

VI. Alat Dan Sumber Bahan


 Alat Peraga : Gambar-gambar jenis usaha perekonomian yang ada di masyarakat
 Sumber : Buku IPS kelas V yang relevan

VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

 Menyebutkan jenis-jenis usaha Tertulis jawab singkat Sebutkan jenis-jenis usaha


perekonomian dalam perekonomian dalam
masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia
 Memberi contoh usaha yang
dikelola sendiri dan kelompok
 Memberikan contoh cara
menghargai kegiatan orang
dalam usaha
 Memberi contoh kegiata
produksi, distrbusi, dan
konsumsi di Indonesia
Pangkalan Balai, November 2021
Diketahui
Kepala sekolah Guru kelas

Siti Rohana Intan Sulistiani


196806072002121005

5. Buatlah laporan PTK sesuai dengan judul dan masalah yang akan diperbaiki ?

A. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa SD Kelas V Sd N 14 Ba III

B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-
perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat
pengaruh itu pendidikan nasional semakin mengalami kemajuan, pendidikan di sekolah-sekolah
telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong
adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan
metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan
secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang
mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada
artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan
demikian melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun
masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional.
Untuk tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai upaya oleh
pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan seperti
pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan
kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan.
Dewasa, ini telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu dari guru yang mendominasi
kelas menjadi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran harus menantang, mendorong eksplorasi member pengalaman sukses, dan
mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati, 2006:116).
Penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2001:32) juga menyatakan bahwa, “untuk lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepat”.
Berdasarkan pendapat teersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran akan
meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, dan mengefektifkan
komunikasi interaksi guru dan siswa menggunakan metode diskusi dengan media pembelajaran
yang tepat.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penerapan metode diskuis dan penggunaan media
belum tampak diterapkan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat
mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada dan hanya mengandalkan metode
ceramah, tanpa menggunakan media yang sesuai dengan materi. Akibatnya keaktifan, partisipasi,
dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Keaktifan dan hasil belajar siswa yang rendah, khususnya pada mata pelajaran IPS merupakan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan dalam kegaiatan
pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa aspek. Ditinjau dari aspek siswa, yang mempengaruhi
hasil belajar muncul dari factor internal dan eksternal. Menurut (Dimyati, 2006:200) “faktor internal
siswa meliputi sikap terhadap belajar, motivasi berprestasi, konsentrasi belajar, mengolah bahan
belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan
berprestasi, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa, sedangkan faktor eksternal dapat berupa guru,
sarana dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan social, dan kurikulum sekolah”.
Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD khususnya mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial , maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) denga judul:
Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa SD
Kelas V. Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi, demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara. Dengan menerapkan metode diskusi
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SD kelas V khususnya mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan pokok sebagai berikut.
a. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas V SD N 14 Ba III?
b. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas V SD N 14 Ba III?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji metode pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar IPS melalui metode diskusi. Dengan demikian temuan penelitian ini akan
memperkaya khasanah pengetahuan di bidang metode pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga siswa
menjadi lebih menguasai dan terampil dalam pembelajaran pemecahan masalah dengan
penerapan metode diskusi sehingga hasil belajar lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2) Bagi Guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masuka berharga bagi
para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dengan penerapan metode diskusi, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran lain pada umunya.
3) Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan
aktivitas dan prestasi belajar putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para
orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-
putrinya.

4) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk
mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi
pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.
C. Landasan Teori
1. Kajian Teoretis
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara
bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau mencari jawaban dari
suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu.
Menurut (Depdikbud, 1999:14) metode diskusi adalah suatu metode untuk memupuk
keberanian anak didik untuk mengemukakan pendapat atau memberi kritikan terhadap pendapat
orang lain yang dikemukakan dalam suatu forum.
Dari uraian tersebut di atas dapat didefinisikan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar-
mengajar yang membahas suatu topic atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat
guru dan siswa atau siswa dan siswa lain).
Dapat disimpulkan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar dalam bentuk tukar
pendapat dari pertanyaan-pertanyaan yang ada baik dari murid secara individual atau secara
kelompok maupun dari guru sehingga diperoleh suatu kesepakatan bersama dari permasalahan yang
dikaji.
Dalam kegiatan diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dan siswa agar diskusi
dapat dilaksanakan dengan efektif, selanjutnya disebut syarat-syarat diskusi yaitu sebagai berikut.
1) Pembicaraan berlangsung dalam kelompok, dan setiap kelompok ada peserta yang terlibat
didalamnya.
2) Setiap peserta bebas mengeluarkan pendapatnya, dalam komunikasi langsung tatap muka.
3) Ada aturan main yang disepakati bersama untuk mengatur proses pembicaraan.
4) Harus ada tujuan dari diskusi tersebut dan tidak boleh ada tekanan dari siapapun termasuk
dari guru.
5) Harus ada pemimpin yang memimpin jalannya diskusi agar tidak menyimpang dari topik
yang dibahas.

