Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Studi etnobotani tanaman obat lokal suku Dayak Agabag sebagai bahan
baku obat merupakan karya ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang keanekaragaman jenis tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan
pemanfaatannya oleh suku Dayak Agabag serta mencari tahu bagaimana sikap dan
pengetahuan masyarakat Dayak Agabag tentang tanaman obat. Suku Dayak
merupakan salah satu suku asli Indonesia yang dapat dijumpai diseluh pelosok
Kalimantan, bahkan sampai ke Serawak, Sabah dan Brunei Darussalam. Sub-sub
suku Dayak mempunyai budaya dan adat istiadat yang berbeda satu sama lain.
Suku Dayak hidup dikawasan hutan yang didalamnya terdapat tumbuh-tumbuhan
yang berkhasiat sebagai obat (Yitno, 1991). Sampai sekarang masyarakat masih
menggunakan dan mempercayai tanaman obat dapat menyembuhkan beberapa
penyakit. Resep tanaman obat yang diturunkan dari nenek moyang tetap
dipertahankan dan bersikap tertutup pada orang luar yang ingin tahu mengenai
tanaman obat dan cara pengolahannya.
Masyarakat Dayak memperoleh tanaman obat dari hasil hutan dan sekitar
perkarangan rumah. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memberi
manfaat bagi manusia, baik ekologis maupun ekonomis (Mackinon dkk, 2000).
Penggunaan tumbuhan sebagai bahan baku obat-obatan sudah dilakukan oleh
manusia sejak dikenal proses berkebun (meramu) dan masih berlangsung hingga
kini. Penggunaan tumbuhan obat ini kerap digunakan oleh banyak orang karena
relatif memiliki efek samping yang kecil dan lebih murah dibandingkan dengan
obat-obatan kimia (Kumalasari, 2006). Pengetahuan masyarakat lokal tentang
tumbuhan obat semakin terancam punah dengan adanya proses modernisasi yang
menyebabkan maraknya penggunaan obat-obatan kimia sehingga masyarakat
beralih pada pengobatan modern.
Melihat keadaan tersebut maka perlu upaya pelestarian tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat yang didasarkan pada jenis tumbuhan yang digunakan dan
cara pemanfaatan tumbuhan tersebut oleh suku Dayak Agabag. Pengobatan
tradisional merupakan upaya penyembuhan terhadap penyakit yang dilakukan
berdasarkan kepercayaan turun temurun, baik dengan menggunakan bahan-bahan
dari alam dan dipercayai mempunyai khasiat dapat menyembuhkan maupun
melaui perantara seorang dukun yang diakui dapat menyembuhkan penyakit. Etnis
Dayak Agabag memiliki pengetahuan pengobatan tradisional dengan
menggunakan berbagai jenis tumbuhan.
Pengetahuan tersebut, umumnya dikuasai kaum tua dengan menggunakan
proses transfer pengetahuan secara lisan dari generasi ke generasi tanpa
pendokumentasian secara tertulis. Jika tidak dilakukan pendokumentasian,
dikhawatirkan pengetahuan pengobatan tradisional akan hilang, bahkan lebih
cepat dibandingkan dengan hilangnya jenis tumbuhan berkhasiat obat. Untuk
itulah peran ilmu etnobotani membantu dalam mengetahui pengobatan tradisional
dan jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, bagian tumbuhan yang digunakan dan

v
cara mengolahnya. Suku Dayak sebagai suku asli Kalimantan dengan kekayaan
keanekaragaman hayatinya juga didukung oleh potensi pengetahuan tradisional
yang dimiliki oleh berbagai etnis asli di Kalimantan. Kekayaan keanekaragaman
hayati ini memiliki keterikatan dengan budaya masyarakat setempat. Salah
satunya pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan
dalam pengobatan tradisional etnis local, terutama yang berada disekitar kawasan
hutan.
Namun generasi muda saat ini kurang termotivasi untuk menggali
pengetahuan dari kaum tua dan lambat laun mulai. Hal ini menjadikan warisan
tradisional akhirnya mengalami kepunahan (Nocahyati, 2012). Karena itu perlu
adanya konservasi tumbuhan obat untuk pengetahuan dan kesejahteraan
masyarakat setempat. Studi etnobotani bermanfaat ganda, karena selain
bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, dan perlindungan pengetahuan melalui
perlindungan jenis-jenis tumbuhan yang digunakan (Suryadarma, 2008).
Pengetahuan tentang tumbuhan berpotensi mengungkapkan sistem pengetahuan
tradisional dari suatu kelompok masyarakat atau etnik mengenai keanekaragaman
sumber daya hayati, konservasi dan budaya.
Selanjutnya, pengobatan tradisional merupakan upaya penyembuhan
terhadap penyakit yang dilakukan berdasarkan kepercayaan turun temurun dengan
menggunakan bahan alami yang tersedia dan diyakini mempunyai khasiat dapat
menyembuhkan. Selain itu, pengobatan ini juga melalui perantara seseorang yang
diakui mempunyai kekuatan tertentu didalam dirinya untuk menghilangkan
penyakit (Setiowati, 2010). Persepsi etnis Dayak Agabag terhadap penyakit ada
yang disebabkan oleh makanan dan karena perbuatan. Pengobatan dilakukan
melalui ramuan obat tradisional yakni terdiri dari campuran jenis bagian
tumbuhan. Masyarakat etnis Dayak Agabag mempertahankan tradisi pengobatan
tradisional yang sudah dipraktekkan nenek moyang mereka. Secara empiris
pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat sudah teruji sejak lama. Jauhnya akses
masyarakat dengan pelayanan kesehatan menjadikan pengobatan tradisional
dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat yang ada disekitar mereka masih
mendapat tempat pada etnis ini.
Traditional medicine is related to curing diseases based on trusted heredity
using natural resources available that are believed to have power in healing. On
the other hand, someone who admittedly has certain strength is believed to
eliminate the disease (Setiowati, 2010). There are two perception of pain concept
based on Dayak Agabag, first is caused by food and second is caused by other
people.
sound and its relation to the utilization of medicinal plants have
traditionally formed through socialization hereditary trusted and believed to be
true. Dayak ethnic perception Agabag against existing diseases caused by food

