Anda di halaman 1dari 16

Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Dalam proses pembelajaran guru memegang peran yang sangat penting.

Beberapa pendapat mengakatan guru merupakan kunci kesuksesan dari proses


pembelajaran.

8 keterampilan dasar mengajar


Hal tersebut tentu tepat karena guru yang mengatur setiap kegiatan di kelas. Seperti
memfasilitasi siswa untuk belajar, menentukan materi, media, model, sampai dengan
evalusi pembelajaran.

Semua dilakukan oleg guru.

Oleh sebab itu untuk dapat meningkatkan kwalitas dari pendidikan yang ada di
Indonesia dibutuhkan guru yang profesional. Guru profesional mampu untuk
memberikan fasilitas pembelajaran yang baik kepada siswa, sehingga siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi pada dirinya.

Ada sebuah pendapat yang menjelaskan bahwa mengajar adalah proses meneruskan
atau menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa. Dampak dari pendapat
tersebut yaitu guru melaksanakan pembelajaran tanpa memberikan peran aktif kepada
siswa untuk mengembangkan potensi dirinya. Guru menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara terus menerus, sementara siswa berposisi sebagai penerima
informasi. Pembelajaran semacam itu juga disebut sebagai pembelajaran 1 arah.
Pendapat tersebut kini mulai ditinggalkan. Pembelajaran merupakan proses yang
komplek. Pembelajaran dinilai sebagai penggunaan sejumlah keterampilan yang
terintegratif (menyatu) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan siswa untuk
belajar.

Menurut Helmiyati (2013: 43) terdapat 4 keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai oleh guru.

8 keterampilan dasar mengajar

8 keterampilan dasar mengajar tersebut adalah:


1. keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. keterampilan menjelaskan pembelajaran
3. keterampilan bertanya
4. keterampilan mengadakan variasi
5. keterampilan memberikan penguatan
6. keterampilan mengelola kelas
7. keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
8. keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan penjelasan di bawah ini

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran


Keterampilan Membuka Pembelajaran
Pada proses pembelajaran hal pertama yang dilakukan guru ketika masuk di dalam
kelas adalah “membuka pembelajaran”. Oleh sebab itu komponen dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan membuka pembelajaran.

Aktivitas yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran akan sangat menentukan
jalannya proses pebelajaran. Jika dilakukan dengan baik maka proses pembelajaran
selanjutnya (kemungkinan) besar harapan juga akan berjalan dengan baik. Namun jika
dalam proses pembukaan pembelajaran tidak berjalan dengan baikmaka dapat
mengakibatkan kegagalan terhadap proses pembelajaran. Bahkan rencana
pembelajaran yang sudah direncanakan dengan baik dapat tidak sesuai (menjadi tidak
berguna).

Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan membuka pembelajaran.

Tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran yaitu:


1. Guru dapat mempersiapkan mental, fisik, psikis dan emosional dari siswa.
2. Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
3. Guru dapat menarik minat siswa pada materi pelajaran.
4. Guru dapat menciptakan suasana yang menyenankan.
Cara yang dilakukan dalam membuka pembelajaran yaitu

1. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa.


Ketika anak masuk ke kelas, yang ada di dalam fikiran siswa tidak 100% pada proses
pembelajaran di kelas. Misalnya beberapa anak masih memikirkan betapa
menyenangkannya saat bermain dengan temannya tadi, ataumemikirkan beta lezatnya
bekal sarapan yang dibawa oleh sang bunda, dan berbagai macam fikiran yang
menghiasi otak otak siswa kita ini.