Tujuan Pemakaian Metode Diskusi


Secara rinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut.
1) Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan
pada diri siswa.
2) Mengembangkan sikap sportif terhadap sekolah, para guru dan bidang studi yang dipelajari.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang lebih positif.
4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu controversial.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi


Kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi adalah sebagai berikut.
1) Kelebihan Metode Diskusi
a) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berpartisipasi secara
langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau penyusun pertanyaan diskusi.
b) Metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun sesudah metode yang
lain.
c) Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi, demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemmpuan berbicara yang dilakukan tanpa
persiapan.
d) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menguji, mengubah dan
mengembangkan, pandangan, nilai dan keputusan yang diperlihatkan kesalahannya melalui
pengamatan yang cermat dan pertimbangan kelompok.
e) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan
memberi dan menerima, sehingga siswa dapat mengerti dan mempersiapkan dirinya
sebagai warga Negara yang demokratis.
f) Metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah oleh
kelompok, biasanya lebih tepat daripada pemecahan perorangan (Joni, 1984:105).
2) Kelemahan Metode Diskusi
a) Metode diskusi sulit diramalkan hasilnya walaupun sudah diatur secara hati-hati.
b) Metode ini kurang efesien dalam penggunaan waktu dan memerlukan perangkat meja dan
kursi yang mudah diatur.
c) Metode ini tidak menjamin penyelesaian sekalipun kelompok setuju dan membuat
kesepakatan pada akhir pertemuan sebab keputusan yang dicapai belum tentu
dilaksanakan.
d) Metode ini seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi dan
menyebabkan orang yang tak berminat hanya sebagai penonton.
e) Metode ini membutuhkan kemampuan berdiskusi dari para peserta agar dapat
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh seseorang bila
dipelajari dan dilatih (Joni, 1984:105).

Prosedur Pemakaian Metode Diskusi


Prosedur pemakaian metode diskusi secara umum terbagi menjadi tiga tahapan. Pada tiap-tiap
tahapan pemakaian metode diskusi terdapat berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru
dan siswa. Adapun tiga tahapan dalam pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut.
1) Tahapan Sebelum Pertemuan
a) Pemilihan topik diskusi, yakni suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk menentukan
topik diskusi untuk melakukannya, guru dan siswa menggunakan tujuan yang ingin
dicapai serta minat dan latar belakang siswa sebagai kriteria.
b) Membuat rancangan garis besar diskusi yang akan dilaksanakan (jika memungkinkan
bagi guru).
c) Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
d) Mengorganisasikan siswa dan formasi kelas sesuai dengan jenis diksusinya.

2) Tahapan Selama Pertemuan


a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dari diskusi, topik diskusi dan kegiatan
diskusi yang akan dilakukan.
b) Siswa dan guru melaksanakan kegiatan disksusi (sesuai jenis diskusi yang digunakan).
c) Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama guru.
d) Pencatatan hasil diskusi oleh siswa.
3) Tahapan Setelah Pertemuan
a) Membuat catatan tentang gagasan-gagasan yang belum ditanggapi dan kesulitan yang timbul
selama disksusi.
b) Mengevaluasi disksusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan evaluasi dari para siswa
serta lembaran komentar. (Hidayat, 2008:7.20-7.23)

