terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa “metode tanya jawab adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru.”
Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987:119) menyatakan bahwa metode tanya jawab ini
dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih
lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus,
ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.
Sementara itu, dalam Petunjuk Teknis Kurikulum 1994 (1996:26) dinyatakatan bahwa “metode tanya
jawab adalah suatu cara mengajar atau menyajikan materi melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut.
Penggunaan metode ini dengan baik dan tepat, akan dapat merangsang minat dan motivasi siswa
dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab adalah:
2) Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban).
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode tanya jawab adalah suatu
metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara pengajuan-pengajuan pertanyaan yang mengarahkan
siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk menghindari penyimpangan dari pokok persoalan, penggunaan metode tanya jawab harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan tanya jawab sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus dan berpusat pada
tingkah laku siswa.
d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
Berdasarkan langkah-langkah yang di atas, maka tindakan guru dalam menggunakan metode tanya
jawab harus dipersiapkan secermat mungkin dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami.
5. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang sifatnya
pengembangan atau pengayaan.
6. Memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang relevan dan sifatnya
pengembangan atau pengayaan.
8. Memberi tugas kepada siswa untuk membaca materi berikutnya di rumah dan menulis
pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tanya jawab adalahseorang guru dalam memberikan
tanya jawab harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
3) Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menilai jawaban yang diberikan
temannya.
Agar penggunaan metode tanya jawab menjadi efektif, ada beberapa hal penting yang perlu mendapat
perhatian guru, yakni:
1) Mempersiapkan Pertanyaan:
2. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang baik yang akan diajukan kepada siswa. Ciri-ciri pertanyaan
yang baik adalah sebagai berikut:
a. Pertanyaan yang berhubungan dengan pokok atau topik materi yang dibahas. Dalam hal ini, yang
perlu ditanyakan adalah bagian-bagian atau hal-hal penting dari topik atau pokok materi itu.
Usahakanlah tidak menanyakan sesuatu yang tidak penting.
d. Gunakan kalimat yang singkat. Hindarkan bahasa atau istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh siswa.
f. Pertanyaan yang tidak terlampau mengehendaki jawaban atau fakta atau jawaban ya atau tidak.
g. Pertanyaan yang dapat menumbuhkan respons bagi siswa untuk mencari dan menemukan
jawabannya.
h. Sekalipun dapat dilakukan bersamaan pada waktu pengajuan pertanyaan, sebaiknya rencanakanlah
bentuk atau jenis pertanyaan yang akan diajukan sesuai dengan petunjuk taksonomi Bloom
sebagaimana yang telah dijelaskan.
Dengan memperhatikan bentuk atau jenis pertanyaan yang telah direncanakan, dalam mengajukan
pertanyaan perlu diperhatikan petunjuk berikut ini.
a. Cara bertanya
Pertanyaan pemberian acuan (structuring) adalah bentuk pertanyaan yang didahului dengan pertanyaan
yang berisi dan mendekati informasi sesuai dengan jawaban yang diharapkan, agar siswa dapat
menggunakan atau mengolah informasi itu untuk menemukan jawaban pertanyaan.
b) Pemusatan (focusing)
Dilihat dari scope (lingkup materi) yang ditanyakan, ada pertanyaan luas dan ada pertanyaan sempit.
Dari pertanyaan luas itu kita perlu memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu yang penting dalam
bentuk pertanyaan. Inilah yang dinamakan pertanyaan pemusatan (focusing).
d) Mengadakan pelacakan
Mengadakan pelacakan dapat digunakan guru dengan pertanyaan pelacak, yang termasuk keterampilan
bertanya lanjut. Apabila jawaban yang diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak
kepada siswa tersebut. Sedikitnya ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru,
yakni: (a) klarifikasi, (b) meminta siswa memberikan alasan, (c) meminta kesepakatan pandangan, (d)
meminta ketepatan jawaban, (e) meminta jawaban yang lebih relevan, (f) meminta contoh, dan (g)
meminta jawaban yang lebih kompleks.
(1) Mulailah dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab dengan siswa. Hindarkan
suasana yang tegang atau yang dapat membuat siswa tercekam rasa takut.
(2) Penyampaian pertanyaan dengan tenang tetapi bersemangat dan dengan suara yang jelas.
(3) Usahakan supaya tidak sering mengulang pertanyaan, agar semua siswa selalu penuh perhatian.
(4) Apabila terpaksa menggunakan istilah asing yang belum diketahui siswa dalam rangkaian suatu
kalimat, jelaskanlah arti istilah itu, tetapi bukan penjelasan yang merupakan jawaban.
(6) Dalam kenyataan, pada akhir penjelasan bagian topik atau topik tertentu, guru sering memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Terhadap pertanyaan siswa ini, beberapa teknik yang dapat
dilakukan guru ialah:
(7) Usahakan agar guru tidak langsung menjawabnya, maksudnya untuk merangsang berpikir siswa
lainnya. Berikanlah kesempatan siswa lainnya untuk menanggapi atau menjawabnya, selanjutnya baru
guru menyempurnakan jawaban itu apabila diperlukan.
(8) Rangsanglah agar banyak siswa yang bertanya terhadap apa yang dibahas, agar siswa tidak berada
dalam keraguan selamanya.
1. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan atau mencari jawaban.
2. Jangan memaksa siswa tertentu menjawab dengan mendesaknya, sebab siapa tahu dia belum
menemukan jawaban.
3. Apabila jawaban siswa tidak benar, janganlah dibesar-besarkan kesalahan atau kelemahannya,
sebab itu dapat mematahkan semangatnya dan semangat siswa lainnya.
4. Berikan penguatan (reinforcement) dengan segera terhadap jawaban siswa yang ada benarnya
5. Penguatan verbal: seperti dengan kata-kata: baik, benar, bagus, tepat, atau sempurna.
6. Penguatan nonverbal; seperti dengan gerakan-gerakan mimik muka yang senyum, mengangguk-
angguk, mengacungkan jempol, menepuk-nepuk badan siswa atau berjalan dengan mendekati siswa.
7. Penguatan campuran (verbal dan nonverbal); seperti sambil mengatakan benar atau bagus, ketika
itu juga mengacungkan jempol atau mengangguk-anggukkan kepala dan sebagainya.
Setelah berlangsungnya tanya jawab sebagai cara penyajian pelajaran kepada siswa, sebaiknya guru
mengadakan penilaian yang antara lain meliputi:
a) Apakah pertanyaan yang diajukan dan jawaban siswa telah terarah sesuai dengan pokok materi yang
dibahas.
d) Apakah tanya jawab itu dapat membina keberanian dan keterampilan siswa dalam mengemukakan
pendapat.
Selain itu dipandang penting pula tindak lanjut dari tanya jawab, antara lain:
1) Guru sebaiknya menjelaskan kembali secara keseluruhan tentang pokok materi yang dibahas melalui
Tanya jawab itu, terutama bagian-bagian penting tertentu yang kiranya perlu mendapat penekanan dan
kaitan satu bagian dengan bagian-bagian lainnya.
2) Memberi tugas tertentu lebih lanjut kepada siswa dengan tujuan agar siswa memperoleh pengayaan
dan pendalaman terhadap materi yang telah dibahas.
Selain menggunakan langkah-langkah dari metode tanya tersebut seorang guru harus mengetahui dan
melakukan beberapa prinsip penggunaan metode tanya jawab diantaranya yaitu:
a. Penyebaran (distribution)
Agar siswa banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau perlu secara merata.
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru sepatutnya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir sejenak kemudian baru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
Suatu saat guru ingin meningkatkan jawaban siswanya.Untuk itu dapat digunakan teknik probbing
(pelacak) agar jawaban siswa meningkat menjadi lebih sempurna. Adapun teknik pelacak yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut :
1) Klasifikasi
Guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa menjelaskan atau mengatakan
dengan jawaban atau kata-kata lain sehingga jawaban siswa tersebut menjadi lebih baik.
Guru dapat meminta siswa mengemukakan alasan atau pendapat yang telah dikemukakan dalam
menjawab pertanyaan.
Suatu saat guru dapat meminta kepada para siswa untuk memberikan pandangan atas jawaban yang
dikemukakan oleh teman mereka. Siswa yang lain dapat menerima atau menolak pandangan tersebut
atau menambahkan sehingga diperoleh kesempatan jawaban yang disetujui bersama.
Guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban apabila jawaban siswa kurang tepat, agar
diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Pertanyaan yang diajukan tidak
boleh membuat siswa tertekan, malu atau rendah diri.
Guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya, atau
mengemukakannya kembali dengan kata- kata lain sehingga jawaban yang kurang tepat menjadi tepat
dan benar.
6) Meminta Contoh
Guru dapat meminta siswa itu untuk memeberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang
dimaksudnya.
Guru dapat meminta siswa untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pendapatnya tadi.
Suatu metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar sudah barang tentu mempunyai kelebihan
atau keunggulan dan kekurangan, begitupun dengan metode tanya jawab. Menurut Sudirman
(1991:118); metode tanya jawab banyak memiliki kelebihan, seperti yang diungkapkan di antaranya:
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Bahkan siswa yang sedang ribut
sekalipun, apabila guru melontarkan sebuah pertanyaan, biasanya keributan langsung berubah menjadi
tenang kembali. Siswa yang mengantuk, biasanya segera kembali tegar dan hilang kantuknya.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatnya.
4. Metode ini dapat mengetahui kemampuan berpikir siswa dan kesistematisannya dalam
mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam jawabannya.
5. Metode ini dapat mengetahui sampai sejauh mana penguasaan siswa tentang apa yang sedang dan
atau telah dipelajari. Dengan demikian, dapat pula dijadikan sebagai bahan introspeksi bagi guru dalam
hal cara mengajar yang telah dilakukannya.
6. Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan
penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah,
surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.
Berikut uraian di atas keunggulan atau kelebihan metode tanya jawab : 1) Kelas akan hidup karena anak
didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara. 2) Baik sekali untuk melatih anak didik
agar berani mengemukakan pendapatnya. 3) Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.
Beberapa kelemahan atau kekurangan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut:
1. Siswa sering merasa takut, apalagi kalau guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai
dua atau tiga orang.
4. Guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar. Biasanya guru kurang terbuka, dalam arti
ingin jawaban siswa selalu sesuai dengan keinginannya.
5. Siswa yang tidak biasa atau salah menjawab pada waktu itu belum tentu ia bodoh, siapa tahu karena
disebabkan oleh tergesa-gesa menjawab, kurang waktu untuk memikirkan jawaban, atau kurang
mempelajari materi yang sedang atau telah dibahas pada waktu lain.
6. Apabila jumlah siswa puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa. Sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang berbicara,
sedangkan banyak siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.
7. Dengan tanyajawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam
mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan
pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
Bermacam bentuk atau jenis pertanyaan menurut para ahli dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar, bergantung pada sudut pandangannya. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada
sudut pandang yang didasarkan atas taksonomi Bloom, yakni sebagai berikut:
Kata-kata yag biasa digunakan biasanya: siapa, apa, di mana, kapan, definisi, ingat, kenal.Contoh:
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui pemahaman siswa bahwa ia telah memepunyai pengertian
yang cukup untuk mengorganisasi dan menyusun materi yang telah diketahuinya. Yang dituntut dari
siswa lebih dari sekadar mengingat kembali informasi, yaitu kemampuan memberikan deskripsi dengan
kata-kata sendiri dan menggunakannya dalam bentuk perbandingan-perbandingan.
Kata-kata yang sering digunakan ialah: deskripsikan, uraikan, bandingkan, cari perbedaan,
sederhanakan, katakan dengan kata-katamu sendiri, jelaskan ide pokok dari …
Contoh:
Bentuk pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan informasi yang
telah didapat dan dipahami ke dalam pemecahan suatu masalah dari suatu aturan, generalisasi,
aksioma, atau suatu proses.
Kata-kata yang biasa digunakan seperti: terapkan, klasifikasikan, gunakan, pilih, manfaatkan, tulis sutau
contoh, berapa banyak, yang mana, apakah.
Contoh:
c. Dari contoh-contoh kejadian berikut ini, mana yang merupakan kata berimbuhan berawalan ber- ?
4) Pertanyaan Analisis
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui kemampuan siswa berpikir secara kritis dan mendalam. Siswa
dituntut untuk:
b. Mempertimbangkan dan menganalisis informasi, agar diperoleh kesimpulan atau generalisasi atas
dasar informasi itu.
c. Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat
mendukung atau menolak suatu kesimpulan atau alasan tertentu.
Kata-kata yang dapat digunakan seperti: identifikasi, apa motif atau sebab-sebabnya, buat kesimpulan,
tentukan kejadian, dukungan, analisis, mengapa. Contoh:
c. Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil setelah membaca karya sastra itu?
5) Pertanyaan Sintesis
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui kemampuan berpikir lebih tinggi dalam bentuk pikiran original
(murni) dan kreatif.
b. Membuat ramalan.
Kata-kata yang digunakan seperti: perkirakan, hasilkan, tulis, rencanakan, kembangkan, sintesiskan,
konstruksikan, bagaimana kita bisa meningkatkan, apa yang akan terjadi jika…, bagaimana kita
memecahkan persoalan ….. Contoh:
2) Tuliskan surat tentang isyu sosial yang ada sangkut-pautnya dengan Anda kepada editor suatu
majalah!
3) Membuat ramalan.
5) Akibat-akibat apa yang dapat terjadi jika seorang anak kekurangan gizi?
b. Memecahkan masalah.
1) Bagaimana cara mengukur tinggi suatu gedung jika kita tidak bisa masuk ke dalamnya dan tidak bisa
pula memanjat dindingnya?
2) Dari mana kita memperoleh uang untuk membiayai pembangunan bangsa ini?
6) Pertanyaan Evaluasi
Bentuk pertanyaan evaluasi ini termasuk pertanyaan tingkat tinggi di samping pertanyaan sintesis. Siswa
dikembangkan kemampuan berpikirnya melalui penggunaan proses-proses mental yang tinggi. Dalam
hal ini siswa dituntut untuk dapat membuat keputusan tentang baik-tidaknya suatu ide, pemecahan
masalah, suatu karya seni, atau pendapatnya mengenai isyu tertentu yang sedang berkembang.
Kata-kata yang dapat digunakan seperti: apa argumentasinya, putuskan, evaluasi, berikan pendapatmu,
yang mana gambar yang paling baik, apakah Anda setuju, apakah hal itu akan lebih baik. Contoh:
1) Apakah anak-anak diberi keleluasaan membaca sembarang buku yang mereka ingini tanpa
mempertimbangkan akibat-akibatnya?