Anda di halaman 1dari 13

DELAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU

Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan
perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat
mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Dalam
keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan keterampilan yang dapat
digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :

A. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar
yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami para peserta didik. Dengan definisi lain ketrampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

1. Prinsip-prinsip menjelaskan
2. Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik
3. Penjelasan harus diselingi tanya jawab
4. Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
5. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
6. Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
7. Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan.

1. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan :


1. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana,
terang dan jelas
2. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai
terlebih dahulu
3. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4. Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5. Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik
melalui pertanyaan-pertanyaan
B. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru
yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik. Ada yang mengatakan
bahwa berpikir itu sendiri adalah bertanya. Bertanya merupakan ucapan verbal
yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat
berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.
Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan
memberikan dampak positif.

Keterampilan bertanya bertujuan untuk :

1. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar


2. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban
5. Melatih peserta didik berfikir divergen
6. Mencapai tujuan belajar

Jenis-jenis pertanyaan

1. Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah


satu peserta didik
2. Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan
kepada seluruh kelas
3. Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4. Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
5. Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang
dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6. Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang
jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom yaitu: pertanyaan pengetahuan


(recall question atau knowledge question), pemahaman (conprehention question),
pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis (synthesis
question), dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).

Prinsip-prinsip bertanya

1. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu


berfikir kepada peserta didik
2. Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata
yang sederhana
3. Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
4. Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
5. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan
peserta didik
6. Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
7. Teknik-teknik dalam bertanya

Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan.Yang dimaksud dengan kehangatan dan


keantusiasan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak memojokkan siswa, mimic wajah
yang hangat dan tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit
senyuman, tidak mencibir atau memelototi siswa.

Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir.Salah satu kelemahan guru
yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban yang
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya, guru sering menjawab sendiri
pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan tersebut sama sekali
tidak mempunyai makna untuk membelajarkan siswa. Biarkan siswa mencari,
enduga, dan mengeksplorasikan untuk menemukan jawaban sesuai
kemampuannya.
Atur lalu lintas bertanya jawab.Sering terjadi di sekolah ketika guru bertanya, secara
bersama-sama siswa menjawab serempak sehingga sulit menangkap makna
jawaban yang diberikan. Sebaiknya guru dapat mengatur proses tanya jawab,
artinya setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang
pantas memberikan jawaban, dan yang lain menyimak dan memberikan komentar.

Hindari pertanyaan ganda.Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang


mengharapkann beberapa jawaban sekaligus. Pertanyaan semacam ini akan
membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu proses berpikir siswa karena
tidak focus terhadap arah pertanyaan yang diajukan.

Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan


keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah: pengungkapan pertanyaan secara
jelas dan singakat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran,
pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.

Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan


bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan
berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif
sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-
komponen bertanya lanjut itu adalah: pengubahan susunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan
pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

C. Keterampilan Menggunakan Variasi


Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan
bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus
mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar mengajar
yang efektif.

Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk :

1. menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar


2. mempertahankan kondisi optimal belajar
3. meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4. memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
5. Jenis-jenis variasi
6. Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran

1) Penggunaan variasi suara (teacher voice)


2) Pemusatan perhatian (focusing)
3) Kebisuan guru (teacher silent)
4) Mengadakan kontak pandang (eye contact)
5) Gerak guru (teacher movement)

1. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran

Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti
menggunakan gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.
b. Variasi alat atau media yang bias didengar (auditif) seperti menggunakan radio,
music, deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.
c. Variasi alat atau bahan yangdapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik).
Yang termasuk ke dalam alat dan media ini adalah berbagai macam peragaan,
model, dan lain sebagainya.

2. Variasi dalam pola interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.


Kesalahan yang sering terjadi adalah guru hanya menggunakan pola interaksi satu
arah, yaitu guru ke siswa. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interaksi
dua interaksi dua arah, yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi
yang multiarah.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

a. Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat


b. Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
c. Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode,
dan karakteristik peserta didik.

D. Keterampilan Memberi Penguatan


Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respon terhadap
suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkah laku tersebut di saat yang lain.

1. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran


untuk :
a. Menimbulkan perhatian peserta didik
b. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
c. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
d. Merangsang peserta didik berfikir yang baik
e. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke
arah perilaku yang mendukung belajar.