Bentuk-Bentuk Diskusi
1) Diskusi Kelas, yaitu jenis diskusi yang melibatkan seluruh siswa yang ada dalam kelas
sebagai peserta diskusi. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai pengatur, pendorong dan
pengarah pembicaraan.
2) Dikusi Kuliah, yaitu terdiri dari seorang pembicara, guru atau seorang anak berbicara
dimuka kelas, mengemukakan persoalannya selama 20-30 menit setelah itu dihadirkan
pertanyaan-pertanyaan tetapi hanya terbatas pada satu bentuk persoalan.
3) Diskusi kelompok kecil yaitu terdiri dari 3-7 orang.
4) Simposium, yaitu hampir sama dengan diskusi kuliah tetapi pada simposium terdapat
beberapa orang yang berbicara atau pengarah persoalan dan masalah yang ada ditinjau dari
beberapa segi.
5) Diskusi panel yaitu terdiri dari 4 samapi 5 orang pembicara yang mengemukakan pertanyaan
akan ditunjuk langsung.
Dari bentuk-bentuk diskusi tersebut maka yang lebih ditekankan pada pembelajaran IPS di
sekolah dasar adalah diskusi kelas. Dengan bentuk diskusi kelas maka diharapkan guru berperan
sebagai pemimpin atau pengarah diskusi maka ada hal yang harus dipahami dan harus dimiliki oleh
guru yaitu sebagai berikut.
a) Menyiapkan dan menjelaskan topik diskusi.
b) Mengatur pembicaraan agar semua peserta terlibat dalam diskusi.
c) Menjaga agar pembicaraan tetap terfokus pada topik.
d) Mencegah distorsi atau penyimpangan pembicaraan dan percakapan yang bertele-tele.
e) Mendorong siswa agar berani mengeluarkan pendapat.
f) Membimbing siswa agar dapat menguraikan pendapat rasional.
g) Memperjelas pendapat siswa agar dimengerti oleh yang lain.
h) Mencegah dominasi pembicaraan oleh satu atau dua orang peserta. (Hidayat, 2008:7.22-
7.25)
b. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
IPS merupakan bidang studi yang utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin
ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi,
sejarah secara terpisah melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu (Mujinem,
2008:6).
Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan metode diskusi.
Di bawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPS di SD, yaitu sebagai berikut.
Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalalm kehidupan sehari-hari.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar


1) Manusia, tempat dan lingkungannya.
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3) Sistem sosial budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
IPS di Sekolah Dasar berfungsi mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang
masyarakat, berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak, selain itu juga mengembangkan rasa
kontunuitas dan stabilitas, memberikan informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut
memajukan masyarakat sekitar (Hidayat, 2008:24).

Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Beberapa pendekatan dan metode pembelajaran IPS adalah sebagai berikut.
1) Lingkungan
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat dimulai dari atau mencakup
hal-hal atau petistiwa yang pernah dialami.
2) Penemuan
Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam
proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan belajar.
3) Induktif-Deduktif
Pendekatan induktif, siswa menarik suatu kesimpulan dari sejumlah fakta yang satu sama
lainnya ada hubungannya yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain. Sedang deduktif,
menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum dan mengumpulkan berbagai fakta
yang medukung pernyataan tersebut.
4) Nilai
Pendekatan ini dapat dikembangkan berbagai nilai seperti nilai moral, nilai estetika, dan
sebagainya (Hidayat, 2008:26).

Alat Peraga atau Media IPS


Alat peraga atau media adalah sumber belajar yang harus dikembangkan untuk tercapainya
hasil belajar yang optimal. Hal ini seperti yang dikatakan (Hidayat, 2008:123) “Dalam usaha
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan
suatu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa, pelajar sebanyak-banyaknya berinteraksi
dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan
proses pembelajaran mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal”.
Atas dasar ini, beberapa alat peraga atau media IPS sangatlah perlu diaplikasikan dalam setiap
pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Adapun alat peraga atau media IPS dapat
digunakan adalah peta, atlas, globe, planetarium, solar sistem, gambar-gambar (pahlawan, rumah
adat) lingkungan sekitar, alat peraga buatan siswa atau guru dan sebagainya.

c. Keaktifan Belajar
Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas keaktifan lebih ditonjolkan melalui suatu
program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang lebih memadai (Hamalik, 2001:172).
Pendapat lain menyatakan bahwa keaktifan belajar itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari
kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita amati. Kegiatan fisik
bias berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan (Dimyati, 2006:45).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran, baik secara fisik maupun mental dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit
diamati.

Ciri-Ciri Keaktifan Belajar


Dimyati, (2006:48) mengemukakan pendapatnya bahwa terdapat lima ciri-ciri dalam keaktifan
belajar siswa yaitu sebagai berikut.
1) Keberanian siswa untuk mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan.
2) Keinginan dan keberanian siswa untuk ikut serta dalam kegiatan belajar.
3) Adanya usaha dan kreativitas siswa.
4) Adanya keingin tahuan siswa.
5) Memiliki rasa lapang dan bebas.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar


Menurut pendapat Dimyati, (2006:33) “ada empat hal yang mempengaruhi keaktifan belajar
antara lain: 1) bahan belajar, 2) suasana belajar, 3) media dan sumber belajar, 4) guru sebagai
subjek pembelajar”. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
belajar siswa adalah, ada dari luar siswa maupun dari dalam diri siswa. Faktor internal itu terdiri
atas, faktor fisiologis psikologis sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan (fisik dan
sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana prasarana, guru, metode, media, serta
manajemen).
d. Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan yang
sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama
mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2006:200)
bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”.
Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Hasil belajar merupakan
sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga berarti pendapatan atau
perolehan”.
Hamalik, (2001:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1) Teori disiplin
formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat diperkuat melalui latihan akademis.
2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan
dalam situasi kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian
yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.
Berdasarkan pernyataan di atas, dalam konteks penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah
mengalami proses pembelajaran mata pelajaran IPS.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hamalik (2001:32) menyebutkan “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor
pengalaman masa lampau, faktor kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor fisiologis dan
faktor intelegensi”.
Menurut Uno Hamzah (2008:3) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah faktor guru, siswa, kurikulum dan lingkungan. Keempat faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Faktor Guru
Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri, pola mengajar tercermin dalam tingkah laku
pada waktu melaksanakan pengajaran. Gaya mengajar yang dilakukan guru mencerminkan
bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan, yang dipengaruhi oleh pandangannya
sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi, dan kurikulum.
2) Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan, yang
dimiliki masing-masing itu meliputi, kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari
hasil belajar.
3) Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai.
4) Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas
atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut terdiri atas, faktor
fisiologis psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan (fisik dan sosial) dan
faktor instrumental (kurikulum, sarana-prasarana, guru, metode, media serta manajemen).

2. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V Sd No 5 Bondalem
rendah, khusunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipengaruhi faktor eksternal. Guru
tidak menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, sehingga sikap
belajar, motivasi belajar siswa, konsentrasi belajar, dan perolehan hasil belajar siswa rendah.
Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD No 5 Bondalem, khususnya
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul: Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS
pada Siswa SD Kelas V SD No 5 Bondalem Tahun Ajaran 2009/2010 Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng. Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi,
demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara. Dengan menerapkan
metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SD No 5
Bondalem khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahaun Sosial.

3. Kerangka Berpikir
Penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu metode yang
tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta cukup efektif untuk mencapai tujuan
belajar.
Penerapan metode diskusi merupakan sebuah metode yang dapat menggali potensi siswa
untuk dapat berpikir kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi pengalaman
langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan mampu member
pengalaman yang bersifat konkret. Dengan demikian metode tersebut akan dapat menguatkan
ingatan siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian,
maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan metode diskusi secara efektif, cenderung dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Penerapan metode diskusi menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih
bermakna dan lebih kuat melekat dalam memori (pikiran) mereka, sehingga secara tidak langsung
berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu dengan diterapkannya
metode ini akan membuat perhatian siswa tertarik dalam proses belajar, karena siswa mengalami
sendiri, dan terlibat aktif dalam proses belajar sehingga akan mempermudah siswa tersebut
memahami materi pelajaran IPS yang dipelajarinya. Diterapkannya metode ini secara efektif dan
efesien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
4. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka
berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.
Jika penerapan metode diskusi dapat berjalan dengan efektif dan efesien maka keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu PEngetahuan Sosial cenderung meningkat.

D. Metode Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD yang berjumlah 35 orang. Siswa di
kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang.
Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a) keaktifan belajar siswa, dan b) hasil
belajar siswa, dan c) respon siswa terhadap proses pembelajaran IPS dengan penerapan metode
diskusi.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Jumlah soal sebanyak 10
butir dan masing-masing diberi skor 1, esay sebanyak 5 butir, masing-masing diberi skor 2. Selain
itu menggunakan lembar observasi siswa untuk mengetahui keaktifannya. Lembar observasi untuk
siswa adalah sebagai berikut.
Lembar Observasi Siswa
Aspek
Perhatian Keberanian Menghargai Pelaksanaan Keberanian
No
Siswa berpendapat Pendapat Tugas Menjawab
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keterangan:
Aspek 1 : Perhatian siswa
Aspek 2 : Keberanian berpendapat
Aspek 3 : Menghargai pendapat
Aspek 4 : Pelaksanaan tugas
Aspek 5 : Keberanian menjawab
Skor
Sangat aktif :5
Aktif :4
Cukup aktif :3
Kurang aktif :2
Sangat kurang aktif :1

