Soal :
Jawab :
1. Apa yang dimaksud dengan proposal ptk ?
Proposal penelitian atau disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan
tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal
penelitian tindakan kelas berkaitan dengan pernyataan atas nilai pentingnya penelitian.
Proposal penelitian kelas PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan
dilakukan penelitian (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas
(pembelajaran).
a. Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Gatak
Melalui Pola Latihan Berjenjang.
b. Bab I pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama penelitian tindakan kelas PTK adalah untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal
berikut.
Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah.
Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga
kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk
dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari
masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana
dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
b. Pemecahan masalah. Bagian ini berisi uraian tentang alternatif tindakan yang diambil
untuk memecahkan masalah. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar
penyebab timbulnya masalah dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.
Contoh:
Rumusan Masalah: ”Bagaimana penerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas
VII Semester 2 dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan Penelitian: Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran
IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Manfaat Penelitian. Pada bagian ini diuraikan manfaat PTK ini terhadap kualitas
pembelajaran dan/atau pendidikan, sehingga nampak manfaatnya bagi siswa, guru, sekolah,
dan mungkin juga komponen sekolah lainnya.
e. Kajian Pustaka
Pada bagian ini dicantumkan uraian kajian teori dan pustaka yang relevan dan
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan PTK. Kemukakan juga teori, temuan, dan
hasil penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi masalah yang telah
dirumuskan dan terjadi pada pembelajaran di kelas. Perlu dikemukakan indikator yang
menggambarkan keberhasilan tindakan yang dilakukan. Jika dipandang perlu, pada bagian
akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan.
h. Personalia Penelitian
Seluruh tim peneliti yang terlibat harus tercantum dengan jelas, nama, NIP, pangkat/
golongan, jabatan, bidang keahlian, alamat sekolah, alamat rumah, telpon, dan tugas pada
pelaksanaan PTK.
i. Biaya Penelitian
Berisi rincian pengeluaran biaya penelitian, mulai dari honor/upah peneliti, persiapan,
pelaksanaan (pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis data, dll), sampai pada
penyusunan laporan.
j. Daftar Pustaka
Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus
dituliskan pada bagian ini. Daftar Pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan
mengikuti aturan tertentu, misalnya:
• Untuk buku teks: Nama penulis, Tahun., Judul buku., Kota penerbit : Penerbit.
• Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama penulis
diganti dengan sebutan ”Anonim”.
• Untuk Jurnal/Majalah: Nama Penulis, Tahun., Judul Tulisan., Nama jurnal/majalah
(huruf miring), No., Volume.
• Untuk Hasil Penelitian/Laporan Penelitian: Nama Peneliti, Tahun., Judul penelitian,
Jenis penelitian., Kota: Sponsor/Sumber dana.
k. Lampiran
Pada bagian beisi lampiran-lampiran yang diperlukan untuk mendukung usulan PTK,
umunya meliputi:
1. Curriculum Vitae Semua Tim Peneliti
2. Lain-lain yang dianggap perlu.
3. Buatlah scenario perbaikan pembelajaran yang lebih rinci sesuai dengan masalah yang dialami
dalam proses pembelajaran ?
Skenario perbaikan
Hal-hal yang diperbaiki/ ditingkatkan pada skenario perbaikan siklus 1 :
1. Lebih berinteraksi dengan anak didik, memberikan motivasi dan memberi penguatan
berupa rewards
2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, untuk menumbuhkan rasa percaya
diri anak
3. Memberi tambahan alokasi waktu agar anak mempunyai banyak waktu untuk
beradaptasi
4. Menambahkan alat peragah, sperti gambar yang digunakan agar lebih menarik
b. prosedur pembelajaran pada siklus 1, setiap pertemuan pada siklus ini juga diberi
sedikit variasi agar anak tidak mengalami kebosanan, dan suasana yang
menyenangkan, yakni:
a. merubah tempat duduk anak
b. memberi motivasi/rewards
c. merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran sehingga anak
dapat lebih termotivasi dan percaya diri
langkah-langkah pembelajaran :
A. kompetensi dasar
Siswa mampu memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungan
b. hasil belajar
Siswa mampu menjelaskan globalisasi
Siswa mampu menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan
c. indikator
Menjelaskan arti globalisasi
Menjelaskan arti globalisasi di lingkungan
Memberikan contoh-contoh akibat globalisasi
Memberikan contoh cara-cara menghadapi globalisasi
d. tujuan perbaikan
Siswa mampu memahami tentang globalisasi
Siswa mampu menjelaskan arti globalisasi dan pengaruhnya
e. Langkah-langkah pembelajaran
1. kegiatan awal (10 menit)
a. berbaris
b. mengatur tempat duduk
c. membaca doa
d. melakukan apresiasi agar siswa siap menerima pelajaran dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaan yang diajukan
adalah :
1. pernahkan kamu melihat situasi peristiwa di negara lain secara langsung?