Jenis-jenis penguatan

1. Penguatan verbal, adalah penguatan yang diungkan dengan


kata-kata, baik kata pujian dan penghargaan atau kata-kata
koreksi. Melalui kata itu siswa akan tersanjung dan berbesar
hati sehingga terdorong untuk lebih aktif belajar. Misalnya,
ketika diajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan
tepat, maka guru memuji siswa tersebut dengan menggunakan
kata: Bagus!, Tepat sekali, Wah, hebat kamu, dan lain
sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna,
guru berkata: Hampir tepat atau Seratus kurang lima
puluh, dan lain sebagainya. Apa yang diungkapkan guru
menunjukkan bahwa siswa masih perlu penyempurnaan.
2. Penguatan nonverbal, adalah penguatan yang diungkapkan
melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala
tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan
dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu,
penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan
tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan dengan melakukan
sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-
nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang
bagusatau dengan memberikan penguatan berupa tanda atau
benda

Prinsip-prinsip penguatan :

a. Dilakukan dengan hangat dan semangat.


b. Memberikan kesan positif kepada peserta didik.
c. Berdampak terhadap perilaku positif.
d. Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
e. Hindari penggunaan respon negatif.

E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Keterampilan membuka pelajaran (set induction) adalah usaha guru untuk
mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam
membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan
langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran (closure) adalah keterampilan guru dalam
mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat
menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan
tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

1. Tujuan membuka dan menutup pelajaran

Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan
dibicarakan, yang bisa dilakukan dengan:
a. Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
berguna untuk dirinya
b. Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya menggunakan alat
bantu
c. Melakukan interaksi yang menyenangkan

Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yang dapat dilakukan dengan:


a. Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa
dan berkomunikasi secara kekeluargaan
b. Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu
kasus yang sedang hangat dibicarakan
c. Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan
kebutuhan siswa.

Memberikan rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, dapat


dilakukan dengan:
a. Mengemukakan tujuan yang ingin dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
b. Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa
memahami apa yang harus dilakukan
c. Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran
berlangsung.

Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran,


dapat dilakukan dengan cara:
a. Merangkum arau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas,
sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-
pokok persoalan.
b. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi
yang diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut
c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman
baru tentang materi yang telah dipelajarinya
d. Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.Agar peserta didik
mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.

Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran


1. Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta
didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan
tujuan dan bahan yang akan disampaikan
2. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan
tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan
logis
3. Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan
menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh
peserta didik.

F. Keterampilan Mengelola Kelas


Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan
mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal dan mengembalikannya
manakala terjadi hal-hal yang dapat menggangu suasana pembelajaran.

Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta


didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
2. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang
dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga
bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan
dihindari
4. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
5. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan
peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual peserta didik dalam kelas.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas:

1. Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan


dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah
strategi mengajarnya
2. Kehangatan dan keantusiasan
3. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
4. Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang
menantang
5. Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar
memiliki disipin diri
6. Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan
menghindarkan konsentrasi pada hal negatif
7. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya


dengan cara :
1) Memusatkan perhatian
2) Menunjukkan sikap tanggap
3) Menegur
4) Membagi perhatian
5) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
6) Memberi penguatan

Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan


keterampilan dengan cara :
1) Pengelolaan kelompok
2) Modifikasi tingkah laku
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :

1. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan


2. Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3. Penyimpangan
4. Kesenyapan
5. Bertele-tele

G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja
sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep,
prinsip atau kelompok tertentu.

Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :

1. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan


2. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
3. Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4. Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil


:

1. Memperjelas permasalahan
2. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
3. Pemusatan perhatian
4. Menganalisa pandangan peserta didik
5. Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
6. Menutup diskusi

Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :

1. Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik


dan kebutuhan peserta didik
2. Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta
didik untuk memikirkan pemecahan masalah
3. Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
4. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak
ada kaitannya dengan topik pembicaraan
5. Membiarkan peserta didik tidak aktif
6. Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak
lanjut.

H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan
peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar
antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual
adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu
yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau
perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan


perorangan adalah :

1. Keterampilan dalam pendekatan pribadi


2. Keterampilan dalam mengorganisasi
3. Keterampilan dalam membimbing belajar
4. Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan


dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut
ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar
yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

1. Ketrampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa berpikir itu sendiri adalah bertanya. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang
merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya
memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang
baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari :
Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical
question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan
pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi
Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question),
pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation
question).

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika
menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab
pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus
menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses
belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang
menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan.
Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan
ketrampilan bertanya lanjut.

Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu


diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang
di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat,
Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu
berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan
bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan
berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif
sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-
komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan
pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2. Ketrampilan Memberikan Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal
ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik
(feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh
sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang
produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang
perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat
memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan
penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan,
penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau
benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus
memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respons yang negatif.

3. Ketrampilan Mengadakan Variasi


Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi
belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh
partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses
perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok
atau komponen, yaitu :
- Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru
(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).
- Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran
bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian,
yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain
adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids),
variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan
yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat
dan diraba (audio visual aids).
- Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi
pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta
untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan.

4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen
ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian
suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran


Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar
mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa,
menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan
atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan
menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Ketrampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka
perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan
bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3
8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.

Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan


di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam
mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan,
diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen
ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara
khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola
observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru
adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat
berjalan baik. Salah satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.

Anda mungkin juga menyukai