Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


DI SDN 3 TUNGKAL ILIR KECAMATAN TUNGKAL ILIR
KABUPATEN BANYUASIN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran kelas rangkap

Dosen Pengampu Jon Meri, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

Rodiah
NIM. 856760381

PROGRAM S1 PGSD BI UPBJJ-UT PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta petunjuk-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan laporan hasil observasi yang telah dilaksanakan di SDN 3
Tungkal Ilir Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin. Dalam pelaksanaan observasi
ini, saya telah mendapatkan banyak pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap di Sekolah Dasar. Selain itu,
pengalaman saya juga bertambah bahwa ternyata dalam pelaksanaan PKR tidaklah mudah,
guru harus bisa membagi waktu untuk melaksanakan pembelajaran di 2 kelas atau lebih, 2
ruang kelas yang berbebeda, bahkan dengan mata pelajaran yang berbeda pula.
Kegiatan yang saya laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah PKR. PDGK.4302 Bapak Jon Meri, S.Pd.,M.Pd
2. Kepala SDN 3 Tungkal Ilir
3. Rekan Guru dan staf SDN 3 Tungkal Ilir
Dalam penyusunan laporan hasil observasi ini saya telah berupaya sekuat
tenaga dan semampu saya. Namun, saya tetap menyadari bahwa hasil laporan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan demi peningkatan kualitas kerja saya di waktu yang akan datang.
Harapan saya, mudah-mudahan laporan hasil observasi ini mempunyai dan
manfaatnya.

Tungkal Ilir, Nopember 2022


Observer,

Rodiah
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses yang sangat penting dalam dunia pendidikan.


Kualitas pembelajaran yang baik akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang dicapai.
Kegiatan pembelajaran juga dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan diri peserta
didik baik secara psikologis maupun fisik. Dengan pembelajaran yang dilakukan dengan tenang
maka akan memberi makna bagi peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa faktor yang menunjang proses
pembelajaran. Diantaranya kurikulum, sarana prasarana, media pembelajaran, dan
tenaga kependidikan. Ketidakterpenuhinya salah satu faktor di atas dapat menimbulkan
terganggunya proses pembelajaran yang bisa berakibat fatal. Salah satunya yaitu,
terjadinya pembelajaran kelas rangkap karena kekurangan guru dan fasilitas di sekolah yang
tidak begitu memadai.
Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa,
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan
kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau guru kelas
bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang menyebabkannya
tidak bisa hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu melaksankan pembelajaran di
sekolah. Akibat kekurangan guru mungkin saja akan menghambat pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan. Untuk
memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya. Pembelajaran harus
tetap berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah suatu
tantangan dan kenyataan tersebut harus dihadapai sebagai tugas guru SD. Di samping itu
PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga
mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas
rangkap.
Dalam laporan ini akan dibahas dari teori mengenai PKR dengan pelaksanaan PKR di
lapangan. Meskipun tidak berada di daerah terpencil ternyata pelaksanaan PKR
masih dibutuhkan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah yang ternyata
kondisi
sekolahnya masih bagus.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pembelajaran PKR menurut guru SDN 3 Tungkal Ilir?
2. Bagaimanakah model dan prinsip pengelolaan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir?
3. Bagaimanakah pengelolaan kelas dalam PKR di SDN 3 Tungkal Ilir?
4. Bagaimanakah pengelolaan murid PKR di SDN 3 Tungkal Ilir?
5. Bagaimanakah disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir?
6. Apakah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam di SDN 3
Tungkal Ilir?
7. Bagaimanakah penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap (RPKR) di SDN 3
Tungkal Ilir?
8. Bagaimanakah penilaian dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR) di SDN 3 Tungkal
Ilir?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari pembelajaran PKR menurut guru SDN 3 Tungkal Ilir
2. Untuk menggambarkan model dan prinsip pengelolaan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir
3. Untuk menggambarkan pengelolaan kelas dalam PKR di SDN 3 Tungkal Ilir
4. Untuk menggambarkan pengelolaan murid PKR di SDN 3 Tungkal Ilir
5. Untuk menggambarkan disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir
6. Untuk menggambarkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam di
SDN 3 Tungkal Ilir
7. Untuk mengetahui penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap di SDN 3
Tungkal Ilir
8. Untuk mengetahui penilaian dalam PKR di SDN 3 Tungkal Ilir

D. Manfaat Observasi
1. Memberi gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan PKR di lapangan.
2. Memberikan pengetahuan bagaimana suatu sekolah menerapkan pendekatan dan pola
pembelajaran kelas rangkap
3. Memberikan gambaran pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap.
4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa PGSD lebih professional ketika terjun ke
sekolah dan melakukan pembelajaran kelas rangkap.

E. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan observasi dilakukan di SDN 3 Tungkal Ilir yang berada di Jalan
Penghubung Trans Bertak Dusun II Desa Keluang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.

F. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Observasi dilaksanakan di SDN 3 Tungkal Ilir pada hari Rabu, 2 Nopember
2022

G. Metode Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan observasi di SDN 3 Tungkal Ilir, saya memperoleh data sebagai bahan
laporan observasi melalui metode wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan
cara tanya jawab dengan pihak terkait sehubungan data yang akan diambil. Kegiatan
wawancara dilakukan oleh observer kepada salah seorang guru kelas VI di SDN 3 Tungkal Ilir.
LANDASAN TEORI

A. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang
sama dan menghadapi dua atau lebih dalam saat yang sama dan menghadapi dua atau lebih
tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu
ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-
beda.

Ciri-ciri pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah:


1. Seorang guru
2. Menghadapi dua kelas atau lebih yang berbeda kemampuan.
3. Membimbing belajar dalam satu mata pelajaran/topik atau lebih
4. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
5. Pada jam pelajaran yang bersamaan
Ada beberapa alasan penting perlunya PKR dilaksanakan, yaitu:
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi menjadi alasan
mengapa perlu dilakukan PKR di sekolah.
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang
jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat dan praktis
untuk dilakukan.
3. Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada
kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah daerah
terpencil. Apalagi bila secara geografis sulit dijangkau. Oleh karena itu, untuk menjadi
guru di daerah tersebut perlu adanya kesiapan mental dari guru tersebut dan memiliki
keikhlasan dan penuh sukacita dalam mengabdikan diri untuk mengajar.
4. Keterbatasan Ruang Kelas
Ruang kelas yang ada tidak sebanding dengan jumlah rombongan belajar sehingga
memungkinkan untuk menggabungkan dua kelas yang dibimbing oleh seorang guru.
Dengan demikian PKR diperlukan.
5. Kehadiran guru
Ketidakhadiran guru bisa menjadi alasan mengapa PKR perlu dilakukan karena terkadang
terkendala guru yang harus mengajar di kelas tersebut mengalami sakit, cuti atau
ada kegiatan lain berkenaan dengan peningkatan profesional dan kualifikasi guru.

Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari aspek berikut.
1. Kuantiti (jumlah) terbatas dan ekutiti (pemerataan) layanan pendidikan.
2. Ekonomis anggaran biaya
3. Pedagogis untuk meningkatkan kemandirian murid.
4. Keamanan karena sekolah mudah dijangkau oleh anak.
Prinsip umum PKR adalah kegiatan belajar terjadi dengan atau tanpa guru dalam berbagai
situasi. PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
4. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien

B. MODEL DAN PRINSIP PENGELOLAAN PKR


Ada tiga model pembelajaran kelas rangkap dan pengelolaannya sebagai berikut.
1. Model PKR 221
Seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata
pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan.
2. Model PKR 222
Guru menghadapi dua kelas, proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang berhubungan dengan pintu, dan pada dua mata pelajaran yang berbeda.
3. Model PKR 333
Guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan.
Guru harus memiliki daya gerak pedagogis tinggi karena pengelolaannya yang rumit.
Prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga
membentuk suatu sistem.

2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan hal berikut.


a. Membuka Pelajaran
Hal ini berkenaan bagaimana guru menciptakan interaksi belajar-mengajar
yang berhasil, menarik dan menyenangkan.
b. Menutup Pelajaran
Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara bersama-sama dimana
semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat.
c. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri
Proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid belajar secara
mandiri. Agar murid aktif, guru PKR perlu menguasai keterampilan berikut:
1) Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
2) Mengajar kelompok kecil dan perorangan
3) Mengadakan Variasi media, dumber, dan pola interaksi
d. Mengelola Kelas PKR dengan Baik

Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk:


a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal.