2. apa maksud globalisasi ?
3. apakah kamu merasakan adanya perubahan dalam pergaulan sehari-hari ?
5. Evaluasi
1. awal : kerapian, kebersihan
2. proses : mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. akhir : post test
Jenis test : tertulis
Bentuk tes : isian
Lebih berinteraksi dengan anak didik, memberikan motivasi, penguatan berupa rewards
b. prosedur pembelajaran pada siklus 1, setiap pertemuan pada siklus ini juga diberi
sedikit variasi agar anak tidak mengalami kebosanan, dan suasana yang
menyenangkan, yakni:
a. merubah tempat duduk anak
b. memberi motivasi/rewards
c. merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran sehingga anak
dapat lebih termotivasi dan percaya diri
langkah-langkah pembelajaran :
A. kompetensi dasar
Siswa mampu memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungan
b. hasil belajar
Siswa mampu menjelaskan globalisasi
Siswa mampu menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan
c. indikator
Menjelaskan arti globalisasi
Menjelaskan arti globalisasi di lingkungan
Memberikan contoh-contoh akibat globalisasi
Memberikan contoh cara-cara menghadapi globalisasi
d. tujuan perbaikan
Siswa mampu memahami tentang globalisasi
Siswa mampu menjelaskan arti globalisasi dan pengaruhnya
e. Langkah-langkah pembelajaran
1. kegiatan awal (10 menit)
a. berbaris
b. mengatur tempat duduk
c. membaca doa
d. melakukan apresiasi agar siswa siap menerima pelajaran dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaan yang diajukan
adalah :
1. Tahukah kalian manfaat apa dari globalisasi ?
2. teknologi apa saja yang dipengaruhi globalisasi ?
3. pengaruh apa yang kamu rasakan dengan adanya globalisasi di lingkungan
kalian ?
b. melakukan motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran
2. kegiatan inti (50 Menit)
a. siswa diajak memperhatikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan
sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar
b. guru menjelaskan arti globalisasi, dan contoh-contoh dampak globalisasi
c. guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang globalisasi
Apa yang dimaksud dengan globalisasi
Berikan contoh-contoh globalisasi
Apa pengaruh bagi lingkungan kita ?
Guru mengajukan masalah tentang pengaruh globalisasi. Masalah yang
diajukan adalah “bagaimana cara kita menghadapi pengaruh dari globalisasi
?” masalah ini didiskusikan secara bersama.
3. kegiatan akhir (10 menit)
a. siswa bersama-sama guru membuat rangkuman dan kesimpulan tentang
globalisasi dan pengaruhnya
b. guru memberikan post tes
c. guru memberikan PR
4. sarana dan sumber belajar
a. buku pelajaran Pkn SD kelas IV
b. gambar
c. lingkungan
5. Evaluasi
1. awal : kerapian, kebersihan
2. proses : mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. akhir : post test
Jenis test : tertulis
Bentuk tes : isian
I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
VII. Penilaian
I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)
VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)
Memberi tugas kepada siswa untuk menggambar peta Indonesia dengan menggunakan
Symbol
Menjelaskan tentang cara-cara memberikan simbol pada peta yang telah dibuat siswa
Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri kenampakari slam dan buatan pada peta
Indonesia
Menjelaskan dengan peta serta menujukkan pembagian wilayah waktu di Indonesia
Menyebutkan wilayah pembagian waktu di Indonesia
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
I. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
(respect), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan
Ketelitian ( carefulness)
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
VII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
5. Buatlah laporan PTK sesuai dengan judul dan masalah yang akan diperbaiki ?
A. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa SD Kelas V Sd N 14 Ba III
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-
perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat
pengaruh itu pendidikan nasional semakin mengalami kemajuan, pendidikan di sekolah-sekolah
telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong
adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan
metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan
secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang
mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada
artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan
demikian melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun
masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional.
Untuk tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai upaya oleh
pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan seperti
pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan
kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan.
Dewasa, ini telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu dari guru yang mendominasi
kelas menjadi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran harus menantang, mendorong eksplorasi member pengalaman sukses, dan
mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati, 2006:116).
Penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2001:32) juga menyatakan bahwa, “untuk lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepat”.
Berdasarkan pendapat teersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran akan
meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, dan mengefektifkan
komunikasi interaksi guru dan siswa menggunakan metode diskusi dengan media pembelajaran
yang tepat.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penerapan metode diskuis dan penggunaan media
belum tampak diterapkan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat
mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada dan hanya mengandalkan metode
ceramah, tanpa menggunakan media yang sesuai dengan materi. Akibatnya keaktifan, partisipasi,
dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Keaktifan dan hasil belajar siswa yang rendah, khususnya pada mata pelajaran IPS merupakan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan dalam kegaiatan
pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa aspek. Ditinjau dari aspek siswa, yang mempengaruhi
hasil belajar muncul dari factor internal dan eksternal. Menurut (Dimyati, 2006:200) “faktor internal
siswa meliputi sikap terhadap belajar, motivasi berprestasi, konsentrasi belajar, mengolah bahan
belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan
berprestasi, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa, sedangkan faktor eksternal dapat berupa guru,
sarana dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan social, dan kurikulum sekolah”.
Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD khususnya mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial , maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) denga judul:
Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa SD
Kelas V. Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi, demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara. Dengan menerapkan metode diskusi
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SD kelas V khususnya mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan pokok sebagai berikut.
a. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas V SD N 14 Ba III?
b. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas V SD N 14 Ba III?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji metode pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar IPS melalui metode diskusi. Dengan demikian temuan penelitian ini akan
memperkaya khasanah pengetahuan di bidang metode pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga siswa
menjadi lebih menguasai dan terampil dalam pembelajaran pemecahan masalah dengan
penerapan metode diskusi sehingga hasil belajar lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2) Bagi Guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masuka berharga bagi
para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dengan penerapan metode diskusi, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran lain pada umunya.
3) Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan
aktivitas dan prestasi belajar putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para
orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-
putrinya.
4) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk
mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi
pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.
C. Landasan Teori
1. Kajian Teoretis
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara
bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau mencari jawaban dari
suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu.
Menurut (Depdikbud, 1999:14) metode diskusi adalah suatu metode untuk memupuk
keberanian anak didik untuk mengemukakan pendapat atau memberi kritikan terhadap pendapat
orang lain yang dikemukakan dalam suatu forum.
Dari uraian tersebut di atas dapat didefinisikan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar-
mengajar yang membahas suatu topic atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat
guru dan siswa atau siswa dan siswa lain).
Dapat disimpulkan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar dalam bentuk tukar
pendapat dari pertanyaan-pertanyaan yang ada baik dari murid secara individual atau secara
kelompok maupun dari guru sehingga diperoleh suatu kesepakatan bersama dari permasalahan yang
dikaji.
Dalam kegiatan diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dan siswa agar diskusi
dapat dilaksanakan dengan efektif, selanjutnya disebut syarat-syarat diskusi yaitu sebagai berikut.
1) Pembicaraan berlangsung dalam kelompok, dan setiap kelompok ada peserta yang terlibat
didalamnya.
2) Setiap peserta bebas mengeluarkan pendapatnya, dalam komunikasi langsung tatap muka.
3) Ada aturan main yang disepakati bersama untuk mengatur proses pembicaraan.
4) Harus ada tujuan dari diskusi tersebut dan tidak boleh ada tekanan dari siapapun termasuk
dari guru.
5) Harus ada pemimpin yang memimpin jalannya diskusi agar tidak menyimpang dari topik
yang dibahas.
Bentuk-Bentuk Diskusi
1) Diskusi Kelas, yaitu jenis diskusi yang melibatkan seluruh siswa yang ada dalam kelas
sebagai peserta diskusi. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai pengatur, pendorong dan
pengarah pembicaraan.
2) Dikusi Kuliah, yaitu terdiri dari seorang pembicara, guru atau seorang anak berbicara
dimuka kelas, mengemukakan persoalannya selama 20-30 menit setelah itu dihadirkan
pertanyaan-pertanyaan tetapi hanya terbatas pada satu bentuk persoalan.
3) Diskusi kelompok kecil yaitu terdiri dari 3-7 orang.
4) Simposium, yaitu hampir sama dengan diskusi kuliah tetapi pada simposium terdapat
beberapa orang yang berbicara atau pengarah persoalan dan masalah yang ada ditinjau dari
beberapa segi.
5) Diskusi panel yaitu terdiri dari 4 samapi 5 orang pembicara yang mengemukakan pertanyaan
akan ditunjuk langsung.
Dari bentuk-bentuk diskusi tersebut maka yang lebih ditekankan pada pembelajaran IPS di
sekolah dasar adalah diskusi kelas. Dengan bentuk diskusi kelas maka diharapkan guru berperan
sebagai pemimpin atau pengarah diskusi maka ada hal yang harus dipahami dan harus dimiliki oleh
guru yaitu sebagai berikut.
a) Menyiapkan dan menjelaskan topik diskusi.
b) Mengatur pembicaraan agar semua peserta terlibat dalam diskusi.
c) Menjaga agar pembicaraan tetap terfokus pada topik.
d) Mencegah distorsi atau penyimpangan pembicaraan dan percakapan yang bertele-tele.
e) Mendorong siswa agar berani mengeluarkan pendapat.
f) Membimbing siswa agar dapat menguraikan pendapat rasional.
g) Memperjelas pendapat siswa agar dimengerti oleh yang lain.
h) Mencegah dominasi pembicaraan oleh satu atau dua orang peserta. (Hidayat, 2008:7.22-
7.25)
b. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
IPS merupakan bidang studi yang utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin
ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi,
sejarah secara terpisah melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu (Mujinem,
2008:6).
Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan metode diskusi.
Di bawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPS di SD, yaitu sebagai berikut.
Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalalm kehidupan sehari-hari.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
c. Keaktifan Belajar
Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas keaktifan lebih ditonjolkan melalui suatu
program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang lebih memadai (Hamalik, 2001:172).
Pendapat lain menyatakan bahwa keaktifan belajar itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari
kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita amati. Kegiatan fisik
bias berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan (Dimyati, 2006:45).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran, baik secara fisik maupun mental dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit
diamati.
3. Kerangka Berpikir
Penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu metode yang
tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta cukup efektif untuk mencapai tujuan
belajar.
Penerapan metode diskusi merupakan sebuah metode yang dapat menggali potensi siswa
untuk dapat berpikir kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi pengalaman
langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan mampu member
pengalaman yang bersifat konkret. Dengan demikian metode tersebut akan dapat menguatkan
ingatan siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian,
maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan metode diskusi secara efektif, cenderung dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Penerapan metode diskusi menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih
bermakna dan lebih kuat melekat dalam memori (pikiran) mereka, sehingga secara tidak langsung
berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu dengan diterapkannya
metode ini akan membuat perhatian siswa tertarik dalam proses belajar, karena siswa mengalami
sendiri, dan terlibat aktif dalam proses belajar sehingga akan mempermudah siswa tersebut
memahami materi pelajaran IPS yang dipelajarinya. Diterapkannya metode ini secara efektif dan
efesien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
4. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka
berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.
Jika penerapan metode diskusi dapat berjalan dengan efektif dan efesien maka keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu PEngetahuan Sosial cenderung meningkat.
D. Metode Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD yang berjumlah 35 orang. Siswa di
kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang.
Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a) keaktifan belajar siswa, dan b) hasil
belajar siswa, dan c) respon siswa terhadap proses pembelajaran IPS dengan penerapan metode
diskusi.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Jumlah soal sebanyak 10
butir dan masing-masing diberi skor 1, esay sebanyak 5 butir, masing-masing diberi skor 2. Selain
itu menggunakan lembar observasi siswa untuk mengetahui keaktifannya. Lembar observasi untuk
siswa adalah sebagai berikut.
Lembar Observasi Siswa
Aspek
Perhatian Keberanian Menghargai Pelaksanaan Keberanian
No
Siswa berpendapat Pendapat Tugas Menjawab
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keterangan:
Aspek 1 : Perhatian siswa
Aspek 2 : Keberanian berpendapat
Aspek 3 : Menghargai pendapat
Aspek 4 : Pelaksanaan tugas
Aspek 5 : Keberanian menjawab
Skor
Sangat aktif :5
Aktif :4
Cukup aktif :3
Kurang aktif :2
Sangat kurang aktif :1
b. Dalam menilai hasil pembelajaran IPS digunakan nilai dengan skala 0 – 100, nilai yang
diperoleh siswa berdasarkan lembar observasi dan hasil tes siswa.
Kriteria keberhasilan siswa adalah sebagai berikut.
1) Menghitung rata-rata skor siswa dengan mencari Mean (M) dengan rumus
(Nurkancana, 2002:174)
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
= Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah individu
2) Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Rh = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata
Smi = Skor maksimal ideal
Sutrisno Hadi, (dalam Arbawa, 2000:12)
3) Menghitung ketuntasan belajar mengacu pada buku pedoman pelaksanaan kurikulum Sekolah
Dasar (SD).
Ketuntasan Belajar
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
n ≥ 65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 keatas
(Misal KKM IPS kelas V adalah 65)
N = Jumlah siswa
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002:15)
Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya dikonversikan dengan kriteria Penilaian Acuan
Patokan (PAP) skala lima.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka prosedur penelitian ini
sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam suatu proses
berdaur/bersiklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kemmis S. dan M.C. Tanggrat (dalam Karniti 2002:15) yang menyatakan
bahwa PTK adalah siklus refleksi diri yang berbentuk spiral dalam rangka melakukan proses
perbaikan terhadap kondisi yang ada mencarikan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi
dan dalam rangka menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan lebih efektif untuk mencapai hasil
yang lebih optimal.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada, penelitian tindakan kelas ini
direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan 4
(empat) fase, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi
terhadap tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Namun demikian, keputusan untuk
melanjutkan atau menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu sepenuhnya bergantung pada
hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil yang dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan, maka penelitian dihentikan dan apabila belum mencapai hasil sesuai dengan
yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya prosedur pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dapat diilustrasikan pada
diagram berikut.
Perencanaan siklus I
Pelaksanaan siklus I
Refleksi siklus I
Perencanaan siklus II
Pelaksanaan siklus II
Siklus ke n
Refleksi siklus II
Keterangan gambar:
a. Perencanaan siklus/Rencana tindakan
Berdasarkan temuan yang diperoleh. Disusun perencanaan perbaikan pembelajaran. Pada
tahap ini hal-hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan perbaikan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Pengembangan materi, 3) Menyiapkan media pembelajaran, 4)
Menyusun instrumen penelitian.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I
mengenai hasil belajar IPS dan keaktifan belajar IPS. Hasil renungan dan kajian tindakan siklus I
ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang
diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan keaktifan belajar dalam mata
pelajaran IPS. Alternatif ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam
penelitian tindakan siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A Gede. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja.
Depdikbud. 1995. Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud, Rineka Cipta.
Hidayat, Mujinem, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Nurkancana, Wayan dan P.P.N Sunartana. 2002. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.