Anda di halaman 1dari 8

B.

Tujuan, Tipe, Syarat-syarat, Komponen Bertanya Dasar


1. Tujuan Bertanya Dasar
Fungsi dan tujuan bertanya pada dasarnya sama yaitu meminta jawaban,
penjelasan atau informasi yang diperlukan terhadap sesuatu yang belum
diketahuinya. Dalam kontek pembelajaran kegiatan bertanya atau menyampaikan
pertanyaan untuk membuat siswa belajar. Oleh karena itu ”bertanya atau
menyampaikan pertanyaan” perlu dipelajari dan dilatih, agar menjadi terampil.
Dengan ketarmpilan bertanya maka pertanyaan yang disampaikan akan
merangsang siswa berfikir, mencari informasi atau berusaha untuk menjawabnya
(Soares, hlm. 123, 2013)
Sihotang & Simorangkir (2018) menuturkan tujuan dari kegiatan bertanya
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Agar memusatkan perhatian dan membangun motivasi peserta didik
terhadap masalah atau isu-isu pokok pembelajaran.
b. Agar membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong peserta
didik untuk mencari dan menggali sumber-sumber pembelajaran yang
lebih luas dan bervariasi.
c. Agar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mendemon-strasikan
pendapat atau pemahaman yang dibentuknya.
d. Agar terbiasa menanggapi pernyataan teman atau pernyataan/ pernyataan
guru.
e. Untuk menstrukturkan tugas-tugas dan kegiatan belajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
f. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, sebab pada
hakekatnya berpikir sendiri adalah bertanya.
g. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik secara penuh pada proses
pembelajaran yang diikutinya.
h. Untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik.
i. Untuk memberi kesempatan kepada peserta didik belajar berdiskusi.
Menurut Turney (dalam Kemenag et al., 2017) dijelaskan tujuan dan manfaat
bertanya dalam pembelajaran yaitu:
a. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
b. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
c. Menggalakkan penerapan belajar aktif.
d. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
e. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung
secara maksimal.
f. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
g. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
h. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan.
i. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses berpikir.
j. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau
pernyataan guru.
k. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
l. Menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa.
Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
yang didikuntinya
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir sendiri pada
dasarnya adalah bertanya
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong siswa untuk
mencari, menggali sumber-sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi.
4) Memusatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap masalah atau isu-isu pokok
pembelajaran
2. Tipe Pertanyaan
Tipe pertanyaan adalah berhubungan dengan bentuk atau model pertanyaan yang
yang diajukan. Penggunaan setiap tipe atau model pertanyaan yang disampaikan
tergantung pada beberapa pertimbangan, misalnya: a) pertimbangan tujuan yang
ingin dicapai, b) pertimbangan karaktersitik materi yang sedang dipelajari, dan c)
karaktersitik siswa.
Adapun tipe, model atau jenis pertanyaan tersebut pada umumnya digolongkan
kedalam beberapa tipe sebagai berikut:
1) Pertanyaan yang menuntut fakta-fakat; yaitu pertanyan, suruhan atau
pernyataan untuk mengungkap kembali ingatan siswa terhadap pengalaman atau
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya “Pemilihan umum tahun
berapa, yang memilih presiden langsung oleh rakyat ... ?
2) Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan; yaitu pertanyaan,
suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau melatih daya pikir siswa,
khususnya kemampuan berpikir analisis dan sintesis. Misalnya “Bandingkan
antara perjalanan dengan menggunakan kereta api dan Bis ?”.
3) Pertanyaan yang menutut kemampuan analisis; yaitu pertanyaan, suruhan atau
pernyataan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan atau daya nalar
secara terurai atau analisis. Misalnya “Apa yang menyebabkan terjadinya bencana
Tsunami”
4) Pertanyaan yang menutut kemampuan memperkirakan (judgment); yaitu
pertanyaan, suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau melatih
kemampuan meramalkan atau membuat perkiraan-perkiraan. Misalnya sambil
menunjuk buah pepaya “Berapa kg kah berat buah pepaya ini ?”
5) Pertanyaan yang menutut pengorganisasian; yaitu pertanyaan, suruhan atau
pernyataan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan berpikir secara
teratur,logis, sistematis dan komprehensif. Misalnya “Jelaskan bagaimana upaya
untuk menyelamatkan diri dari bencana alam gempa bumi ?”
6) Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya; yaitu pertanyaan,
suruhan atau pernyataan untuk memberikan penegasan atau meyakinkan tentang
sesuatu kepada siswa. Pertanyaan, suruhan atau pernyataan semacam ini
digolongkan kedalam jenis pertanyaan retorika yang tidak perlu mendapatkan
jawaban. Misalnya, setelah guru menjelaskan tentang cara-cara darurat untuk
menyelamatkan diri dari bahaya gempa bumi, kemudian guru bertanya “Apakah
perlu informasi ini diketahui pula oleh teman-taman kalian yang lain ?”
3. Syarat Pertanyaan
Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau
instrumen pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif dan dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan tersebut dapat mencapai
sasaran yang diharapkan, maka guru ketika mengembangkan jenis, model atau
bentuk pertanyaan harus memperhatikan kriteria sebagai berikut (Soares, 2013):
1) Bahasa yang jelas; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan disampaikan
dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah dsimengerti oleh pihak
yang ditanya
2) Waktu berpikir; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan yang diajukan, harus
memberikan waktu yang cukup untuk berpikir bagi siswa, sehingga dapat
menemukan dan menyampaikan jawabannya.
3) Pemerataan/pemindahan giliran (redirecting); yaitu pertanyaan, suruhan atau
pernyataan harus disampaikan secara adil dan merata kepada setiap siswa,
sehingga semua memiliki kesempatan yang sama.
4) Acak; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan sebaiknya diberikan secara
acak (tidak berurutan), agar perhatian siswa semuanya terpusat pada kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
5) Pemberian acuan (structuring); yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan yang
disampaikan harus membantu siswa dapat mengolah informasi pembelajaran dan
menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Untuk menemukan
jawaban yang tepat dan akurat sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, kadang-
kadang pertanyaannya itu sendiri harus disertai dengan acuan, agar siswa jelas dan
memahami maksud dan tujuan dari isi pertanyaan tersebut.
KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA
Komponen keterampilan bertanya 1. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan
tegas  pertanyaan singkat, padat.  pertanyaan mudah dipahami  pertanyaan
tidak menimbulkan multitafsir 2. Pertanyaan sesuai dengan tema pembelajaran 
tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas  perincian disampaikan
secara mendalam 3. Memusatkan perhatian peserta didik  menggiring peserta
didik untuk konsentrasi dan berpartisipasi  merangsang rasa ingin tahu peserta
didik 4. Pertanyaan tersebar ke seluruh peserta didik  semua peserta didik diberi
kesempatan bertanya  semua peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab 
menghindari monopoli seseorang atau beberapa peserta didik. 5. Pertanyaan
runtun berjenjang  mengajukan pertanyaan dari yang sederhana ke yang lebih
rumit/kompleks  mengajukan pertanyaan dari yang mudah ke yang lebih sulit 
mengajukan pertanyaan dari yang kongkrit ke yang abstrak 6. Menunjukkan sikap
antusias atas jawaban peserta didik  memberi pujian atas jawaban peserta didik:
betul, hebat, luar biasa, tepuk tangan, dan lain-lain.  meningkatkan komponen
berpikir peserta didik. 7. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk berpikir 
biarkan peserta didik berpikir sebelum menjawab pertanyaan.  merangsang
proses berpikir peserta didik. 8. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta
didik  mengkondisikan pertanyaan dari, oleh dan untuk peserta didik 
mengkondisikan peserta didik aktif menjawab, guru adalah penjawab terakhir, bila
pertanyaan tidak tbisa dijawab oleh peserta didik meskipun telah dituntun oleh
guru.  memberi kesempatan terjadinya ruang debat diantara para peserta didik
(Sihotang & Simorangkir, 2018)
Adapun komponen-komponen dalam keterampilan bertanya dasar menurut
(Eldarni,2017) adalah sebagai berikut:
a. Pertanyaan yang disampaikan singkat dan jelas
Dalam memberikan pertanyaan guru harus menyampaikannya secara singkat
dan jelas. Penyusunan kalimat harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan
materi, usia, dan tingkat perkembangan peserta didik. Guru harus mampu
menyadari bahwa ada perbedaan kalimat antara guru dengan peserta didik.
Oleh karena itu agar pemilihan kalimat dan kata-kata harus mudah dipahami
oleh peserta didik. Demikian pula pertanyaan yang panjang dan berbelit-belit
sulit diikuti peserta didik. Berikut perbandingan pertanyaan yang salah dan
benar pada materi “Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi”: Contoh
pertanyaan yang salah: “ Apa kemiskinan merupakan masalah ekonomi yang
utama?” Contoh pertanyaan yang benar: “Mengapa kemiskinan merupakan
masalah utama yang di hadapi pemerintah perbaikan ekonomi negara?”
b. Memberikan acuan
Terkadang guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi
informasi sebelum mengajukan pertanyaan. Pemberian acuan (structuring) ini
dimaksud agar peserta didik mengelolah informasi untuk menolong peserta
didik dalam mengarahkan pikiriannya pada topik yang sedang dibahas serta
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam memberika
acuan guru dapat melakukannya pada pemulaan pelajaran atau sewaktu-waktu
sementara pelajaran berlangsung.
Contoh pemberian acuan pada mata pelajaran Ekonomi materi Kebijakan
Pemerintah dalam Bidang Ekonomi: “Kita telah mengetahui bahwa
kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapai pemerintah
dibidang ekonomi, selanjutnya bagaimana upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mengurangi kemiskinan?”.
Contoh pemberian acuan pada mata pelajaran IPS terpadu materi Konflik
Sosial (Sosiologi): “Mencontek merupakan salah satu contoh dari konflik
sosial, nah bagaimana usaha kalian untuk menghilangkan budaya mencontek
dalam pembelajaran?” Contoh pemberian acuan pada mata pelajaran
Akuntansi materi Persamaan Dasar Akuntansi: “Sistem pencatatan akuntansi
yang baik apabila terdapat keseimbangan (balance) antara Aktiva (Harta)
dengan Passiva (Kewajiban + Modal). Jika perusahaan aktiva tidak seimbang
dengan passiva maka apa yang akan terjadi?” Contoh pemberian acuan pada
mata pelajaran Kewirausahaan: materi Perizinan Usaha: “Perizinan usaha
adalah alat instrumen untuk membina, mengarahkan, mengawasi dan
menerbitkan penerbitan usaha. Apa yang akan terjadi jika dalam mendirikan
usaha sebuah perusahaan tidak memiliki alat instrumen yang jelas?”
c. Terfokus dan terpusat
Ada dua macam pertanyaan berdasarkan batas lingkupannya, yaitu
pertanyaan dengan cakupan luas dan pertanyaan dengan cakupan sempit.
Kedua jenis pertanyaan ini dapat dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemakaian cakupan pertanyaan dilakukan berdasarkan pada tujuan
pembelajaran serta pokok diskusi yang sedang dibahas. Pada umumnya
pertanyaan yang terfokus pada cakupan yang luas, kemudian diikuti dengan
pertanyaan yang lebih khusus pada cakupan sempit, kemudian diikuti dengan
tujuan khusus diskusi.
Contoh: “Apa saja bentuk permasalahan pemerintah dibidang ekonomi?”.
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan luas, sebab batas rentangnya luas pula,
yaitu permasalahan pemerintah dalam bidang ekonomi yaitu: (1) kemiskinan;
(2) Inflasi; dan (3) Pengangguran dan lapangan kerja.
Pertanyaan ini dapat disusul dengan pertanyaan sempit seperti “diantara
permasalahan tersebut mana yang merupakan permasalahan utama yang
dihadapai oleh pemerintah dalam perbaikan ekonomi negara?” Pertanyaan ini
lebih sempit ruang lingkupnya, karena dari sekian banyak permasalah
pemerintah dalam bidang ekonomi guru memusatkan pertanyaan hanya
kepada permasalahan yang paling utama yang dihadapi. Dalam perbaikan
ekonomi negara, inilah nantinya yang menjadi pokok diskusi peserta didik.
d. Pemindahan Giliran
Pertanyaan dari guru terkadang biasanya dijawab oleh beberapa peserta didik,
terutama jika pertanyaan itu bersifat pertanyaan luas, karena jawaban siswa
belum tentu benar dan tepat. Dalam menggunakan teknik pemindahan giliran,
langkah awal yang harus dilakukan guru ialah memberikan pertanyaan
kepada seluruh peserta didik, kemudian pertanyaan tersebut dijawab oleh
beberapa peserta didik secara bergiliran. Dan akhirnya guru menyimpulkan
jawaban peserta didik tersebut.
Contoh: guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh peserta didik: “Apa saja
faktor-faktor produksi?” setelah pertanyaan disampaikan kemudian siswa A
menjawab pertanyaan guru, kemudian siswa B menambahkan jawaban dan
selanjutnya siswa C menambahkan jawaban dari temantemannya. Maka cara
inilah yang dimaksud dengan pemindahan giliran. Cara ini dapat
mempertinggi perhatian dan interaksi antar siswa karena tiap siswa harus
memperhatikan jawaban temannya. Catatan: untuk guru saat memberikan
pertanyaan jangan langsung menunjuk siswa secara langsung, namun berikan
waktu kepada siswa untuk berfikir sejenak dan menjawab pertanyaan dari
guru. Jika saat guru mengajukan pertanyaan tidak ada satupun peserta didik
yang mampu menjawab pertanyaan guru, maka guru berhak menunjuk secara
langsung peserta didik yang hendak menjawab pertanyaan.
e. Kesempatan menjawab pertanyaan secara bergiliran
Agar pembelajaran menjadi aktif maka guru perlu menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan secara acak. Setiap peserta didik memiliki kesempatan
untuk menjawab pertanyaan secara bergiliran. Sehingga apabila peserta didik
“A” kurang tepat dalam menjawab pertanyaan maka peserta didik lainnya
berkesempatan untuk melengkapi jawaban dari pertanyaan tersebut.
Perlu dipahami ada antara komponen penyebaran pertanyaan: dengan
pemindahan giliran. Pemindahan giliran, beberapa siswa secara beargilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,
beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliran menjawabnya kepada
siswa yang berbeda pula.
Contoh pada mata pelajaran ekonomi materi Perilaku Konsumen dan
Produsen. Pertanyaan pertama, “Apa yang saudara ketahui tentang konsumen
dan produsen?”, pertanyaan pertama tesebut dijawab oleh siswa A, kemudian
pertanyaan kedua, “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi?’
pertanyaan kedua dijawab oleh siswa B, selanjutnya pertanyaan ketiga, “ Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi?” pertanyaan ketiga dijawab
oleh siswa C, begitu seterusnya.
f. Memberikan Arahan
Bila jawaban yang disampaikan peserta didik salah atau kurang tepat, maka
guru sebaiknya memberikan arahan kepada peserta didik agar dapat
menemukan jawaban yang benar dengan cara memberikan kata kunci
berdasarkan jawaban pertanyaan tersebut. Ada beberapa cara yang dipakai
guru dalam memberika tuntunan antara lain:
1) Mengulangi pertanyaan yang sama dengan bahasa dan susunan kata yang
lebih sederhana sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik;
2) Apabila peserta didik tidak mampu pertanyaan pertama, maka guru
sebaiknya memberikan pertanyaan dalam bentuk lain guna mengarahkan
peserta didik untuk menemukan jawaban atas pertanyaan pertama;
3) Mengulangi kata-kata penting yang berhubungan dengan pertanyaan yang
diberikan.
g. Memberikan Waktu Untuk Berpikir
Setelah guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, kemudian guru
harus memberikan beberapa menit waktu agar peserta didik dapat berpikir
dan menemukan jawaban atas pertanyaan guru.
(Rusmaini, 2019)

Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar adalah:


1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka
pertanyaan yang diberikan harus jelas dan singkat, serta penyusunan kata-
kata dalam pertanyaan pun harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa.
2. Pemberian acuan
Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan guru memberikan acuan
memungkinkan siswa memakai serta mengolah informasi untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan dan guru tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus
pada pokok bahasan yang sedang dibicarakan.
3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta
Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Penggunaannya pun tergantung
pada tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi yang hendak ditanyakan.
4. Pemindahan giliran menjawab
Pemindahan giliran menjawab dapat dilakukan dengan cara meminta siswa
yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.
5. Penyebaran pertanyaan
Pemberian pertanyaan sebaiknya dilakukan secara acak oleh guru. diharapkan
agar setiap siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan. Pada
penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan untuk dijawab
oleh siswa yang berbeda pula.
6. Pemberian waktu berpikir
Setelah memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan waktu beberapa
detik bagi siswa untuk berpikir. Teknik memberikan waktu berpikir ini sangat
perlu agar siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun
jawaban.
7. Pemberian tuntunan
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, hendaknya guru memberikan
tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.
Pemberian tuntunan dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan
b. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana
c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan
pertanyaan. (Dr. Hj. Helmiati, n.d.)
Prinsip dari kegiatan bertanya Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses
pembelajaran adalah alat atau instrumen pembelajaran, untuk mengkondisikan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan dinamis. Agar pertanyaan
yang diajukan peserta didik dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru
sangat dianjurkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1. Kehangatan
dan keantusiasan; Suasana bertanya atau menjawab harus diciptakan dalam
kondisi yang kondusif dan menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa
tertekan, tetapi merasa aman dan betah mengikuti pembelajaran. 2. Berbahasa
yang jelas; Pertanyaan atau pernyataan disampaikan kepada peserta didik agar
menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah dimengerti/dipahami. 3. Waktu
berpikir; Memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk berpikir
sebelum menjawab pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki waktu untuk
menemukan dan menyampaikan jawabannya. 4. Pemberian acuan; Pertanyaan
yang disampaikan harus membantu peserta didik untuk mengolah informasi
pembelajaran dan menemukan jawabannya, sehingga pertanyaan itu sendiri harus
disertai dengan acuan, agar peserta didik mendapat kejelasan dan memahami
maksud dan tujuan dari isi pertanyaan; 5. Pemerataan/pemindahan giliran;
Pertanyaan yang diajukan, sebaiknya disampaikan secara adil dan merata kepada
setiap peserta didik, agar seluruh peserta didik mendapat kesempatan yang sama
(tidak terjadi monopoli atau diskriminasi) 6. Acak; Pernyataan sebaiknya
diberikan secara acak (tidak berurutan), sehingga perhatian peserta didik
semuanya menjadi terpusat pada kegiatan pembelajaran.

Dapus
Agama, K., Tarbiyah, F., Keguruan, D. A. N., Raden, U. I. N., & Palembang, F.
(2017). BUKU PEDOMAN MICRO TEACHING PLUS.
Dr. Hj. Helmiati, M. A. (2013). MICRO TEACHING Melatih Dasar Mengajar
(2013). Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
Rusmaini. (2019). Kemampuan Dasar Mengajar. In Kemampuan Dasar Mengajar
(Issue 1).
Sihotang, H., & Simorangkir, S. T. (2018). Buku Pedoman Praktik Microteaching.
http://repository.uki.ac.id/1863/1/BUKU PEDOMAN Praktik.pdf
Soares, A. P. (2013). Microteaching Model Tadaluring. In Wade Group (Vol. 53,
Issue 9).

Anda mungkin juga menyukai