Maka sebelum memulai pembelajaran guru harus memfokuskan perhatian siswa


terlebih dahulu, dengan cara:

 Mengaitkan materi dengan berita-berita akutual (terkini) khususnya yang


berkaitan dengan dunia siswa kita.
 Menyamipaikan cerita pendek yang relevan dengan materi pembelajaran yang
telah dan akan di pelajari.
 MEnggunakan alat bantu berupa media seperti gambar, model skema, video,
alat peraga dan tentu harus relevan dengan pembelajaran.
 Memvariasikan gaya dalam mengajar seperti penguasaan kelas dengan
berpindah posisi saat menyampaikan pembelajaran, seperti di depan, di tengah atau di
belakang kelas.
 Menyinggung tugas-tugas yang telah diberikan atau yang dimiliki oleh siswa.
 Mengadkan persoalan berupa pertanyaan-pertanyaan yang hendaknya berkaitan
dengan persoalan atau aktivitas dari siswa.
2. Menimbulkan motivasi
Dalam kegiatan pembukaan guru juga harus dapat menimbulkan motivasi siswa,
motivasi siswa tersebut dapat ditimbulkan melalui cara-cara sebagai berikut:

 Memberikan sikap kehangatan dan antusias kepada siswa, seperti sikap ramah,
antusias, bersahabat, hangat dan penuh keakraban.
 Menumbuhkan rasa ingin tau yang dapat sistimulus dengan cara bercerita yang
menarik, memperlihatkan gambar, menunjukan sebuah barang, dll.
 Mengemukakan ide yang bertentangan. Ide ide yang bertentangan maksudnya
adalah sebuah pendapat yang tidak sesuai dengan apa yang dipahami siswa yang
bertujuan untuk memicu respon siswa, seperti: “saya fikir banjir di kota jakarta bukan
karena sampah” pernyataan tersebut akan memicu respon siswa dan dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk mencari tau.
3. Memberi Acuan
Memberikan acuan adalah memberikan gambaran singkat tentang apa yang akan
dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran. Acuan acuan yang dapat diberikan seperti:

 Menjelaskan tujuan pembelajaran


 Menyampaikan garis besar pembelajaran seperi kegiatan apa yang akan
dilakukan berkelompok, berdiskusi, presentasi.
4. Mengaitkan pembelajaran yang telah di pelajari dengan materi yang akan di pelajari.
Pada setiap materi pelajaran yang baru, kita juga mengenal materi prasyarat atau
materi yang harus dikuasai oleh siswa sebelum ia menginjak pada pembelajaran di
materi yang baru. Materi prasayarat tersebut di ulangi untuk disampaikan secara rinkas
dan dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.  Untuk itu guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut”

 Mengajukan pertanyaan tentang materi terdahulu yang berkaitan dengan materi


saat ini (materi pra syarat)
 Membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Keterampilan Menutup pembelajaran
Menutup pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran tidak hanya dilakukan pada
akhir pembelajaran (mau pulang) saja. tetapi pada setiap akhir penggalan penggalan
pembelajaran, misal istirahat.

Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada tahap ini guru dapat
melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah siswa pelajari. Untuk membuat
kegitan pembelajaran yang baik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya
yaitu:
1. Meninjau kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:

 Meminta siswa untuk merangkum insti poko pembelajaran baik secara tulis atau
dilakukan secara lisan.
2. Mengevalusi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa
memahami materi yang telah ia pelajari. Evalusi dapat dilakukan dalam bentuk:

 Mendemonstrasikan ketterampilan
 Mengaplikasikan ide baru
 Mengekspresikan pendapat
 Pemberian soal-soal

B. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-sia jika
penguasaan materi yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh kemampuan dalam
menjelaskan. Oleh karena itu seorang guru juga harus mampu untuk menjelaskan. 

Menjelaskan merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara lisan yang


diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara sesuatu hal.
Keterampilan menjelaskan ditunjukan dengan keterampilan dalam menyampaikan
informasi secara terencana, disajikan dengan benar dan memiliki urutan yang tepat.