C. PENGELOLAAN KELAS DALAM PKR


1. Penataan ruang kelas
Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas
memberikan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses
pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang kelas penting untuk dilakukan dengan
terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas murid dan mobilitas belajar
sangat tinggi.
a.Papan tulis
b.bangku dan kursi
c.meja guru
d. sudut aktivitas

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:


a.daerah pajangan
Hasil karya murid sebaiknya dipajang di tempat yang telah ditentukan guru.
Gunakan ruang kelas yang ada dengan sebaik-baiknya. Guru dapat menempelkan
karya murid pada bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar.
b.kemudahan bergerak
Kemudahan bergerak bagi guru dan murid juga perlu dipikirkan. Guru dan murid
dapat leluasa bergerak dalam kelompok yang satu ke kelompok yang lainnya. Atau dari
murid yang satu ke murid yang lainnya tanpa menimbulkan gangguan yang berarti.
c.sinar dan cahaya
Pengaturan tempat duduk murid juga perlu diperhatikan, pandangan murid jangan
menatap langsung ke sinar matahari.
d. panas dan ventilasi

3. Pengaturan denah
Guru PKR perlu memperhatikan pengaturan untuk membantu guru
melakukan supervisi dan umpan balik secara individual.

4. Mengatur pajangan
Pajangan dapat berbentuk gambar, grafik, hasil karya murid yang mengandung pesan
kependidikan. Kelas tanpa pajangan akan tampak kosong dan menyedihkan.

D. PENGELOLAAN MURID
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid (5-6 orang) yang diorganisasiakn untuk
mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi
dari J. Snyder, 1986 : 211). Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah.
1. Pembentukan kelompok belajar
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan.
b. Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda.
c. Pengelompokan Sosial

2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar


Merencanakan kegiatan dalam kelompok merupakan suatu keharusan, agar kelompok
tersebut berhasil dan dapat menentukan waktu dan program yang tepat..
3. Meningkatkan keterampilan belajar kelompok
Morris(Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan
sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi.
4. Memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar
Sekolah dan guru dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan sumber belajar yang lain
yang dapat digunakan.
5. Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD ini berisi tuntunan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi atau simulasi.
6. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya
belajar murid-murid.
7. Tutor sebagai organisator kelas
Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain,
meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai.

E. DISIPLIN KELAS
Disiplin kelas adalah guru menciptakan aturan dan kegiatan agar murid terikat oleh
kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan
yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas.

1. Aturan Rutin Kelas (ARK)


Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan prosedur yang dirumuskan oleh
guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari(Ian
Collingwood, h. 79), terutama dalam kegiatan belajar.
Berikut ini contoh ARK bagi guru:
a. Papan tulis harus sudah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai.
b. Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus.
c. Sumber bahan disiapkan.
d. Tutor

ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai
kegiatannya secara cepat dan terarah. Murid sudah mengetahui apa yang harus mereka
lakukan dan kerjakan, tugas Anda selanjutnya untuk memotivasi belajar murid.

2. Kegiatan Siap (KS)


Kegiatan siap adalah suatu kegiatan yang sudah disiapkan guru jauh sebelumnya,
dan apabila ditemukan masalah maka KS dapat digunakan. Berikut ini adalah KS yang
dapat
digunakan dalam kelas PKR, apabila murid telah menyelesaikan suatu pelajaran, sementara
perhatian guru masih pada murid lain yang selesai, maka murid ini sudah mengetahui
apa yang harus mereka lakukan.

3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Winataputra (1999) menyebutkan bahwa bila dirinci sumber belajar meliputi :
a. Lingkungan sosial atau manusia
b. Lingkungan hidup seperti flora dan fauna
c. Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan
d. Lingkungan budaya seperti pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi
e. lingkungan religius seperti kitab suci dan acara keagamaan

F. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN


DALAM PKR
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid
dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan
guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual terutama bagi murid yang
mengalmi kesulitan belajar atau bermasalah.
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari perasaan
jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul. Dalam
mengorganisasi sepantasnya tidak monoton. Variasi pengorganisasian mencakup :
1. Variasi pengelompokan murid
a. Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar
b. Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
c. Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
d. Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
e. Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
f. Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
2. Variasi penataan ruang
Penataan ruangan dalam hal ini tempat duduk murid dapat papan tulis diatur
atas dasar kemudahan guru dalam mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan
tersebut.
3. Variasi sumber belajar
Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar,
masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi.
4. Variasi model implementasi
Dalam model 1 ini, setelah pertemuan kelas, murid diberikan kesempatan untuk
memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perorangan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
1. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
3. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
4. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
5. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
6. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
7. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya

G. MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)


Proses belajar yang efektif dan bermakna dapat terjadi dalam situasi pembelajaran
merangkap kelas jika seorang guru melakukan perencanaan yang baik. Rancangan kegiatan
pembelajaran adalah kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan interaksi guru-
murid- sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Pengaturan interaksi ini
mencakup urutan prosedur atau langkah yang akan dilalui oleh guru dan murid sert jenis
dan bobot isi kegiatan yang akan berlangsung pada setiap langkah prosedur tersebut.
Bruce Joyce dan Marsha Weil tahun 1986 menyebut rancangan ini dengan istilah
’’model’’. Sebanyak empat kelompok besar model pembelajaran yakni; Model Pengolahan Informasi,
Model Sosial, Model Personal, dan Model Pengubahan Perilaku diperkenalkan dalam bukunya.
Hampir semua model tersebut dirancang untukpembelajaran kelas tunggal, namun dalam banyak
hal dapat disesuaikan untuk PKR.

H. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


Dalam penilaian kelas, guru perlu memperhatikan prinsip : valid, edukatif, obyektif
transparan, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.
HASIL OBSERVASI

A. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


Ketika observer bertanya kepada guru kelas VI tentang PKR, beliau tidak mengetahui apa
yang hakikat atau yang dimaksud Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) dan pelaksanaanya.
Namun, setelah observer menjelaskan sedikit ilustrasi mengenai pembelajaran kelas rangkap
akhirnya guru tersebut paham mengenai PKR.
Pelaksanaan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir tidak setiap hari dilakukan. Mengingat
daerahnya juga bukan daerah terpencil dengan jumlah guru yang cukup serta ruang
kelas yang cukup pula untuk menampung semua murid.
Guru-guru di SDN 3 Tungkal Ilir, mayoritas sudah golongan PNS namun ada
juga beberapa guru yang masih honor. Namun, kadang-kadang guru juga melaksanakan
pembelajaran kelas rangkap. Hal ini disebabkan hal-hal berikut:
1. Guru kelas tersebut melaksanakan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
2. Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kompetensi atau profesional guru
3. Ada guru yang keluarganya sakit atau meninggal dunia.
4. Guru mengikuti latihan untuk lomba PGRI di kecamatan
5. Guru mengikuti rapat Dana Bos Sekolah

Tujuan pelaksanaan PKR di SDN 3 Tungkal Ilir adalah karena guru kelas
tersebut berhalangan hadir seperti yang telah dikemukakan di atas. Bukan berarti
pembelajaran juga tidak ada. Maka, agar pembelajaran tetap berlangsung seperti
sebagaimana mestinya, guru yang hadir/guru lain perlu menerapkan PKR, yaitu dengan
mengajar kelasnya sendiri dan mengajar kelas yang ditinggalkan guru tersebut.
Prinsip umum PKR adalah kegiatan belajar terjadi dengan atau tanpa guru dalam berbagai
situasi namun guru sudah memberikan bimbingan dan apa yang harus dilakukan murid sebelum
kelas tersebut ditinggalkan untuk mengajar di kelas lain.
PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam waktu yang sama guru di SDN 3 Tungkal Ilir melaksanakan pembelajaran
meskipun pada ruang kelas dan tingkatan kelas yang berbeda. Dengan kata lain, guru harus
berpindah-pindah ruangan.
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
Hal inilah yang sulit dilakukan guru di SDN 3 Tungkal Ilir ketika melaksanakan
PKR. Guru kurang maksimal dalam memanfaatkan waktu terutama ketika harus
berpindah-pindah ruang, tentu saja hal ini akan memakan waktu pula.
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Kontak psikologis tidak selamanya dapat dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Guru
harus membagi waktu dengan murid dalam 2 ruang kelas dengan tingkatan kelas yang
berbeda.
4. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Ketika mengajar kelas yang lain atau kelas yang bukan tanggung jawabnya, guru
memakai buku LKS saja sebagai sumber belajar. Murid mengerjakan soal-soal yang ada di
dalam LKS sesuai materi yang harus dipelajari.

B. MODEL DAN PRINDIP PENGELOLAAN PKR


Model PKR yang guru terapkan tidak selalu sama, karena kadang-kadang hari ini
ada satu guru yang tidak masuk, tetapi kadang ada dua guru, tiga guru, bahkan ada empat
guru yang tidak masuk karena ada alasana tertentu. Maka, model yang dipilih pun juga
bervariasi atau berbeda-beda setiap melaksanakan PKR.
Dengan adanya beberapa alasan yang telah dikemukakan di atas, maka pembelajaran kelas
rangkap pun perlu diterapkan agar pembelajaran dan materi yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum bisa dikuasai murid. Model PKR yang pernah dilaksanakan yaitu Model
221, Model
222. Bahkan ada guru yang pernah melaksanakan PKR pada 4 kelas sekaligus. Karena guru
tersebut ada kepentingan:
1. Dua guru kelas sedang mengikuti latihan untuk lomba PGRI di kecamatan (guru kelas
1 dan kelas 2)
2. Satu guru kelas mengikuti rapat BOS (kelas 6)
3. Satu kelas yang dikelola adalah kelas sendiri (kelas 4).
Namun, guru tetap santai dengan hal tersebut. Dalam pelaksanaan PKR guru menjelaskan
sedikit mengenai materi yang akan dipelajari, kemudian memberinya tugas. Tugas ini misalnya
mengerjakan soal-soal dalam LKPD. Kemudian, guru berpindah ke kelas lain dan melakukan hal
yang sama, yaitu menerangkan sebentar lalu menyuruh murid mengerjakan soal-soal
dalam LKPD yang telah disediakan.
Prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga
membentuk suatu sistem. Pelaksanaan PKR dilakukan sesuai materi pemeblajaran pada hari
itu juga sehingga adanya kesinambungan ketika pembelajaran dilakukan guru sendiri
atau guru PKR lain.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan hal berikut.
a. Membuka Pelajaran
Guru sudah melakukan dengan baik ketika melaksanakan PKR meskipun dalam ruangan
kelas yang berbeda.
b. Menutup Pelajaran
Untuk menutup pelajaran tetap dilaksanakan pada ruangan yang berbeda pula seperti
saat membuka pembelajaran.
c. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri
Murid diarahkan untuk belajar mandiri karena memang pembagian perhatian dari guru
kepada murid tidak maksimal seperti ketika hanya mengajar dalam satu kelas.
e. Mengelola Kelas PKR dengan Baik
Meskipun pembelajaran sudah terlaksana, namuan untuk mengelola kelas PKR
kurang baik mengingat pelaksanaan PKR tidak dilakukan setiap hari. Murid sering ramai
sendiri di kelas karena tidak ada pengawasan dari guru. Inilah yang menjadi hambatan
guru dalam melaksanakan PKR.

C. PENGELOLAAN KELAS DALAM PKR


1. Penataan ruang kelas
Tidak ada perubahan antara penataan kelas PKR atau pun dengan penataan kelas
non PKR. Bentuk kelas pun juga biasa. Daerah pajangan yang ada di dinding pun
tidak berubah. Termasuk papan tulis, ventilasi, dan arah datangnya sinar matahari.
2. Pengaturan denah
Tempat duduk murid tidak berubah, masih berbentuk kotak. Kecuali ketika
melaksankan kegiatan pembelajaran kelompok, maka tempat duduk bisa berubah
agar mudah melaksanakan kegiatan diskusi.
3. Mengatur pajangan
Pajangan dapat berbentuk gambar, beberapa materi tentang pelajaran, dan hasil karya
murid yang sangat bermakna.
D. PENGELOLAAN MURID
Pengelompokkan murid dilaksanakan dengan teman sebangku atau dengan teman yang
berada di bangku dekatnya. Hal ini agar tidak membuang banyak waktu. Yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah.
1. Pembentukan kelompok belajar
Biasanya pembentukan kelompok dilaksanakan dengan teman yang berada di dekatnya.
2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar
Kegiatan kelompok belajara sudah direncanakan guru, sehingga murid siap mengerjakannya
secara bersama-sama.
3. Meningkatkan keterampilan belajar kelompok
Guru memberikan stimulus agar murid aktif. Ketua kelas dapat diberi tanggung
jawab untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan kelompok jika ada murid yang
mengganggu kelompok lainnya.
4. Memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar
Guru kurang mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Ketika
melaksanakan PKR, murid hanya terpaku dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat
dalam LKS.
5. Lembar Kerja Peserta Didik
Guru kurang kreatif dalam membuat dan memodifikasi LKPD/LKS agar
pembelajaran menyenangkan, murid mengerjakan LPKD yang terdapat dalam buku
saja dan terpaku duduk di kursi saja.
6. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Yang menjadi pusat sumber belajar adalah buku LKS, buku paket, dan guru sendiri.
Namun, dalam pelaksanaan PKR guru saja tidak bisa menjadi panutan dalam
pembelajaran, mengingat guru tidak selamnya berada di kelas tersebut.
7. Tutor sebagai organisator kelas
Tutor yang dipilih adalah murid yang pandai, yang memiliki kemampuan lebih
dibandingkan dengan murid yang lain untuk membantun temannya belajar.
Hambatan yang ditemui guru ketika melaksanakan pembelajaran kelas rangkap adalah
murid akan sering ribut, bermain sendiri di kelas, dan tidak memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh guru pengganti. Mungkin hal itu disebabkan karena murid tidak
terbiasa diajar oleh guru tersebut sehingga suasana belajar terlihat aneh atau tidak
biasa. Kalau ramai sendiri di kelas, hal ini sudah biasa karena tidak ada guru yang
menunggui murid dalam satu kelas. Kalau guru menunggui satu kelas saja, bagaimana
keadaan murid yang
lain? Maka, guru harus membagi perhatian kepada masing-masing kelas yang diajarnya.
E. DISIPLIN KELAS
Tidak ada disiplin kelas khusus yang diberikan guru dalam melaksankan PKR. Hanya
aturan lisan saja agar murid mengerjakan soal LKS atau belajar mandiri.
1. Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) memang ada, namun hal aturan ini tidak dikhususkan
ketika pelaksanaan PKR saja. Pembelajaran hari biasa juga ada.
Berikut ini contoh ARK di SDN 3 Tungkal Ilir
a. Murid melaksanakan tugas piket dan membersihkan papan tulis.
b. Murid melakukan kegiatan literasi 15 menit pertama setelah bel berbunyi dan masuk kelas.
Kegiatan ini dibimbing oleh temannya atau kakak kelas.
ARK sudah berjalan dengan efektif karena murid sudah mengetahui apa yang harus
mereka lakukan dan kerjakan, dan memotivasi guru serta pertanyaan langsung dari guru
mengenai pelaksanaan ARK tersebut.
2. Kegiatan Siap (KS)
Tidak ada agenda khusus dlaam kegiatan siap. Jika ternyata murid telah
selesai mengerjakan tugasnya, maka ia diminta mereview atau mengecek kembali
kebenaran jawabannya. Atau mungkin membaca buku-buku tertentu.
3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Sumber belajar dipahami atau dijelaskan secara abstrak atau secara tidak langsung. Murid
tidak mengetahui keadaan yang diterangkan secara nyata. Murid diberi pertanyaan untuk
menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman murid. Apalagi dalam
PKR, murid akan minim memanfaatkan sumber belajar.

F. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN


DALAM PKR
Keterampilan mengajar kelompok kecil sangat penting dilaksanakan dalam PKR.
Apalagi bimbingan dan perhatian guru dalam pelaksanaan PKR, hanya sedikit saja. Maka,
melalui kelompok kecil ini, siswa akan lebih mudah mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru
juga akan lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran dengan adanya kelompok kecil ini.
Teman dari kelompok dapat membantu siswa sebagai tutor sebaya.
Keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual dilakukan
apabila siswa memiliki kesulitan belajar. Guru memberikan pengertian dan membantu siswa
untuk memahami materi dan mengatasai masalah siswa yang lain.
Penggunaan variasi pengorganisasian diperlukan agar siswa tetap semangat
dalam mengkuti pembelajaran. Hal ini juga akan membawa siswa dalam belajar dengan
keadaan dan situasi yang baru. Variasi pengorganisasian mencakup :
1. Variasi pengelompokan murid
Pengelompokan murid juga perlu divariasi agar siswa bisa saling bertukar pikiran dengan
teman yang berbeda-beda. Lebih akrab dengan teman-teman yang lain.
2. Variasi penataan ruang
Penataan ruangan tidak dilakukan secara variasi. Setiap siswa hanya duduk pada
tempat yang sama baik dalam pelaksanaan PKR atau pun hanya pembelajaran biasa.
3. Variasi sumber belajar
Yang menjadi sumber belajar adalah perpustakaan, lingkungan sekolah, dan juga
buku- buku dalam perpustakaan sekolah. Semua itu dapat dimanfaatkan siswa
untuk menunjang pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna.
4. Variasi model implementasi
Meskipun pelaksanaan PKR tidak setiap hari, guru juga perlu mengadakan variasi model
pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dengan kegiatan yang monoton.

G. MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)


Penyususnan RPP PKR tidak jauh berbeda dengan penyususnan RPP pada pembelajaran
biasa. Meskipun pada kenyataannya guru tidak selalu membuat RPP dalam setiap
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Begitu juga dalam pelaksanaan PKR, guru
dapat mengajar beberapa kelas tanpa mempelajari bahkan tanpa membuat RPP. RPP didapat
dengan membelinya di toko atau membuat sendiri hanya ketika ada peninjauan dari Dinas
pendidikan.
Dalam melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, guru tidak mempersiapkan RPP terlebih
dahulu. Jangankan untuk PKR, dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari saja guru tidak
membuat RPP. RPP baru akan dibuat apabila ada tinjauan dari dinas pendidikan.
Meskipun sudah mnegetahui akan melaksanakan PKR, guru tidak perlu
mempersiapkan pembelajaran yang berarti. Guru bisa bertanya kepada murid sampai
sejauh mana materi pelajaran telah dipelajari atau dibahas oleh guru yang tidak masuk
tersebut. Kadang-kadang, guru juga bertanya kepada guru kelas yang bersangkutan
untuk bertanya tentang materi pelajraran yang harus diajarakan.

H. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


Penilaian dilaksanakan dengan mengerjakan soal-soal evaluasi dalam buku LKS. Kemudian,
guru membahas hasil kerja siswa atau hanya memberikan/menuliskan kunci jawaban di papan
tulis selanjutnya siswa menukarkan lembar jawab dengan teman yang lain selanjutnya
dicocokkan dengan kunci jawaban.
Jika tidak ada waktu untuk mencocokkan hasil kerja siswa, maka soal akan dicocokkan oleh
guru kelasnya sendiri ketika sudah hadir. Atau dicocokkan oleh guru PKR pada
pertemuan selanjutnya. Karena mungkin saja waktu yang digunakan dalam pelaksanaan
PKR yang kurang.
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pelaksanaan PKR SDN 3 Tungkal Ilir
adalah sebagai berikut.
1. Guru sudah melaksanakan PKR namun secara teori ternyata guru kurang memahaminya.
2. Model PKR yang sering digunakan yaitu 222, namun guru juga pernah
melaksanakan PKR dalam 3 kelas dengan mata pelajaran yang berbeda dengan ruangan
yang berbeda.
3. Guru kurang mampu dalam pengelolaan kelas PKR, kurang mampu memanfaatkan WKA.
4. Pengelolaan murid PKR di SDN 3 Tungkal Ilir kurang optimal, siswa hanya
terpaku dalam mengerjakan soal-soal dalam buku LKS saja.
5. Disiplin kelas dalam menerapkan PKR sudah cukup baik, murid sudah mampu mandiri.
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dengan teman bangku yang berada di dekatnya
sedangkan untuk mengajar perorangan dilakukan saat ada siswa yag mengalami kesulitan
belajar atau suatu masalah yang berdampak dalam pembelajaran.
7. Penyusunan rencana RPP PKR tidak berbeda dengan RPP biasa, dengan kata lain tidak
ada penggabungan pembuatan RPP dalam PKR.
8. Penilaian dalam PKR dilaksanakan apabila masih ada waktu untuk membahas hasil kerja
siswa. Namun, apabila tidak ada waktu pembahasan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai