Anda di halaman 1dari 134

HAKIKAT

PEMBELAJARAN & PERTEMUAN 1

PEMBELAJARAN
SEBAGAI SUATU SISTEM
HAKIKAT PEMBELAJARAN

Secara etimologis, “pembelajaran” adalah


terjemahan dari bahasa Inggris
“instruction”.

Kata pembelajaran merupakan


perkembangan dari istilah belajar-
mengajar atau proses belajar-mengajar
yang telah cukup lama digunakan dalam
pendidikan formal (sekolah).
LANJ. HAKIKAT PEMBELAJARAN

Mengajar pada awalnya diartikan atau identik dengan


proses penyampaian materi pelajaran dari guru kepada
siswa. Kegiatan mengajar yang diartikan sebagai proses
menyampaikan, akan berimplikasi pada beberapa aktivitas
pengajaran sebagai berikut:
• Berorientasi pada guru (teacher-centered)
• Siswa diposisikan sebagai objek pengajaran
• Pengajaran dibatasi pada tempat dan waktu tertentu
• Tujuan pengajaran difokuskan pada penguasaan materi
pengajaran
LANJ. HAKIKAT PEMBELAJARAN

Mengajar adalah “proses mengatur atau mengelola


lingkungan” pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Implikasi dari
pandangan mengajar sebagai proses mengelola lingkungan
pembelajaran akan terefleksikan melalui beberapa
indikator sebagai berikut:
• Mengajar berpusat pada siswa (student-centered)
• Siswa sebagai subjek belajar
• Proses pembelajaran tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
• Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
LANJ. HAKIKAT PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran yang digunakan saat ini adalah perkembangan dari


istilah belajar-mengajar yang dipengaruhi oleh kognitif holistik dan kajian
teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran. Beberapa implikasi
dari teori tersebut akan tercermin pada beberapa perilaku atau proses
pembelajaran sebagai berikut:
• Belajar tidak hanya sekedar menghafal, namun siswa harus
membangun pengetahuannya
• Hasil belajar tidak hanya untuk memenuhi konsumsi pengetahuan
(kognitif) namun juga harus direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak (aplikasi)
• Dalam belajar siswa harus mengalami sendiri tidak hanya sebagai
penerima dari orang lain (guru)
• Pembelajaran harus membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan
sumber-sumber pembelajaran
• Pembelajaran harus memposisikan siwa sebagai subjek pembelajar
yang aktif
PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM

• Sistem itu bertujuan


Pembelajaran • Sistem memiliki komponen-komponen
sebagai suatu sistem • Sistem dikelilingi oleh sistem lain
memiliki karakeristik • Sistem menjalankan proses transformasi
di samping: • Sistem memiliki mekanisme umpan balik
LANJ. PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU
SISTEM

Komponen (sub sistem pembelajaran)

TUJUAN

EVALUASI MATERI

METODE
LANJ. PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU
SISTEM

Faktor-faktor yang mempengaruhi


sistem pembelajaran

Faktor
Faktor Faktor Faktor
sarana &
guru siswa lingkungan
fasilitas
- PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM
PEMBELAJARAN
- KONSEP DASAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
- KEDUDUKAN DAN FUNGSI PERTEMUAN 2
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
- PRINSIP PENYUSUNAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM
PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran (instructional design),
memproyeksikan aktivitas yang akan dilakukan pada saat
pembelajaran. Pentingnya perencanaan pembelajaran dapat
terlihat terutama dari beberapa segi sebagai berikut:

a. Pertimbangan praktis

• Perencanaan sebagai pedoman atau panduan


• Perencanaan menggambarkan hasil
• Perencanaan sebagai alat kontrol
• Perencanaan sebagai alat evaluasi
LANJ. PENTINGNYA PERENCANAAN
DALAM PEMBELAJARAN

b. Hubungan Kurikulum, Perencanaan dan Pembelajaran

PERENCANAAN
KURIKULUM PEMBELAJARAN HASIL
PEMBELAJARAN
LANJ. PENTINGNYA PERENCANAAN
DALAM PEMBELAJARAN
c. Prinsip penyusunan
perencanaan pembelajaran
(instructional design)

Sesuai dengan kurikulum


yang berlaku
Sesuai dengan kondisi yang
ada
Sesuai dengan model
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Memperhitungkan waktu yang
tersedia

Sistematis dan sistemik

Fleksibel
KONSEP DASAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem yang berisi prosedur


untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan dengan cara yang
konsisten dan reliabel (Branch, 2002).

Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang


akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran yaitu dengan
mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah
kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan
(metode, teknik, alat dan sumber) serta bagaimana mengukurnya
(evaluasi) menjadi jelas dan sistematis (Nana Sudjana, 1988).

Perencanaan pembelajaran merupakan sistem yang terintegrasi dan


terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toeti Soekamto,
1993).
LANJ. KONSEP DASAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Unsur Perencanaan Pembelajaran


Tindakan apa
yang harus
Apa yang harus
Pembelajaran dilakukan untuk
diproses untuk Bagaimana cara
dilakukan untuk mengetahui
mencapai memprosesnya?
mencapai tingkat
sasaran (metode, media,
sasaran apa? pencapaian
tersebut? sumber)
(Tujuan) sasaran
(isi) pembelajaran?
(evaluasi)
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
Kedudukan dan fungsi perencanaan pembelajaran
menurut Charles M. Reigeluth.

Instructional Instructional
Development Implementation
(gambaran model (gambaran
pengembangan pelaksanaan
pembelajaran) pembelajaran)

Instructional
Instructional
Evaluation (memilih
Management
dan
(mengelola proses
mengembangkan
pembelajaran)
model penilaian)
LANJ. KEDUDUKAN DAN FUNGSI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Fungsi perencanaan pembelajaran menurut


Kostelnik
Mengorganisir pembelajaran

Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa


yang harus dilakukan siswa
Menetapkan sarana dan fasilitas untuk
mendukung pembelajaran
Memetakan indikator hasil belajar dan cara
untuk mencapainya
Merancang program untuk mengakomodasi
kebutuhan siswa secara lebih spesifik
Mengkomunikasikan proses dan hasil
pembelajaran
LANJ. KEDUDUKAN DAN FUNGSI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dapat Perencanaan pembelajaran adalah proses mengatur dan mengelola setiap unsur
pembelajaran (tujuan, isi, metode, media dan sumber, serta evaluasi) sehingga
disimpulkan menjadi suatu sistem perencanaan pembelajaran yang utuh dan terintegrasi.
perencanaan
pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah proses penjabaran dari suatu kurikulum ke
mencakup dalam bentuk operasional pembelajaran.

poin-poin di
samping: Perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai alat pengendali sekaligus kontrol
dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran adalah rambu-rambu untuk dijadikan dasar beraktivitas


dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran.

Secara lebih luas perencanaan pembelajaran adalah proses memprogram


pengembangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Ilmiah Konsisten Fleksibel

Relevan Memadai Menyeluruh

Aktual &
Sistematis
Kontekstual
PERTEMUAN 3

TELAAH KURIKULUM 2013:


-STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
-KOMPETENSI INTI (KI)-KOMPETENSI DASAR (KD)
SKL SD/MI/SDLB/PAKET A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan


kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.
KOMPETENSI INTI

• Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk


mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus
dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas
KOMPETENSI INTI KELAS I
1. Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
2. Sikap Sosial Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
3. Pengetahuan Memahami pengetahuan factual dengan cara
mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Keterampilan Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa


yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak
KOMPETENSI INTI KELAS IV
1. Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
2. Sikap Sosial Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru

3. Pengetahuan Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati


[mendengar, melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Keterampilan Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang


jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
KOMPETENSI DASAR
• Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi
Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran

• KD untuk KI-1 dan KI-2 hanya terdapat pada Mata Pelajaran


PPKn dan Pendidikan Agama
CONTOH KD BHS INDONESIA KELAS 1
KD Pengetahuan KD Keterampilan
3.1 Mengenal kegiatan 4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan membaca permulaan (duduk
persiapan membaca wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara
permulaan (cara duduk wajar membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih
dan baik, jarak antara mata tempat dengan cahaya yang terang) dengan benar
dan buku, cara memegang
buku, cara membalik halaman
buku,
gerakan mata dari kiri ke
kanan, memilih tempat
dengan cahaya yang terang)
dengan cara yang benar
4.2 Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk,
3.2 Mengenal kegiatan cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan
persiapan buku, gerakan tangan atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan
menulis permulaan (cara tangan dengan gerakan menulis di udara/pasir/meja, melemaskan jari
duduk, dengan
cara memegang pensil, cara mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus,
meletakkan buku, jarak antara dan lengkung, menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk
mata dan buku, pemilihan huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar
tempat
dengan cahaya yang terang)
yang
benar
PERTEMUAN 4

TELAAH KURIKULUM 2013:


- ESENSI PENDEKATAN SAINTIFIK
- LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Hasil Akhir
Pembelaja Peningkatan dan
keseimbangan antara
ran SOFT SKILLS dan HARD
SKILLS dari peserta didik
(Kurikulum yang meliputi aspek
2013) Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan

SOFT SKILLS HARD SKILLS


• Kemampuan untuk menjadi • Kecakapan dan pengetahuan untuk
manusia yang baik hidup secara layak
27
Keseimbangan Sikap-Keterampilan-Pengetahuan
untuk membangun soft skills dan hard skills
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

PT
Pengetahuan
(Knowledge)
SMA/K Keterampilan
(Skill)

Sikap
SMP (Attitude)

SD

28
PROSES PEMBELAJARAN MENYENTUH TIGA RANAH

1
SIKAP
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
2 Kreatif 3
KETERAMPILAN Afektif
PENGETAHUAN
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,


inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.

29
Proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk
semua jenjang
dilaksanakan dengan
menggunakan Pendekatan
Saintifik

30
Pendekatan
Saintifik
Diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan
pengembangan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik
dalam pendekatan atau
proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah
31
Esensi Pendekatan
Saintifik
Merujuk pada teknik
Merujuk pada teknik
investigasi atas suatu
1 fenomena/gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau
Lebih mengedepankan
mengoreksi dan memadukan
pengetahuan
penalaransebelumnya.
induktif
2 (memandang fenomena atau
situasi secara spesifik untuk
kemudian menarik simpulan
secara keseluruhan)
32
Esensi Pendekatan
Saintifik
Berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat
3 diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip
Memuat serangkaian
penalaran aktivitas
yang spesifik
pengumpulan data melalui
observasi atau eksperimen,
4 mengolah informasi/data,
menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji
hipotesis.
33
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
SAINTIFIK

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentu
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) k Jejaring)

Untuk Semua Mata Pelajaran

34
PERTEMUAN 5

TELAAH KURIKULUM 2013:


- MODel PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
- LANGKAH PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 (PENDEKATAN SAINTIFIK)
- PENERAPAN PEMBELAJARAN STATISTIK
MODUS PEMBELAJARAN DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
(Permendikbud
Proses Nomor 81A/2013)
Proses
Pembelajaran Pembelajaran
Langsung Tidak Langsung
Peserta didik Proses pendidikan
mengembangkan yang terjadi selama
pengetahuan dan proses pembelajaran
keterampilan melalui langsung tetapi tidak
interaksi langsung dirancang dalam
dengan KIsumber
KI belajar kegiatan
KI khusus.
KI
3 4
yang dirancang dalam 1 2
Berkenaan dengan
silabus dan RPP berupa pengembangan nilai
kegiatan-kegiatan 36
dan sikap.
pembelajaran.
Dalam pembelajaran
langsung peserta
didik melakukan
kegiatan belajar :
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan
informasi/
melakukan
• Menalar/ PENDEKATAN
mengasosiasi/ SAINTIFIK
menganalisis
• Mengkomunikasika
n apa yang sudah
ditemukan dalam
kegiatan analisis. 37
LANGKAH KOMPETENSI YANG
KEGIATAN BELAJAR
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN

Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,


MENGAMATI menyimak, melihat ketelitian, mencari
(tanpa atau dengan alat) informasi
Mengembangkan
Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang kreativitas, rasa ingin
tidak dipahami dari apa tahu, kemampuan
yang diamati atau merumuskan
pertanyaan untuk
pertanyaan untuk
MENANYA mendapatkan informasi
tambahan tentang apa membentuk pikiran
yang diamati (dimulai dari kritis yang perlu untuk
pertanyaan faktual sampai hidup cerdas dan
ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik)
belajar sepanjang
hayat

38
LANGKAH
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
PEMBELAJARAN

Mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan,
• Melakukan menghargai pendapat
eksperimen orang lain, kemampuan
• Membaca sumber berkomunikasi,
MENGUMPULKAN
lain selain buku teks menerapkan kemampuan
INFORMASI/
EKSPERIMEN • Mengamati objek/ mengumpulkan informasi
kejadian/aktivitas melalui berbagai cara
• Wawancara dengan yang dipelajari,
nara sumber mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.

39
LANGKAH KOMPETENSI YANG
KEGIATAN BELAJAR
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN
• Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil
eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati
dan kegiatan Mengembangkan sikap
mengumpulkan informasi. jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja
MENGASOSIASIKA
• Pengolahan informasi yang keras, kemampuan
N/
dikumpulkan dari yang menerapkan prosedur
MENGOLAH
bersifat menambah dan kemampuan
INFORMASI
keluasan dan kedalaman berpikir induktif serta
sampai kepada pengolahan deduktif dalam
informasi yang bersifat menyimpulkan.
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan.

40
LANGKAH KOMPETENSI YANG
KEGIATAN BELAJAR
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN

Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
Menyampaikan hasil
kemampuan berpikir
pengamatan,
sistematis,
kesimpulan
MENGKOMU- mengungkapkan
berdasarkan hasil
NIKASIKAN pendapat dengan
analisis secara lisan,
singkat dan jelas, dan
tertulis, atau melalui
mengembangkan
media lainnya .
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar

41
PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK

 Prosespembelajaran yang semula terfokus


pada EEK dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
 Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas,
tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
 Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
 Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal,
tetapi melalui contoh dan teladan.

42
 Gurumengajukan pertanyaan yang dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (High Order Think Skills)
yang mencakup aspek sikap, ketrampilan
dan pengetahuan.
 Gurumemberikan penguatan kepada siswa
dengan jawaban dari rasa ingin tahu para
siswa dalam berdiskusi.
 Guru
menggunakan berbagai media
maupun alat peraga yang menarik

43
- P ENGE MB ANGAN TUJUAN DALAM PE RENCANAAN PEMBELAJARAN
- P ENGE MB ANGAN ISI/MATERI DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN
- P ENGE MB ANGAN PROSES DAN EVALUASI DAL AM PERENCANAAN
PERTEMUAN 6
PE MBEL AJARAN
PENGEMBANGAN TUJUAN DALAM PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

• Rumusan
kualifikasi
Tujuan kemampuan yang
harus dicapai oleh
pembelajara siswa setelah
n melakukan proses
pembelajaran.
LANJ. PENGEMBANGAN TUJUAN DALAM PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Hubungan tujuan dengan kompetensi

Tujuan Kompetensi

Tujuan Pendidikan Standar Pendidikan


Nasional Nasional
Tujuan Institusional Standar Kompetensi
(Lembaga) Lulusan
Standar (SKL)
Kompetensi
Kelompok Mata
Tujuan Kurikuler Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran
Tujuan
Pembelajaran Indikator
Pembelajaran
LANJ. PENGEMBANGAN TUJUAN DALAM PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Empat kriteria dalam merumuskan tujuan pembelajaran

Siapa yang diharapkan harus berubah perilakunya


setelah melakukan proses pembelajaran?

Kemampuan atau perubahan apa yang harus terjadi


setelah melakukan proses pembelajaran?

Melalui kondisi atau proses seperti apa perubahan


perilaku itu diperkirakan harus terjadi?

Bagaimana ukuran perubahan perilaku yang diharapkan


harus dimiliki setelah melakukan proses pembelajaran?
PENGEMBANGAN ISI/MATERI DALAM PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Hilda Taba dalam S. Nasution mengidentifikasi beberapa kriteria dalam


merencanakan dan mengembangkan materi pembelajaran, yaitu:

• Bahan harus valid dan signifikan sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kemajuan IPTEK

• Bahan harus sesuai dengan kondisi sosial siswa

• Bahan harus mengandung keseimbangan antara kedalaman dan keluasan

• Bahan pelajaran harus mencakup berbagai ragam tujuan (pengetahuan, sikap, keterampilan)

• Bahan pelajaran harus sesuai dengan kemampuan dan minat siswa


LANJ. PENGEMBANGAN ISI/MATERI DALAM
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Dalam rancangan kurikulum yang berorientasi pada kompetensi dikemukakan


beberapa persyaratan, prinsip atau ketentuan dalam mengembangkan materi
pembelajaran, yaitu:

Valid

Tingkat kepentingan

Kebermanfaatan

Layak dipelajari

Menarik minat
LANJ. PENGEMBANGAN ISI/MATERI DALAM
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Mengembangkan dan mengelola materi harus dilakukan melalui sistem


pengorganisasian yang cermat dan matang, antara lain dengan memperhatikan
kriteria berikut ini:

Scoop (ruang lingkup bahan)

Sequential (urutan bahan)

Continuity (tingkat
keberlanjutan)

Integrated (luas dan terpadu)


PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI DALAM
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Agar kegiatan pembelajaran yang dirumuskan dalam membuat perencanaan


pembelajaran dapat mencerminkan proses yang optimal, efektif, dan efisien, maka
hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Kegiatan pembelajaran diorientasikan pada pencapaian kompetensi dasar yang
telah ditetapkan.
 Kegiatan pembelajaran dirumuskan secara sistematik dan sistemik.
 Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan aktivitas yang efektif dan efisien.
 Rumusan kegiatan pembelajaran harus memenuhi unsur fleksibilitas.
 Rumusan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa.
 Kegiatan pembelajaran disesuaikan waktu, sarana, dan prasarana yang tersedia.
 Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan materi yang akan dipelajari.
 Kegiatan pembelajaran harus mendorong siswa memanfaatkan sumber belajar
yang luas dan bervariasi.
LANJ. PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI DALAM
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Tiga aspek bahan evaluasi dalam


proses pembelajaran

Evaluasi awal Evaluasi


Evaluasi akhir
pembelajaran proses
LANJ. PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI DALAM
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan kegiatan


evaluasi/penilaian menurut ketentuan BSNP antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi

2. Penilaian menggunakan acuan kriteria

3. Berkelanjutan

4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut

5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang


ditempuh dalam proses pembelajaran
PERTEMUAN
7

PENILAIAN DALAM
KURIKULUM 2013

1 Kebijakan Umum Penilaian

2 Penilaian Proses dan Kompetensi secara Utuh


Landasan Penilaian
 UU No 20 Tahun 2003
 PP No 32 Tahun 2013
 Permendikbud No 54 Tahun 2013(SKL)
 Permendikbud No 65 Tahun 2013(STANDAR
PROSES)
 Permendikbud No 66 Tahun 2013(STANDAR
PENILAIAN)
 Permendikbud
No 67 Tahun 2013(STRUKTUR
KURIKULUM)
 Permendikbud No 81 A Tahun 2013 , Lampiran V
Pengertian
 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar Peserta Didik
 Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan
 Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses)
dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk)
Prinsip dan Pendekatan Penilaian

1. Sahih 1. Pendekatan penilaian: Penilaian


Acuan Kriteria (PAK)
2. Objektif
Prinsip
3. Adil
Pendekatan
2.Didasarkan pada perolehan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
4. Terpadu
3. KKM Pengetahuan dan Keterampilan
5. Ekonomis : > 2.66
6. Transparan 4. KKM Sikap : Baik
7. Menyeluruh dan kesinambungan
8. Sistematis
9. Akuntabel
10. Edukatif
Karakteristik Penilaian

Belajar Tuntas

Autentik

Berkesinambungan

Berdasarkan Acuan Kriteria

Menggunakan Teknik Penilaian Bervariasi


1. Belajar Tuntas

Belajar Tuntas Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik
dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan
peserta didik pada umumnya.

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4),
peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar
dan hasil yang baik.
2. Autentik

 Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan
dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian autentik tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Berkesinambungan

 Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan


secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran
berlangsung.Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester).
4. Menggunakan teknik Penilaian yang Variatif

 Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan,


produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan
penilaian diri.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria

 Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.


Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar
minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan
mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya
dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
No Jenis Penilaian Pelaksana Waktu

1 Penilaian autentik Guru Berkelanjutan


2 Penilaian diri Siswa Sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru Setiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian Guru Terintegrasi dengan proses pembelajaran
(dapat berbentuk penugasan)

5 Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Guru (di bawah koord. Setiap Semester
Akhir Semester satuan pendidikan)

6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari Setiap tingkat kompetensi (tidak bersamaan
Pemerintah) dengan UN)

7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah Setiap akhir tingkat kompetensi (bukan
akhir jenjang sekolah)

8 Ujian Sekolah Sekolah Akhir jenjang sekolah


9 Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Pemerintah Akhir jenjang sekolah
Kompetensi pada akhir jenjang satuan
pendidikan.
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
1. Penilaian Autentik
Waktu: terus menerus (Berkelanjutan) 1. Ujian Tingkat Kompetensi
2. Penilaian Projek ( bukan UN)
Waktu: Akhir Bab/Tema Waktu: Tiap tingkat kompetensi
3. Ulangan Harian 2. Ujian Sekolah
Waktu: Setiap proses pembelajaran Waktu: Akhir jenjang sekolah
4. UTS/UAS
Waktu: Setiap Semester

Guru Sekol
ah
Pemerintah Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Waktu: Akhir jenjang sekolah Penilaian Diri
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi Waktu: Sebelum ulangan
Waktu: Setiap akhir tingkat harian
kompetensi
Ujian Tingkat Kompetensi
Kelas
Tingkat Kompetensi VI Uji Tingkat Kompetensi VI
Kelas XII
Tingkat Kompetensi V Uji Tingkat Kompetensi V
Kelas XI
Kelas X
Tingkat Kompetensi IVa Uji Tingkat Kompetensi IVa
Kelas IX
Tingkat Kompetensi IV Uji Tingkat Kompetensi IV
Kelas VIII
Kelas VII
Tingkat Kompetensi III Uji Tingkat Kompetensi III
Kelas VI
Kelas V
Tingkat Kompetensi II Uji Tingkat Kompetensi II
Kelas IV
Kelas III
Tingkat Kompetensi I Uji Tingkat Kompetensi I
Kelas II
Kelas I
Ruang Lingkup Penilaian

 Observasi  Tes Tulis


 Penilaian diri  Tes Lisan
 Penilaian antar  Penugasan
peserta didik
 Jurnal

Keterampilan
Pengetahuan
Sikap
Pengetahuan
Sikap

•Tes Praktek
• Projek
• Portofolio
Penilaian
Proses Hasil
Selama Pembelajaran Setelah
Pembelajar
Formal
an
Informal
Komentar guru Kegiatan yg disusun
terhadap secara sistematis
dengan tujuan untuk
jawaban/pertanya membuat simpulan
an/komentar tentang kemajuan
siswa peserta didik
Penilaian Proses dan Penilaian Hasil
Kompetensi Teknik Proses Hasil
Observasi (langsung atau v v
tidak langsung)
Sikap Penilaian Diri V
Penilaian teman sejawat V
Jurnal v
Tes Tulis v
Pengetahuan Tes Lisan v
Penugasan v v
Tes Praktik v v
Ketrampilan Projek v v
Portofolio v v
UJIAN TENGAH
SEMESTER
PERTEMUAN 9

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik dan Instrumen Penilaian

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Observasi (langsung Pedoman observasi


atau tidak langsung) Daftar cek dan skala penilaian
disertai rubrik

Penilaian Diri Lembar Penilaian Diri


Sikap
Penilaian Teman Lembar penilaian teman
sejawat (peer sejawat
evaluation)
Jurnal Lembar Jurnal
Penilaian Sikap

Penila
ian
Observas
i Penila Diri
ian
Tema
Jurnal
n
sejaw
at
a. Observasi

 Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b. Penilaian Diri

 Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk


mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antarteman

 Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
d. Jurnal Catatan Guru

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.
Sikap yang Dinilai

Sikap KI/KD
• Jujur Pada:
• Disiplin KI-1 : Sikap Religius
• Tanggung Jawab
• Toleransi KD 1.1; 1.2
• Gotong royong &
• Santun KI-2: Sikap Sosial
• Percaya Diri
KD 2.1; 2.2 dst..
Contoh Instrumen Penilaian Sikap

Penila
ian
Observas
i Penila Diri
ian
Tema
Jurnal
n
sejaw
at
Pedoman Observasi Sikap Spiritual

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom
skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
LEMBAR PENILAIAN DIRI
(Sikap: Jujur)

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….
PETUNJUK
•Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
•berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan
barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman
yang lain
Keterangan :
•SL = Selalu , apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
•SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
•KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
•TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Lembar Penilaian Teman Sejawat
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik yang dinilai : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
5 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah Skor
Pedoman Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor
akhir :

Peserta didik memperoleh nilai :


Sangat Baik : apabila memperoleh skor A – dan A
Baik : apabila memperoleh skor B - , B, dan B +
Cukup : apabila memperoleh skor C -, C, dan C +
Kurang : apabila memperoleh skor D dan D +
Contoh Format Jurnal

Nama : ……………….
Kelas : ……………….

Hari, Tanggal Kejadian Keterangan


Lembar Pengamatan Sikap
Kelas : …………………
Hari, Tanggal : …………………
Materi Pokok : …………………
Sikap

Tanggung Jawab

Gotong Royong
No Nama Siswa

Percaya Diri

Keterangan
Toleransi
Disiplin

Santun
Jujur
Contoh Pengolahan Nilai Rapor

Skor Akhir Nilai


Rata- Akhir
Sikap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata
B
Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.78 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9
Disiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24 B+
Percaya Diri 1.7 2.9 2.3 2.4 3.5 1.4 3.5 1.5 3.6 2.1 2.5 B-
Skor Akhir 2.88 B

Deskresi Catatan :

Menunjukkan sikap baik dalam kejujuran, kedisiplinan, dan percaya diri.


Teknik dan Instrumen Penilaian

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tulis PG, Isian, Jawaban singkat,


menjodohkan, benar-salah, uraian

Pengetahuan Tes Lisan Daftar pertanyaan

Penugasan Lembar penugasan (PR, kliping)


Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan

PG, Isian, Jawaban singkat, Daftar pertanyaan


menjodohkan, benar-salah,
uraian

Tes
Tes Lisan
Tertulis
Penugasan

Lembar penugasan
(PR, kliping)
Contoh Pengolahan Nilai Rapor

Skor Skor Akhir


KD
Tes Penugasan Skala 1 - 100 Skala 1 - 4
3.1 84 90 86 3.44
3.2 76 84 79 3.16
3.3 80 70 77 3.08
3.4 84 87 85 3.40
Rata-Rata Skor Akhir 3.22
Cara Konversi Skor ke skala 1 - 4

Deskripsi Catatan :
Menguasai semua kompetensi dengan baik terutama dalam memahami aspek
ruang dan waktu serta pengertian dinamika interaksi manusia.
PERTEMUAN
10

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

Penilaian Kompetensi Keterampilan

Model Rapor
Teknik dan Instrumen Penilaian

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Contoh

Tes Praktik Daftar cek, skala Bermain peran, IPA,


penilaian Shalat, Olah raga,
Membaca, Menyanyi

Proyek Daftar cek, skala Bakti sosial, pentas


Keterampilan
penilaian seni, Penghijauan

Portofolio Daftar cek, skala Makalah, Piagam,


penilaian Kumpulan Puisi,
Laporan Penelitian
Contoh Instrumen

Tes Praktik

Proyek

Portofolio
Penilaian Proyek

 Penilaian mencakup :
1. Penilaian Proses
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Penyajian
2. Penilaian Hasil
a. Isi laporan
b. Bahasa
c. Estetika
 Instrumen: Pedoman Penskoran
Contoh Lembar Pengamatan Bermain Peran
Kelas : ............................
Kegiatan : Bermain peran
Tema : Proklamasi Kemerdekaan
Aspek Penilaian
Rata-Rata
Nama Partisipasi Penghayatan Peran Kerjasama
Nilai

Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Deskripsi Nilai
Partisipasi  Keterlibatan dalam bermain peran
60 – 100
 Peran dari tokoh yang diperankan
Penghayatan  Penjiwaan terhadap tokoh
Peran  Kesesuaian kostum tokoh 60 – 100
 Semangat bermain peran
Kerjasama  Membantu teman
60– 100
 Tenggang rasa dengan teman
Contoh Penilaian Projek
Kelompok : ……………………..
Kelas : ……………………...
Tema : Semangat dan komitmen pendiri negara

No Aspek Penilaian Skor


A Perencanaan : 1. apabila projek kurang sesuai tema
1. Kesesuaian Tema 2. apabila projek cukup sesuai tema
2. Pembagian Tugas 3. apabila projek sudah sesuai tema

B Pelaksanaan : Masing-masing sub aspek menggunakan


1. Kerjasama skala 1 - 3
2. Kesesuaian dengan rencana
3. Partisipasi anggota

C Pelaporan : Masing-masing sub aspek menggunakan


1. Estetika skala 1 - 3
2. Bahasa
3. Isi laporan

Rata-Rata Skor
Lembar Penilaian Gagasan Kreatif
Kelas : ............................
Nama : ............................
Topik : Energi Alternatif

No Aspek Penilaian Skor Catatan


1 Kebermaknaan Gagasan
2 Pemahaman pengetahuan pendukung
gagasan
3 Argumentasi gagasan
4 Bahasa dan Penulisan
5 Estetika (penjilidan, kerapihan, dll)
Jumlah Nilai
Pedoman penskoran
•5 = sangat baik
•4 = baik
•3 = cukup
•2 = kurang
Pengolaahan Nilai Keterampilan

 Pengolahan nilai dapat menggunakan bobot yang sama


atau berbeda untuk teknik penilaian
 Rumus pengolahan nilai
Contoh Pengolahan Nilai Rapor

Skor Skor Akhir


KD
Tes Praktik Projek Portofolio Skala 1 - 100 Skala 1 - 4
4.1 84  - 90 87 3.48
4.2 76  - 84 80 3.20
4.3  -  60 70 65 2.60
Rata-Rata Skor Akhir 3.09

Cara Konversi ke skala 1 - 4

Deskripsi Catatan :
Memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengamati kebudayaan dan
fikiran masyarakat Indonesia, perlu ditingkatkan dalam mengobservasi dan
menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia
A. PENGOLAHAN NILAI HASIL BELAJAR SIKAP

 Pengolahan Nilai Aspek Sikap


 Penilaian aspek sikapdiperoleh dengan menggunakan instrumen: (1)
observasi; (2) Penilaian diri sendiri; (3) Penilaian antarteman; dan (4) Jurnal
catatan guru. Tetapi dalam pengolahan nilai yang akan diisikan pada buku
rapor, penilaian diri sendiri dan penilaian antarteman hanya digunakan
sebagai bahan konfirmasi, sedangkan jurnal catatan guru digunakan untuk
mengisi saran-saran pada buku rapor.
 Contoh lihat halaman 25-27
b. Pengolahan Nilai Aspek Pengetahuan

Meskipun nilai aspek pengetahuan diolah secara kuantitatif, tetapi yang diisikan
di buku rapor adalah deskripsi kualitatif. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif
tentang apa yang menonjol terkait kemampuan siswa dalam tiap muatan
pelajaran, dan usaha-usaha apa yang perlu untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan ulangan harian, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Menyusun kisi-kisi
b.Menyusun soal sesuai kisi-kisi
c. Melaksanakan ulangan
d. Menganalisis hasil ulangan yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan tiap siswa dari muatan-muatan mata pelajaran dalam satu perangkat
soal.
C. Pengolahan Nilai Aspek Keterampilan

 Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:


 a. Nilai Kinerja atau praktik
 b. Nilai Proyek dan atau produk
 c. Nilai Portofolio
Konversi Nilai Pengetahuan, Keterampilan, Sikap

Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1 1
Rentang Nilai
No. SKOR Nilai
1 0.00 ˂ skor ˂ 1,00 D
2 1,00 ˂ skor ≤ 1,33 D+
3 1,33 ˂ skor ≤ 1,66 C-
4 1,66 ˂ skor ≤ 2,00 C
5 2,00 ˂ skor ≤ 2,33 C+
6 2,33 ˂ skor ≤ 2,66 B-
7 2,66 ˂ skor ≤ B
3,00
8 3,00 ˂ skor ≤ 3,33 B+
9 3,33 ˂ skor ≤ 3,66 A-
10 3,66 ˂ skor ≤ 4,00 A
Ketuntasan Belajar

KD pada Belum
KI-3 dan Tuntas Remedial
KI-4 < 2.66
KD pada Tuntas Melanjut
KI-3 dan kan
KI-4 > 2.66
KD pada
Belum Tuntas Remedial
KI-3 dan 75 % siswa Klasikal
KI-4
KD pada KI-1 Tuntas
..
dan KI-2 BAIK
Kriteria Kenaikan Kelas
 Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan
ketentuan minimal :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal
sama dengan KKM.
3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
4. Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada tiga mata
pelajaran.
5. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15 % dari
jumlah hari efektif.
Kriteria Kelulusan

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran


2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian
akhir untuk seluruh mata pelajaran
3. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
4. lulus Ujian Nasional
-PENGERTIAN, FUNGSI DAN ESENSI SILABUS PEMBELAJARAN
-PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS
PEMBELAJARAN PERTEMUAN 11
- PROSEDUR DAN LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS
MENGEMBANGKAN SILABUS PEMBELAJARAN
PENGERTIAN, FUNGSI DAN ESENSI SILABUS
PEMBELAJARAN

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/kelompok


mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar (BSNP, 2006).

Salah satu fungsi silabus yaitu untuk menentukan garis besar


penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan
penilaian, yang lebih lanjut akan dioperasionalkan lagi dalam RPP.
LANJ. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ESENSI SILABUS
PEMBELAJARAN

• Kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara

Kompetensi konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan,


sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik.

Standar • Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang


menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan,

Kompetensi dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada


setiap tingkat dan/ atau semester.

Kompetensi • Sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta


didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
Dasar untuk menyusun indikator kompetensi.
LANJ. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ESENSI SILABUS
PEMBELAJARAN

Hubungan antara kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran dapat


digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Kurikulum

Silabus

RPP

PEMBELAJARA
N
PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIS PENGEMBANGAN
SILABUS PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip silabus

Ilmiah Relevan Sistematis

Aktual &
Konsisten Memadai
Kontekstual

Fleksibel Menyeluruh
LANJ. PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIS PENGEMBANGAN
SILABUS PEMBELAJARAN

Teknis pengembangan silabus

Dikembangkan oleh guru secara mandiri apabila guru tersebut mampu mengenali seluruh
kebutuhan dan sumber terkait dengan kepentingan pembuatan silabus pembelajaran.

Kelompok guru mata pelaran, yaitu kolaborasi antar sesama guru baik yang terdapat dalam
satu institusi (internal) maupun lalu lintas sekolah (eksternal).

Di SD atau madrasah yang menganut pendekatan guru kelas, pembuatan silabus dapat
dilakukan secara bersama-sama.

Dikerjakan dengan memanfaatkan kelompok kerja guru seperti MGMP atau organisasi profesi
lain.

Model lain yang dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh masing-masing lembaga
(satuan pendidikan).
PROSEDUR DAN LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS
MENGEMBANGKAN SILABUS PEMBELAJARAN

Mengembangkan silabus secara sistematis dapat mengikuti tahap-tahap kegiatan


sebagai berikut:

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2. Mengidentifikasi materi pokok pembelajaran
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
4. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
5. Menentukan jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajar
MENGANALISIS CONTOH-
CONTOH SILABUS DAN
LATIHAN MENYUSUN
SILABUS
- PENGERTIAN RPP
- UNSUR RPP PERTEMUAN 13

- PRINSIP PENGEMBANGAN RPP


PENGERTIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran adalah


proses memilih, menetapkan dan Perencanaan pembelajaran pada
mengembangkan pendekatan, metode dasarnya merupakan pengambilan
dan teknik pembelajaran, menawarkan keputusan yang diwujudkan dalam
bahan ajar, menyediakan pengalaman penyusunan langkah-langkah untuk
belajar yang bermakna, serta pencapaian tujuan pembelajaran agar
mengukur tingkat keberhasilan proses peserta didik memiliki pengalaman
pembelajaran dalam mencapai hasil belajar yang berarti.
pembelajarannya.
UNSUR RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Beberapa manfaat yang bisa diperoleh ketika guru membuat perencanaan


pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajarannya antara lain:

Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan/kompetensi dalam


pembelajaran

Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam pembelajaran

Sebagai pedoman kerja/kegiatan bagi setiap unsur guru dan unsur siswa

Sebagai alat ukur efektif tidaknya sesuatu kegiatan pembelajaran berlangsung

Sebagai bahan penyusunan data informasi tentang keberhasilan pembelajaran


LANJ. UNSUR RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Rencana pembelajaran mengacu pada enam hal penting yang harus dipersiapkan
ketika akan melaksanakan proses pembelajaran, antara lain:
 Pencapaian tujuan yang harus dirumuskan oleh guru berdasarkan GBPP
 Perumusan tujuan belajar yang mengacu kepada pengembangan perilaku khusus
yang akan dicapai pada akhir pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran hendaknya didasarkan kepada pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh siswa
 Proses pembelajaran berorientasi kepada oleh kegiatan pemikiran, mentalitas, dan
perbuatan siswa yang diwujudkan dalam pembelajaran secara aktif (CBSA)
 Optimalisasi pemanfaatan media dan sumber belajar untuk mendukung proses
belajar aktif
 Evaluasi yang didasarkan kepada perubahan perilaku siswa baik yang
direncanakan (instructional effect ) maupun tidak (nurturan effect)
PRINSIP PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Suatu program pembelajaran berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur


pokok, yaitu:

Pemilihan Pengembang
kompetens an sistem
i yang pembelajara
sesuai
Spesifikasi n
indikator
evaluasi Penilaian
untuk
menentukan (evalusi)
keberhasilan
kompetensi
LANJ. PRINSIP PENGEMBANGAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Langkah pengembangan pembelajaran


1. Spesifikasi asumsi
2. Mengidentifikasi kompetensi
3. Menggambarkan kompetensi secara spesifik
4. Menentukan kriteria jenis assesmen
5. Pengelompokkan tujuan dan penyusunan tujuan pembelajaran
6. Desain strategi pembelajaran
7. Mengorganisasikan sistem pengelolaan
8. Melaksanakan uji coba program
9. Menilai desain pembelajaran
10. Memperbaiki program
MENGANALISIS CONTOH-
CONTOH RPP DAN
LATIHAN MENYUSUN RPP
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

PERTEMUAN
15
Esensi pembelajaran terpadu
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
Model pembelajaran terpadu merupakan
dilihat dari aspek proses, waktu, aspek
suatu sistem pembelajaran yang
materi belajar, dan aspek kegiatan belajar
memungkinkan siswa baik secara
mengajar. Pembelajaran terpadu dapat
individual maupun kelompok aktif
dilaksanakan dalam proses pembelajaran
menggali dan menemukan konsep serta
siswa sekolah dasar sesuai dengan
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,
kompetensi dan materi ajar yang terdapat
dan aktif.
dalam kurikulum.

Salah satu model pembelajaran terpadu


yang sangat tepat diterapkan di Sekolah
Dasar adalah “model webbed” (jaring laba-
laba).
Lanj. Esensi pembelajaran terpadu
Keuntungan yang diperoleh dari model pembelajaran terpadu:

Mendorong guru untuk mengembangkan


kreativitas

Memberi peluang untuk mengembangkan situasi


pembelajaran yang utuh

Memotivasi siswa untuk memahami keterkaitan


atau hubungan antar konsep

Menyederhanakan langkah pembelajaran


Unsur pembelajaran terpadu

(2) Mempelajari
(1) Menetapkan mata kompetensi dasar dan (3) Memilih dan
pelajaran yang akan indikator dari mata menetapkan tema atau
dikembangkan pelajaran yang akan topik pemersatu
dipadukan

(4) Membuat matrik atau


bagan hubungan
(5) Menyusun silabus (6) Menyusun satuan
kompetensi dasar dan
pembelajaran terpadu pembelajaran terpadu
tema atau topik
pemersatu
Lanj. Unsur pembelajaran terpadu
Model pelaksanaan, dalam prakteknya dilakukan melalui tiga bentuk kegiatan
sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan Akhir
Pengembangan perencanaan
pembelajaran terpadu
Dalam 1. Penetapan Materi Pelajaran
merancang
perencanaan 2. Penetapan Kompetensi Dasar
pembelajaran
terpadu pada 3. Penetapan Hasil Belajar
tingkat
sekolah dasar 4. Penetapan Tema
harus merujuk
kepada 5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dengan Tema Pemersatu
langkah
perancangan 6. Penyusunan Silabus Pembelajaran Terpadu
perencanaan
pembelajaran 7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
di samping:
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
• merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat
• memberikan pengalaman
pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik
menghubungkan berbagai
gagasan, konsep, keterampilan,
sikap, dan nilai, baik antar mata
pelajaran maupun dalam satu
mata pelajaran
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

•• Pengalaman
Pengalaman dan
dan kegiatan
kegiatan belajar
belajar relevan
relevan dengan
dengan tingkat
tingkat perkembangan
perkembangan dan
dan
1 kebutuhan
kebutuhan anak
anak usia
usia sekolah
sekolah dasar;
dasar;

•• Kegiatan
Kegiatan -kegiatan
-kegiatan yang
yang dipilih
dipilih dalam
dalam pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran tematik
tematik
2 bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;
bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;

•• Kegiatan
Kegiatan belajar
belajar dipilih
dipilih yang
yang bermakna
bermakna dan
dan berkesan
berkesan bagi
bagi peserta
peserta didik
didik
3 sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

•• Memberi
Memberi penekanan
penekanan pada
pada keterampilan
keterampilan berpikir
berpikir peserta
peserta didik;
didik;
4

•• Menyajikan
Menyajikan kegiatan
kegiatan belajar
belajar yang
yang bersifat
bersifat pragmatis
pragmatis sesuai
sesuai dengan
dengan
5 permasalahan
permasalahan yang
yang sering
sering ditemui
ditemui peserta
peserta didik
didik dalam
dalam lingkungannya;
lingkungannya; dan
dan

•• Mengembangkan
Mengembangkan keterampilan
keterampilan sosial
sosial peserta
peserta didik,
didik, seperti
seperti kerjasama,
kerjasama,
6 toleransi,
toleransi, komunikasi,
komunikasi, dan
dan tanggap
tanggap terhadap
terhadap gagasan
gagasan orang
orang lain
lain
FUNGSI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Memberikan kemudahan bagi peserta didik


dalam memahami dan mendalami konsep
materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar karena materi
yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik
TUJUAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

• mudah memusatkan perhatian pada


1 satu tema atau topik tertentu;
• mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi
2 muatan pelajaran dalam tema yang
• sama;
memiliki pemahaman terhadap materi
pelajaran lebih mendalam dan
3 • mengembangkan
berkesan; kompetensi
berbahasa lebih baik dengan
mengkaitkan berbagai muatan
4 pelajaran lain dengan pengalaman
pribadi peserta didik;
TUJUAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

•• lebih
lebih bergairah
bergairah belajar
belajar karena
karena mereka
mereka dapat
dapat berkomunikasi
berkomunikasi dalam
dalam

5
situasi
situasi nyata,
nyata, seperti
seperti bercerita,
bercerita, bertanya,
bertanya, menulis
menulis sekaligus
sekaligus
mempelajari pelajaran yang lain;
mempelajari pelajaran yang lain;

•• lebih
lebih merasakan
merasakan manfaat
manfaat dan
dan makna
makna belajar
belajar karena
karena materi
materi yang
yang

6 disajikan
disajikan dalam
dalam konteks
konteks tema
tema yang
yang jelas;
jelas;

•• guru
guru dapat
dapat menghemat
menghemat waktu,
waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
disajikan

7
secara
secara terpadu
terpadu dapat
dapat dipersiapkan
dipersiapkan sekaligus
sekaligus dan
dan diberikan
diberikan dalam
dalam 22
atau
atau 33 pertemuan
pertemuan bahkan
bahkan lebih dan
dan atau pengayaan;
pengayaan; dan
dan

•• budi
budi pekerti
pekerti dan
dan moral
moral peserta
peserta didik
didik dapat
dapat ditumbuh
ditumbuh kembangkan
kembangkan

8
dengan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
situasi
dan kondisi
dan kondisi
CIRI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

A Berpusat pada anak.

B Memberikan pengalaman langsung pada anak.


Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas
C (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan).
Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam
D satu proses pembelajaran
Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan
E pelajaran).
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
F dengan minat dan kebutuhan anak (melalui
penilaian proses dan hasil belajarnya)
UJIAN AKHIR SEMESTER

Anda mungkin juga menyukai