Mengapa guru harus menguasai keterampilan menjelaskan? Berikut ini alasannya


 Pada umumnya interaksi lisan di dalam kelaas di dominasi oleh guru, sehingga
dengan menguasai keterampilan menjelaskan guru dapat membimbing jalannya proses
belajar di kelas dengan baik.
 Sebagaian besar kegiatan guru adalah informasi sehingga dibutuhkan kegiatan
pembicaraan
Tujuan dari dimilikinya keterampilan menjelaskan bagi guru yaitu:
 Untuk membimbing siswa dalam menggali, meneukan dan memahami informasi
pada materi pelajaran.
 Untuk memperoleh umpan balik dari pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari siswa.
 Melibatkan siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah
 Mendorong siswa untuk berfikir secara logis dan sistematis.
Dalam keterampian menjelasakan ada pokok bahasan penting yang menjadi dasar atau
prinsip. Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam menjelaskan. Menurut
Mulyasa (2007: 80)ada 5 prinsip dalam menjelaskan, adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik
di awal, di tengah maupun diakhir pembelajaran.
2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan
sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar.
3. Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab
pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah
direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi
dasar, dan bermakna bagi peserta didik.
5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar
belakang dan tingkat kemampuan peserta didik
Selain perinsip diatas, dalam melaksanakan keterampilan mengajar guru harus
memperhatikan urutan-urutannya atau disebut dengan langkah-langkah menjelaskan.
Langkah tersebut terdiri atas 5 tahapan yaitu:

1. Menyampaikan informasi : dalam hal ini yang dimaksud menyampaikan informasi


yaitu menyampaikan atau memberitau peserta didik tentang definisi-definisi tentang
materi dalam pembelajaran.
2. Menerangkan : adalah tahap dimana guru menjelaskan istilah-istilah asing yang
belum dipahami oleh siswa.
3. Menjelaskan : pada tahap ketiga yang dimaksud menjelaskan disini adalah
memberikan penjelasan untuk menunjukan “mengapa” “bagaimana” tujuannya untuk
menemukan pola pola hubungan antara informasi dalam pembelajaran.
4. Pemberian contoh : tujuannya yaitu untuk membuat siswa yakin terhadap
informasi yang telah ia terima atau pelajari.
5. Latihan : menempatkan siswa untuk dapat berlatih menemukan sebab akibat dari
informasi yang telah ia pelajari.
Menurut Sudirwo (2002: 107-108) untuk dapat menjelaskan dengan baik, maka seorang
guru harus memperhatikan petunjuk dalam keterampilan menjelaskan. Seperti berikut
ini:

1. Mempergunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata,


ungkapan maupun volume suaranya.
2. Suara harus kedengaran sampai kelas
bagian belakang.
3. Suara bervariasi, kadang-kadang tinggi,
kadang-kadang rendah sesuai dengan nada yang sedang diterangkan.
4. Hindari kata-kata yang tidak perlu; dan
tidak memiliki arti sama sekali misalnya : e…, em…, apa ini…, apa itu….
5. Hindari kata “mungkin” yang salah
pemakaian misalnya harusnya pasti tetapi selalu dikatakan mungkin. Sehingga apa
yang diterangkan karena segala sesuatu selalu memakai kata “mungkin” maka yang
diperoleh oleh siswa adalah bukan kepastian tetapi kemungkinan.
6. Istilah-istilah asing dan baru harus
diterangkan secara tuntas, sehingga tidak mengakibatkan adanya verbalisme di
kalangan siswa.
7. Berbahasalah secara baik dan benar.
8. Telitilah pemahaman siswa terhadap
penjelasan guru, sudah jelas atau belum. Kalau belum jelas ulangilah hal-hal
yang belum dipahami;
9. Berilah contoh yang nyata sesuai dengan
kehidupan sehari hari;
10. Penjelasan dapat diberikan secara
deduktif maupun induktif dan kaitkanlah dengan generalisasi;
11. Sebaiknya mempergunakan multi media
untuk pokok bahasan tertentu;
12. Jelaskanlah dengan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki;
13. Terimalah umpan balik dari siswa terhadap pelajaran guru;
14. Berilah kesempatan siswa memberikan contoh sesuai dengan pengalamannya
masing-masing.
15. Berilah penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang dijelaskan
dengan isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik
konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”.

C. Keterampilan Bertanya
Keterampilan Bertanya
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan.
Pertanyaan nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.
Maka dari itu seorang guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.

Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:


1. membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa
2. Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
4. Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan pembelajaran.
5. Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
6. Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
8. Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
10. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.
Bertanya saja memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses
pembelajaran khususnya sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar
tujuan dari pertanyaan yang disampaikan dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya
dapat menjadi pondasi awal untuk menjadikan siswa belajar secara aktif. Lalu apa
sajakah teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya, sebagai berikut:

1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa,
kemudian memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab
soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Memberikan acuan
3. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
4. Pemindahan giliran menjawab
5. Penyebaran pertanyaan
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntunan

D. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan merupakan segala respon yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam
segala bentuk baik itu verbal maupun tingkah laku dalamrangka untuk mendorong atu
mengkoreksi setiap sikap dan perbuatan yang ditampilkan oleh siswa.

Jadi tujuan dari penguatan adalah :


1. Meningkatkan perhatian dari siswa : Dengan memberikan pengutan kepada
siswa, hal tersebut akan membuat siswa merasa diperhatikan. Dengan seiring
berjalannya waktu jika penguatan dilakukan secara kontinu (berkelanjutan) akan
membuat siswa juga meningkatkan perhatian kepada pembelajaran dari guru.
2. Membangkitkan dan memilihara motivasi belajara : Pengutan nyatanya akan
memberikan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini karena siswa mendapatkan perhatian
dari guru, jika salah siswa akan mendapatkan koreksi jika benar ia akan mendapatkan
dorongan. 
3. Memudakan siswa untuk belajar : Penguatan dapat memberikan siswa
kemudahan untuk belajar, hal ini karena mereka merasa nyaman mendapatkan
perhatian dari guru.
4. Meminimalisir tingkah laku negatif dan membina tingkah laku positif siswa :
Ketika siswa salah diberikan penguatan yang bertujuan agar siswa tidak mengulangi
kesalah itu lagi, sebaliknya jika siswa sudah membuat suatu hal yang benar maka
penguatan positif dapat mendorong siswa untuk membina tingkah laku terseut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan


Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon
kepada setiap tingkah laku dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik,
memberikan pengutan yang salah dapat membuat perkembangan siswa menjadi
terganggu. Maka dari itu ada hal hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan
penguatan, diataranya yaitu:

1. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina,
dibentak, atau dimarahi secara berlebihan.
2. Berikan kehangatan dalam penguatan.
3. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
4. Bermakna
5. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau
bahasa tubuh/
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara
lisan. Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. misalnya : 

 itu bagus, 
 aku setuju dengamu, 
 aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
 apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
 kmau adalah murid yang cerdas
 itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
 aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.
 dll
2. Penguatan non Verbal
Penguatan ini meliputi:

 Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan


wajah,tatapan mata yang tajam, dll.
 Penguatan dengan cara menekati
 Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat
siswa bisa mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta
untuk mengajari teman lainnya (make it fun).
 Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
 Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan
beberapa jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh menyalahkan “iya kamu salah”
tetapi dapat menggantinya dengan “iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi”.

E. Keterampilan Membimbing kelompok Kecil


Pembelajaran saat ini cendrung memberikan siswa untuk berperan aktif encari
informasi secara mandiri. Maka dari itu pembelajaran si setting untuk memberikan
kesempatan siswindaria untuk berkelompok. 

Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa berkelompok dengan baik.
Begitupun dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran dengan pembentukan
kelompok kecil guru harus dapat membina siswa untuk berdiskusi dan berbagi informasi
di dalam kelompoknya. 

Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk melakukannya.
Akibatnya yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja dan bahkan ada yan
tidak mau ikut kerjasama. Anak tersebut menjadi patun dan beban dalam kelompok
tersebut.

Hal tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok kecil perlu
dikuasai oleh seorang guru. 

Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing kelompok
kecil
1. Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi. Untuk
memusatkan tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan cara : menyampaikan
tujuan dalam diskusi, menyampaikan masalah yang akan di bahas, mencatat aspek-
aspek yang mengganggu jalannya diskusi.
2. Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau pendapat
siswa apakah setiap pendapat yang diutarakan sudah berlandasakan sumber
pengetahuan yang tepat dan memiliki landasan.
3. Meluruskan alur berfikir siswa. 
4. Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
5. Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil diskusi. 
Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok kecil yaitu:

1. Guru mendominasi diskusi


2. Membiarkan siswa memonopoli diskusi
3. Membiarkan penyimpangan diskusi
4. Membiarkan siswa tidak bertanya
5. Tidak memperjelas dan mendukung alur berfikir siswa yang salah
6. gagal mengakhiri diskusi secara efektif.
F. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan Mengelola Kelas


Guru adalah yang bertanggung jawab terhadap kelas. baik tidaknya kelas, lancar
tidaknya kelas, itu tergantung dari guru. Pengelolaan kelas adalah salah satu
keterampilan yang harus guru miliki. Keterampilan pengelolaan kelas adalah dasar
sebagai seorang guru. Guru dituntut untuk mampu mengoptimalkan kondisi belajar di
kelas dan mengembalikan seperti semula jika dirasa ada gangguan dalam
pembelajaran.

Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan, mengembalikan dan


mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di dalam kelas.

Sebagai contoh pengelolaan kelas adalah:

 Menghentikan tindakan siswa yang tidak baik dan mengundang kegaduhan di


dalam kelas.
 Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
 Penetapan atran kelas yang efektif dan efisien.
Tujuan dari pengelolaan
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak
ada anak yangberhenti karena tidak
tahu akan tugas yang diberikan padanya
2. Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang
waktu,artinya tiap anak akan
bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikantugas yang diberikan kepadanya.
keterampilan pengelolaan kelas untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dapat dilakukan dengan cara: 
 Menunjukan sikap tanggap. Misalnya membuat siswa merasa bahwa guru hadir
bersama mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Cara ini dilakukan dengan cara
memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan
memberikan reaksi pada serian gangguan dan kekacauan.
 Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
 Menegur : Teguran yang efektif harus memperhatikan : 1) jelas, tegas, dan
menuju pada siswa yang menggangu, 2) menghindari peringatan yang kasar, 3)
menghindari ocehan yang berkepanjangan.
 Memberikan penguatan

G. Keterampilan Mengadakan variasi


Keterampilan dasar mengajar selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan keterampilan untuk melakukan variasi.  Melakukan variasi yang dimaksud
disini yaitu melakukan variasi dalam mengajar.

Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda jika, setiap anda mengajar anda
hanya menggunakan cara mengajar yang itu itu saja.  Di tambah lagi jika performa guru
yang masih kuran serta sarana kelas tidak mendukung maka pembelajaran di dalam
kelas menjadi pembelajaran yang paling tidak di sukai. Akibatnya jika siswa sendiri
tidak nyaman dan tidak menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka untuk
menyerap setiap informasi materi belajar.

Namun dengan bervariasinya pembelajaran dapat membuat siswa lebih nyaman,


mereka tidak lagi bosan dengan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan
dengan metode atau cara itu itu saja.

Tujuan dari diadakannya variasi pembelajaran yaitu


1. Meningkatkan perhatian siswa
2. Melayani kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda
3. Menumbuhkan minat siswa untuk belajar
4. Menghilangkan kebosanan siswa
Sementara manfaat yang dapat diperoleh dari variasi pembelajaran yaitu:
1. Siswa memiliki perhatian yang tinggi pada pembelajaran.
2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
3. Tumbuhnya sikap sikap positif siswa di dalam proses belajar.
4. Siswa mendapatkan wadah belajar sesuai dengan cara belajar mereka.

Bentuk-bentuk variasi mengajar guru diantaranya:


1. Variasi dalam gaya mengajar
 variasi suara : variasi suara merupakan perubahan pada suara, seperti keras
menjadi lembut, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih,
dan penekanan kata pada bagian-bagian tertentu.
 pemustan perhatian siswa : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap penting, dapat dilakukan oleh guru. Misalnya :  “perhatian ini”, “ini penting
untuk kalian semua ketahui”, “menunjuk arah bagiann yang penting”, dll.
 kesenyapan atau kebisuan guru : diam secara tiba-tiba dari guru merupakan salah
satu alat yang baik untuk meminta perhatian dari siswa. Perubahan keadaan dari yang
sebelumnya berbicara menjadi senyap, berkesibukan menjadi diam dapat menarik
perhatian siswa.
 Melakukan kontak pandang dengan siswa : jika guru sedang berbicara dengan
siswa, hendaknya pandangan juga menyapu ke seluruh kelas dan siswa. Hal ini
memperlihatkan adanya hubungan intim antara guru dengan seluruh siswa. Kontak
mata dapat digunakan untuk menyampaikan infromasi atau mengetahui pemahaman
siswa.
 Gerak badan mimik : variasi ini adalah variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak
kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya dapat digunakans ebagai sarana komunikasi.
Gunakan berbagai macam variasi ini untuk menyampaikan pesan kepada siswa.
 Pegantian posisi guru di dalam kelas : perubahan posisi guru ini dapat digunakan
untuk mempertahankan perhatian siswa (kelas). Ada kalanya guru berada di depan
kelas, di tengaah atau di belakang. Guru hendaknya menguasai kelas, tidak kikuk
hanya berada di depan kelas (depan meja guru, depan papan tulis, dan bolak balik).

2. Variasi guru dengan siswa


Variasi komunikasi guru dengan siswa sangat beragam, seperti : kegiatan yang
didominasi guru, kegiatan tanya jawab, kegiatan presentasi yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menyampaikan, kegiatan diskusi.
Interaksi dengan siswa harus bervariasi supaya tidak menimbulkan kejenuhan.

3. Variasi media atau alat alat pembelajaran


Penggunaan media atau alat yang bervariasi dapat membuat siswa selalu antusias
dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru. Meski begitu guru harus
memperhatikan aspek aspek cara belajar siswanya. Ini penting karena setiap siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda beda. Guru harus mampu untuk memfasilitasi
setiap anak untuk belajar dengan potensinya msing-masing.
H. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok
Kecil
Keterampilan ini adalah keterampilan guru dalam memfasilitasi siswanya untuk belajar
baik secara individu maupun berkelompok. Karena pembelajaran di dalam kelas tidak
melulu berkelompok maka guru juga harus mampu untuk mengelola pembelajaran
secara individu.

Pembelajaran dengan perorangan dan kelompok kecil memungkinkan guru untuk


memberikan perhatian kepada siswa dan terjalinnya hubungan yang lebih akrab antara
guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.

Perlu diketahui beberapa materi pelajaran ada yang baik jjika dilaksanakan
pembelajaran berkelompok, namun ada kalanya materi pembelajaran yang lebih cocok
dengan pembelajaran peroranan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk
mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Ciri-Ciri dari pembelajaran perorangan dan kelompok kecil adalah


1. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan
siswa, siswa ke guru dan siswa dengan siswa lainnya).
2. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
cara, minat, dan kecepatan masing-masing.
3. Guru melakukan
bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
4. Siswa sejak awal
pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan dipelajari
maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
Komponen keterampilan yang harus dikuasai
1. Mengidentifikasi topik
pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan model
pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan pendekatan
kelompok kecil dan perorangan.
2. Pengorganisasian,
yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap unsur/komponen
pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan
metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
3. Memberikan kulminasi,
yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, harus
diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat rangkuman,
pemantapan, laporan, dsb.
4. Mengenal secara
personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan perorangan debgan
efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan lebih baik
secara lebih mendalam.
5. Mengembangkan bahan
belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar secara perorangan guru
harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual. Seperti
dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan
siswa dapat belajar sesuai dengan caranya masing-masing.
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai