Anda di halaman 1dari 5

BAB II

Mengembangkan Model-Model Pertanyaan Dalam PAK

A. Model Pertanyaan
Model pertanyaan merukapan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
cara tepat untuk mendapatkan suatu penjelasan dalam berbagai macam aspek atau
bidang. Model pertanyaan memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan
penggunaan ataupun sesuai dengan keperluan. Dalam dunia pengajaran terdapat
banyak jenis model pertanyaan. Berikut model-model pertanyaan dalam dunia
pendidikan.

1. Pertanyaan Permintaan (Compliance Question)


Merupakan pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan
harapan agar peserta dapat mematuhi pertintah yang diucapkan. Oleh
karena itu, pertanyaan seperti ini tidak mengharapkan umpan balik berupa
jawaban lisan dari peserta didik, melainkan berupa tindakan atau reaksi
nyata perserta didik.

2. Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question)


Merupakan pertanyaan yang tidak menhendaki jawaban dari
peserta didik, melainkan untuk dijawab sendiri oleh guru atau dosen.
Pertanyaan jenis ini merupakan bagian dari retorika berbicara di saat
menjelaskan materi di dalam proses pembelajaran. Walaupun bisa
digantikan dengan ajaran serupa yang tidak mengandung pertanyaan,
pertanyaan retoris diyakini mampu memberikan kesan yang lebih
bertenaga sekaligus menghidupkan atmosfer dan gairah belajar peserta
didik.

3. Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)


Merupakan pertanyaan yang digunakan untuk menuntun proses
berpikir peserta didik, dengan harapan mereka (peserta didik) dapat
memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban
sebelumnya.

4. Pertanyaan Menggali (Phobing Question)


Merupakan pertanyaan yang diberikan untuk mendorong perserta
didik agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis
pertanyaan ini sangat penting untuk menstimulasi kecerdasan dan
kemampuan berpikir peserta didik.

5. Pertanyaan Pengetahuan (Knowledge Question)


Pertanyaan ini merupakan sebuah pertanyaan yang memiliki tingkat
kesulitan paling rendah diantara pertanyaan lainnya, hal ini dikarenakan
untuk menjawabnya, peserta diidk hanya perlu menggunakan atau
mengandalkan kemampuan mengingat fakta, realita, atau data. Jawaban
dari pertanyaan ini juga disebut Recall Question karena peserta didik
dikehendaki untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari atau
diperoleh dari pembelajaran sebelumnya, atau berdasarkan wawasan dan
pengalaman pribadi peserta didik. Pertanyaan pengetahuan dimulai dengan
kata:
- Apa
- Dimana
- Kapan
- Siapa
- Sebutkan
- Tuliskan.

6. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question)


Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan
pemahaman lebih sulit jika dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan.
Hal ini disebabkan oleh pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan
perserta didik untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatnya, tetapi
juga untuk memperjelas gagasan menggunakan kemampuan berpikirnya.
Pertanyaan pemahaman biasanya diawali dengan kata:
- Jelaskan
- Uraikan
- Bandingkan

7. Pertanyaan Aplikatif (Application Question)


Jenis pertanyaan ini digunakan agar peserta didik untuk
mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki setelah proses
pembelajaran berlangsung.

8. Pertanyaan Analisis (Analysis Question)


Jenis pertanyaan ini mengharapkan agar peserta didik dapat
menguraikan, menarik kesimpulan dari suatu argument atau
mengidentiifikasikan suatu konsep tertentu dalam proses pembelajaran.

9. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question)


Jenis pertanyaan ini menghendaki peserta didik untuk dapat
memberikan jawaban ringkasan dalam bentuk bagan dari suatu kajian
materi pembelajaran.

10. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question)


Jenis pertanyaan ini mengharapkan jawaban berupa penilaian atau
pendapat terhadap suatu rumor, isu, atau suatu topik pembahasan.

Dari beberapa penjelasan tentang pertanyaan diatas, keterampilan bertanya


dan menyusun pertanyaan (Questioning) merupakan salah satu keterampilan (Skill)
yang harus dikuasai bagi seorang guru atau dosen. Guru atau dosen dapat memilih
pertanyaan ringan untuk memancing peserta didik mengungkapkan isi pikirannya
di awal pembelajaran. Sedangkan di pertengahan atau akhir pembelajaran, guru
atau dosen dapaat menyelingi pertanyaan berbobot untuk mengajak peserta didik
berpikir secara ilmiah.

Pertanyaan-pertanyaan ringan pada dasarnya dapat diajukan secara lisan,


tetapi dalam sebuah kuis, ulangan harian, tengah semester, akhir semester, bahkan
ujian nasional, peranyaan berupa tulisan atau tekstual menjadi unsure pokok.
Terkhusus di dalam proses pembelajaran, para ahli mengakui bahwa melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan baik oleh guru/dosen kepada peserta didik,
tercipta tujuan positif sebagai berikut:
1. Dapat memaksimalkan hasrat partisipatif peserta didik di dalam proses
pembelajaran.
2. Dapat meningkatkan potensi peserta didik dalam menggali nilai-nilai
keilmuan di dalam dirinya.
3. Dapat membangkitkan rasa penasaran dan keingin-tahuan peserta didik.
4. Dapat meningkatkan kosentrasi pada masalah yang sedang dibahas
atau dipelajari.

B. Model Pertanyaan dalam Proses Pembelajaran

Model pertanyan merupakan hal yang umum digunakan oleh seorang guru
ketika ia menjelaskan atau menjabarkan materi pembelajaran. Model pertanyaan
berfungsi untuk mengacu dan memancing ketertaikan dan minat peserta didik
ketika mengikuti proses pembelajaran. Tetapi terkadang model-model yang
digunakan sangatlah bervariasi sehingga sangat sulit untuk menerapkan beberapa
macam pertanyaan dalam satu kali pertemuan pembelajaran. Guru-guru hanya
dapat memadukan 2 sampai 4 jenis model pertanyaan dalam sekali pertemuan.
Ketika kita bertanya “mengapa model pertanyaan diperlukan dalam proses
pembelajaran?”, ada beberapa pandangan yang terlintas dalam pemikiran penulis,
berikut beberapa alasan mengapa model pertanyaan diperlukan dalam proses
pembelajaran:
1. Model pertanyaan mempermudah dalam mengarahkan peserta didik
untuk berkonsentrasi.
Ketika dalam proses pembelajaran, banyak peserta didik tidak
dapat fokus dikarenakan faktor lingkungan dan juga suasana psikologi
peserta didik ketika mengikuti proses pembelajaran. Model pertanyaan
digunakan untuk membantu peserta didik berkonsentrasi dan fokus dalam
mengikuti proses pembelajaran. Contohnya ketika sedang diadakan proses
pembelajaran, guru memperhatikan seluruh keaadaan kelas dan ketika
mendapati ada peserta didik yang tidak fokus atau tidak dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik, maka guru akan melontarkan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi agar peserta didik dapat kembali mengikut
proses pembelajaran secara konsisten.
2. Model pertanyaan menciptakan relasi yang baik antara guru dan
peserta didik.
Pertanyaan merupakan hal yang penting ketika seorang guru
memberikan materi kepada peserta didik. Dengan menggunakan sebuah
pertanyaan, guru dapat memaksimalkan materi yang dijelaskan dan juga
mempermudah penguraian materi seusai dengan tingkat pemahaman
peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan dan diberikan
kepada peserta didik biasanya merupakan pertanyaan yang bersifat
memacu dan merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan efektif
sehingga membuat peserta didik terpancing untuk mengikuti alur
pembelajaran.
Pertanyaan merupakan sebuah penghubung yang baik dalam relasi
pembelajaran atara guru dan murid. Karena banyak situasi dalam proses
pembelajaran yang menggunakan pertanyaan sebagai alat untuk
membangun dan membentuk relasi antara guru dan murid. Dalam
penggunaannya, ada 2 macam pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan
tertutup. Pertanyaan terbuka merupaka pertanyaan yang memungkinkan
penjawab memberikan jawaban secara terbuka dan luas sedangkan
pertanyaan tertutup merukapan pertanyaan yang biasanya dapat dijawab
dengan jawaban ya atau tidak, atau dijawab dengan satu atau dia kata.

C. Cara Mengembangkan Model-Model Pertanyaan dalam PAK


Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK), banyak orang
yang terpaku dalam memberikan materi melalui pertanyaan yang bersifat
tertutup. Mengapa demikian? Karena kebanyakan pendidik takut untuk
menjelaskan materi yang diberikan dan takut tersesat dalam mengajar.
Mengapa tersesat? Karena dalam PAK kita harus dapat memahami arti dan
makna dalam materi yang diajarkan. Contohnya ketika seorang guru
menjelaskan makna dan arti dalam kitab Wahyu, kitab Wahyu merupakan
kitab yang paling sulit dipahami dan dimengerti dalam segala aspek. Maka
dari itu pendidik menggunakan pertanyaan tertutup untuk membatasi
perkembangan dan pembentukan pertanyaan yang bersifat membangun. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita sebagai pendidik dapat
mengembangkan model-model pertanyaan terkhususnya dalam pembelajaran
PAK, adapun caranya adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan materi yang matang sehingga dapat memberikan
penjelasan dan mengarahkan peserta didik untuk menciptakan sebuah
pola berpikir kritis yang memberikan pemahaman secara konkret.
2. Menggunakan pertanyaan terbuka sehingga memberikan kesempatan
untuk terjadinya pengembangan model-model pertanyaan atau
feedback dari pertanyaan yang diberikan.
3. Menggunakan metode bervarisai dalam penggunaan model pertanyaan
yang ada sehingga pembelajaran PAK menjadi terasa menyenangkan.
PAK merupakan barisan utama dalam proses pembelajaran Agama
Kristen. Maka dapat kita simpulkan bahwa PAK merupakan pembimbing
utama selain gereja. Proses pengembangan pola pertanyaan dalam proses
pembelajaran PAK sangatlah penting tetapi hal tersebut tergantung pada
pembimbingnya. Jika seorang guru dapat mengontrol dan mengendalikan
keadaan kelas dan peserta didik maka proses perkembangan model-model
pertanyaan dalam pembelajaran PAK akan menjadi lebih bervariatif.

Anda mungkin juga menyukai