Anda di halaman 1dari 13

(https://lpm.amikompurwok
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu - Universitas Amikom Purwokerto (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/)
- Artikel (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/category/artikel/) - KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 

Oleh: Arif Mu'amar Wahid(https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/author/arifmuamar/)


 Terbit: 5 Januari 2022(https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/2022/01/05/)
 No Comments(https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/keterampilan-dasar-mengajar/#respond)
 Kategori: Artikel (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/category/artikel/)

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Bab ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar yang merupakan komponen
fundamental dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. adapun yang dibahas meliputi
keterampilan dasar mengajar dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pelajar, komponen-komponen
dari 8 jenis keterampilan dasar mengajar, dan bagaimana cara menggunakan keterampilan dasar mengajar dalam
kegiatan belajar-mengajar.
2. Kemampuan akhir yang diharapkan
Kemampuan akhir yang diharapkan dari bab ini adalah dosen mampu menjelaskan peranan keterampilan dasar
mengajar dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar dan menjelaskan komponen-komponen dari
8 jenis keterampilan dasar mengajar juga diharapkan dapat dikuasai oleh para dosen sehingga dapat menerapkan
keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Penyajian
1. Pengertian
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat
menguasainya. penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran
secara lebih efektif. keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai
oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. dengan pemahaman dan
kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
2. Delapan keterampilan dasar mengajar
1. Keterampilan bertanya
Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat optimal dalam pembelajaran, di samping
dapat mengecek pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas. keterlibatan ini akan mampu
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. perlu
dikatakan bahwa dalam konteks ini yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua pertanyaan dosen yang
dikatakan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua pertanyaan dosen yang
meminta respon dari mahasiswa. dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk
ke dalam jenis pertanyaan.
Rasional perlunya keterampilan bertanya
Setidaknya terdapat 4 alasan mengapa dosen perlu
menguasai keterampilan bertanya, yaitu :
(https://lpm.amikompurwok
Pertama, pada umumnya dosen masih cenderung memodifikasi kelas dengan metode ceramahnya. dosen masih
beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan mahasiswa adalah penerima informasi. oleh karena itu,
mahasiswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan dan keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang

menimbulkan keraguannya. dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh dosen, dapat mendorong mahasiswa
menjadi lebih aktif, kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan mahasiswa dapat berfungsi sebagai sumber
informasi.
Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat yang tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan
anak untuk bertanya tidak tersalurkan. situasi seperti ini berpengaruh dalam kelas. kesempatan bertanya yang
diberikan oleh dosen tidak banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, sedangkan dosen tidak berusaha untuk
menggugah keinginan mahasiswa untuk bertanya.
Ketiga, penerapan pendekatan yang berpusat pada kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan mahasiswa secara
mental intelektual. salah satu ciri dari pendekatan ini yaitu adanya keberanian mahasiswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. hal ini hanya mungkin terjadi jika dosen sendiri
menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan dosen hanya berfungsi untuk menguji pemahaman
siswa.
Fungsi pertanyaan 
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan, kedua belas fungsi tersebut antara lain : 
1. Membangkitkan minat dan keingintahuan mahasiswa tentang suatu topik
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
3. Menggalakkan penerapan belajar aktif
4. Merangsang mahasiswa memberikan pertanyaan sendiri
5. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal
6. Mendiagnosis kesulitan belajar mahasiswa
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua mahasiswa harus terlibat secara aktif dalam
pembelajaran
8. Menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang
diberikan
9. Melibatkan mahasiswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses
berpikir
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pernyataan guru.
11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran.
Pembagian keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
a. Keterampilan bertanya dasar, terdiri dari komponen-komponen berikut :
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.
2. Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum mengajukan pertanyaan. informasi ini diperlukan
sebagai pedoman untuk menjawab pertanyaan.
3. Pemusatan perhatian, yaitu memfokuskan perhatian mahasiswa pada pokok masalah sesuai dengan
pertanyaan.
4. Pemindahan gilirannya. satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh beberapa mahasiswa, sehingga
semua aktif memikirkan pertanyaan yang diberikan.
5. Penyebaran berarti penyebaran giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen. dosen
(https://lpm.amikompurwok
mengajukan pertanyaan kepada seluruh mahasiswa kemudian menyebarkan pertanyaan secara acak sehingga
semua mahasiswa siap untuk mendapat giliran. dengan kata lain pertanyaan yang diajukan dosen, hendaknya
diajukan ke seluruh kelas, bukan kepada mahasiswa tertentu.

6. Pemberian waktu berpikir. setelah mengajukan pertanyaan, dosen hendaknya memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berpikir, sebelum meminta jawaban.
7. Pemberian tuntutan. tuntunan dapat diberikan dengan cara : 1) Mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain
2) Menyederhanakan pertanyaan, dan 3) Mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya.
b. Keterampilan bertanya lanjut, dikembangkan berdasarkan penguasaan 
keterampilan bertanya besar. hal ini mengandung makna bahwa ketika menerapkan keterampilan bertanya lanjut
dosen juga menggunakan keterampilan bertanya dasar. Adapun komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut :
1. Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkatan yang paling rendah ke-
tingkat yang lebih tinggi seperti memahami, menerapkan, menganalisis dan mensintesis, mengevaluasi, dan
mengkreasi.
2. Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai dari yang sederhana sampai kepada pertanyaan yang kompleks.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak dapat dengan berbagai teknik seperti klarifikasi, meminta mahasiswa
memberi alasan atas jawabannya, meminta kesepakatan dari mahasiswa lain atas suatu pandangan.
4. Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental
intelektual siswa secara maksimal.
Apabila dosen mampu menguasai keterampilan diatas, maka ia akan mampu bertanya secara efektif sehingga akan
terlaksana pembelajaran yang aktif dan efektif.
2. Keterampilan memberi penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. keterampilan memberikan penguatan sangat diperlukan karena merupakan dorongan bagi
mahasiswa untuk penampilannya serta dapat meningkatkan perhatian.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan adalah untuk :
1. Meningkatkan perhatian siswa.
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
3. Memudahkan siswa belajar
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku posesif 
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
6. Memelihara iklim kelas yang kondusif.
Komponen keterampilan memberi penguatan
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk penguatan verbal dan penguatan non verbal. komponen-komponen
keterampilan memberikan penguatan yang harus dikembangkan oleh dosen adalah sebagai berikut :
a) Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran, namun sering
g p p g y g g g p j , g
diabaikan. penguatan jenis ini dapat diberikan dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan
yang dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan mahasiswa. apresiasi tersebut dapat berupa kata, frasa,
kalimat, ataupun penjelasan secara lisan.
b) Penguatan non verbal
Berbagai cara digunakan untuk memberi penguatan non verbal antara lain sebagai berikut : 
1. Mimik dan gerakan badan  (https://lpm.amikompurwok
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, anggukan, tepukan tangan, atau acuan ibu jari dapat dijadikan sarana
menyampaikan pesan tentang penerimaan dosen atas respon mahasiswa, yang akan menjadi penguatan yang sangat
berarti. 
2. Gerak mendekati 
Melangkah mendekati siswa, berdiri disamping mahasiswa atau kelompok mahasiswa, dalam situasi yang lain duduk
diantara mahasiswa atau kelompok mahasiswa merupakan berbagai cara dalam memberikan penguatan melalui
gerak mendekati. tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan
mahasiswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada mereka. 
3. Sentuhan
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu atau pundak, menjabat tangan atau mengangkat tangan mahasiswa jika
dilakukan dengan tepat dapat merupakan penguatan yang efektif.
4. Kegiatan yang menyenangkan
Pada dasarnya mahasiswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi. oleh karena itu, kegiatan yang disenangi
mahasiswa dapat digunakan sebagai penguatan.
5. Pemberian token (simbol atau benda)
Dalam situasi tertentu, penguatan dapat pula diberikan dalam bentuk simbol atau benda tertentu. simbol dapat
berupa tanda bintang, komentar tertulis pada buku mahasiswa, berbagai tanda warna tertentu.  sementara itu, benda
yang digunakan sebagai penguatan dapat berupa benda-benda kecil yang harganya tidak terlalu mahal, tetapi berarti
bagi mahasiswa atau buku. misalnya, kartu bergambar, pensil atau buku tulis, pin dan lain-lain.
c) Penguatan tak penuh
Selain kedua jenis penguatan diatas, ada satu cara pemberian penguatan yang disebut dengan penguatan tak penuh.
sesuai dengan penguatan tak penuh. sesuai dengan namanya, penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban atau
respons mahasiswa yang hanya sebagian benar, sedangkan bagian lainnya masih perlu diperbaiki. untuk itu dosen
berkata: “Bagian pertama dari jawaban anda sudah benar, tetapi alasan yang saudara berikan belum tepat”.
Selanjutnya dosen meminta mahasiswa lain untuk memperbaiki jawaban yang belum tepat tersebut. dengan demikian
mahasiswa mendapatkan balikan atas jawabannya sehingga dapat menjadi penguatan yang bermakna.
Dalam memberikan penguatan, dosen perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias, Kehangatan dan antusiasme dapat ditunjukkan
dengan berbagai cara, misalnya dengan muka/wajah berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh
dengan perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-
sungguh. sebaliknya, penguatan yang diberikan dengan suara lesu, sikap acuh tak acuh, wajah yang murung,
tidak akan ada dampak positif bagi mahasiswa, bahkan hanya akan menimbulkan kesan negatif bagi mereka.
2. Penguatan yang diberikan harus bermakna, Penguatan yang diberikan harus bermakna, artinya, mahasiswa
