Keterampilan Menjelaskan
Secara gramatikal kata Menjelaskan mengandung arti membuat jadi jelas. Menjelaskan masalah berarti
membuat permasalahan menjadi lebih jelas. Dalam konteks pembelajaran, kegiatan menjelaskan di
lakukan oleh guru kepada peserta didik atau sebaliknya sedangkan pesan yang di sampaikannya ialah
materi pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru. Oleh karena tu, keterampilan menjelaskan
menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Guru harus mampu menjelaskan berbagai jenis
materi pembelajaran yang di tanyakan atau yang tidak ditanyakan oleh peserta didik. Penjelasan
diberikan agar peserta didikmemahami hubungan sebab-akibat, prosedur. prinsip, atau membuat
analogi Keterampilan menjelaskan bukan untuk membuat peserta didik menjadi hafal tetapi membuat
peserta didik menjadi mengerti dengan apa yang sedang di pelajari
Ada beberapa tujuan menggunakan keterampilan menjelaskan dalam proses belajar mengajar. Tujuan
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil dan hokum-
hukum yang menjadi bahan pelajaran.
2. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan pelajaran
3. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah. 4. Membantu memudahkan peserta didik
dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan
konsep.
7. Melatih peserta didik berfikir logis apabil penjelasan guru kurang sistematis.
Komponen menjelaskan terdiri atas perencanaan dan penyajian penjelasan. Penjelasan yang efektif
harus di recanakan dengan matang dan di sajikan dengan Teknik-teknik yang tepat.
1. Perencanan
Penjelasan yang diberikan guru harus direncanakan dengan baik. Ada dua hal yang harus di perhatikan
guru agar penjelasannya menjadi efektif, yaitu isi materi dan kondisi peserta didik.
a. Isi materi meliputi analisis masalah secara keseluruhan menentukan jenis hubungan yang ada diantara
unsur-unsur yang di kaitkan dan penelaahan hal-hal yang dapat digunakan dalam menjelaskan Masalah
yang dijelaskan lurus di analis secara keselundhan. Apabila ada yang sulit dipahami, maka harus di cari
maknanya. Penentuan jenis hubungan antara unsur-unsur, misalnya berupa perbedaan sifat saling
menunjang, sebab-akibat, dll. Penclatun hal-hal yang dapat digunakan dalam menjelaskan misalnya
dengan menggunakan cara berfikir induktif dan deduktif untuk mengetahui kalimat utama dalam ainea.
b. Kondisi peserta didik Guru hendaknya memerhatikan perbedaan individual setiap peserta didik, baik
tu dalam aspek usia, tugas perkembangan, jent kelimin, kemampuan kesiapan peserta didik,
ketertarikan, latar belakang social budaya. bakat maupun lingkungan belajar peserta didik.
2. Penyajian penjelasan
Setelah perencanaan dilakukan dengan baik, guru harus menyajikan penjelasan dengan teknik-teknik
yang tepat agar mudah dimengerti oleh peserta didik. Teknik-teknik yang tepat di terapkan dengan cara
mengembangkan komponen-komponen keterampilan menjelaskan berikut
a. Orientasi atau pengarahan. Dengan orientasi atau pengarahan berarti mengantarkan peserta didik
pada pokok bahasan yang akan disampaikan Misalnya, mengarahkan peserta didik pada karangan
pembahasan yang akan di pelajari. Dengan begitu, peserta didik menjadi tahu kemana arah
pembelajaran yang akan dilangsungkan.
b. Bahasa yang sederhana. Penjelasan yang diberikan dengan Bahasa yang mudah dimengerti oleh
peserta didik. Bahasa yang mudah dimengerti alah Bahusa yang lancar, tidak berbelit-belt, tidak
menggunakan istilah teknis dan tidak menggunakan tempo. Sering dijumpai orang yang suka
menggunakan kata-kata: eh, anu, apa itu. Guru harus menghindari kata-kata yang tidak perlu disebut.
Selain itu, Bahasa yang mudah dimengerti ialah Bahasa yang tidak berbelt-belit. Selain itu guru juga
perlu menghindari istilah-istilah teknis yang tidak dimengerti peserta didik. Kemudian dalam
menjelaskan, sedapat mungkin guru menghindari kata
kata seperti kira-kira, barang kali, mungkin saja, bisa juga, dll
c. Penggunaan contoh atau ilustrasi Penjelasan sebaiknya di sertai contoh dan austrasi agar menarik
peserta didik komplek yang sulit dan dapat diterima oleh peserta didik dengan mudah apabila dijelaskan
dengan contoh yang konkret dan ilustrasi yang sering terjadi dalam kehidupan peserta didik. Ada dus
pola yang dapat dihkukan guru untuk memberikan contoh berbagai jenis materi pembelajaran. Yaitu
dengan cara, memberikan contoh-contoh terlebih dahulu baru menyampaikan konsep materi Cara
seperti ini disebut dengan cara induktif Sehin itu, ada pula yang menyampaikan konsep terlebih dahulu
laki dilanjutkan memberikan contoh-contohnya. Cara seperti itu disebut cara deduktif. Pemilihan poh
induktif dan deduktif ditentukan oleh jenis materi, usia, dan latar belakang. pengetahuan peserta didik.
Cara ini dimulai dengan menyampaikan konsep kemudian dilanjutkan dengan contoh-contohnya lalu
dijelaskan konsep ligi sebagai penguatan atas apa yang telah disampaikan sebelumnya.
d. Pemberian tekanan. Sering kali guru berbicara Panjang lebar tetapi peserta didik tidak tahu intinya
dari maksud yang dibicaraka. Guru perlu membuat penekanan pokok-pokok yang sedang dibicarakan
agar peserta didik paluam dengan apa yang sedang dibalas. Ada du acara yang dilakukan guru untuk
memberikan penekanan, yaitu menggunakan varasi mengajar dan membuat struktur sajian. Variasi
mengajar, misalnya dengan mengubah monasi suara disertai mimik dan gerak struktur sajian. fisik.
Membuat struktur misalnya memberikan informasi untuk sajian misalnya mengarahkan perhatian
peserta didik kepada tujuan utama sajian misalnya dengan membuat ikhtisar dan pengulangan dan
pengulangan
Misalnya, guru meminta peserta didik menjelaskan kembali apa yang sudah
disampaikan, dan gau meminta peserta didik menyebutkan contoh-contoh yang
berbeda.
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut beberapa prinsip yang dapat dijadikan
pegangan dalam memberikan penjeksan 1. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir
bergantung keperluan, atau
dapat juga diselingi dengan tanya jawab. 2. Penjelasan harus harus relavan dengan tujuan pembelajaran
3. Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan oleh
guru sebelumnya.
didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Diskusi kelompok kecil memungkinkan peserta
didik untuk belajar secara aktif dengan optimal bersama teman temuannya. Jumlah kelompok kecil
berkisar antara 3 sampai 9 orang Kegiatan ini menimbulkan aktivitas mental dan emosional peserta
didik. Hal ini meningkatkan kemampuan interpersonalnya. Tetapi dalam diskusi sering dijumpai peserta
didik malah mengobrol dan keluar dari pelajaran. Oleh karena itu, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil merupakan keterampilan yang sangat penting yang harus dikuasi guru.
Sebagai salah satu abernatif bentuk pembelajaran (Edi Seogito & Yulani Nuran, 2003:
1. Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkommikasi Dalam kelompok kecil, siswa memperoleh
kesempatan yang lebih luas untuk menyatakan pendapat, pikiran, atau perasaannya kepada sesami.
2. Mengkatkan disiplin Dalam kekampok. seorang siswa tidak dapat berbuat semunya tampa
mempertimbangkan kepentingan teman-teman sekelompoknya. Disiplin harus ditegakkan untuk
mencapai tujuan kelompok secara maksimal
Siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajamya. Pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri
dibandingkan dengan teman-teman sekelompoknya merupakan
4. Mengembangkan sikap saling membantu Pembehjaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil
memungkin siswa dapat saling mengenal kekebian dan kekurangannya masing-masing. Guru harus
memanfaatkan
5. Meningkatkan pemahaman
Interaksi tatap muka yang informal yang terjadi dalam kegiatan kelompok
memungkinkan para anggotanya secara langsung dapat bertukar pikiran, berbagi
penting yang sedang dibahas bersama meningkat. Dalam menerapkan keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil guru dapat
merata terkait dengan masalah yang dibahas 2. Dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah memiliki
kemampuan dalam
Guru harus mengorganisasikan peserta didik sesuai dengan pokok bahasan, tujuan, kebutuhan peserta
didik, waktu, dan alat yang tersedia. Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai organisator kegiatan
pembelajaran motivator peserta didik, fasilitator atau penyedia materi dan kesempatan belajar,
konselor, dan sekaligus sebagai peserta kegiatan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan
peserta lain.
Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan setidaknya ada empat kelompok keterampilan
yang harus dikuasai guru. Kelompok keterampilan yang harus dimiliki guru ialah:
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Pembelajaran akan bermakna apabila guru
mampu mengadakan pendekatan secara
pribadi. Pendekatan ini akan membuat hubungan yang memungkinkan peserta didik bebas mengumuk
akan pendapat atau gagasannya. 2. Keterampilan mengorganisasikan
Dapat memberikan orientas uma tentang tujuan, tugas, tata caranya sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan Memvariasikan kegiatan Membentuk kelompok yang tepat. Mengoordinasikan kegiatan.
Memberi perhatian pada tugas dan kebutuhan peserta didik. Kulminasi dapat berupa laporan,
rangkuman
Keterampilan ini memungkinkan gau membantu peserta didik untuk maju tanpa mengalami frustasi
Cara yang bisa dilakukan ialah memberi penguatan dan mengembangkan supervisi Penguatan diberikan
apabila peserta didik dapat melakukan hal yang dinginkan sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Supervisi dilaksanakan diawal, selama proses, dan akhir kegiatan pembelajaran. Apabila guru
menemukan peserta didik yang kesultan guru harus melakukan tindakan sedini muukin. Sedangkan
supervisi diakhir dilakukakan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan yang
diharapkan dan seberapa siap mereka menyerahkan hasil pekerjaannya.
a. Menetapkan tujuan Dengan cara berdaskan atau menyediakan bahan-bahan yang menarik untuk
dipelajari
c. Memberikan nasihat
Dalam hal ini guru harus memberikan rushat atau saran-saran yang memungkinkan peserta didik
mampu mengatasi masalahnya sendiri
d. Memberikan bantuan dalam menilai hasil belajar Peserta didik harus diberi kesempatan untuk
menihi hasil belajarnya sendiri Misalnya dengan meminta peserta didik untuk mencocokan hasil
belajarnya dengan kunci jawaban, atau guru meminta peserta didik untuk saling menilai hasil
pekerjaan temannya.
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
dinginkan dan mengurangi atau mentindakan tingkah laku yang tidak dinginkan,
mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta
mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. (Edi Seogito & Yuliani
Nuran, 2003: 8.5), pengelolaan kelas bertujuan:
a. Memelihara dan menciptakan kondisi belajar yang optimal
d. Merespons secara aktif perikiku peserta didik e. Mengembangan peserta didik agar
bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya Komponen yang bersifat preventif ialah komponen
yang berhubungan dengan tindakan penciptaan dan pemeliharaan kondisa optimal
Keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran yang meliputi keterampilan sebagai berikut.
1. Menunjukkan sikap tanggap Guru yang tanggap terhadap aktivitas peserta didik akan
menimbulkan kesan bahwa
guru hadir bersamanya sebagai pembimbing 2. Memberi perhatian secara visual dan verbal
Perhatian secara visual bisa dalam bentuk pengalihan pandangan atau gerak fisk.
Teguran diperikan untuk mengatasi gangguan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok
peserta didik. Teguran yang diberikan hendaknya tegas dan jelas, tetapi tidak menyakiti hati
peserta didik
6. Memberikan penguatan
Penguatan sangat diperlukan untuk menjaga tingkah laku yang diinginkan dan untuk
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Sedangkan komponen kuratif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan untuk
mengembalikan kondisi belajar menjadi optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons
guru untuk menanggulangi berbagai gangguan yang muncul dari peserta
didik Campur tangan yang berlebihan dapat memberikan kesan bahwa guru tidak memerhatikan
peserta didik, tetapi hanya ingin berkehendak sesuka hatinya sendin Kemudian, hal ini yang
harus dihindari ialah kesenyapan/penghentian tanpa alasan. Biasanya penghentian kegiatan
mengajar yang tanpa alasan karena guru kehabisan bahan ajar atau kemampuan guru yang
terlalu dangkal.
Agar kondisi kelas tetap kondusif, setidaknya ada enam prinsip pengelolaan kelas yang
harus diperhatikan guru. Enam prinsip tersebut yaitu 1. Kehangatan dan antusiasme.
2. Menghadirkan tantangan
3. Membuat variasi mengajar, variasi media, dan variasi interaksi 4. Kelowesan tingkah laku guru
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang pengajar,
sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan pola waktu
yang ditentukan. Dan juga hakkat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan
sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu keterampilan.
Maka seorang pengajar dan pindidik dituntut untuk memiliki kemampuan dasar
1. Bunawi & Moh. Arifin 2012,Etika dan Profesi kependidikan, Ar- RuzzMedia, Jogjakarta
2. http://www.bhataramedia.com/forum/apa-pengertian-hak ikat/