vi
and deeds. Treatment is done through traditional medicinal herbs, which consists
of a mixture of types of parts plants. Dayak Agabag maintains the tradition of
traditional medicine, which has been practiced by their ancestors. Utilization of
medicinal plants has been tested for long time. Away people's access to health
services make traditional medicine by utilizing medicinal plants that exist around
them still have a place in this ethnic.
Studi etnobotani dilakukan terhadap jenis-jenis tumbuhan obat dan bagian
yang digunakan dalam pengobatan tradisional karya ilmiah ini menggunakan
metode penilitian deskriptif dengan teknik wawancara langsung. Hasil wawancara
mengungkapkan bahwa terdapat 25 jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai
obat tradisional.

SUMMARY

Ethnobotanical study of local medicinal plants of Dayak Agabag as


medicine is aimed to obtain information about the diversity of plants and
medicinal use by the Dayak Agabag and find out how attitude and knowledge of
the Dayak Agabag in medicinal plants. Dayak is one of indigenous people of
Indonesia that inhabit in some remote areas of Kalimantan, even Sarawak, Sabah
and Brunei Darussalam. There are many kinds of Dayak that their culture and
customs are different each other. Most of Dayak live in the forest area where they
can find many plants for medicine (Yitno, 1991). Until now, people still use and
trust in medicinal plants in curing some diseases. The prescription from Dayak’s
ancestors are still maintained and being closed to outsiders who want to know
about medicinal plants and the method.
The Dayak obtain medicinal plants from forest and their yard. Forest is
one of the natural resources that provides benefits for humans ecologically and
economically (Mackinon et al, 2000) the use of plants as raw materials of drugs
have been done by humans since they know about gardening (gathering) and
continue until now. Many people often use medicinal plants because it has
relatively small effects and less expensive compared to chemical drugs
(Kumalasari, 2006). Local communities knowledge of chemical drugs
increasingly endangered medicinal plants through modernization that led to the
widespread use of chemical drugs so that people turn to the modern medicine.
This situation shows that medicinal plant conservation based on their use
by Dayak Agabag is important for traditional medicine. A traditional medicine is
an effort in curing diseases, either by using materials from nature or through a

vii
shaman who is purported to cure the disease. Dayak Agabag have knowledge of
traditional medicine with the use of various herbs.
Generally, the elders are more knowledgeable in medicinal plants, which
were obtained from the generation through informal training without written
documentations. If there is less or no documentation, it is possible for those
traditional medicine knowledge to disappear faster than the extinction of the
medicinal plants. Therefore, the role of ethnobotany is important in studying
traditional medicine and various potential of medicinal plants, such as specific
part of the plants and the traditional methodology in preparing the medicine.
Dayak as one of indigenous ethnic in Kalimantan along with their biodiversity are
also supported by traditional knowledge of other ethnics in Kalimantan. These
biodiversity are tied in the local culture. One of the local culture is the use of
various types of plants as traditional medicines of local ethnic, especially people
who are located close to the forest.
However, today's younger generations are less motivated in acquiring
information from the elders that results in the disappearance of the local
knowledge. Such conditions will result in the extinction of traditional heritage
gradually (Nocahyati, 2012). Therefore, medicinal plants conservation is
important for knowledge and local communities welfare. Ethnobotanical study has
doubled advantages, which are related to human benefits and conservation of
usage species (Suryadarma, 2008). Knowledge potential plants reveal the
traditional knowledge of communites or ethnic group on the diversity of
biological resources, conservation and culture.

Ethnobotany study conducted on the types of medicinal plants and parts


are used in traditional medicine using the scientific work penilitian descriptive
method with direct interview techniques. The results of the interviews revealed
that there are 25 species of medicinal plants used in traditional medicine.

viii

Anda mungkin juga menyukai