Anda di halaman 1dari 29

BAB

PENERAPAN BERBAGAI KETERAMPILAN DASAR


10 MENGAJAR

Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang berbagai keterampilan dasar mengajar yang
difokuskan pada 5 keterampilan, yaitu keterampilan bertanya, ketermpilan
memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menje-
laskan serta keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Setiap pembahasan
dilengkapi dengan tujuan, prinsip, syarat, fungsi dan komponen setiap
keterampilan. Pada setiap akhir pembahasan suatu keterampilan, diberikan contoh
format penilaian keterampilan yang dilatihkan. Tulisan ini juga dilengkapi
dengaan format penilaian keterampilan mengajar lengkap dan format IPKG-2
(Instrumen Penilaian Keterampilan Guru -2) yang dapat diterapka dalam proses
pembelajaran.

Capaian Pembelajaran (CP) :


Mahasiswa memahami berbagai keterampilan dasar mengajar,
mampu menerapkannya dalam pembelajaran, mampu menganalisis,
dan meng evaluasi hasil pengimplementasiannya serta memiliki ke-
mampuan mengkreasi dalam pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik

Relevansi
Menjadi guru, merupakan suatu bentuk seni yang rumit (The teacher is
complex art). Artinya sehebat apapun penguasaaan materi guru, jika tidak
memiliki keterampilan dasar mengajar yang memadai, dalam menanamkan
konsep kepada peserta didik, guru akan menemukan berbagai kesulitan. Oleh
sebab itu sangat perlu bagi guru pemula atau calon guru, untuk meguasai berbagai
keterampilan dasar mengajar, untuk menjadi guru yang profesional.. Dengan
demikian, pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisian.
10. 1. Macam Macam Ketrampilan Dasar Mengajar

Menurut hasil penelitian (Turney, 1973), ada 8 keterampilan dasar mengajar


yang bersifat generik yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, yaitu keterampilan-ketrampilan:bertanya,memberi penguatan,menga-
dakan variasi stimulus,menjelaskan,membuka dan menutup pelajaran, membim-
bing diskusi kelompok kecil,mengelola kelas, sertamengajar kelompok kecil dan
perorangan.Penguasaan terhadap setiap keterampilan tidak berarti harus
mengintegrasikannya secara utuh seluruh komponen-komponen pembelajaran

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 207


terkait. Akan tetapi, dengan latihan mengintegrasikan keteram-pilan itu secara
utuh perlu dilakukan, agar mahasiswa calon guru atau guru pemula mendapat
pengalaman yang optimal dalam penerapan keterampilan dasar mengajar ini.
Jika praktek setiap keterampilan dasar mengajar ini dilakukan dengan sungguh-
sungguh, dapat diharapkan mahasiswa calon guru maupun guru pemula, akan
mampu menerapkan semua keterampilan ini secara baik dalam pembelajaran di
kelas.
Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para mahasiswa calon guru
atau guru pemula perlu memahami hakikat, prinsip, dan komponendari setiap
keterampilan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, secara
autodidak melalui membaca, dan berusaha memahami. Selanjutnya mendiskus-
kan setiap jenis keterampilanserta komponen-komponen terkait. Kemudian
hahasiswa melatihkan berbagai ketrampilan dasar mengajar ini, yang seyogyanya
dibawahbimbingan dosen pembimbing maupun guru senior.Setiap akhir latihan
dapat diadakan diskusi balikan.
Setiap keterampilan dasar mengajar mempunyai komponen dan prinsip
penggunaan tersendiri. Pada bab ini hanya akan diuraikan secara singkat
komponen dan prinsip penggunaan dari beberapa keterampilan dasar mengajar
pokok, yang berhubungan erat dengan perencanaan pembelajaran, yaitu berke-
naan dengan : Keterampilan Bertanya, Keterampilan Memberi Penguatan,
Keterampilan Variasi Stimulus, Keterampilan Menjelaskan, dan Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran.

10. 2. Keterampilan Bertanya

Pertanyaan guru yang berkualitas, akan berdampak pada kualitas jawaban


siswa. Melalui bertanya, seorang guru akan dapat mengetahui banyak hal dari
siswa yang ditanyai. Penerapan keterampilan bertanya, yang berlanjut dengan
terjadinya diskusi antara guru dan siswa serta antara sesama siswa, merupakan
salah satu indikasi dari kelas yang dinamis karena terjadinya interaksi multi arah.
Bertanya memerlukan keterampilan sehingga perlu di latihkan agar menjadi
terbiasa, dan diperoleh jawaban yang diinginkan.

A. Tujuan Bertanya

Bertanya, merupakan salah satu keterampilan dasar dalam mengajar.


Beberapa tujuan bertanya diantaranya adalah :

1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan atau
materi yang di bahas
Contoh : Bagian mana dari penjelasan saya yang menarik perhatianmu
yang ingin kamu selidiki lebih lanjut ?

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 208


2. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
Contoh : Apakah kalian sudah siap untuk belajar ?

3. Mendiagnosis kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar


Contoh : Ibu lihat akhir-akhir ini, kamu Budi tidak konsentrasi dalam
belajar. Apa gerangan yang mengganggu pikiranmu ?

4. Mengembangkan pembelajaran berpusat pada siswa


Contoh : Bagaimana langkah kerja yang akan kamu lakukan untuk
merubah air tanah yang keruh menjadi air yang jernih dan sehat
untuk dikonsumsi?

5. Mendorong siswa mengungkapkan pandangannya


Contoh : Bagaimana menurut pendapatmu tentang tingkat keberhasilan
pemerintahan Presiden Jokowi setelah 4 tahun berjalan ?

6. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa


Contoh : Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil percobaaan tentang
gaya apung dalam zat cair ?

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi


Contoh : Kita masih melihat bahwa masih banyak masyarakat Indonesia
yang melarat, belum mendapat perhatian dari pemerintah,
Sementara Pemerintah terus berusaha meningkatkan gaji PNS.
Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini ?

B. Syarat Pertanyaan Yang Baik

Setiap pertanyaan yang dilontarkan guru kepada siswa, belum tentu


akan dapat dijawab oleh siswa dengan baik. Pengalaman menunjukan bahwa
beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pertanyaan yang diajukan guru
mendapat sambutan baik oleh siswa adalah agar :

1. Pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat yang sederhana dan mudah


ditangkap oleh siswa. Kalimat pertanyaan yang mengandung istilah-istilah
yang tidak umum dapat berakibat kualitas jawaban rendah dan tidak
efektif.
2. Pertanyan diajukan secara klasikal terlebih dahulu, kemudian secara
individual. Dengan pertanyaaan klasikal, berarti guru telah memberi
kesempatan kepada semua siswa di kelas untuk berfikir dan berpartisipasi
untuk menjawabnya. Kemudian baru guru menunjuk salah seorang untuk
menjawabnya.
3. Urutan menjawab pertanyaan janganlah tetap atau alpabetis. Maksudnya
kesempatan menjawab pertanyaan bagi siswa tidak selalu dimulai dari siswa
dari urutan abjad terendah ( daftar nama siswa paling atas), bisa juga dari
urutan bawah, atau tengah. Yang penting di variasikan

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 209


4. Berikan giliran yang merata. Siswa yang diberi kesempatan menjawab
pertanyaan, jangan selalu siswa yang pandai saja, karena akan mengurangi
hak siswa yang kurang berhasil.
5. Kemukakan pertanyaan dengan nada yang enak dan raut muka yang manis.
Pertanyaan yang diberikan guru dengan nada bersahabat, dan menuntun
siswa secara umum akan meningkatkan partisipasi belajar siswa

C. Keterampilan Bertanya Dasar dan Keterampilan Bertanya Lanjut.

Bertanya dapat dibedakan atas bertanya dasar dan pertanyaan lanjutan.


Bertanya dasar, merupakan pertanyaan pertama dan pembuka yang biasa
diajukan guru pada awal pelajaran. Pertanyaan lanjutan, merupakan kelanjutan
dari pertanyaan dasar yang mengutamakan usaha mengembangkan
keterampilan berfikir, memperbesar partisipasi,dan mendorong agar siswa
dapat berinisiatif sendiri.

1. Komponen Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Pada saat-saat awal pembelajaran, tanpa disadari guru sering menge-


mukakan pertanyaan pertanyaan pembuka pelajaran, Seperti : Bagaimana
khabar kalian hari ini ?. Soal nomor berapa dari tugas yang ibu berikan
minggu lalu, yang tidak dapat kalian selesaikan ?. Minggu yang lalu kita
telah membahas gaya dan gerak benda. Apa saja yang masih kalian ingat
tentang gaya tersebut ? dan sebagainya. Berikut ini akan diberikan beberapa
komponen dari keterampilan bertanya dasar, yaitu :

a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas


Pertanyaan yang panjang dan bertele-tele akan sulit dijawab siswa dengan
benar. Panjangnya kalimat pertanyaan dibolehkan jika untuk
menjawabnya memang diperlukan acuan sebagai dasar siswa berfikir.
Contoh : Jelaskanlah, kenapa kapal yang besar dan berat mengapung di
atas air. Sedangkan pasir yang kecil dan ringan tenggelam di
dasar lautan /

b. Pemberian acuan.
Acuan /referensi/atau informasi pendukung sangat diperlukan untuk
memberi kemudahan bagi siswa untuk menjawab.
Contoh : Sifat berarti tabiat, atau keadaan yang melekat. Dan lembam
berarti mempertahankan keadaan. Berdasarkan pengertian tersebut, apa
yang dimaksud dengan sifat kelembaman benda?

c. Pemusatan
Guru harus menghindari pelaksanaan pembelajaran di kelas, ketika belum
siswa yang telah terpusat perhatiannya kepada pelajaran. Untuk pemusatan
perhatian siswa dapat dilakukan dengan pertanyaan guru.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 210


Contoh : Anak anak semua, bagian mana dari pelajaran yang telah
disampaikan, yang masih di ragukan dan perlu didiskusikan ?
Jika tidak ada, harap kalian tenang semua, kita lanjutkan
pelajaran berikutnya.

d. Penyebaran Pertanyaan
Agar pertanyaan yang diberikan guru tidak hanya untuk siswa tertentu saja
maka dilakukanlah penyebaran pertanyaan dengan cara :
1) Ditujukan kepada seluruh siswa dalam kelas terlebih dahulu,
dilanjutkan dengan :
2) Menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya dan dilanjutka
dengan ;
3) meminta siswa lain menanggapi jawaban temannya

e. Pemindahan giliran.
Jawaban pertanyaan dari seorang siswa, perlu di konfirmasi dengan
pendapat siswa yang lain. Untuk itu perlu dilakukan pemindahan giliran
siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
Contoh : Bagaimana pendapatmu Budi, tentang jawaban Aminah tadi ?
Apakah kamu sependapat ? Jika berbeda bagaimana pen-
dapatmu ?

f. Pemberian waktu berfikir


Setelah pertanyaan disampaikan guru, sebaiknya guru tidak langsung
meminta jawaban dari siswa. Tetapi guru harus diam sejenak sebelum
salah seorang siswa diminta untuk menjawabnya. Dengan demikian
diharapkan jawaban siswa akan lebih terarah dan berkualitas.

g. Pemberian tuntunan
Ada kalanya pertanyaan yang diberikan guru kurang jelas bagi siswa,
sehingga diperlukan tuntunan, dapat dilakukan dalam bentuk : a)
menyatakan pertanyaan dalam bentuk lain b) menyederhanakan
pertanyaan, atau c) mengulangi penjelasan sebelumnya ,sehingga
diperoleh informasi pendukung bagi siswa untuk dapat dengan mudah
menjawab pertanyaan tersebut.

Contoh : Jelaskanlah, kenapa kapal yang besar dan berat mengapung di


atas air. Sedangkan pasir yang kecil dan ringan tenggelam di
dasar lautan ? (mungkin siswa masih merasa pertanyaan ini
belum jelas, maka dapat dituntun dengan pertanyaan bentuk
lain).
Maksudnya : kenapa kapal yang besar mengapung diatas air, tetapi yang
pasir kecil tenggelam di dalam air ?

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 211


2. Komponen Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut

Setiap pembelajaran secara umum bertujuan agar siswa bertambah penge-


tahuannya, meningkat kemampuan berfikirnya dan terjadi perubahan sikap dan
keterampilan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan kurikulum. Agar
kemampuan berfikir siswa meningkat, maka diperlukan keterampilan bertanya
lanjut, agar untuk menjawabnya siswa perlu memahami masalah yang ditanyakan
dan untuk menjawabnya perlu kemampuan analisis sintesis maupun evaluasi
keadaan yang terkait. Beberapa komponen keterampilan bertanya lanjut yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah :

a. Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.


Dalam mengajukan pertanyaan, setiap guru harus berusaha mengubah
tuntutan tingkatan kognitif siswa dalam menjawab pertanyaan dari tingkatan
paling rendah mengungkapkan kemampuan mengingat kembali fakta-fakta yang
telah dialami, keberbagai tingkatan proses kognitif lainnys yang lebih tinggi
sehingga kemampuan berfikir siswa juga meningkat. Secara umum pertanyaan-
pertanyaan, ditinjau dari tingkatan proses kognitif yang dilibatkan, dibedakan atas
6 macam, yaitu :pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan-kemampuan :
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
Contoh kalimat awal dari masing-masing jenis pertanyaan tersebut adalah

• Pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan mengingat, biasanya di awali


dengan kalimat : Apa yang kamu ingat tentang …………………….................
Apa yang kamu ketahui tentang ………………….............
• Pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan memahami, biasanya di awali
dengan kalimat : Bagaimana pemahamanmu tentang …………........................
• Pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan menerapkan, biasanya di awali
dengan kalimat : Bagaimana cara menggunakan …………………....................
• Pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan menganalisis, biasanya di awali
dengan kalimat : Uraikanlah pendapatmu tentang ………………....................
• Pertanyaan untuk mengungkapkan kemampuan mengevaluasi, biasanya di
awali dengan kalimat : Apa saja kelebihan dari teknologi digital diban-
dingkan teknologi analog ?
• Pertanyaaan untuk mengungkapkan kemampuan mengkreasi, biasanya di
awali dengan kalimat : Jika ……………..bagaimana rancanganmu tentang
…………………………………………………………………….....................?

b. Mengatur urutan pertanyaan


Dengan mengatur urutan pertanyaaan dapat mulai dari pertanyaan yang
paling sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan
yang paling kompleks, sangat diperlukan agar kemampuan berfikir siswa semakin
meningkat. Sebelum mengajukan pertanyaan, sebaiknya guru memberikan acuan

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 212


pengamatan sebagai objek untuk di analisis siswa dan sebagai dasar pertanyaan
guru. Sebagai contoh ikutilah ilustrasi-ilustrasi berikut ini :

Contoh acuan yang diberikan guru :

Setelah kalian menyaksikan sebuah telur yang pada mulanya dalam keadaaan
tenggelam di dalam air.Bila air diberi garam sedikit demi sedikit, telur bergerak
naik dan melayang di dalam air. Bila air diberi garam terus, akhirnya telur
mengapung di atas permukaaan air.

Contoh pertanyaan 1 dari guru (tingkatan C-1: mengingat ):

Berdasarkan hasil pengamatanmu, kapan suatu benda dikatakan : a) teng-


gelam, b) melayang, dan c) mengapung dalam zat cair ?

Contoh jawaban pertanyaan 1 yang diharapkan guru dari siswa :

a) Benda dikatakan tenggelam bila berada di dasar wadah tempat zat cair
berada
b) Benda dikatakan melayang bila berada diantara dasar wadah tempat zat
cair dengan permukaan cat cair
c) Benda dikatakan mengapung bila berada di atas permukaaan zat cair

Contoh pertanyaan 2 dari guru (tingkatan C-2 : memahami) :

Berdasarkan hasil analisis mu, tuliskanlah syarat suatu benda : a) tenggelam,


b) melayang, dan c) mengapung ditinjau dari massa jenis benda dan massa
jenis zat cair.

Contoh jawaban pertanyaan 2 yang diharapkan guru dari siswa :

• Syarat benda tenggelam bila massa jenis benda > massa jenis zat cair
• Syarat benda melayang bila massa jenis benda = massa jenis zat cair
• Syarat benda mengapung bila massa jenis benda < massa jenis zat cair

Contoh pertanyaan 3 dari guru (tingkatan C-3 : menerapkan ):

Bagaimana hubungan antara berat benda dengan gaya apung yang diberikan zat
cair terhadap benda pada saat benda : a) tenggelam, b) melayang, dan c)
mengapung dalam zat cair ? (dengan menerapkan hukum 1, 2 atau 3 Newton)

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 213


Contoh jawaban pertanyaan 3 yang diharapkan guru dari siswa :

• Pada saat benda tenggelam berat benda >gaya apung oleh zat cair
• Pada saat benda melayang berat benda = gaya apung oleh zat cair
• Pada saat benda mengapung berat benda = gaya apung oleh zat cair

Contoh pertanyaan 4 dari guru (tingkatan C-4 : menganalisis ):

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jelaskanlah kenapa dengan


memberi garam pada air sedikit demi sedikit dan mengaduknya, telur yang
tadinya tenggelam, menjadi melayang dan mengapung ?

Contoh jawaban pertanyaan 4 yang diharapkan guru dari siswa :

Dengan memberi garam air dan mengaduknya, berarti kita memperbesar


massa jenis air, sedangkan massa jenis telur tetap. Sehingga pada mulanya
massa jenis telur > massa jenis air pada saat telur tenggelam berubah menjadi
massa jenis telur = massa jenis zat cair pada saat telur melayang dan akhirnya
massa jenis telur < massa jenis zat cair pada saat telur mengapung

Contoh pertanyaan 5 dari guru (tingkatan C-5 : mengevaluasi ):

Jelaskanlah kenapa kapal yang besar dan berat karena terbuat dari baja,
mengapung di atas air, sementara pasir yang kecil dan ringan terbenam di dasar
lautan ?

Contoh jawaban pertanyaan 5 yang diharapkan guru dari siswa :

Masalah mengapung atau tenggelam suatu benda pada zat cair tidak tergantung
pada berat-ringan atau besar-kecil nya benda. Tetapi tergantung pada besar
kecilnya massa jenis benda dan massa jenis zat cair. Kapal mengapung dalam laut
artinya massa jenis total kapal > massa jenis air laut. Pasir tenggelam dalam air
artinya massa jenis pasir > massa jenis air

Contoh pertanyaan 6 dari guru (tingkatan C-6 : mengkreasi ):


Suatu tragedi pernah terjadi, sebuah kapal yang sarat penumpang, dimana
jendela pada dinding kapal hampir sejajar dengan permukaaan laut. Pada saat
kapal melintasi muara sungai untuk menuju dermaga, tiba-tiba langsung
tenggelam. Pertanyaan :

a) Kenapa kapal langsung tenggelam pada saat melintasi muara sungai ?

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 214


b) Seandainya kamu menjadi nakhoda kapal apa yang harus dilakukan agar
kemungkinan kapal tenggelam tidak terjadi ketika akan memasuki
dermaga tersebut ?
c) Beri alasan kenapa tindakan itu yang kamu lakukan sebagai nakhoda ?

Contoh jawaban pertanyaan 6 yang diharapkan guru dari siswa :

a) Kapal langsung tenggelam pada saat melintasi muara sungai karena gaya
angkat air sungai < gaya angkat air laut terhadap kapal sehingga kapal
tenggelam.
b) Seandainya saya menjadi nakhoda kapal yang harus saya lakukan agar
kemungkinan kapal tenggelam tidak terjadi ketika akan memasuki
dermaga adalah berusaha memasuki kapal dengan tidak melintasi muara
sungai .
c) Alasan tindakan itu lakukan sebagai nakhoda adalah karena dengan
berusaha agar kapal tetap berada pada massa jenis air laut yang tidak
berkurang, gaya angkat air laut yang di alami kapal tidak berubah dan
kapal selamat sampai di dermaga.

c. Menggunakan pertanyaan pelacak.

Dapat dilakukan guru dengan menerapkanberbagai teknik seperti:


1) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa,
2) meminta siswa memberi alasan atas jawabannya, yang dapat menunjang
kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
3) meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain,
4) meminta ketepatan jawaban,
5) meminta jawaban yang lebih relevan,
6) meminta contoh,
7) meminta jawaban yang lebih kompleks.

d. Meningkatkan terjadinya interaksi,

Dengan cara meminta siswa lain untukmemberi jawaban atas pertanyaan yang
sama, berarti guru telah berusaha agar terjadinya peningkatan interaksi siswa.
Oleh sebab itu seyogyanya setiap pertanyaan yang diberikan kepada salah seorang
siswa, juga diminta pendapat dari satu orang atau beberapa siswa lain tentang
jawaban tersebut sebelum guru melakukan konfirmasi jawaban yang benar dari
pertanyaan yang te;lah dilontarkan.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 215


3. Prinsip dan Fungsi Keterampilan Bertanya Lanjut .

a. Prinsip Bertanya Lanjut .

Beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam bertanya lanjut kepada


siswa adalah :

1) Kehangatan dan keantusiasan.


Pada dasarnya setiap pertanyaaan yang dilontarkan guru ingin
mendapatkan jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan. Agar siswa
merasa nyaman, dan dihargai, ketika bertanya ataupun kesiapan guru untuk
menerima jawaban siswa dalam suasana penuh kehangatan dan keantu-
siasan. Dengan demikian siswa akan terinspirasi untuk menjawab secara
memuaskan. Sebaliknya bila guru dalam bertanya dalam suasana dingin
kurang bersahabat, dan menerima jawaban siswa dengan setengah hati, sulit
diharapkan siswa akan memberikan jawaban yang berkualitas.

2) Menyiapkan pertanyaan dengan baik.


Pertanyaan tingkat lanjut yang diberikan guru kepada siswa
sesungguhnya akan memandu siswa untuk berfikir lebih keras dan analisis.
Agar setiap pertanyaan sesuai dengan tingkatan berfikir siswa yang
diharapkan, oleh sebab itu pertanyaan harus disiapkan dengan baik.

3) Menilai pertanyaan siswa.


Pertanyaan tingkat lanjut yang diberikan guru kepada siswa, akan di
jawab oleh siswa. Guru dapat menilai tingkatan kemampuan berfikir siswa
dari jawaban yang diberikan, serta melakukan konfirmasi untuk
memberikan jawaban yang benar terhadap siswa. Tidak jarang siswa akan
bertanya balik pada guru dari penjelasan yang diberikan. Pertanyaan balik
yang dilontarkan siswa juga menunjukkan penguasaan siswa dan juga dapat
dinilai guru sebagai hasil belajar siswa untuk di tindak lanjuti. Siswa yang
bertanya tidak dapat di artikan bodoh, tetapi dapat dipersepsi bahwa siswa
tersebut mengikuti pelajaran dengan baik, dan perlu diberikan appresisasi
oleh guru.

b. Fungsi Bertanya lanjut .

Pertanyaan tingkat lanjut dapat berfungsi sebagai sarana untuk :

• Mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi,


dan menilai informasi
• Membentuk pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang
lengkap
• Mengembangkan ide dan mengemukakannya kepada kelompok
• Memberi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh sukses melebihi yang
biasa dicapai

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 216


D. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu Dihindari dalam Bertanya.

Beberapa kebiasaan negatif yang perlu dihindari dalam bertanya


diantaranya adalah :

1. Mengulangi pertanyaan sendiri


Jika hal ini terjadi, berarti ketika guru mengajukan pertanyaan kelas
masih belum seutuhnya siap untuk belajar (ada yang keluar masuk kelas, ribut,
bercanda dan sebagainya), sehingga pertanyaan guru tidak jelas diterima oleh
seluruh siswa. Jalan yang dapat ditempuh adalah memfokuskan siswa terlebih
dahulu untuk belajar, dan mengulangi pertanyaan dalam bentuk lain.

2. Mengulangi jawaban siswa


Jika hal ini di lakukan guru, akan terjadi pemborosan waktu, dan
berakibat siswa yang lain cenderung pasif dan cenderung untuk tidak
mendengarkan jawaban atau pendapat temannya, dan mereka hanya akan
mendengar ucapan gurunya saja.

3. Menjawab pertanyaan sendiri


Jika hal ini di lakukan guru juga akan berdampak pada siswa yang pasif
dan cenderung tidak mau menjawab pertanyaan guru. Siswa akan berfikir
lebih baik dia hanya mendengar jawaban guru dari pertanyaannya sendiri.
Setiap pertanyaan yang diajukan guru untuk siswa, harus diusahakan agar tetap
harus di jawab siswa, apapun jawabannya. Tugas guru adalah membimbing
siswa ke arah jawaban yang benar.

4. Pertanyaan yang memancing jawaban serentak


Jika guru memberikan pertanyaan yang jawabannnya singkat, dan
mudah, yang dilontarkan dalam kelas (tidak ditujukan pada salah seorang
siswa), maka pertanyaan seperti ini akan memancing jawaban serentak, dan tak
dapat dinilai, hanya menghabiskan waktu.

5. Pertanyaan ganda.
Pertanyaan yang dimaksud akan mematahkan semangat siswa yang
berkemampuan rendah untuk menjawabnya, karena mengandung jawaban yang
jamak dan komplek ?
Contoh : Apa yang akan terjadi pada telur yang tenggelam dalam air, jika
airnya diberi garam sedikit demi sedikit dan diaduk? Jelaskan kenapa
demikian ? Deskripsikan pula hubungan massa jenis air dan massa jenis telur
pada saat telur tenggelam, melayang dan mengapung.

6. Menentukan siswa tertentu untuk menjawab,sebelum pertanyaan diajukan.


Jika hal ini dilakukan guru, maka siswa yang ditanya tidak akan dapat
menjawab pertanyaan secara baik dan berkualitas, karena ketika per-tanyaan
belum di sampaikan guru, siswanya telah ditunjuk, dan merasa bingung,
pertanyaaannya belum ada. Selayaknya pertanyaan diberikan terlebih dahulu

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 217


oleh guru, siswa diberi kesempatan berfikir, baru ditunjuk salah seorang siswa
untuk menjawabnya.

Sebagai latihan penerapan ketrampilan bertanya dalam kegiatan peer teaching


dapat digunakan format berikut ini :

10. 3. Keterampilan Memberikan Penguatan

A. Pengertian dan Macam-macam Penguatan

Hasil penyelidikan pada ahli dalam bidang pendidikan, penguatan atau


reinforcement yang diberikan guru terhadap kinerja siswa dalam belajar adalah
sangat penting guna meningkatkan intensitas belajar siswa. Penguatan dapat di
artikan sebagai segala bentuk respons, baik bersifat verbal ataupun non verbal,
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan sebagai umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 218


Dengan penguatan terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
dan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.Penggunaan
penguatan dalam pembelajaran di kelas mempunyai pengaruh terhadap sikap
positif siswa dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian
siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar serta
meningkatkan intensitas belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang
perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru atau guru
pemula agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Secara
garis besarnya, komponen-komponen dari keterampilan memberi penguatan ini
dapat dibedakan atas penguatan verbal dan non verbal.
Penguatan verbal, diungkapkan lewat ucapan menggunakan kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal,
terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara
mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan
yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak
penuh. Berbagai bentuk penguatan, dapat dikombinasikan guru dengan berbagai
kegiatan yang mendahuluinya sehingga terkesan secara spontan, alami dan tidak
meng-ada-ada. Misalnya didahului oleh pertanyaan guru kepada siswa tertentu.
Guru dapat memberikan penguatan berdasarkan kualitas jawaban siswa.

B. Penerapan Penguatan Verbal

Beberapa contoh penguatan verbal yang dilakukan guru berdasarkan


jawaban siswa, contohnya adalah :

1) Guru mengajukan pertanyaan buat seluruh siswa di dalam kelas dan siswa yang
dapat menjawab pertanyaan diminta mengacungkan tangan. Pertanyaan guru :
“ Kenapa bola yang dilempar vertikal ke atas akan jatuh kembali ke bumi ?
Anton mengacungkan tangan dan menjawab : “ karena pengaruh gaya grafitasi
bumi, pak !
Guru menanggapi : “ ya, tepat sekali, Bagaimana perbedaan gerakan bola
tersebut ketika dilempar ke atas dan ketika jatuh ?
Anton menjawab balik : “ ketika bola bergerak keatas gerakannya diperlambat,
dan ketika jatuh kembali ke bumi di percepat.
Guru menanggapi balik : “ ya, pintar kamu Anton, ayo beri applause buat
Anton”.

2) Pada saat awal pembelajaran materi hukum-hukum Newton tentang gerak, guru
melakukan apersepsi, menanyai penguasaan siswa tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemua sebelumnya.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 219


Pertanyan guru : “ Apa yang masih kamu ingat tentang konsep gaya yang telah
dipelajari minggu lalu ? Guru diam sejenak, dilanjutkan dengan berkata :
“Silahkan di jawab Susi!
Susi menjawab :” gaya merupakan suatu bentuk tarikan atau dorongan, dapat
menimbulkan perubahan pada benda yang dikenai gaya tersebut, dan
satuannya dalam SI adalah Joule !”
Guru menanggapi : “ Ya hampir tepat, coba pikirkan lagi, masih ada dari
pernyataan tersebut yang masih salah ! “. Guru melanjutkan pertanyaannya :
“bagaimana Susi, apa ada perbaikan ?. Ternyata Susi diam saja karena tidak
dapat memperbaiki. Guru mengalihkan pertanyaan tersebut kepada yang lain:
“Siapa diantara kalian dapat memperbaiki jawaban Susi ? “
Badu mengacungkan tangan dan menjawab : “ satuan gaya masih salah pak,
seharusnya satuan gaya dalam SI adalah newton.”
Guru menanggapi balik : “ Ya, benar kamu Badu. Ternyata Susi dan Badu
masih mengingat pelajaran lalu dengan baik. Kalian memang anak-anak yang
pintar. Ayo tingkatkan prestasi kalian semuadengan cara belajar lebih baik
lagi.

C. Penerapan Penguatan non Verbal

Ketika memberikan tanggapan terhadap kinerja siswa juga dapat


dilakukan dengan penguatan non verbal. Beberapa contoh penguatan non
verbal yang dapat dikemukakan di sini adalah :

1). Mimik dan gerak badan.


Mimik muka, atau raut wajah guru yang bersahabat, penuh kehangatan,
penuh ekspressi dengan tampilan guru yang simpatik perlu dipertahankan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian siswa merasa
nyaman dan merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang disajikan guru.
Disamping itu gerak badan atau anggota tubuh guru yang bersifat penguatan
positif seperti senyuman, anggukan, gelengan, mengangkat kedua alis, acungan
jempol dan sebagainya yang mengisyaratkan rasa takjub terhadap unjuk kerja
siswa sungguh sangat berarti bagi siswa. Semuanya itu dapat dipilih dan
divariasikan guru sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan siswa.

2). Mendekati.
Setiap anak sangat mungkin memiliki kecendrungan yang berbeda
dengan anak-anak lainnya yang dapat menimbulkan rasa senang pada dirinya
dan meningkatkan motivasi belajarnya. Ada anak yang senang dipuji,
dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis, dan simpatik. Ada pula anak yang
merasa puas dengan senyuman dan tatapan bangga sesaat dari gurunya. Dan
tidak jarang anak yang berharap guru memberikan penguatan dengan

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 220


mendekatinya dan membimbing pekerjaaan anak tersebut. Yang perlu
diperhatikan guru adalah kegiatan mendekati siswa ini dihubungkan dengan
kegiatan yang lain, misalnya ketika siswa menemukan masalah dan perlu
bimbingan, atau siswa ingin pekerjaannya ditanggapi guru.

3). Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan guru, pada kebanyakan siswa
sering memberikan kebanggaan tersendiri dan sebagai penguatan positif. Hal
ini dapat dilakukan, misalnya dengan menyalami siswa yang berhasil dalam
belajar, menepuk-mepuk pundak siswa karena bangga dengan keberhasilan
siswa, membelai kepala anak dengan kasih sayang, atau sentuhan lain yang
dapat membuat anak bangga dan berusaha tampil lebih baik lagi

4). Kegiatan yang menyenangkan hati siswa.


Masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang menyenangkan siswa dan
berfungsi sebagai penguatan positif. Seorang guru yang profesional akan
berusaha agar dapat mengenali kesenangan siswa-siswanya. Comtohnya
memberikan pertanyaan yang sifatnya kompetitif, menghubungkan pelajaran
dengan permainan yang disukai siswa, studi banding, studi lapangan,
memberikan tugas proyek, dan sebagainya.

5). Berupa simbol atau benda


Penguatan dalam bentuk hadiah berupa benda yang harganya tidak
mahal, seperti permen, mainan, souvenir, dan sebagainya juga dapat menjadi
penguatan yang positif bagi siswa. Banyak juga guru yang memberikan
penguatan dalam bentuk pemberian simbol atau kata-kata yang menyenangkan
seperti, you are exellent, you are very good, you are clever dan sebagainya.
atau pemberian hadial dalam bentuk tambahan point nilai bagi siswa yang
berhasil dalam belajarnya. Semuanya itu sungguh sangat berarti bagi siswa.

D. Prinsip Pemberian Penguatan

Agar penguatan yang diberikan guru efektif untuk meningkatkan partisipasi


siswa dalam belajar, harus memperhatikan 3 prinsip penguatan , yaitu kehangatan
dan efektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang
negative, dan memvariasikan bentuk penguatan

1. Kehangatan dan Keantusiasan


Beberapa peranan guru dalam pembelajaran sehubungan dengan
memberikan penguatan adalah adalah sebagai motivator, katalisator, dan
dinamisator. Sebagai motivator, dengan penguatan yang diberikan guru motivasi
belajar siswa semakin meningkat. Sebagai katalisator, maksudnya dengan

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 221


penguatan yang dilakukan guru terhadap siswa, dapat mempercepat jalannya
proses pembelajaran. Sebagai dinamisator, adalah dengan penguatan yang
diberikan guru kelas yang tadinya kaku suram menjadi kelas yang dinamis penuh
dengan aktifitas siswa. Semuanya itu dapat dilakukan guru apabila guru yang
memimpin pembelajaran dengan penuh kehangatan, penuh semangat, antusias
sehingga siswa yang tadinya pemalas jadi rajin, siswa yang tadinya pasif jadi
aktif, sehingga kelas menjadi kelas yang penuh dengan keceriaan siswa dalam
belajar.

2. Kebermaknaan
Dalam memberikan penguatan juga guru diharapkan menjalankan prinsip
kebermaknaan. Maksudnya penguatan yang diberikan diharapkan betul-betul
memberi makna bagi siswa sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Jangan
sebaliknya penguatan yang diberikan malah merdampak negatif sehingga
menurunkan aktifitas siswa. Oleh sebab itu guru perlu mempelajari karakteristik
dan kecenderungan siswa dan mencocokkannya dengan penguatan yang akan
diberikan.

3. Menghindari respon negatif


Tidak selamanya hasil kinerja dan aktivitas siswa sesuai dengan harapan
yang diinginkan guru. Jika tidak disadari, guru bisa saja memberikan respon
negatif yang mematikan semangat siswa untuk belajar dan juga menurunkan
semangat belajar siswa yang tadinya aktif dalam belajar. Guru harus berprasangka
baik bagi siswa yang masih belum berhasil dalam belajarnya bukan karena malas,
tetapi mungkin karena kondisinya sedang bermasalah. Sehingga respon negatif
dapat dihindari. Disamping itu pengalaman menunjukkan bahwa pemberian
hukuman ( punismen) sebaiknya dihindari jika tidak terlalu penting terhadap
siswa yang melakukan aktivitas atau respon yang tidak diinginkan guru.
Mungkin lebih baik siswa yang demikian dibimbing, bukan dihukum. Karena
akan memberikan respon negatif bagi siswa.

4. Memvariasikan bentuk penguatan


Kebervariasian penguatan yang diberikan, juga harus diperhatikan guru,
sehingga tidak terkesan monoton. Karena hal ini juga dapat menimbulkan ke-
bosanan bagi siswa. Siswa yang usil dapat menjadikan penguatan mototon guru
itu menjadi bahan olok olok atau pemmberian atribut guru dengan sesuatu yang
kurang menyenangkan. Keneragaman bentuk penguatan dapat dijadikan sebagai
referensi bagi guru untuk dipilih mana yang cocok sebagai respon dari unjuk kerja
siswa yang beragam pula.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 222


E. Beberapa Faktor yang dapat menumbuhkan rasa senang siswa untuk belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa senang atau tidak senang siswa
dalam belajar, dapat dimengaruhi oleh beberpa faktor. 3 diantaranya yang dapat
menimbulkan rasa senang siswa untuk belajar adalah :

a) Personaliti guru. Yaitu guru yang berpenampilan menarik, simpatik, suka


senyum, tidak bosan dalam membimbing siswa, tidak suka marah marah, dapat
berperan sebagai teman atau orang tua.
b) Mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam belajar. Yaitu guru yang dalam
pembelajarannya menggunakan multi interaksi. Dimana dalam setiap
pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, antara sesama siswa, dan
antara siswa dengan objek belajarnya.
c) Bersifat terbuka dalam menilai siswa. Dimana siswa merasa senang belajar
apabila setiap tugas siswa diperiksa, dikomentari dan dikembalikan, Tidak
melalukan ulangan secara mendadak, serta menyampaikan keberhasilan atau
ketidakberhasilan siswa dalam belajar untuk ditindaklanjuti

Sebagai latihan penerapan ketrampilan memberikan penguatan dalam kegiatan


peer teaching dapat digunakan format berikut ini :

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 223


10. 4. Keterampilan Variasi Stimulus

Variasi stiimlus dalam dalam kontek proses pembelajaran, dapat dipandang


sebagai perubahan bentuk ransangan, perlakuan yang dilakukan guru
dalampembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,
serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan, sehingga, situasi belajar siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam
kegiatan belajar mengajar dimaksudkan dapat di kelompokkan ke dalam tiga
bagian, yaitu :

a) Variasi dalam gaya mengajar guru, meliputi :


• penggunaan variasi suara (teacher voice) dalam bentuk tinggi-rendah,
besar -kecil
• pemusatan perhatian siswa (focusing),
• kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),
• mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement),
• gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
• merubah posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).,
misalnya dari depan ketengah, atau kebelakang kelas secaca bervariasi

b) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Bila ditunjau dari
indera yang digunakan, media dan alat pengajaran ini dapat digolongkan ke
dalam 4 bagian yaitu :
• Alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
• Alat atau bahan yang dapat didengar(auditif aids),
• Alat atu bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi (motorik),
• Alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).

c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.
Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.Variasi interaksi diantaranya
adalah dalam bentuk interaksi klasikal–kelompok atau berorangan atau
interaksi dri segi intensitas keterlibatan siswa dalam mendengar informsi,
menelaah materi, diskusi, latihan atau demontasi, diwujudkan dalam bentuk
- Interaksi satu arah : guru -siswa
- Interaksi timbal balik guru-siswa dan siswa-guru
- Interaksi antara sesama siswa dan
- Iinterksi antara siswa dengan objek belajarnya seperti buku, peralatan
labor, dengan internet, dengan alam sekitarnya dan sebagainya

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 224


Sebagai latihan penerapan ketrampilan memberikan variasi stimulus dalam
kegiatan peer teaching dapat digunakan format berikut ini :

10. 5. Keterampilan Menjelaskan

Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan


materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga
dengan mudah dapat dipahami oleh siswa peserta didik. Beberapa tujuan dari
kegiatan menjelaskan diantaranya adalah untuk:
1. membimbing siswa agar memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau
prosedur yng dibahas
2. membimbing siswa menjawab pertanyaan : mengapa, dan bagaimana ” secara
bernalar,
3. melibatkan siswa untuk berpikir,
4. mendapatkan balikan tentang pemahaman siswa, serta
5. menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 225


Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen:
1. Komponen merencanakan penjelasan, mencakup : isi pesan (pokok-pokok
materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-
contoh, danhal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan
(siswa)
2. Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup:Kejelasan yang dapat
dicapai dengan berbagai cara seperti;
a. bahasa yang jelas,berbicara yang lancar, mendefinisi-kan istilah-istilah
teknis, dan berhenti sejenak untuk melihat respon atau penjelasan siswa.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau pola
deduktif.
c. Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan
suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tujuan.
d. Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau
mengajukan pertanyaan.
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai
dengan keperluan.
b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
c. Materi yang dijelaskan harus bermakna.
d. Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
siswa
Sebagai latihan penerapan ketrampilan menjelaskan dalam kegiatan peer teaching
dapat digunakan format berikut ini :

INSTRUMEN PENILAIAN PEER TEACHING


KETRAMPILAN MENJELASKAN

Nama Praktikan : …………………………………………………Hr/Tgl : …………………………..


Materi : ………………………………………………….Kelas : ………………………….

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR


1 5 Penggunaan bahasa Indonesia lisan jelas dan lancar
2 6 Penggunaan papan tulis dan urutan materi yang disampaikan
3 7 Kejelasan tulisan di papan tulis (dapat dibaca siswa dengan jelas)
4 8 Menunjukkan penguasaan materi pelajaran (ketidaktergantungan pada buku teks)
5 9 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan yg relevan
6 10 Menggunakan media pembelajaran yang tepat dengan materi yang dibahas
JUMLAH SKOR (UNTUK 6 ITEM)
SKOR RATA-RATA (JML SKOR TOTAL/JML ITEM)
Komentar/Saran : ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Catatan : skor : 1= Kurang, 2 = Cukup, 3 = baik, 4 = Amat Baik
Observer ,

(……………………………………….)

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 226


10. 6. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar.

Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran diantaranya adalah untuk


a. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa ,
b. mengkondisikan agar siswa memahami batas tugasnya,
c. membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan
d. membantu siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.

Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran, mencakup:


a. Menarik perhatian siswa/mahasiswa dengan berbagai cara,
b. Menimbulkan motivasi dengan: kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan
rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan
minat siswa/mahasiswa.
c. Memberikan acuan dengan cara: mengemukakan tujuan dan batas-batas
tugas,menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan.
d. Membuat kaitan, dengan cara: mengajukan pertanyaan appersepsi
ataumerangkum pelajaran yang lalu.

Komponen-komponen menutup pelajaran, mencakup hal-hal berikut:


a. Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,
b. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa/mahasiswa, dengan meminta
mereka:mendemonstrasikan keterampilan,menerapkan ide baru pada situasi
lain, mengekspresikan pendapat sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.
c. Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang
sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada
awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan,
dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.

Sebagai latihan penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam


kegiatan peer teaching dapat digunakan format berikut ini :

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 227


INSTRUMEN PENILAIAN PEER TEACHING
KETRAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Nama Praktikan : …………………………………………………Hr/Tgl : …………………………..


Materi : ………………………………………………….Kelas : ………………………….

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I Kegiatan Membuka Pelajaran
1 Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa
2 Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar
3 Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari
4 Melakukan Appersepsi
5 penjelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran
II Menutup Pembelajaran
6 Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat
7 Kemampuan menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa
8 Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan
9 Kemampuan melakukan evaluasi beberapa aspek dengan berbagai teknik
JUMLAH SKOR IPKG 2 (UNTUK 9 ITEM)
SKOR RATA-RATA (JML SKOR TOTAL/JML ITEM)
Komentar/Saran : ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Catatan : Skor : 1= Kurang, 2 = Cukup, 3 = baik, 4 = Amat Baik
Observer ,

(……………………………………….)

Berikut ini diberikan format penilaian keterampilan dasar mengajar lengkap berisi
semua komponen keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas. Diharapkan
format ini dapat dipakai dalam kegiatan peer teaching dengan memanfaatkan
teman sebaya .

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 228


INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Nama Praktikan : …………………………………………………Hr/Tgl : …………………………..


Materi : ………………………………………………….Kelas : ………………………….

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I Kegiatan Membuka Pelajaran
1 Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa
2 Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar
3 Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari
4 Melakukan Appersepsi
5 penjelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran
II Kegiatan Variasi Stimulus
6 Gerak bebas guru
7 Isyarat guru (tangan, badan, wajah)
8 Suara guru (variasi kecepatan/besar kecil/intonasi)
9 Pemusatan perhatian pada murid pada hal-hal yang penting
10 Pola interaksi (guru-kelompok/guru-murid/murid-murid)
11 Diam sejenak (memberi kesempatan untuk berfikir, pemusatan perhatian)
12 Memanfaatkan indra dalam menggunakan media pembelajaran
III Ketrampilan Bertanya
13 Kejelasan pertanyaan yang disampaikan guru.
14 Kejelasan hubungan antara pertanyaan guru dengan masalah yang dibicarakan
15 Pertanyaan ditujukan ke seluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa
16 Pemberian waktu berpikir untuk bertanya dan menjawab
17 Pendistribusian pertanyaan secara merata di antara para siswa.
18 Pemberian tuntunan (penyederhanaan, pertanyaan lain yang sederhana, dll)
IV Ketrampilan Menjelaskan
19 Penggunaan bahasa Indonesia lisan jelas dan lancar
20 Penggunaan papan tulis dan urutan materi yang disampaikan
21 Kejelasan tulisan di papan tulis
22 Menunjukkan penguasaan materi pelajaran
23 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan yg relevan
24 Penggunaan media yang tepat
IV Pemberian Penguatan
A Penguatan Verbal , dengan mengucapkan kata-kata/kalimat :
25 benar, bagus, tepat, dan bagus sekali bila murid menjawab/mengajukan pertanyaan
26 pekerjaanmu baik sekali, saya senang dgn pekerjaanmu, lihat lagi, pikir lagi, dsb
B Penguatan Non Verbal, berupa/dengan cara :
27 senyuman, anggukan, pandangan yang ramah, atau gerakan badan
28 mendekati.
29 sentuhan
30 kegiatan yang menyenangkan
31 memberikan hadiah yang relevan dan rasional
V. Menutup Pembelajaran
32 Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat
33 Kemampuan menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa
34 Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan
35 Kemampuan melakukan evaluasi beberapa aspek dengan berbagai teknik
JUMLAH SKOR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR LENGKAP (UNTUK 35 ITEM)
SKOR RATA-RATA (JML SKOR TOTAL/JML ITEM)
Komentar/Saran : ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Catatan : Skor : 1= Kurang, 2 = Cukup, 3 = baik, 4 = Amat Baik


Observer ,

(……………………………………….)

Dalam kegiatan peer teaching pada diklat PLPG guru-guru yang ingin
mendapatkan sertifikat guru profesional, digunakan format IPKG-2 (Instrumen
Penilaian Kinerja Guru-2) untuk penilaian kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Format tersebut juga dapat digunakan dalam latihan
peer teaching dengan teman sebaya

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 229


INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG) 2
(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

Nama Praktikan : …………………………………………………Hr/Tgl : …………………………..


Materi : ………………………………………………….Kelas : ………………………….

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I Pra pembelajaran
1 Kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2 Memeriksa kesiapan siswa
II Membuka pelajaran
3 Melakukan kegiatan apersepsi
4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A Penguasaan materi pelajaran
5 Menunjukkan penguasaan materi pelajaran
6 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan yg relevan
7 Mengintegrasikan kerja ilmiah dalam pembelajaran
8 Mengintegrasikan keterampilan dasar laboratorium*)
B Pendekatan/strategi pembelajaran
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
10 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
11 Menguasai kelas
12 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
13 Melaks. pembel. yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect)
14 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
C Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran
15 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran
16 Menghasilkan pesan yang menarik
17 Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanf. sumber belajar/media pembel.
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
18 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru,siswa, sumber belajar
19 Merespon positif partisipasi siswa
20 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
21 Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
22 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
E Penilaian proses dan hasil belajar
23 Memantau kemajuan belajar
24 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
F Penggunaan bahasa
25 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
26 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
27 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV Penutup
28 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
29 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
30 kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
JUMLAH SKOR IPKG 2 (UNTUK 30 ITEM)
SKOR RATA-RATA (JML SKOR TOTAL/JML ITEM)
Catatan : skor : 1= Kurang, 2 = Cukup, 3 = baik, 4 = Amat Baik
Observer ,

(……………………………………….)

Ringkasan

1. Dikenal ada 8 keterampilan dasar mengajar yang bersifat generik yang


sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu
keterampilan-ketrampilan:bertanya,memberi penguatan, mengadakan variasi
stimulus, menjelaskan,membuka dan menutup pelajaran, membimbing
diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan
perorangan.

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 230


2. Beberapa tujuan bertanya adalah :
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
c. Mendiagnosis faktor menghambat siswa belajar
d. Mengembangkan pembelajaran berpusat pada siswa
e. Mendorong siswa mengungkapkan pandangannya
f. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan
informasi
3. Syarat Pertanyaan Yang Baik
a. Pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat yang sederhana dan mudah
ditangkap oleh siswa.
b. Pertanyan diajukan secara klasikal terlebih dahulu, kemudian secara
individual.
c. Urutan menjawab pertanyaan janganlah tetap atau alpabetis.
d. Berikan giliran yang merata.
e. Kemukakan pertanyaan dengan nada yang enak dan raut muka yang manis
4. Komponen Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas
b. Pemberian acuan.
c. Pemusatan
d. Penyebaran Pertanyaan
e. Pemindahan giliran .
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pemberian tuntunan
5. Komponen Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
b. Mengatur urutan pertanyaan
c. Menggunakan pertanyaan pelacak .
d. Meningkatkan terjadinya interaksi
6. Prinsip Keterampilan Bertanya Lanjut .
a. Kehangatan dan keantusiasan.
b. Menyiapkan pertanyaan dengan baik.
c. Menilai pertanyaan siswa.
7. Fungsi Keterampilan Bertanya lanjut .
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi,
dan menilai informasi
b. Membentuk pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang
lengkap
c. Mengembangkan ide dan mengemukakannya kepada kelompok
d. Memberi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh sukses melebihi yang
biasa dicapai
8. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu Dihindari dalam Bertanya.
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
b. Mengulangi jawaban siswa

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 231


c. Menjawab pertanyaan sendiri
d. Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e. Pertanyaan ganda.
f. Menentukan siswa tertentu untuk menjawab,sebelum pertanyaan diajukan.
9. Penguatan dapat di artikan sebagai segala bentuk respons, baik bersifat verbal
ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan sebagai umpan balik (feed back)
bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
10. Penguatan verbal, diungkapkan lewat ucapan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
11. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan
badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan
(contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa
simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
12. Beberapa contoh penguatan verbal yang dilakukan guru dalam bentuk
ungkapan tanggapan terhadap jawaban/kinergja siswa adalah mengungkapkn
kata : ya, tept sekali, pintar kamu Budi, Ayo beri Applause buat Susi, Ya,
hampir tepat, coba pikirkan lagi, Kalian memang anak yang pintar, dan
sebagainya
13. Penguatan non verbal dapat dalam bentuk : mimik dan gerak badan,
mendekati, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan hati siswa, hadiah berupa
simbol atau benda
14. Prinsip Pemberian Penguatan, diantaranya : kehangatan dan keantusiasan,
kebermaknaan, menghindari respon negatif, memvariasikan bentuk penguatan
15. Beberapa Faktor yang dapat menumbuhkan rasa senang siswa untuk belajar
adalah : personaliti guru, mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam belajar,
bersifat terbuka dalam menilai siswa.
16. Variasi stimulus dalam dalam kontek proses pembelajaran, dapat dipandang
sebagai perubahan bentuk ransangan, perlakuan yang dilakukan guru dalam
pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan, sehingga, situasi belajar siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
17. Variasi stimulus dapat di kelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu :
a. Variasi dalam gaya mengajar guru
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
18. Pengertian menjelaskan dalam kegiatan belajar-mengajar, berarti
mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara
sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa peserta didik.
19. Beberapa tujuan dari kegiatan menjelaskan diantaranya adalah untuk:
a. membimbing siswa agar memahami berbagai konsep, hukum, prinsip,
atau prosedur yng dibahas

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 232


b. membimbing siswa menjawab pertanyaan : mengapa, dan bagaimana ”
secara bernalar,
c. melibatkan siswa untuk berpikir,
d. mendapatkan balikan tentang pemahaman siswa, serta
e. menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.
20. Keterampilan menjelaskan dibedakan atas 2 komponen, yaitu :
a. Komponen merencanakan penjelasan
b. Komponen menyajikan penjelasan.
21. Hal-hal perlu diperhatikan dalam mnerapkan keterampilan menjelaskan
adalah
a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran
sesuai dengan keperluan.
b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
c. Materi yang dijelaskan harus bermakna.
d. Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
siswa
22. Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran
(closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
atau kegiatan belajar mengajar.
23. Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran diantaranya adalah untuk
a. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa ,
b. mengkondisikan agar siswa memahami batas tugasnya,
c. membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan,
dan
d. membantu siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
24. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran, mencakup:
a. Menarik perhatian siswa/mahasiswa dengan berbagai cara,
b. Menimbulkan motivasi dengan: kehangatan dan keantusiasan, menim-
bulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan
memperhatikan minat siswa/mahasiswa.
c. Memberikan acuan dengan cara: mengemukakan tujuan dan batas-batas
tugas,menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan.
d. Membuat kaitan, dengan cara: mengajukan pertanyaan appersepsi
ataumerangkum pelajaran yang lalu.
25. Komponen-komponen menutup pelajaran, mencakup hal-hal berikut:
a. Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 233


b. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa/mahasiswa, dengan meminta
mereka:mendemonstrasikan keterampilan,menerapkan ide baru pada
situasi lain, mengekspresikan pendapat sendiri dan memberikan soal-soal
tertulis.
c. Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang
sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.

Tugas Terstruktur

Terapkanlah semua keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas pada


bab ini bersama teman teman mu dengan langkah-langkah sebaai berikut :
1. Jadikan semua anggota kelas menjadi 5 kelompok(sesuai dengan jumlah
keterampilan mengajar yang dilatihkan). Setiap kelompok untuk 1
keterampilan dasar mengajar yang berbeda.
2. Sepakati satu topik materi pelajaran yang akan disajikan untuk setiap
kelompok dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar.
3. Lakukan pergantian peran antara sesama anggota kelompok sebagai guru
model dan sebagai observer dalam menerapkan setiap keterampilan dasar
mengajar.
4. Gunakan contoh format yang diberikan pada setiap akhir membahas
keterampilan dasar mengajar untuk digunakan observer menilai penguasaan
keterampilan dasar mengajar yang diterapkan oleh teman anda yang berperan
sebagai guru model. (rentang skor nilai 1 – 4)
5. Usahakan menggunakan semua format yang diberikan (7 set) sehingga anda
menguasai semua keterampilan dasar mengajar
6. Apabila dari skor yang diperoleh penguasaan anda berada pada posisi kurang
atau cukup, usahakan untuk mengulangnya kembali.
7. Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap keterampilan dasar mengajar
gunakan rubrik penskoran rata sebagai berikut :

Rubrik Penskoran

Bila rata rata skor : antara 1,0– 1,5 : tingkat penguasaan kurang
antara 1,6 – 2,5 : tingkat penguasaan cukup
antara 2,6 – 3,5 : tingkat penguasaan baik
antara 3,6 – 4,0 : tingkat penguasaan sangat baik

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Ukurlah tingkat penguasaan setiap keterampilan dasar mengajar yang telah anda
praktekkan dalam peran sebagai guru model berdasarkan penilaian dari teman

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 234


anda yang ditunjuk sebagai observer. Apabila skor rata-rata anda berada pada
angka :
≥ 2,6 berarti berada dalam kategori baik, maka anda dapat meneruskan untuk
menerapkan ketetampilan dasar mengajar berikutnya.
< 2,6 berarti berada dalam kategori kurang , maka anda harus mengulanginya
lagi sebelum menerapkan keterampilan dasar berikutnya

Daftar Pustaka
Anderson, Lorin W, Krathwohl, David R, Airasian, Peter W, et.al. (2001). A
Taxonomy forLearning, Teaching and Assessslngr I Reyislon of Bloom's
Taxonomy afEducational Objective Abridged Edition.New Yok :
Addison Wesley Longman, lnc.

Brown, George (1991). Pengajaran Mikro: Program Keterampilan Mengala


(Terjemahan LaurensKaluge). Surabaya: Airlangga.

Darling-Hammond, Linda (1977).The Right at Lean: A Blueprint for Creating


Schools That Work.San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Gagne, Roberi M,4. and Leslie J Briggs ( 1979).Principles of instructional design


New York: Holt.Rinehart and Winston.

Gilbert Highet (1978). The Art of Teaching.New York: VintageBooks

Reigeluth. Charles M. ('1999) Instructlonal design theories and models: a new


paradigm of instructioal theory. New Jersey: Lawrence Erlbaum Asso-
ciates Publ.

Suwarna (2012Keterampilan Dasar Mengajar. Yooyakarta: LPPMP-UNY

Bab 10. “Penerapan Berbagai Keterampilan Dasar Mengajar “ 235

Anda mungkin juga menyukai