k j di t d t k i k tk il k b lik dib ik l h d
akan menjadi terdorong untuk meningkatkan penampilannya, karena balikan yang diberikan oleh dosen.
3. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban mahasiswa, Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan,
hinaan, hukuman atau ejekan merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang kondusif
dan kepribadian mahasiswa. oleh karena itu, dosen hendaknya menghindari segala jenis respon negatif
tersebut. Sasaran penguatan harus jelas, misalnya penguatan kepada siswa tertentu, “Ali, jawabanmu tepat
sekali”. Contoh, penguatan kepada kelompok mahasiswa secara utuh, “Wah, keterlibatan kelas ini dapat
menjadikan contoh bagi yang lain”. singkat kata, setiap penguatan yang diberikan oleh dosen harus jelas
sasarannya, apakah ditujukan kepada pribadi tertentu, kepada kelompok kecil mahasiswa atau kepada
keseluruhan. (https://lpm.amikompurwok
4. Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang baik ditunjukkan. Agar
dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang penguatan haruslah diberikan segera setelah
siswa menunjukkan respons yang ditunjukkan dengan ada waktu tunggu antara respons yang ditunjukkan 
dengan penguatan yang diberikan, supaya jelas sasaran penguatan-nya.
5. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi. Pemberian penguatan sebaiknya dilakukan secara
bervariasi agar dampak positifnya tinggi serta menghindari kejenuhan. penguatan verbal dengan kata-kata
yang sama dan terus-menerus akan kehilangan makna hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa. Demikian juga
penguatan non verbal yang dilakukan secara terus-menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-
apa, bahkan mungkin akan menimbulkan respons negatif, misalnya menjadi bahan tertawaan. oleh karena itu,
variasi dalam memberikan pengetahuan menjadi penting.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi para mahasiswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. variasi adalah keanekaan yang membuat
sesuatu tidak menonton. variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja
diciptakan/dibuat.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk hal-hal sebagai berikut :
1. menghilangkan kebosanan dalam belajar
2. meningkatkan motivasi dalam mempelajari sesuatu
3. mengembangkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru.
4. meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar, Yang dapat divariasikan berkaitan dengan gaya mengajar, yang ialah sebagai berikut :
1. Variasi suara, suara dosen dapat dijadikan merupakan faktor yang sangat penting di dalam kelas karena
sebagian besar kegiatan kelas bersumber dari hal-hal yang disampaikannya secara lisan. oleh sebab itu dalam
mengelola kelas dosen perlu melakukan berbagai cara untuk menghasilkan suara yang bervariasi, misalnya
suara yang direkam.
2. Pemusatan perhatian, yaitu dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau
gerakan seperlunya misalnya, dosen mengucapkan, “Jangan lupakan ini!”, sambil menggaris bawahi kata-kata
yang dimaksud.
3. Kesenyapan, yaitu diam sejenak sambil memberi kesempatan untuk mengendapkan materi yang dipelajari,
atau untuk menghentikan keramaian kelas.
4. Mengadakan kontak pandang, merupakan salah satu cara dalam mengelola pembelajaran dengan berbagai
tujuan antara lain mengecek pemahaman siswa atau memberi perhatian khusus, membangun keakraban
hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
5. Variasi gerakan badan dan mimik, merupakan alat komunikasi yang efektif yang dapat mengkomunikasikan
pesan secara lebih efektif dibandingkan dengan ucapan yang bertele-tele.
6. Perubahan dalam posisi dosen, harus dilakukan dengan tujuan tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-
buat.
2. Variasi dalam penguatan media dan bahan pelajaran,
Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor yang penting dalam proses kegiatan pembelajaran. alat bantu
pelajaran dapat dikreasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera para mahasiswa. sebagaimana
diketahui ada mahasiswa yang lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, melihat, meraba, mencium, atau
diberi kesempatan untuk memanipulasi media/alat bantu yang digunakan, sesuai dengan variasi tersebut maka
variasi penggunaan alat bantu pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat, Contohnya : gambar-gambar, ukiran, peta, globe, dan
semua alat yang dapat dilihat manusia
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar, Contohnya : rekaman suara(https://lpm.amikompurwok
bintang, rekaman pidato,
rekaman nyanyian, rekaman kuis atau ujian listening, radio, dll. 
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan dimanipulasi, Contohnya : biji-bijian, binatang kecil
yang hidup, patung, alat mainan, alat-alat laboratorium, globe, dll. 
3  Variasi variasi dalam pola interaksi dan kegiatan, 
Variasi yang dilakukan hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancer, dan logis, sehingga tidak mengganggu alur
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Prinsip penggunaan
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif, dosen perlu memperhatikan hal-hal berikut ini : 
Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
karakteristik kemampuan mahasiswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan
kemampuan guru menciptakan variasi tersebut
Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu terjadinya kegiatan
pembelajaran.
Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak merusak suasana kelas dan
tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran
Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik perlu dirancang
secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran. selain itu, perubahan komponen keterampilan
mengadakan variasi dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan balikan yang
diterima 
4. Keterampilan Menjelaskan
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam
tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dapat dengan mudah dipahami mahasiswa.
Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu menjadi jelas”. dalam kegiatan makna
pengkajian makna secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan memiliki gambaran yang jelas tentang
hubungan informasi yang satu dengan informasi lainnya. Misalnya hubungan informasi baru dengan lama, hubungan
sebab akibat, hubungan antara teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
1. Membimbing mahasiswa untuk memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
2. Membimbing mahasiswa untuk menjawab pertanyaan secara bernalar.
3. Melibatkan mahasiswa untuk berfikir.
4. Mendapatkan balikan mengenai pemahaman mahasiswa.
5. Menolong mahasiswa menghayati berbagai proses penalaran.
Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan menjelaskan akan memungkinkan dosen untuk :
1. Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi
mahasiswa.
2. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
3. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber.
4. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar.
5. Menggunakan waktu secara efektif. (https://lpm.amikompurwok
Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen, yaitu :
1. Komponen merencanakan penjelasan 
a. Isi pesan yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh
b. Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan.
2. Komponen menyajikan penjelasan
a. Penjelasan
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif
c. Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting.
d. Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik mahasiswa atau mengajukan pertanyaan.
Prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan 
Penjelasan memberikan penjelasan, dosen perlu memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (dosen) dengan yang mendengarkan (mahasiswa) dan bahan
dijelaskan (materi).
2. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir, pelajaran, tergantung dari munculnya kebutuhan akan
penjelasan.
3. Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran.
4. Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana dosen atau bila dibutuhkan akan sesuatu penjelasan muncul
dari mahasiswa.
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Kegiatan ini dilakukan dosen untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri mahasiswa. dan
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah : 
1. Membangkitkan motivasi dan perhatian
2. Membantu mahasiswa memahami batas tugasnya
3. Membantu mahasiswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan
4. Membantu mahasiswa mengetahui tingkat keberhasilan.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar-mengajar yang penggunaanya sering
diperlakukan. ciri-ciri kelompok kecil adalah :
a) Melibatkan 3-9 orang peserta
b) Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota dapat berkomunikasi langsung
dengan anggota lainnya,
c) Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota lainnya, (https://lpm.amikompurwok
d) Berlangsung menurut proses yang sistematis.
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut : 
A. Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara :
Merumuskan tujuan diskusi
Merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan
Menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan
Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu
B. Memperjelas masalah atau urutan pendapat, dengan cara :
Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta,
Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain, atau
Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi 
C. Menganalisis pandangan mahasiswa, dengan cara :
Meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat, dan
Memperjelas hal-hal disepakati dan yang tidak disepakati
D. Meningkatkan urunan mahasiswa, dengan cara :
Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berfikir,
Memberi contoh pada saat yang tepat,
Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat,
Memberi waktu untuk berfikir, dan
Mendengarkan dengan penuh perhatian.
E. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara :
Memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi, 
Memberi kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi,
Mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan, 
Mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya, serta
Meminta pendapat mahasiswa jika terjadi jalan bantu.
F. Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara :
Merangkum hasil diskusi
Memberikan gambaran tindak lanjut, atau
Mengajak para mahasiswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi :
1) Berlangsung dalam iklim terbuka
2) Didahului oleh perencanaan yang matang, yang mencangkup :
1. Topik yang sesuai
2. Persiapan/pemberian informasi pendahuluan
p /p p
3. Menyiapkan diri sebagai pemimpin diskusi
4. Pembentukan kelompok diskusi serta,
5. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.
7. Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar yang serasi dan efektif.
Dosen perlu menguasai keterampilan ini agar dapat : (https://lpm.amikompurwok
1. Mendorong mahasiswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai
dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung,

2. Menyadari kebutuhan mahasiswa, serta
3. Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku mahasiswa.
Komponen keterampilan ini meliputi :
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon dosen terhadap respon negatif mahasiswa yang berkelanjutan. untuk
mengatasi hal tersebut, terdapat 3 strategi yaitu :
1. Modifikasi tingkah laku
1. Mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan,
2. Meningkatkan munculnya tingkah laku siswa/mahasiswa yang baik dengan memberikan penguatan, dan
3. Mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.
2. Pengelolaan/proses kelompok
Dua hal yang perlu dilakukan dosen adalah :
1. Memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta
prosedur kerja serta,
2. Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan memulihkan semangat, menangani konflik yang
timbul, serta memperkecil masalah yang timbul.
3. Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Ada berbagai teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan hakikat tersebut, yaitu :
1. Pengabaian yang direncanakan
2. Campur tangan dengan isyarat
3. Mengawasi dari dekat
4. Mengakui perasaan negatif mahasiswa
5. Mendorong kesadaran mahasiswa untuk mengungkapkan perasaannya
6. Menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu
7. Menyusun kembali program belajar
8. Menghilangkan ketegangan dengan humor
9. Menghilangkan penyebab gangguan
10. Pengekangan secara fisik, dan
11. Pengasingan.
Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip berikut :
1Kh t d k t i dl j d t i t k ikli k l k
1. Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2. Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang mahasiswa untuk berpikir.
3. Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4. Keluwesan dosen dalam pelaksanaan tugas
5. Penanaman disiplin diri sendiri
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual
Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual memungkinkan dosen mengelola kegiatan jenis ini
secara efektif dan efisien serta memainkan peranannya sebagai : (https://lpm.amikompurwok
1.  Organisator kegiatan belajar-mengajar
2. Sumber informasi bagi mahasiswa
3. Pendorong bagi mahasiswa untuk belajar 
4. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi mahasiswa
5. Mendiagnosa dan pemberi bantuan kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhannya serta,
6. Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti lainnya.
Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh dosen dalam kaitan ini, yaitu :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Keterampilan mengorganisasikan
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Prinsip Penggunaan :
1. Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual, disesuaikan, dengan tujuan yang hendak dicapai,
kemampuan mahasiswa, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan dosen.
2. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan  individual. informasi umum
sebaiknya disampaikan secara klasikal.
3. Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman,
pemantapan, kesempatan, laporan, dan sebagainya.
4. Dosen perlu mengenal mahasiswa secara individu agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat.
5. Dalam kegiatan belajar individual, mahasiswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.
C. Penutup
 1. Rangkuman
1. Keterampilan dasar mengajar merupakan komponen fundamental dalam pembentukan kemampuan
profesional seorang pengajar.
2. Terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran,
yaitu keterampilan: bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan individual.
 2.  Evaluasi
1. Mengapa seorang dosen harus menguasai keterampilan dasar mengajar?
2. Bagaimana peran keterampilan dasar mengajar dalam pembentukan kemampuan profesional dosen?
3. Dari 8 keterampilan dasar tersebut, menurut saudara yang paling penting? mengapa?
 3.  Tindak Lanjut
Rancangan skenario pembelajaran untuk latihan keterampilan mengadakan variasi mengajar dan praktikkan.

Tentang Penulis
Arif Mu'amar Wahid
(https://arifmuamar.com)
Staf di LP3M sejak tahun 2017. Terlibat dalam berbagai aktivitas penjaminan
(https://arifmuamar.com) mutu. Memiliki minat di bidang pengembangan website dengan spesialisasi
CMS Wordpress.

Bagikan (https://lpm.amikompurwok

     

Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar *

Nama *

Email *

Situs Web

Kirim Komentar

Bagikan
Berita
Terbaru
LP3M Selenggarakan Rapat Koordinasi dengan UPM dan GKM (https://lpm.amikompurwok
(https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/lp3m-selenggarakan-rapat-koordinasi-dengan-upm-dan-gkm/)
Kamis, 21 Januari 2021 | 12:07
Perombakan Di Awal Tahun (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/perombakan-di-awal-tahun/) 
Senin, 11 Januari 2021 | 14:47
Staf LP3M Raih Anugerah Karyawan Terbaik (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/staf-lp3m-raih-
anugerah-karyawan-terbaik/)
Minggu, 4 Oktober 2020 | 14:27
Artikel
Terbaru
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN DALAM PEMBELAJARAN
(https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/rubrik-penilaian-keterampilan-dalam-pembelajaran/)
Selasa, 15 Februari 2022 | 14:22
PRAKTIK MENGAJAR MIKRO (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/praktik-mengajar-mikro/)
Selasa, 15 Februari 2022 | 11:13
ANALISIS BUTIR TES HASIL BELAJAR (https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/bab-v-analisis-butir-tes-
hasil-belajar/)
Selasa, 15 Februari 2022 | 10:39

Jalan Letjend. Pol. Soemarto, Purwokerto Utara, Banyumas. Kode Pos (https://g.page/univamikompurwokerto?

53123 share)
 lpm@amikompurwokerto.ac.id(mailto:lpm@amikompurwokerto.ac.id)
 (0281) 623321(tel:62281623321)
 085712910531(https://api.whatsapp.com/send?phone=6285712910531)
© LP3M Universitas Amikom Purwokerto 2017-2022.
Developed with by AMW. (https://arifmuamar.com)
 Back To Top (https://lpm.amikompurwok

Anda mungkin juga menyukai