3. Teknik Analisis Data


Untuk mengumpulkan data diperlukan nilai siswa yang diperoleh melalui penilaian proses dan
hasil. Setelah data terkumpul, maka data tersebut diolah dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan mencari tingkat keaktifan, Mean (M), hasil belajar, dan ketuntasan belajar.
a. Tingkat keaktifan dapat diperoleh dengan menghitung rata-rata persentase dan
membandingkan dengan kriteria PAP skala lima.
M (%) =
Keterangan:
M (%) = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata skor siswa
Smi = Skor maksimal ideal
(Agung, 1998:8)
PAP Skala 5 Keaktifan Belajar
Persentase Kriteria Keaktifan Belajar IPS
90 – 100 Sangat aktif
80 – 89 Aktif
65 – 79 Cukup aktif
55 – 64 Kurang aktif
0 – 54 Sangat kurang aktif

b. Dalam menilai hasil pembelajaran IPS digunakan nilai dengan skala 0 – 100, nilai yang
diperoleh siswa berdasarkan lembar observasi dan hasil tes siswa.
Kriteria keberhasilan siswa adalah sebagai berikut.
1) Menghitung rata-rata skor siswa dengan mencari Mean (M) dengan rumus
(Nurkancana, 2002:174)
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
= Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah individu
2) Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Rh = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata
Smi = Skor maksimal ideal
Sutrisno Hadi, (dalam Arbawa, 2000:12)

3) Menghitung ketuntasan belajar mengacu pada buku pedoman pelaksanaan kurikulum Sekolah
Dasar (SD).
Ketuntasan Belajar
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
n ≥ 65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 keatas
(Misal KKM IPS kelas V adalah 65)
N = Jumlah siswa
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002:15)
Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya dikonversikan dengan kriteria Penilaian Acuan
Patokan (PAP) skala lima.

Kriteria PAP skala 5


Persentase Kriteria Hasil Belajar Kriteria Keaktifan Belajar
IPS
90 – 100 Sangat tinggi Sangat aktif
80 – 89 Tinggi Aktif
65 – 79 Sedang Cukup Aktif
55 – 64 Rendah Kurang aktif
0 – 54 Sangat rendah Sangat kurang aktif

4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka prosedur penelitian ini
sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam suatu proses
berdaur/bersiklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kemmis S. dan M.C. Tanggrat (dalam Karniti 2002:15) yang menyatakan
bahwa PTK adalah siklus refleksi diri yang berbentuk spiral dalam rangka melakukan proses
perbaikan terhadap kondisi yang ada mencarikan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi
dan dalam rangka menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan lebih efektif untuk mencapai hasil
yang lebih optimal.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada, penelitian tindakan kelas ini
direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan 4
(empat) fase, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi
terhadap tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Namun demikian, keputusan untuk
melanjutkan atau menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu sepenuhnya bergantung pada
hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil yang dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan, maka penelitian dihentikan dan apabila belum mencapai hasil sesuai dengan
yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya prosedur pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dapat diilustrasikan pada
diagram berikut.
Perencanaan siklus I

Pelaksanaan siklus I

Refleksi siklus I

Perencanaan siklus II

Observasi dan Evaluasi siklus I

Pelaksanaan siklus II

Siklus ke n

Observasi dan Evaluasi siklus II

Refleksi siklus II

Keterangan gambar:
a. Perencanaan siklus/Rencana tindakan
Berdasarkan temuan yang diperoleh. Disusun perencanaan perbaikan pembelajaran. Pada
tahap ini hal-hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan perbaikan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Pengembangan materi, 3) Menyiapkan media pembelajaran, 4)
Menyusun instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan siklus/Pelaksanaan tindakan


Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan
salam dan mengecek kehadiran siswa, 2) Memberikan apersepsi terkait dengan materi pelajaran, 3)
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan, 4) Memberi
permasalahan yang akan di diskusikan masing-masing kelompok, 5) Memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya, 6) Memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa, 7) Memberikan bimbingan kepada siswa, 8) Mengevaluasi
proses dan hasil kegiatan diskusi melalui lembar observasi, 9) Melaksanakan evaluasi akhir, 10)
Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan 11) Menutup pelajaran
dan memberikan tindak lanjut.

c. Observasi dan Evaluasi


Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dari awal sampai akhir. Observasi bertujuan
mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama tindakan. Kekurangan dan kelebihan
yang ditemukan bias dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan berikutnya agar tidak terjadi
kesalahan yang sama. Evaluasi dilakukan setelah tindakan berlangsung. Evaluasi bertujuan
mengetahui nilai siswa berdasarkan pedoman kriteria penilaian. Hasil yang diperoleh ini dapat
dijadikan umpan balik dalam menentukan rencana selanjutnya. Observasi dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
1) Mengamati keterampilan proses siswa dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2) Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I
mengenai hasil belajar IPS dan keaktifan belajar IPS. Hasil renungan dan kajian tindakan siklus I
ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang
diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan keaktifan belajar dalam mata
pelajaran IPS. Alternatif ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam
penelitian tindakan siklus II.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A Gede. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja.
Depdikbud. 1995. Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud, Rineka Cipta.

Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, Mujinem, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Joni. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Nurkancana, Wayan dan P.P.N Sunartana. 2002. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai