Anda di halaman 1dari 6

a.

pengertian pendidikan
Pendidikan atau dalam bahasa Arab tarbiyahyang berarti mendidik.
Sasaran pendidikan tidak hanya terfokus kepada perkembangan jasmani
peserta didik, namun rohani juga menjadi perhatian dalam kegiatan
pendidikan. Para ahli pendidikan banyak memberikan definisi tentang makna
pendidikan yang semunya mengarah kepada perbaikan diri peserta didik.
Marimba (1989 : 21) mendefinisikan pendidikan dengan bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terh
adap perkembangan jasmani
dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama. Sementara itu,
Zuhairini, dkk (2008 : 11) mengelompokkan definisi pendidikan menjadi dua
kelompok, yaitu pendidikan dalam arti luas dan pendidikan dalam arti sempit.
Pe
ndidikan dalam arti luas adalah seluruh proses hidup dan kehidupan
manusia, segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan
pengaruh pendidikan baginya. Sedangkan pendidikan dalam arti sempit
adalah suatu kegiatan memberikan dasar
-
dasar dan p
andangan hidup kepada
generasi yang sedang tumbuh yang pada prakteknya identik dengan
pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan
belajar yang serba terkontrol. Ahmad Tafsir (2002: 6) mengatakan bahwa
pendidikan adalah kegia
tan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang
tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal, maupun
nonformal serta informal.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah proses


pewarisan dan pengembangan budaya manusia yang bers
umber dan
berpedomankan ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Al
-
Qur’an dan
terjabar dalam sunnah Rasul. (Zuhairini, 1992: 12). Pendidikan Islam banyak
memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan yang paling tinggi adalah penanaman
nilai
-
nilai akhlaqul kari
mah kepada seseorang. Al
-
Syaibani (dalam Jalaluddin
dan Sa’id, 1994: 38)) mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
mempertinggi nilai
-

nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlakul karimah ( abdul majid, pendidikan agama
islam berbasis kompetensi, bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm.130)
b. sejarah pendidikan islam

sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut, pandangan suatu fakta atau kejadian tentang
peradaban bangsa. Maka objek sejarah pendidikan islam mencakup fakta-fakta yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik informal,
formal, maupun non formal.

sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam, oleh sebab itu
periodeisasi sejarah pendidikan islam dapat dikatakan berada dalam periode2 sejarah islam
itu sendiri. Secara garis besar Harun Nasution membagi sejarah islam dalam tiga periode,
yaitu periode klasik, pertengahan, dan modern.1

Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi lima masa yaitu :

1. masa hidupnya nabi muhammad saw ( 571-632M)

2. Masa khalifah( khulafaur rasyidin 632-661M)

3. masa kekuasaan umawiyah di damsyik( 661-750M)

4. masa kekuasaan abasyiah di bagdad (750- 1250M)

5. masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di bagdad tahun 1250 m sampai sekrang

Pembagian lima masa diatas dalam kaitannya dengan periodesiasi sejarah pendidikan islam
nampak sebagaimana diuraikan pada bagian kedua, akan tetapi dalam kaitannya dengan
kajian pendiidkan islam di indonesia, maka cakupan pembahasannya akan berkaitan dengan
sejarah islam di indonesia dengan fase-fase sebagai berikut :

1. fase datangnya islam di indonesia

2. fase pengembangan dengan melalui proses adaptasi

3. fase berdiirinaya kerajaan islam proses politik

4. fase kedatangan orang barat (zaman penjajahan )

5. fase penjajahan jepang

6. fase indonesia merdeka

7. fase pembangunann

Sejarah pendidikan islam yang terjadi di indonesia secara periodisasi diungkapkan dalam
uraian bagian ke tiga. Dengan demikian periodisasi uraian tentang sejarah pendidikan islam
mencakup periode sejarah islam yang terjadi dalam kawasan dunia islam dan dalam kawasan
indonesia , hal ini erat kaitannya dengan kepentingan studi atau kajian islam di indonesia .2
1
Harun,Nasution, pembaharuan dalam islam: sejarah pemikiran dan gerakan, bulan bintang, jakarta, 1975,
hlm.11
2
Zuhairini,dkk, sejarah pendidikan islam, jakarta, bumi aksara, 1994, hlm. 7
Kegunaan sejarah pendidikan islam lain memberikan perbendaharaan ilmu
pengetahuan( teori, dan praktek) juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka
mencari relevansi pendidikan islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan
ilmu teknologi. Dalam sylabus fakultas tarbiyah iain, kegunaan studi sejarah pendiidkan
islam diharapkan dapat:

1. mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam sejak


lahirnya sampai masa sekarang

2. mengambil manfaat dari proses pendidikan islam, guna memecahkan probelamtika


pendidikan islam pada masa kini

3. memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan


islam

Selain itu sejarah pendidikan islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan
dan pengembangan pendiidikan islam. Dalam hal ini sejarah pendidikan islam akan
memberikan arah kemajuan dyang pernah dialami dan dinamisme nya sehingga
pembangunan dan perkembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan
mendasar.

c. Dasar-dasar Pendidikan Islam


Dalam menetapkan sumber pendidikan Islam dikemukakan tiga dasar
utama dalam pendidikan Islam, adalah:
a.Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kalam Allah SWT, yang telah diwahyukan kepada
Nabi
Muhammad SAW bagi pedoman manusia, merupakan petunjuk yang
lengkap
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang universal yang mana
ruang
lingkupnya mencakup ilmu pengetahuan yang luas dan nilai ibadah bagi
yang
membacanya yang isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan
dipelajari
kandungan yang mulia itu. (Manna Al-Qothan, Mabahis Fi Ulum Al-Qur’an,
(Mesir: Mansyurat Al-Asyrul Hadits. T.t), hlm. 21 )

b. As-Sunnah
Hadits merupakan cara yang diteladankan Nabi dalam dakwah Islam
yang
termuat dalam tiga dimensi yaitu berisi ucapan, pernyataan, dan
persetujuan Nabi
atas peristiwa yang terjadi. Semua contoh yang ditujukan Nabi
merupakan acuan
yang dapat diteladani oleh manusia dalam aspek kehidupan.

c. Ijtihad
Melakukan ijtihad di bidang pendidikan Islam perlu karena media
pendidikan merupakan sarana utama dalam membangun pranata
kehidupan social,
dalam arti maju mundurnya kebudayaan manusia berkembang secara
dinamis
sangat ditentukan dari dinamika system pendidikan yang dilaksanakan.
Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad dalam keikutsertaanya
menata
system pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan untuk perumusan
system
pendidikan yang dialogis dan adaptik, baik karena pertimbangan
perkembangan
zaman maupun kebutuhan manusia dengan berbagai potensi diperlukan
upaya
maksimal. Proses ijtihad, harus merupakan kerjasama yang utuh
diantara
mujtahid.

d. tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam adalah sebagai berikut:


a.Tujuan umum, yakni tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses
pengajaran, pengalaman, penghayatan dan keyakinan akan kebenaran.
b.Tujuan akhir, yaitu
insan kamil
yang mati dan akan menghadap
tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam. Dalam
arti bahwa mati dalam keadaan muslim merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup yang pasti berisikan kegiatan
pendidikan.

c.Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik
diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
d.Tujuan operasional yaitu tujuan praktis yang hendak dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu, yang menuntut kemampuan dan
keterampilan tertentu yang lebih ditonjolkan pada sifat penghayatan
dan kepribadian.

Jelaslah bahwa tujuan pendidikan Islam lebih berorientasi kepada nilai-


nilai luhur dari Tuhan yang harus diinternalisasikan ke dalam diri individu
anak
didik melalui proses pendidikan.
(Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasarPemikiran Pendidikan Islam, h. 112)

e. Metode Pendidikan Islam

Dari segi bahasa, metode berasal dari dua kata, yaitu kata “
meta”
yang
berarti melalui dan kata “
hodos”
yang berarti jalan, dengan demikian metode
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
13
Jalan mencapai tujuan ini bermakna ditempatkan pada posisi sebagai
cara
untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan ilmu atau tersistematisasikannya. Dengan pengertian
tersebut
berarti metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk meng
olah dan
mengemban suatu gagasan.
Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan
Islam,
dapat berarti bahwa metode sebagai jalan untuk menanamkan
pengetahuan agama
pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek dan sasaran,
ya
itu
pribadi Islami. Selain itu metode dapat pula berarti sebagai cara untuk
memahami,
menggali dan mengembangkan ajaran Islam sehingga terus
berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman. Demikianlah ilmu pendidikan Islam
merangkum
metodologi pendidikan Isla
m yang tugas dan fungsinya adalah memberikan cara
sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dan ilmu pendidikan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai