Oleh sebab itu untuk dapat meningkatkan kwalitas dari pendidikan yang ada di
Indonesia dibutuhkan guru yang profesional. Guru profesional mampu untuk
memberikan fasilitas pembelajaran yang baik kepada siswa, sehingga siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi pada dirinya.
Ada sebuah pendapat yang menjelaskan bahwa mengajar adalah proses meneruskan
atau menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa. Dampak dari pendapat
tersebut yaitu guru melaksanakan pembelajaran tanpa memberikan peran aktif kepada
siswa untuk mengembangkan potensi dirinya. Guru menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara terus menerus, sementara siswa berposisi sebagai penerima
informasi. Pembelajaran semacam itu juga disebut sebagai pembelajaran 1 arah.
Pendapat tersebut kini mulai ditinggalkan. Pembelajaran merupakan proses yang
komplek. Pembelajaran dinilai sebagai penggunaan sejumlah keterampilan yang
terintegratif (menyatu) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan siswa untuk
belajar.
Menurut Helmiyati (2013: 43) terdapat 4 keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai oleh guru.
Aktivitas yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran akan sangat menentukan
jalannya proses pebelajaran. Jika dilakukan dengan baik maka proses pembelajaran
selanjutnya (kemungkinan) besar harapan juga akan berjalan dengan baik. Namun jika
dalam proses pembukaan pembelajaran tidak berjalan dengan baikmaka dapat
mengakibatkan kegagalan terhadap proses pembelajaran. Bahkan rencana
pembelajaran yang sudah direncanakan dengan baik dapat tidak sesuai (menjadi tidak
berguna).
Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan membuka pembelajaran.
Memberikan sikap kehangatan dan antusias kepada siswa, seperti sikap ramah,
antusias, bersahabat, hangat dan penuh keakraban.
Menumbuhkan rasa ingin tau yang dapat sistimulus dengan cara bercerita yang
menarik, memperlihatkan gambar, menunjukan sebuah barang, dll.
Mengemukakan ide yang bertentangan. Ide ide yang bertentangan maksudnya
adalah sebuah pendapat yang tidak sesuai dengan apa yang dipahami siswa yang
bertujuan untuk memicu respon siswa, seperti: “saya fikir banjir di kota jakarta bukan
karena sampah” pernyataan tersebut akan memicu respon siswa dan dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk mencari tau.
3. Memberi Acuan
Memberikan acuan adalah memberikan gambaran singkat tentang apa yang akan
dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran. Acuan acuan yang dapat diberikan seperti:
Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada tahap ini guru dapat
melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah siswa pelajari. Untuk membuat
kegitan pembelajaran yang baik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya
yaitu:
1. Meninjau kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:
Meminta siswa untuk merangkum insti poko pembelajaran baik secara tulis atau
dilakukan secara lisan.
2. Mengevalusi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa
memahami materi yang telah ia pelajari. Evalusi dapat dilakukan dalam bentuk:
Mendemonstrasikan ketterampilan
Mengaplikasikan ide baru
Mengekspresikan pendapat
Pemberian soal-soal
B. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-sia jika
penguasaan materi yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh kemampuan dalam
menjelaskan. Oleh karena itu seorang guru juga harus mampu untuk menjelaskan.
C. Keterampilan Bertanya
Keterampilan Bertanya
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan.
Pertanyaan nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.
Maka dari itu seorang guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa,
kemudian memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab
soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Memberikan acuan
3. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
4. Pemindahan giliran menjawab
5. Penyebaran pertanyaan
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntunan
1. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina,
dibentak, atau dimarahi secara berlebihan.
2. Berikan kehangatan dalam penguatan.
3. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
4. Bermakna
5. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau
bahasa tubuh/
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara
lisan. Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. misalnya :
itu bagus,
aku setuju dengamu,
aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
kmau adalah murid yang cerdas
itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.
dll
2. Penguatan non Verbal
Penguatan ini meliputi:
Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa berkelompok dengan baik.
Begitupun dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran dengan pembentukan
kelompok kecil guru harus dapat membina siswa untuk berdiskusi dan berbagi informasi
di dalam kelompoknya.
Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk melakukannya.
Akibatnya yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja dan bahkan ada yan
tidak mau ikut kerjasama. Anak tersebut menjadi patun dan beban dalam kelompok
tersebut.
Hal tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok kecil perlu
dikuasai oleh seorang guru.
Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing kelompok
kecil
1. Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi. Untuk
memusatkan tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan cara : menyampaikan
tujuan dalam diskusi, menyampaikan masalah yang akan di bahas, mencatat aspek-
aspek yang mengganggu jalannya diskusi.
2. Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau pendapat
siswa apakah setiap pendapat yang diutarakan sudah berlandasakan sumber
pengetahuan yang tepat dan memiliki landasan.
3. Meluruskan alur berfikir siswa.
4. Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
5. Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil diskusi.
Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok kecil yaitu:
Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda jika, setiap anda mengajar anda
hanya menggunakan cara mengajar yang itu itu saja. Di tambah lagi jika performa guru
yang masih kuran serta sarana kelas tidak mendukung maka pembelajaran di dalam
kelas menjadi pembelajaran yang paling tidak di sukai. Akibatnya jika siswa sendiri
tidak nyaman dan tidak menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka untuk
menyerap setiap informasi materi belajar.
Perlu diketahui beberapa materi pelajaran ada yang baik jjika dilaksanakan
pembelajaran berkelompok, namun ada kalanya materi pembelajaran yang lebih cocok
dengan pembelajaran peroranan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk
mengajar kelompok kecil dan perorangan.